Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS POLI

LIMFADENITIS TB
Pembimbing:
dr. Dewiyana Andari Kusmana, Sp.P(K)

Disusun oleh:
Qattrunnada KDT - 2310221022

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
RSPAD GATOT SOEBROTO PERIODE 2 JANUARI – 9 MARET 2024
IDENTITAS PASIEN
NAMA : Ny. A
JENIS KELAMIN : Perempuan
TANGGAL LAHIR/USIA : 1 Mei 1967/ 56 tahun
ALAMAT : Cileungsi
PEKERJAAN : TNI
No. RM : 011****
AGAMA : Islam
STATUS : Sudah Menikah
TANGGAL KONTROL : 16 Januari 2024
ANAMNESIS
Autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 16 Januari 2024 2023 pukul 15.00 WIB di
Poliklinik Paru RSPAD Gatot Soebroto

KELUHAN UTAMA

Pasien kontrol rutin pengobatan TB kelenjar bulan ke-10.


RPS
Pasien datang ke Poliklinik Paru RSPAD Gatot Soebroto untuk kontrol rutin
pengobatan benjolan di lipatan paha yang sudah masuk bulan kesepuluh. Pasien
mengatakan bahwa untuk saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan. Pasien dalam
pengobatan TB kelenjar sejak tanggal 10 Maret 2023. Keluhan awal berupa rasa nyeri
dan pegal di bagian tungkai kiri sejak 11 bulan SMRS (Februari 2023). Sekitar 1
minggu setelah keluhan nyeri tungkai muncul, pasien menyadari adanya bentol kecil
seperti gigitan nyamuk, yang terletak di bawah lutut kiri dan tidak terasa nyeri. Pasien
tidak pergi berobat untuk keluhan nyeri tungkainya tersebut. Kemudian, 1 bulan
setelahnya (10 bulan SMRS) timbul benjolan di daerah lipatan paha kiri yang awalnya
berukuran sekitar 2 cm berbentuk seperti bisul. Pada awalnya, benjolan tersebut tidak
terasa nyeri.
RPS

Kemudian, benjolan semakin membesar berukuran sebesar bola golf,


nyeri, dan kemerahan. Seiring dengan perbesaran ukuran benjolan tersebut, pasien
merasakan demam yang menetap selama 1 minggu. Pasien tidak pernah mengukur
suhu saat demam, namun ia mengatakan bahwa demam terutama dirasakan saat
malam hari. Pasien kemudian berobat ke puskesmas dan diberikan vitamin serta
paracetamol. Berdasarkan hasil pemeriksaan di puskesmas, dikatakan bahwa pasien
mengalami infeksi saluran kemih. Pasien mengonsumsi obat-obatan tersebut selama
3 hari, namun keluhan tidak kunjung membaik.
RPS

Pasien kemudian berobat kembali ke RS Jati Sampoerna pada 10 bulan


SMRS. Berdasarkan hasil pemeriksaan di RS Jati Sampoerna, perlu dilakukan
operasi pembedahan sehingga pasien dirujuk ke RSUD Cileungsi. Operasi dilakukan
pada 9 bulan SMRS. Setelah dilakukan operasi, pasien kemudian dirujuk ke RSPAD
Gatot Soebroto dan didiagnosis dengan TB kelenjar berdasarkan pemeriksaan
patologi anatomi. Pasien kemudian mulai menjalani pengobatan OAT sejak 10 Maret
2023.
RPS

Pasien juga mengeluhkan lemah, cepat letih, dan tidak nafsu makan yang
muncul bersamaan dengan benjolan di bagian lipatan paha. Keluhan batuk >2
minggu, demam >2 minggu, penurunan berat badan, sesak napas, nyeri dada,
keringat malam, batuk darah, nyeri sendi, dan nyeri tulang disangkal. Riwayat
keluhan serupa dan kontak dengan penderita TB disangkal. Selama minum OAT,
pasien tidak ada keluhan. Pasien tidak pernah putus berobat dan selalu meminum
obatnya di pagi hari sebelum sarapan.
RPD RPK

• Riwayat keluhan serupa di keluarga


• Riwayat hipertensi, DM, penyakit
jantung pada pasien disangkal disangkal.
• Riwayat TB, asma, dan Covid-19 • Riwayat hipertensi, diabetes
disangkal
mellitus, asma, dan alergi pada
• Riwayat alergi pada pasien
keluarga disangkal.
disangkal
RPSOS

• Riwayat merokok, konsumsi alkohol,


dan obat-obatan terlarang disangkal.
• Pasien rutin olahraga lari setiap pagi.
• Pasien tinggal hanya berdua dengan
anaknya di rumah. Ventilasi dan
pencahayaan di rumah cukup baik.
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis GCS 15 (E4M6V5)

Tanda Vital
● Tekanan Darah : 129/87 mmHg
● Frekuensi Nadi : 93 x/menit, isi cukup,
regular, kuat angkat
● Frekuensi Napas : 20 x/menit, regular
● Suhu : 36oC
● Saturasi Oksigen : 97% on room air

STATUS ANTROPOMETRI
● BB : 52 kg
● TB : 156 cm
● IMT : 21,36 (Normoweight)
PEMERIKSAAN FISIK : STATUS LOKALIS
Mata : Mata tidak cekung, konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor (+/+), refleks cahaya (+/+)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)

Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)


Mulut :
Mukosa bibir tidak pucat, sianosis (-), lembab

Leher : Massa (-), perbesaran KGB (-), perbesaran tiroid (-)


PEMERIKSAAN FISIK : STATUS LOKALIS
Thorax - Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, benjolan (-), retraksi (-),
lesi kulit (-)
Palpasi :
Vocal fremitus kanan dan kiri teraba sama, benjolan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Dada: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-) , wheezing (-/-)
Punggung: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-) , wheezing (-/-)
Thorax - Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I dan BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK : STATUS LOKALIS
Abdomen
Inspeksi :
Datar, venektasi (-), spider navi (-)
Auskultasi :
BU + Normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegaly (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

Ekstremitas :
Terdapat bekas luka operasi di inguinal kiri (+), pembesaran
KGB (-), nyeri tekan (-)
Sputum BTA (08/05/2023)
KESAN : Negatif/Negatif

Foto Thorax PA (3/05/2023)


KESAN : Tidak tampak kelainan pada jantung dan
paru
USG (15/02/2023)

KESAN : Lesi kistik berkapsul ukuran 13x15x24 mm


pada lapisan subkutis regio femoralis sinistra  abses
subkutis regio femoralis sinistra. Tidak tampak massa
solid/massa vascular
PATOLOGI ANATOMI (21/02/2023)

KESAN : Limfadenitis kronik dengan sel-sel


atipik akan tetapi kemungkinan infeksi spesifik
belum dapat disingkirkan.
RESUME
Ny. A (58 tahun) datang ke Poliklinik Paru RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 16 Januari
2024 untuk kontrol rutin pengobatan TB kelenjar inguinal kiri bulan kesepuluh. Pasien
memiliki riwayat benjolan di inguinal kiri berukuran sebesar bola golf, nyeri, merah, disertai
dengan demam pada 10 bulan SMRS. Riwayat operasi benjolan 9 bulan SMRS di RSUD
Cileungsi. Pasien kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto dan didiagnosis dengan TB
kelenjar berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya luka bekas operasi di inguinal kiri.
Pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan BTA sputum negatif, foto thorax
normal, USG didapatkan adanya lesi kistik berkapsul ukuran 13x15x24 mm pada lapisan
subkutis regio femoralis sinistra  abses subkutis regio femoralis sinistra. Tidak tampak massa
solid/massa vascular. Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan limfadenitis kronik
dengan sel-sel atipik akan tetapi kemungkinan infeksi spesifik belum dapat disingkirkan.
DAFTAR
MASALAH

Limfadenitis Tuberkulosis
TATA LAKSANA
MEDIKAMENTOSA
• Obat Anti Tuberkulosis Kategori 1 (2RHZE/10RH) dengan sediaan KDT dosis 3
tablet 4 KDT

NON- MEDIKAMENTOSA
 Edukasi mengenai perjalanan penyakit, rencana tata laksana, dan prognosis

