Anda di halaman 1dari 19

 

TERAPI ANTIBIOTIK PADA PENATALAKSANAAN


KASUS INFEKSI PADA MATA

Oleh:
Yu l i a n a ( 7 1 2 0 1 9 0 8 0 )

Pembimbing:
dr. Septiani Nadra Indawaty Sp.M
 
 
Pendahluluan
2

Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi


pada mata, ada beberapa jenis obat yang digunakan,
salah satunya adalah antibiotik yaitu zat yang
dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang
dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba
jenis lain.
salah satu bentuk sediaan obat yang digunakan untuk
mata adalah tetes mata. Obat tetes mata adalah
sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan meneteskan obat pada selaput
lendir mata disekitar kelopak dan bola mata
Mikrobiologi Mata dan Infeksi Mata
3

Staphylococcus merupakan kuman tersering sebagai


flora normal di kulit dan konjungtiva

tetapi dapat juga menyebabkan infeksi follikel cilia


(hordeolum), blefaritis akut dan blefaritis kronis,
infeksi aparatus lakrimal, konjungtivitis akut,
keratitis dan setelah terjadinya septikemia dapat
menyebabkan endoftalmitis.
Mikrobiologi Mata dan Infeksi Mata
4

Infeksi pada mata dapat berupa spektrum yang luas


mengenai jaringan mata mengenai jaringan mata
mulai dari bagian depan bola mata (anterior
segment), bagian belakang bola mata (posterior
segment) sampai ke adnexa dan jaringan sekitar

Sedangkan infeksi pada segmen belakang bola mata


berupa endoftalmitis dan panoftalmitis,
Mikrobiologi Mata dan Infeksi Mata
5

Kendala dalam pemberian antibiotik adalah


menunggu hasil kultur yang lama maka pemberian
antibiotik empiris menjadi pilihan awal untuk
mencegah keadaan klinis menjadi lebih buruk
Prinsip Umum Pemakaian Antibiotik
6

Antibiotik mampu membunuh kuman mempunyai


sifat bakteriosidal Aminoglikosida dan
Fluroquinolon
menghambat pertumbuhan kuman bersifat
bakteriostatik Tetrasiklin dan Chloramphenicol
Pemberian antibiotik secara topikal pada umumnya
mampu mengantarkan antibiotika pada tempat
infeksi dengan konsentrasi tinggi.
Prinsip Umum Pemakaian Antibiotik
7

Berbagai faktor yang mempengaruhi penetrasi


intraokuler obat ialah
 muatan (charge) obat
 status epitel kornea
 derajat peradangan,
 formulasi obat,
 konsentrasi obat dan dosis obat.
Prinsip Umum Pemakaian Antibiotik
8

Apabila pemberiannya lebih dari 1 macam


antibiotika, maka perlu diberikan waktu jeda
antara paling tidak 5 menit diantara obat satu
dengan obat lainnya, untukmenghindari
terjadinya “Washout”
Metode Pemberian
9

Larutan dan Suspensi


Larutan mengandung obat aktif terlarut dalam
medium cair. suspensi, obat terbagi menjadi bagian
tidak larut dalam media cair (berisfat sangat halus)
dan cairan pelarut.
Salep
Merupakan kombinasi obat aktif digabungkan dengan
vehiculum yang meleleh saat obat kontak dengan
mata. Salep kemudian perlahan menyebar, dan obat
aktif dilepaskan sehingga waktu kontak meningkat
Metode Pemberian
10

Ada dua cara penetesan Antibiotik tetes mata cara


pertama obat diteteskan di konjungtiva bulbar
konjungtiva bulbar superior dengan posisi kepala
pasien ke bawah dan kelopak mata atas ditarik.
 Cara kedua obat mata diteteskan dengan posisi
kepala pasien menghadap ke atas sehingga aksis
optikal searah sumbu vertikal, kelopak mata bawah
ditarik dan kelopak mata atas ditahan.
11
Mekanisme Kerja Obat pada Mata
12
Aminoglikosida
13

Gentamisin, Tobramycin
Indikasi: konjungtivitis, keratitis, blepharitis, infeksi
periorbita, endofltalmitis
Farmakodinamik: mengikat pada subunit 30S dari
Ribosom maka subunit 70S tidak terbentuk sehingga
terjadi inhibisi sintesis protein.
Sediaan/Dosis: Gentamisin 0,3 % salep dan tetes
mata, Tobramycin 0,3% salep dan tetes mata
Quinolon
14

Ciprofloxacin, Levofloxacin,Ofloxacin
Indikasi: Konjungtivitis, keratitis dan ulkus kornea
Farmakodinamik Menghambat aktivitas girase DNA,
yang pada gilirannya meningkatkan kerusakan untai
DNA
Sediaan: Levofloksasin tetes mata 5mg , Tetes Mata
mengandung Ciprofloxacin 3mg, Tetas Mata
mengandung 3mg ofloxacin
Tetrasiklin
15

Indikasi: infeksi bakteri pada permukaan mata


contoh trachoma, profilaksis konjungtivitis neonatal
akibat N. Gonorrhoe atau Chlamydia Trachomatis
Farmakodinamik menghambat sintesis protein
bakteri dan bersifat bakteriostatik, bersifat
menghambat baik untuk bakteri gram positif
maupun bakteri gram negatif.
Sediaan: Tetrasiklin Hidroklorida salep mata 1%
Klorampenikol
16

Indikasi: Blepharitis, conjungtivitis, keratitis,


trachoma, ulcerative keratitis
Farmakodinamik: menghambat sintesis protein
pada ribosom.
Sediaan: Tetes mata kloramfenikol 1 %; botol 5 mL,
Salep mata kloramfenikol 1 % (10mg/g); tube 5 g.
KESIMPULAN
17

 Infeksi pada mata dapat berupa infeksi dengan spektrum


yang luas, mengenai jaringan mata mulai dari bagian
depan bola mata (anterior segment), bagian belakang
bola mata (posterior segment) sampai ke adnexa dan
jaringan sekitar. Sedangkan infeksi pada segmen
belakang bola mata berupa endoftalmitis dan
panoftalmitis.
 Antibiotik mampu membunuh kuman mempunyai sifat
bakteridal, sedangkan yang menghambat pertumbuhan
kuman bersifat bakteriostatik.
KESIMPULAN
18

 Sediaan antibiotik mata tersedia dalam bentuk suspensi,


Salep dan gel
 Golongan antibiotik untuk kasus infeksi mata meliputi
golongan Aminoglikosida, Quinolon, Tetrasiklin, dan
Chloramphenicol
19

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai