Wiwit Asari
Pembimbing
Nama : Tn. RN
Umur : 38 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Masuk UGD : 30- Maret-2023
KELUHAN UTAMA
▪ Merokok (+) : 21 X12 batang= 252 (IB Sedang), minum alkohol (-), Napza (-)
Pemeriksaan Fisis
Tanggal (30 Desember 2022)
▪ Kesadaran : Komposmentis kooperatif
▪ KU : Tampak sakit Berat
▪ TD : 122/84 mmHg
▪ HR : 100 x/menit,
▪ RR : 30x/menit
▪ Suhu : 37,0oC
▪ SPO2 : 84% RA 94% NRM 15 lpm
▪ TB : 170 cm
▪ BB : 68 kg
▪ BMI : 23.52 kg/m2 (overweight)
Pemeriksaan Fisis
KEPALA
ABDOMEN EKSTREMITAS
Inspeksi : Perut datar, venektasi (-), distensi (-), Atas : Ekstremitas teraba hangat, pitting
Scar(-). udem (-), clubbing finger (-), CRT < 2
Auskultasi : Bising usus (+) 8 kali/menit. detik.
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+),
hepar dan lien tidak teraba, masa (-). Bawah : Ekstremitas teraba hangat, pitting
Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen. udem (-), clubbing finger (-), CRT < 2
detik.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Penunjang
Foto Thoraks
(30 Maret 2023 )
∙ Identitas sesuai
∙ Marker R
∙ Foto diambil secara AP
∙ Kekerasan Foto diambil di RS AB (30/03/2023)
∙ Foto keras
∙ Jaringan lunak <2 cm
∙ Tulang Scapula, clavicula, costae, vertebrae intak dan
tidak ada tanda-tanda fraktur.
∙ Tampak sinus kostofrenikus bilateral lancip
∙ Trakea ditengah
∙ Cor: sulit dinilai
∙ Pulmo: severe pneumonia bilateral
Diagnosis
Pneumonia Berat + susp TB paru Relaps
+ ARDS + Dispepsia
Daftar Masalah
● Hipoksia berat
● Asidosis respiratorik
TERAPI
Non farmakoterapi : Farmakoterapi :
▪ O2 15 lpm NRM ▪ Drip levofloksasin 1x 750 mg
▪ Tirah baring posisi fowler ▪ Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
▪ IVFD RL 20 tpm ▪ Inj. Dexametason 3x2 amp
▪ Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
▪ Inj. Nairet 0.3 cc/ 8 jam sc
▪ Konsul anestesi intubasi
PNEUMONIA
Definisi
Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius, dan alveoli.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komunitas : Pedoman Diagnosis & Penatalaksaan di Indonesia. Eds II. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas
A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H, et al., editors. Pneumonia Komuniti (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan). Jakarta: FKUI; 2014
PNEUMONIA
Etiologi dan Faktor resiko
FAKTOR RESIKO
• pemakaian kortikosteroid
ETIOLOGI
≥10mg/hari,
Paling banyak ditemukan pada
• antibiotik spektrum luas ≥ 7 hari
kuman gram negatif :
pada 1 bulan sebelumnya
• Kleibsiella pneumoniae
• Malnutrisi
• Acinetobacter baumanii
• penyakit keganasan
• Pseudomoas aeruginosa
• penyakit kardiovaskular
• dan merokok
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komunitas : Pedoman Diagnosis & Penatalaksaan di Indonesia. Eds II. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas
A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H, et al., editors. Pneumonia Komuniti (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan). Jakarta: FKUI; 2014
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Klasifikasi berdasarkan klinis Klasifikasi berdasarkan predileksi
• tipikal
• Atipikal
• Virus
• Jamur
PNEUMONIA
Patofisiologi
Sel PMN
Terjadi proses mendesak bakteri
fagositosis ke permukaan
alveoli
PNEUMONIA
Diagnosis
Foto torkas terdapat infiltrate/air
bronchogram + ≥ 2 gejala
● Batuk
● Perubahan karateristik sputum/purulent
● Suhu tubuh >38oC
● Nyeri dada
● Sesak
● Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan
tanda – tanda konsolidasi, suara napas
bronkial atau ronkhi.
● Leukosit >10.000 atau <4.500
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komunitas : Pedoman Diagnosis & Penatalaksaan di Indonesia. Eds II. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas
A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H, et al., editors. Pneumonia Komuniti (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan). Jakarta: FKUI; 2014
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gold standard :
Laboratorium darah Foto thoraks PA / Lateral
Peningkatan leukosit 10.000 – 40.000
• Infiltrat sampai konsolidasi
Dapat ditemukan leukopenia
dengan air bronchogram
Hitung jenis shift to the left
LED meningkat
Mikrobiologi
Biakan sputum / kultur darah untuk
mengetahui S. pneumonia
Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI. 2021
TUBERKULOSIS PARU
Etiologi • Mycobacterium tuberculosis bakteri intraseluler, tidak berspora,
tidak motil, aerob. Berproliferasi baik pada suhu 22 – 23˚C, pH
optimal 6,4 – 7,0.
• Struktur dinding bakteri kompleks : tahan terhadap pewarnaan
asam Basil Tahan Asam (BTA) Ziehl Neelsen.
• Penyusun utama dinding sel : asam mikolat, lilin kompleks (complex waxes), trehalosa dimikolat
(cord factor), dan Myobacterial sulfolipids.
• Bakteri obligat aerob : sehingga memiliki tempat predileksi pada lingkungan dengan oksigenasi
yang baik yakni di bagian apex paru
Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI. 2021
Hunter R. The pathogenesis of tuberculosis: the early infiltrate of post primary (Adult pulmonary) Tuberculosis: A Distinct disease entity. Front Immunol. 2018; 9:2108.
TUBERKULOSIS PARU
Etiologi
DEFINISI KASUS
a. Pasien TB bakteriologis
b. Pasien TB Klinis
• Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto
toraks mendukung TB.
• Pasien TB ekstra paru yang terdiagnosis secara klinis
maupun laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi
bakteriologis.
TUBERKULOSIS PARU
Klasifikasi
• Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI. 2021
• Menteri Kesehatan. 2016. Permenkes Nomor 67 tahun 2016 tentang penanggulangan tuberculosis.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Petunjuk teknis penatalaksanaan tuberkulosiss resistan obat di Indonesia. 2020 .
TUBERKULOSIS PARU
Patofisiologi Jumlah sedikit dicerna imun non spesifik
Imun : barier pembatas di Imun tidak dapat
sekitar area infeksi & mengontrol
Infeksi Primer Inhalasi membentuk granuloma
Jumlah banyak berkembang biak,
bertahan di intraseluler (makrofag)
Menyebar ke KGB Hilus : limfangitis lokal Fokus primer : fokus infeksi di Barier di tembus kuman TB
Pembesaran KGB di hilus : limfadenitis regional jar parenkim paru menyebar ke organ jauh
Penyebaran jauh :
- Perkontinuitatum
- Sembuh tidak meninggalkan cacat (restitution - Bronkogen
Fokus primer + limfangitis regional = ad integrum) - Limfogen
kompleks primer (4 – 6 minggu) - Sembuh dengan sedikit bekas (Ghon, garis - Hematogen
fibrotik, sarang perkapuran di hilus) - Tuberkulosis post primer
TUBERKULOSIS PARU
ESIS
Diagnosis ANAMN
GEJALA UTAMA
- Batuk berdahak 2 minggu GEJALA TB EKSTRA PARU
Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI. 2021
TUBERKULOSIS PARU
Pemeriksaan Penunjang
RIF
Pemeriksaan S
putum GeneXpert MTB /
Lesi TB inaktif:
fibrotik, kalsifikasi,
schwarte atau penebalan pleura.
Pemeriksaan Penunjang Lain
Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI.
2021
Tatalaksana Tuberkulosis
Prinsip pengobatan :
1. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi,
2. OAT diberikan dalam dosis yang tepat
3. Pengawas menelan obat (PMO)
4. Pengobatan dalam 2 tahap : intensif dan lanjutan
30 – 37 kg 2 tablet 2 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 3 tablet
≥55 kg 4 tablet 4 tablet
Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI. 2021
Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS)
ARDS akut dan difus
■ permeabilitas vaskular paru
■ tahanan paru
■ hilangnya jaringan paru hipoksemia
opasitas bilateral pada foto toraks
■ dihubungkan dengan peningkatan shunting,
peningkatan dead space fisiologis, dan
berkurangnya compliance paru.
Faktor risiko umum ARDS