 Edukasi mengenai pentingnya kepatuhan terhadap obat


PROGNOSIS

Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam

Bonam Bonam Dubia ad Bonam


TINJAUAN
PUSTAKA:
LIMFADENITIS TB
DEFINISI
Limfadenitis TB atau seringkali disebut dengan
“scrofula” adalah infeksi limfonodus oleh bakteri
M.tuberculosis. Penyakit ini merupakan bentuk paling
umum dari TB ekstra paru.
ETIOLOGI

• Limfadenitis TB dapat disebabkan oleh M. bovis dan M. tuberculosis, namun


dengan adanya pasteurisasi, angka kejadian infeksi akibat M. bovis sudah
sangat menurun. M. tuberculosis merupakan penyebab paling umum dari
limfadenitis TB. Penyebab infeksius lain dari limfadenitis kronik meliputi
mycobacteria non-tuberkulosis (termasuk M. scrofulaceum, M. avium, dan M.
haemophilum), spesies Toxoplasma, spesies Bartonella, dan jamur.
• Penyebab non-infeksius meliputi neoplasma, sarcoidosis, reaksi obat, dan
hiperplasia reaktif non-spesifik.
GEJALA KLINIS
• Kelenjar limfe biasanya membesar perlahan-lahan pada stadium awal penyakit.
• Pembesaran bersifat kenyal, tidak keras, diskret, tidak nyeri, multipel, dan
kadang konfluens.
• Ukuran besar (lebih dari 2x2 cm), biasanya dapat terlihat dengan jelas.
• Pada perabaan, kelenjar terfiksasi pada jaringan di bawah atau di atasnya.
• Gejala sistemik seringkali terjadi pada limfadenitis TB, secara klasik dapat
timbul sebagai demam subfebris, penurunan berat badan, lemah dan letih, serta
keringat malam
DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan melalui aspirasi jarum halus atau biopsi kelenjar. Pada
sediaan dari aspirasi jarum halus atau biopsi dapat ditemukan inflamasi
granulomatosa kaseosa dengan sel datia langhans. Diagnosis juga dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan TCM.
TATA LAKSANA
• Limfadenitis TB diterapi dengan rifampisin-isoniazid-pirazinamid-etambutol
selama fase intensif pengobatan dengan durasi 2 bulan
• Fase lanjutan dengan rifampisin-isoniazid dilakukan selama 4-10 bulan
bergantung pada kondisi klinis pasien.
• Pada pasien dengan pembesaran kelenjar di atas 3 cm, riwayat TB kambuh,
resistensi OAT, atau reaksi paradoksikal terhadap terapi (pasien sudah konsumsi
OAT minimal 10 hari kemudian mengalami peningkatan ukuran lesi
limfadenitis, muncul lesi baru dan/atau fistula), maka dapat dilakukan eksisi
KGB.
TATA LAKSANA
TB
ANALISIS KASUS

• Pasien memiliki riwayat benjolan di inguinal kiri yang semakin membesar


berukuran sebesar bola golf, kenyal, multipel, nyeri, merah, disertai dengan
demam pada 10 bulan SMRS. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa limfadenitis TB dapat terjadi di inguinal dengan pembesaran kelenjar
yang terjadi secara perlahan, konsistensi kenyal, besar (lebih dari 2x2 cm),
multipel, unilateral, dan disertai demam
ANALISIS KASUS
• Pemeriksaan fisik  tidak ada benjolan di inguinal kiri dan didapatkan
adanya luka bekas operasi.
• Pemeriksaan BTA sputum negatif
• Foto thorax normal
• USG  adanya lesi kistik berkapsul ukuran 13x15x24 mm pada lapisan
subkutis regio femoralis sinistra  abses subkutis regio femoralis sinistra.
Tidak tampak massa solid/massa vascular.
• Patologi anatomi  limfadenitis kronik dengan sel-sel atipik
• Berdasarkan teori, TB ekstra paru dapat terjadi akibat penyebaran
limfohematogen dari kuman TB sehingga dapat menginfeksi organ-organ lain
di luar paru. TB ekstra paru dapat terjadi walaupun tanpa tanda adanya infeksi
aktif di paru. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien pada kasus ini.
Daftar Pustaka
PNPK Tuberkulosis Kemenkes 202
TERIMA KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai