Anda di halaman 1dari 35

REFLEKSI

KASUS:
PERIKONDRITIS
ANDIKA SATYA PUTRA 15710
ISMAIL IHSAN 16008

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT


RSUD BANYUMAS
2018
KASUS
IDENTITAS PASIEN

▪ Nama : Ny. F.P.M


▪ Usia : 18 Tahun
▪ Jenis Kelamin : Perempuan
▪ Alamat : Karanganyar 4/1 Jatilawang,
Kabupaten Banyumas
▪ Pekerjaan : Pegawai Kasir
ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan telinga
bengkak sejak 3 minggu sebelum
masuk rumah sakit
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang:


▪ Pasien terjatuh di depan mess kantor sekitar akhir bulan Desember dengan
posisi jatuh ke sebelah kanan badan dengan telinga kanan terantuk lantai
semen kasar
▪ Daun telinga bengkak, mengalami perlukaan, nyeri berdenyut, pendengaran
masih baik
▪ Daun telinga yang luka kemudian dibersihkan sendiri dengan rivanol dan
kain bersih, kemudian keluar nanah berwarna keputihan
▪ Pasien sudah pernah berobat 3 kali di rumah sakit, namun pasien tidak
mengingat obat yang diberikan dan keadaan pasien belum membaik (daun
telinga masih bengkak dan nyeri)
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


▪ Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes melitus, alergi, asma, maupun
riwayat operasi dan penyakit lainnya yang membutuhkan
penanganan serius
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Keluarga


▪ Ibu pasien memiliki riwayat keguguran dan kista pada
organ reproduksi yang didiagnosa pada tahun 2017
(sekitar 6 bulan yang lalu). Saat ini belum dilakukan
tindakan operatif terkait diagnosis
ANAMNESIS

Resume Anamnesis
▪ Trauma pada daun telinga (+)
▪ Otalgia (+)
▪ Tanda-tanda inflamasi (+) (Kalor (Panas), Dolor (Nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor (+))
▪ Penurunan pendengaran (-)
▪ Durasi inflamasi sekitar 2 minggu
STATUS LEGALIS (PEMERIKSAAN)

Tanda-tanda Vital
▪ Keadaan Umum : Baik, sadar
penuh (compos mentis) ▪ Laju Respirasi : 16 x/ menit,
nafas thoracoabominal
▪ Tekanan darah : 120/80 mmHg
dengan pengukuran posisi ▪ Suhu : 37,2 derajat celcius
supinasi (termometer axial)
▪ Denyut nadi : 84 x/ menit, isi
cukup, kuat angkat cukup
STATUS LEGALIS (PEMERIKSAAN)

Pemeriksaan Fisik:
▪ Kepala :
▪ Persebaran rambut baik
▪ Conjungtiva anemis (-/-)
▪ Sclera ikterik (-/-)
▪ Ditemukan adanya pembengkakan pada auricula
dextra (helix & antihelix)
▪ Nyeri tekan (+), terdapat fluktuasi cairan pada
pembengkakan, vulnus (-), cairan keluar (-), hidung dan
mulut dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK

Hematoma
D S

D S D S
PEMERIKSAAN FISIK

▪ Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), peningkatan JVP (-),


nyeri tekan (-)
▪ Thorax : Dada simetris, nyeri tekan (-), perkusi sonor, fremitus taktil
simetris, suara vesikuler basal (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
▪ Abdomen : Perut supel, bising usus dalam batas normal (~5x/ menit),
timpani (+), nyeri tekan (-)
▪ Ekstremitas : Akral hangat, WPK <2 detik, edema (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap: ▪ PLT : 443


▪ WBC : 12.3 ▪ ALT : 17 U/L
▪ NEU : 7.50 ▪ AST : 14 U/L
▪ LIM : 4.08 ▪ BUN : 5 mg/dL
▪ RBC : 6.17 ▪ CREA : 0.77 mg/dL
▪ HGB : 13.0 ▪ NA/ K /CL : 140/ 4,1/ 105
▪ HCT : 42.2 mmol/L
DIAGNOSIS

Diagnosis :
Perikondritis akut pada Auris Dextra dd.
Hematoma pada Auris Dextra
TERAPI

Terapi:
Pro insisi perikondritis
PROGNOSIS

Prognosis:
▪ Ad vitam : Bonam
▪ Ad fungsionam : Dubia
▪ Ad sanguinam : Dubia ad malam
REFLEKSI
KASUS
ANATOMI

Telinga:
▪ Telinga secara anatomis dibagi telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam
▪ Secara garis besar, telinga luar dibagi menjadi auricula
(pinna), canalis auditorius eksternus, dan membran timpani.
▪ Telinga tengah dibagi menjadi cavum timpani, tulang-tulang
auditori (maleus, incus, stapes), dan tuba eustachius.
▪ Telinga dalam dibagi menjadi cochlea dan canalis
semisirkularis.
ANATOMI

Auricula/ Pinna:
▪ Terdiri dari kartilago elastic
berbentuk pipih ireguler yang
ditutupi kulit yang tipis.
▪ Memiliki beberapa depresi dan
elevasi.
ANATOMI

▪ Supply arteri auricular berasal


dari A. auricularis posterior dan
A. temporalis superficialis.
ANATOMI

▪ Inervasi kulit auricular adalah N.


auricularis magnus dan N.
auriculotemporalis.
▪ N. auricularis magnus menginervasi
permukaan cranial dan pars posterior
dari permukaan lateral
▪ N. auriculotemporalis adalah cabang
dari N.V3 yang menginervasi kulit
auricula anterior sampai meatus
acusticus externus.
▪ Terdapat pula kontribusi kecil dari N.
Vagus (X) dan N. Facialis (VII)
ANATOMI

Aliran limfatik auricula:


▪ Dari permukaan lateral bagian
setengah superior menuju lnn.
parotid superficial;
▪ Permukaan cranial bagian
setengah superior menuju
lnn.mastoid dan lnn. cervicalis
profundi;
▪ Sisanya termasuk lobules
menuju ke lnn. cervicalis
superficial.
TEORI: PERIKONDRITIS

▪ Perikondritis adalah peradangan


yang terjadi pada sekitar struktur
tulang rawan terutama pada
auricula yang terjadi karena
adanya proses infeksi pada
bagian tulang rawan yang
mengalami trauma
PERIKONDRITIS

Penyebab:
▪ Trauma tumpul dengan
hematoma subsekuen dan
infeksi sekunder.
▪ Trauma yang berpenetrasi pada
struktur tulang rawan auricula
▪ Tindik
▪ Tindakan manipulatif lainnya
seperti akupuntur
PERIKONDRITIS

Agen mikrobial:
▪ Pseudomonas aeruginosa, yang
diyakini memiliki afinitas khusus
pada kartilago yang mengalami
trauma
▪ Staphylococcus aureus
▪ Escherichia coli.
PERIKONDRITIS

Gejala dan tanda


▪ Nyeri tumpul disertai adanya
pembengkakan yang jelas
(peradangan) terutama pada
area helix dan anti-helix auricula,
namun dapat pula melingkupi
seluruh auricula.
PERIKONDRITIS

▪ Penanganan: anti biotik dengan cakupan


luas terutama anti bakterial gram negatif
dan anti pseudomonas seperti
aminoglikosida (gentamisin), maupun
dengan fluoroquinolon (ciprofloxacin).
▪ Perlu dipertimbangkan dilakukan kultur
dan test sensitivitas apabila tidak ada
perbaikan pada 72 jam pertama.
▪ Apabila diyakini telah terjadi abses, maka
perlu dilakukan insisi dan pemasangan
pipa drainase oleh dokter spesialis THT.
PERIKONDRITIS

Guideline dari The Journal of Guideline dari National Health


Laryngology & Otology (2007): Service (2016)
▪ Kombinasi dari : Lini pertama: Ciprofloxacin oral
500mg – 750mg per 12 jam
Crystalline penicillin 1 juta unit per selama 7 hari
6 jam IV ;
Lini kedua: Lini pertama
Gentamicin 3–5 mg/kgBB per 8 ditambah Clindamycin oral
jam IV; 450mg per 6 jam
Ciprofloxacin 200 mg per 12 jam IV;
Atau amikacin 15 mg/kgBB per 12
jam IV.
REFLEKSI KASUS:
PEMILIHAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PERICHONDRITIS

▪ Bakteri yang paling sering


ditemukan pada kasus
perikondritis adalah
Pseudomonas aeruginosa.
Bakteri tersebut saat ini sudah
cukup tinggi angka resistensinya
di berbagai belahan dunia.
▪ Pseudomonas aeruginosa
merupakan bakteri gram negatif
yang memiliki afinitas khusus
terhadap kartilago yang
mengalami kerusakan/ trauma
REFLEKSI KASUS:
PEMILIHAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PERICHONDRITIS

▪ American Collage of Physician


menyarakan untuk
menggunakan kombinasi 2
antibiotik dalam mengeradikasi
Pseudomonas aeruginosa, antara
lain adalah kombinasi beta-
laktam antipseudomonal dengan
aminoglikosida.
REFLEKSI KASUS:
PEMILIHAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PERICHONDRITIS

▪ Pada pasien diberikan antibiotik


tunggal yakni ceftriaxone yang
merupakan cephalosporin
generasi ke-3
▪ Sediaan ceftriaxone saat ini
hanya stabil pada sediaan vial,
sehingga pemberian ceftriaxone
hanya dilakukan pada saat rawat
inap
REFLEKSI KASUS:
PEMILIHAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PERICHONDRITIS

▪ Penggunaan cephalosporin
generasi ke-3 sering dijumpai
karena memiliki spektrum yang
lebih luas sebagai terapi empiris.
▪ Membahayakan keselamatan
pasien karena akan
mempercepat resistensi pasien
terhadap antibiotik golongan
cephalosporin terutama jika
terjadi infeksi yang disebabkan
oleh pathogen yang serupa
(Pseudomonas aeruginosa)
REFLEKSI KASUS:
PEMILIHAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PERICHONDRITIS

Pseudomonas aeruginosa
▪ Memiliki kemampuan mencapai
resistensi yang cukup cepat
▪ Berkontribusi terhadap terjadinya
pneumonia nosokomial.
▪ Penggunaan kombinasi
antibiotik anti-pseudomonas
selain cephalosporin lebih
disarankan
REFERENSI

▪ Prasad, H. K. C., Sreedharan, S., Prasad, H. S. C., Mevyappan, M. H.,


Harsha, K. S. 2007. Perichondritis of the auricle and its management.
The Journal of Laryngology & Otology. 121: 530–534.
▪ Kullar, Peter, Phillip, Yates. 2012. Infections and foreign bodies in ENT.
Surgery (Oxford). 30.11: 590-596.
▪ 2016. Antibiotic Guidelines: Ear Nose and Throat (ENT) Infections. NHS
Foundation Trust. Issue 3
▪ Bijie, H., Kulpradist, S., Manalaysay, M., Soebandrio, A. 2005. In vitro
activity, pharmacokinetics, clinical efficacy, safety and
pharmacoeconomics of ceftriaxone compared with third and fourth
generation cephalosporins: Review. Journal of Chemotherapy. 17(1): 3-
24.
TERIMA KASIH

MOHON ASUPAN

Anda mungkin juga menyukai