Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

TONSILITIS KRONIS

Oleh:
Desti Omega Rohyadi,S.Ked
Intan Nabilah Pratiwi,S.Ked
Tri Rahayu Marbaniati,S.Ked
Pembimbing :
dr. Muslim Kasim, Sp. THT-KL

Anatomi

Tonsil adalah massa yang terdiri


dari jaringan limfoid yang
terdapat di dalam faring di lapisi
epitel skuamosa dan ditunjang
oleh jaringan ikat dan kripta di
dalamnya

1.
2.
3.
4.

Tonsila palatina
Tonsila faringeal (adenoid)
Tonsila lingualis
Tonsil tubarius

Waldeyer's Ring

A. Carotis Externa:
- A. Maxilaris Externa A.
Tonsilaris dan A. Palatina
Ascendens
A. Tonsilaris Tonsil &
palatum mole
A. Palatina Acendens Tonsil
- A. Maxilaris Interna A.
Palatina Descenden
- A. Lingualis A. Lingualis
Dorsal dan A. Pharyngeal
Ascendens
A. Lingualis Dorsal tonsil,
plika anterior & plika
posterior
A. Pharyngeal Ascendens
tonsil

Tonsil dipersarafi:
- Nervus Trigeminus bagian atas tonsil
- Nervus Glossopharyngeus tonsil, lidah bagian
belakang dan dinding faring

Fisiologi Tonsil
Tonsil palatina adalah masa jaringan limfoid.
Jaringan limfoid pada cincin waldeyer berperan
sebagai daya pertahanan lokal yang setiap saat
berhubungan dengan agen dari luar (makanan,
minuman, bernafas) dan sebagai surveilens imun.
Fungsi jaringan limfoid adalah memproduksi sel-sel
limfosit.
Tonsil mempunyai 2 fungsi utama:
1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing
dengan efektif
2) sebagai organ utama produksi antibodi dan
sensitisasi sel limfosit T dan antigen spesifik

TONSILITIS KRONIS
Tonsilitis kronis merupakan radang pada tonsila
palatina yang sifatnya menahun. Tonsilitis kronis
umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut
yang tidak mendapat terapi adekuat; mungkin
serangan mereda tetapi kemudian dalam waktu
pendek kambuh kembali dan menjadi laten. Proses
ini biasanya diikuti dengan pengobatan dan
serangan yang berulang setiap enam minggu
hingga 3 4 bulan.

ETIOLOGI
Paling sering adalah kuman gram positif.
Streptococcus hemolyticus. Beberapa jenis
bakteri lain yang dapat ditemukan adalah
Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus
influenza, virus, jamur dan bakteri anaerob.

Patofisiologi

GEJALA KLINIS
Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena
serangan tonsilitis akut yang berulang ulang, adanya rasa
sakit (nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan
(odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada sesuatu yang
mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan
pernafasan
berbau.
Tonsilitis
Kronis
Tonsilitis Kronis Atropikans
Hipertropikans
Pembesaran tonsil dengan
hipertrofi dan pembentukan
jaringan parut
Kripta stenosis, dapat disertai
eksudat yang purulen

Tonsil atrofi (mengecil)


dengan sekelilingnya
hiperemis
Keluar sejumlah kecil sekret
purulen dari kripta

TERAPI
Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur
Tonsilektomi di lakukan bila terjadi infeksi berulang atau kronik, pasien
merasa sangat terganggu dan gejala sumbatan

INDIKASI TONSILEKTOMI
American Academy of Otolaryngology - Head and Neck Surgery tahun 1995:
Indikasi Absolut
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi jalan nafas, disfagia
berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis &
drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi

Indikasi Relatif
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil pertahun dengan terapi
antibiotik adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian
terapi medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak
membaik dengan pemberian antibiotik B-laktamase resisten
Hipertrofi tonsi unilateral yang dicurigai keganasan
Kontraindikasi
Ganggun perdarahan
Risiko anastesi yang besar atau penyakit berat
Anemia
Infeksi akut yang berat

KOMPLIKASI
Radang
kronik
tonsil
dapat
menimbulkan
komplikasi ke daerah sekitarnya berupa rhinitis
kronik, sinusitis atau otitis media secara
perkontinuitatum.

PROGNOSIS
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari
dengan beristirahat dan pengobatan suportif.
Menangani gejala gejala yang timbul dapat
membuat penderita tonsilitis lebih nyaman.

Laporan Kasus

IDENTITAS
Nama

Nn. SN

Umur

20 tahun

Jenis Kelamin

Perempuan

Agama

Islam

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Karyawan

Alamat

Jl. Pasir Awi, Teluk Betung

ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri menelan
ditenggorokan.

dan

rasa

ada

yang

mengganjal

Riwayat perjalanan penyakit


Pasien datang ke poli THT RSUD A.DADI TJOKRODIPO
dengan keluhan nyeri menelan dan rasa ada yang
mengganjal ditenggorokan sejak 1 tahun yang lalu.
Dalam satu bulan pasien merasakan nyeri tiga kali.
Bila nyeri timbul, pasien merasakan badannya mulai
panas. Os juga mengeluhkan badannya terasa lemas.

Cont...
Sejak + 1 bulan sebelum masuk rumah sakit,
nyeri saat menelan semakin sering dirasakan os.
Os juga mengeluh tenggorokannya terasa kering.
Sulit membuka mulut (-). Demam (+). Demam
hilang timbul tanpa disertai menggigil. Batuk
berdahak (+).

Riwayat pengobatan
Pasien sudah pernah dibawa berobat ke dokter
klinik dan didiagnosa mengalami tonsilitis. pasien
diberikan obat minum dan dokter tersebut
menyarankan
untuk
operasi
jika
keluhan
berulang. Setelah berobat, hanya keluhan demam
dan batuk yang berkurang.

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat batuk (+)

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga lain yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien.

STATUS GENERALIS
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Pernafasan

Compos mentis

120/70 mm/Hg
:
20 x/menit

Suhu
:
36,6 0C
Nadi
:
76 x/menit
Kepala
:
Normocephal
Mata
:
Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor kanan dan kiri,
refleks cahaya langsung +/+.
Hidung
: tidak tampak kelainan, deviasi septum (-), sekret (-).
Telinga
: Normotia, serumen -/-, membran timpani utuh
Mulut dan bibir
: Tidak sianosis, mukosa kering
Leher
: Tidak teraba massa

STATUS LOKALIS THT


Pemeriksaan Telinga
Kanan

Kiri

Bentuk telinga luar

Normal

Normal

Daun telinga

Normotia, nyeri tekan tragus (-), Normotia, nyeri tekan tragus (-),
nyeri tekan mastoid (-)

nyeri tekan mastoid (-)

Retroaurikular

Sikatriks(-), fistel (-)

Sikatriks(-), fistel (-)

Liang telinga

Lapang

Lapang

Mukosa

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Sekret

(-)

(-)

Serumen

(-)

(-)

Membran timpani

Utuh, hiperemis (-), warna putih Utuh, hiperemis (-), warna putih
mengkilat

mengkilat

Pemeriksaan Hidung
Deformitas

Tidak ada

Nyeri tekan

(-), edema (-), hiperemis (-)

Krepitasi

(-)

Mulut
Hasil
Bibir

Stomatitis (-), sianosis (-)

Lidah

Edema (-), atropi (-)

Gigi

Karies Dentis (-)

Faring
Hasil
Uvula

Ditengah, hiperemis (-), edema (-), ulkus (-),


permukaan licin.

Palatum molle

Hiperemis (-), edema (-), ulkus (-)

Palatum durum

Hiperemis (-), edema (-), ulkus (-), benjolan (-).

Plika anterior

Hiperemis (+), edema (-)

Tonsil

Ukuran : T3 T3
Hiperemis (+/+), kripta melebar (+/+), detritus (-/-)

Plika posterior

Hiperemis (-), Edema (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lab rutin.
Pemeriksaan laboratorium berupa kultur dan uji
resistensi kuman dari sediaan apusan tonsil untuk
mengetahui kuman penyebab.

RESUME
Pasien datang ke poli THT RSUD A.DADI TJOKRODIPO
dengan keluhan nyeri menelan dan rasa ada yang
mengganjal ditenggorokan sejak 1 tahun yang lalu.
Dalam satu bulan pasien merasakan nyeri tiga kali. Bila
nyeri timbul, pasien merasakan badannya mulai panas.
Os juga mengeluhkan badannya terasa lemas. Sejak +
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, nyeri saat
menelan
semakin sering dirasakan os. Os juga
mengeluh
tenggorokannya terasa kering. Sulit
membuka mulut (-). Demam (+). Demam hilang timbul
tanpa disertai menggigil. Batuk berdahak (+). Dari
pemeriksaan fisik pada tonsil didapat ukuran : T3 T3
Hiperemis (+/+), kripta melebar (+/+).


DIAGNOSIS
Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut

ANJURAN
Tonsilektomi

PENATALAKSANAAN
Medika Mentosa pre operatif:
Infus RL
Ceftriaxone 2x1 gr (iv)

Non Medika Mentosa post operatif :


Tirah baring
Kompres leher dengan es
Banyak minum air putih
Hari ke 1 = bubur saring dingin
Hari ke 2 = bubur biasa dingin
Hari ke 3 = nasi lembek dingin
Hari ke 4 = nasi biasa dingin.

Cont...
Medikamentosa post operatif :
Amoxicillin 3 x 500 mg
Paracetamol 3x 500 mg

PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai