Anda di halaman 1dari 37

TUMOR SINONASAL

Oleh:
Khaleed Kandara

Supervisor:
dr. I Gusti Ayu Trisna, Sp.THT-KL
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tumor sinonasal adalah penyakit di mana
terjadinya pertumbuhan sel (ganas) pada sinus
paranasal dan rongga hidung.
Epidemiologi
Pria yang terkena 1,5 kali lebih sering
dibandingkan wanita
80% dari tumor ini terjadi pada orang berusia
45-85 tahun
60-70% dari keganasan sinonasal terjadi pada
sinus maksilaris dan 20-30% terjadi pada
rongga hidung sendiri
Anatomi Hidung
Sinus Paranasalis
Etiologi dan Faktor Resiko
Penggunaan tembakau
Alkohol
Inhalan spesifik
Sinar ionisasi: Sinar radiasi; Sinar UV
Virus: Virus HPV, Virus Epstein-barr
Usia
Jenis Kelamin
Patofisiologi
Faktor resiko mutasi genetik

fase inisiasi fase promosi fase progresi


Klasifikasi Tumor
Tumor Jinak:
Papiloma Skuamosa
Papiloma Inversi
Displasia Fibrosa
Angiofibroma Nasofaring Juvenil
Tumor Ganas
Karsinoma Sel Skuamosa
Undifferentiated Carcinoma
Rhabdomyosarkoma
Chondrosarkoma
Limfoma Maligna Sinonasal
Adenokarsinoma Sinonasal
Olfactory Neuroblastoma
Mukosal Melanoma Maligna
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Staging
Sinus Maksillaris
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak terdapat tumor primer
Tis Karsinoma in situ

T1 Tumor terbatas pada mukosa sinus maksilaris tanpa erosi dan destruksi tulang.

Tumor menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga palatum dan atau meatus media tanpa
T2
melibatkan dinding posterior sinus maksilaris dan fossa pterigoid.

Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris, jaringan subkutaneus, dinding dasar
T3
dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus etmoidalis.

Tumor menginvasi bagian anterior orbita, kulit pipi, fossa pterigoid, fossa infratemporal, fossa
T4a
kribriformis, sinus sfenoidalis atau frontal.

Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, duramater, otak, fossa kranial medial, nervus
T4b
kranialis selain dari divisi maksilaris nervus trigeminal V2, nasofaring atau klivus.
Kavum Nasi dan Ethmoidal
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak terdapat tumor primer
Tis Karsinoma in situ

T1 Tumor terbatas pada salah satu bagian dengan atau tanpa invasi tulang

Tumor berada di dua bagian dalam satu regio atau tumor meluas dan melibatkan daerah
T2
nasoetmoidal kompleks, dengan atau tanpa invasi tulang

Tumor menginvasi dinding medial atau dasar orbita, sinus maksilaris, palatum atau fossa
T3
kribriformis.

Tumor menginvasi salah satu dari bagian anterior orbita, kulit hidung atau pipi, meluas minimal
T4a
ke fossa kranialis anterior, fossa pterigoid, sinus sfenoidalis atau frontal.

Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, dura, otak, fossa kranial medial, nervus kranialis
T4b
selain dari V2, nasofaring atau klivus.
Kelenjar Getah Bening Regional (N)
Nx Tidak dapat ditentukan pembesaran kelenjar
N0 Tidak ada pembesaran kelenjar
N1 Pembesaran kelenjar ipsilateral 3 cm

Pembesaran satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm, atau multipel kelenjar ipsilateral <6 cm atau metastasis
N2
bilateral atau kontralateral < 6 cm

N2a Metastasis satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm


N2b Metastasis multipel kelanjar ipsilateral, tidak lebih dari 6 cm

N2c Metastasis kelenjar bilateral atau kontralateral, tidak lebih dari 6 cm

N3 Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm


Metastasis Jauh (M) 3
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Stadium Tumor Ganas dan Sinus Paranasal


0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
Iva T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
IVb T4b Semua N M0
Semua T N3 M0
IVc Semua T Semua N M1
Penatalaksanaan
Simptomatik
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Komplikasi
Perdarahan
Kebocoran cairan otak
Epifora
Diplopia
Prognosis
Pada umumnya prognosis kurang baik. Banyak
sekali faktor yang mempengaruhi prognosis
keganasan pada sinonasal.
Angka ketahanan hidup 5 tahun berdasarkan
penelitian Patel dkk, low-grade neoplasma
seperti esthesioneuroblastoma 78%, adeno-
karsinoma 52%, karsinoma sel skuamos 44%,
undifferentiated carcinoma 37%, serta mucosal
melanoma 18%.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. Ny. M
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Monjok, mataram
Poli : 21 Februari 2017
Anamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan di hidung sebelah kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Benjolan di dirasakan pada hidung sebelah kiri pasien
sudah sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya benjolan
dirasakan mengecil sehingga pasien tidak
menghiraukannya, namun lama kelamaan semakin
membesar terutama dalam waktu 2 bulan terakhir
pasien merasakan benjolannya semakin cepat
membesar.
CONT
Saat ini, pasien merasakan hidung sebelah kiri sangat
tersumbat sehingga pasien merasa kesulitan
bernapas dari hidung. Selain itu pasien juga
mengeluhkan sering keluar darah bercampur nanah
yang berbau busuk dari hidung sebelah kiri. Pasien
juga mengeluhkan saat ini air mata yang keluar
terus menerus, hal ini sudah dirasakan sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien menyangkal keluhan nyeri pada
hidung, demam, nyeri kepala, gangguan telinga,
gangguan tenggorokan, maupun gangguan
penglihatan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga/Sosial :


Pasien tidak memiliki keluarga dengan keluhan yang
serupa.

Riwayat Alergi :
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi
makanan, obat-obatan, udara ataupun hal lain.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 37oC
Status Lokalis : Pemeriksaan telinga
No. Pemeriksaan Telinga kanan Telinga kiri

1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam batas normal, Bentuk dan ukuran dalam batas normal,
hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-) hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-)

3. Liang telinga Serumen (+) minimal, hiperemis (-), Serumen (+) minimal, hiperemis (-),
furunkel (-), edema (-), sekret (-) furunkel (-), edema (-), sekret (-)

4. Membran timpani Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-),
edema (-), perforasi (-), cone of light (+) edema (-), perforasi (-), cone of light (+)
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung luar Bentuk piramid, inflamasi (-), nyeri tekan Bentuk piramid, inflamasi (-), nyeri tekan
(-), deformitas (-) (-), deformitas (+), terlihat ada tonjolan
massa di dorsum nasi sebelah kiri

Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Ulkus (-) Tampak adanya massa sudah mendesak
sampai ke vestibulum nasi, permukaan
licin, kesan rapuh

Meatus media Mukosa hiperemi (-), secret (-), konka Sde


nasi media (-), massa (-)
Meatus inferior Mukosa hiperemi (-), edema (-) Sde
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Sde
Septum nasi Benda asing (-), perdarahan (-), Deviasi Sde
(+), terlihat septum berdeviasi karena
massa yang mendesak dari hidung kiri

Cavum Nasi Bentuk (N), mukosa hiperemi (-), sekret Sde


mukopurulen (-) Massa (-)
Pemeriksaan Tenggorokan
Mukosa Bukal Mukosa berwarna merah muda, hiperemi (-)

Lidah Normal

Uvula Normal

Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)

Faring Mukosa hiperemi (+), membran (-), granul (-)

Tonsila Palatina Hiperemi (-), ukuran T1-T1, kripte melebar (-), detritus (-)
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan
Tampak massa solid berdensitas soft tissue pada
sinus maxilaris kiri sampai cavum nasi kiri yang
meluas ke sinus maxilaris kanan, ethmoidalis
dan sphenoidalis kanan dan kiri, dan nasofaring
kanan kiri, menyebabkan deviasi septum nasi,
mendestruksi dinding sinus maxilaris kiri, pada
postkontras tampak strong contras
enchancement.
Sinus frontalis kanan kiri tidak berkembang
Diagnosis
Tumor sinonasal Sinistra

DD :
Polip
Keganasan
Planning Diagnosis
Nasoendoskopi Biopsi jaringan
Pemeriksaan laboratorium DL, LED, BT, CT,
SGOT, SGPT, Ur, Cr
Ro Thorax
Planning Terapi
Pro Rinotomi lateralis
Meloxikam 2x15 mg
Ambroxol 3x30 mg
KIE
Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien kemungkinan besar
menderita tumor di hidung atau sinus, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan CT scan untuk mengetahui batas jelas
tumornya.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat
kemungkinan jinak atau ganas sehingga terapi diperlukan
secepat mingkin untuk menghindari penyebaran ke otak.
Perlu dilakukan biopsi jaringan untuk mengambil contoh
tumor untuk diperiksa apakah sel tumor jinak atau ganas,
agar dapat ditentukan tindakan lanjutan yang sesuai.
Menjelaskan pada pasien, untuk keluhan nyeri yang
dialaminya, pasien dapat meminum obat anti nyeri jika perlu.
Prognosis
Dubia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai