Anda di halaman 1dari 44

KULIAH RESPIRASI THT

OLEH:
A Tenri Sanna

Bagian THT Fakultas Kedokteran UMI


SALURAN PERNAPASAN ATAS

Nasofaring / epifaring

Orongfaring / mesofaring

Laringofaring / hipofaring
HIPERTROFI ADENOID
HIPERTROFI ADENOID
 Jar. adenoid  nasofaring terutama dinding
atas & posterior
 Adenoid salah satu jaringan limfoid 
cincin Waldeyer, ada sejak lahir  ada sejak
lahir  ukuran terbesar usia prasekolah &
sekolah awal  involusi
 Hipertrofi adenoid  massa adenoid 
hipertrofi  sebagian nasofaring
HIPERTROFI ADENOID
GEJALA KLINIS
 Obstruksi nasi
 Rinolalia oklusa
 Mouth breathing :
 maloklusi & overbite
 infeksi saluran nafas bawah
 oklusi tuba & O.M. berulang
 Facies adenoidea
 DIAGNOSIS

 GEJALA KLINIS & PEMERIKSAAN FISIS (rhinoskopi


posterior, nasoendoskopi)
 FOTO TRUE LATERAL

 PENANGANAN
Adenoidektomi  kuretase dengan adenotom
KARSINOMA NASOFARING
NASOFARING
EPIDEMIOLOGI
• AS, insiden KNF bervariasi kira-kira 1 dari 100.000 orang yang
terdiagnosis setiap tahunnya.

• Jumlah penyakit ini lebih banyak pada orang-orang yang berdomisili di


Asia Tenggara dan Afrika Utara, dengan insiden sebanyak 8-25 orang
pada setiap 100.000 per tahunnya.

•Makanan yang diawetkan dan nitrosamin


Antigen Nuklear •Lingkungan-higienitas
DNA •Paparan zat karsinogen
•Genetik
•HLA
•EBV
PATOLOGI
WHO

Karsinoma sel skuamosa yang berkeratinisasi

Karsinoma sel skuamosa yang tidak berkeratinisasi

Karsinoma yang tidak berdiferensiasi


GEJALA DINI

TELINGA Oklusi Tuba Eustachius


Gangguan Pendengaran
Otitis Media Serosa
Tinittus
Otalgia

HIDUNG Epistaksis
Obstruksi Hidung- Gangguan Penciuman
 Ingus bercampur darah
GEJALA LANJUT

LIMFADENOPATI SERVIKAL Pembesaran kelenjar limfe regional (kelenjar


limfe jugulodigastrik, submandibula,
sternokleidomastoideus)

NEUROLOGIS Ptosis (parese N.III m. levator palpebra)


(SISTEM SARAF LAIN) Diplopia (parese N.III, N.IV, N.VI)
Parastesia (parese N.V)
PEMERIKSAN KGB RANTAI JUGULODIGASTRIK
PEMERIKSAAN KGB SUBMENTAL, SUBMANDIBULA DAN BIMANUAL PALPASI

PEMERIKSAN KGB SUPRAKLAVIKULA DAN ASESORIUS


Stadium T N M
0 Tis Tidak ada M0
I T1 N0 M0
T1 N1 M0
II T2 N0 M0
T2 N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
III T3 N0 M0
T3 N1 M0
T4 N2 M0
T4 N0 M0
IV A T4 N1 M0
T4 N2 M0
IV B Semua T N3 M0
IV C Semua T Semua N M1
Stadium Tumor (T)

Tx Tumor primer tidak dapat dilihat


T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Tumor terbatas pada nasofaring atau meluas ke orofaring dan/atau cavum nasi
T1
tanpa adanya perluasan ke parafaringeal
T2 Tumor dengan perluasan parafaringeal
Tumor yang melibatkan struktur tulang pada basis cranii dan/atau sinus
T3
paranasalis
Tumor dengan perluasan intrakranial dan/atau adanya keterlibatan nervus-
T4 nervus kranialis, hipofaring, orbita, atau adanya perluasan pada fossa
infratemporal/celah masticator
Stadium Nodul (N)

Nx Kelenjar limfe regional tidak dapat dilihat


N0 Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe regional
Metastasis unilateral pada kelenjar limfe servikal, dimensi terbesarnya kurang dari
atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikular, dan/atau kelenjar limfe
N1
retrofaringeal unilateral atau bilateral, yang dimensi terbesarnya kurang dari atau
sama dengan 6 cm
Metastasis bilateral pada kelenjar limfe servikal, yang dimensi terbesarnya kurang dari
N2
atau sama dengan 6 cm, terletak di atas fossa supraklavikula
Metastasis pada kelenjar limfe yang lebih besar dari 6 cm dan/atau meluas ke fossa
N3
supraklavikula
N3a Ukurannya lebih besar dari 6 cm
N3b Meluas ke fossa supraklavikula
Stadium Metastasis (M)

M0 Tidak terdapat metastasis jauh


M1 Terdapat metastasis jauh
RADIOTERAPI (IMRT)

KEMOTERAPI
Carboplatin ( paraplatin)
Doxorubicin ( Adriamycin)
Epirubicine ( Ellecence )
Paclitaxel ( Taxol )
Docetaxel ( Taxotere )
Gemcitabine ( Gemzar )
Bleomycin,
Methotrexate

TERAPI TARGET

OPERASI
KARSINOMA LARING
KARSINOMA LARING
EPIDEMIOLOGI
 90 % Karsinoma Sel Skuamosa
 laki2 : perempuan = 5 : 1
 Karsinoma sel skuamosa
- 67 % → glotis
- 31% → supraglotis
- 2 % → subglotis
• Kanker ke-3 terbanyak pada keganasan kepala leher

 ETIOLOGI
 Ronchetti → merokok 45 bgks/thn → mutasi gen P53
 Alkohol
 Lainnya: radiasi, asbes, debu kayu, etc
Laring dibagi atas tiga bagian
yaitu:
 Supraglotis  aditus laring
sampai sinus morgagni
 glotis  plika vokalis
sampai 1 cm di bawah plika
vokalis
 Subglotis  batas bawah
glotis sampai batas bawah
kartilago krikoid
MANIFESTASI KLINIS
• Perubahan suara →
- progresif
- berlangsung lama tanpa perbaikan (terapi konservatif)

 SUPRAGLOTIK → tidak bergejala (awal), rasa tidak


nyaman di tenggorokan, batuk
GLOTIK → suara serak
SUBGLOTIK → sesak, hemoptisis

• Stadium Lanjut → obstruktif → sesak


→ mempengaruhi proses menelan →
disfagia/odinofagia
MANIFESTASI KLINIS
• Pemeriksaan leher → mencari pembesaran KGB (jarang)
• Laringoskopi : tumor irregular, eksofitik atau ulseratif
pergerakan pita suara simetris/tidak
gangguan pada satu sisi (infiltrasi,
fiksasi sendi krikoaritenoid, n.laringius
rekurren terlibat)
• Pemeriksaan laringoskopi langsung:
- mengidentifikasi batas-batas penyebaran tumor
- keperluan biopsi
Tumor Laring Supraglotik
Tumor Laring Glotik
Tumor Laring Subglotik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tomografi komputer dengan dan tanpa kontras:
- melihat batasan-batasan penyebaran yang sudah terjadi
- melihat pembesaran KGB (stadium lanjut)

• Tomografi komputer dibuat sebelum dilakukan biopsi →


menghindari kekeliruan anatomi

• Foto polos dada → melihat metastasis ke paru


STADIUM TUMOR Berdasarkan Tumor
Supraglotis, Glotis dan Subglotis
Subglotis.39

Tumor Primer
Tx Tumor tidak dapat dinilai
T0 Tidak terdapat tumor
Tis Tumor in situ
Tumor Supraglotis
T1 Tumor terbatas pada 1 sisi pita suara palsu (gerakan baik)
T2 Tumor sudah meluas ke 1 atau 2 sisi supraglotis atau glotis tanpa fiksasi
pita suara
T3 Tumor teratas pada pita suara asli dengan fiksasi atau meluas ke posterior
krikoid, dinding medial sinus piriformis, jaringan preepiglotis, ruang
paraglotis, dan atau erosi minimal pada kartilago tiroid
T4a Tumor sudah meluas ke kartilago tiroid dan atau ke jaringan di sekitar
laring seperti trakea, otot dasar lidah, strap muscle, tiroid atau esofagus)
T4b Tumor meluas ke ruang prevetrebal, arteri karotis atau struktur mediastinum
Tumor Glotis
T1 Tumor terbatas pada pita suara (dapat dengan keterlibatan komisura
anterior atau posterior) dengan gerakan baik
T1a Tumor pada 1 pita suara
T1b Tumor pada 2 pita suara
T2 Tumor meluas ke supraglotis atau subglotis dengan atau tanpa gangguan
gerakan pita suara
T3 Tumor masih terbatas di laring dengan fiksasi pita suara dan atau invasi
ruang paraglotis, dan atau erosi minimal kartilago tiroid
T4a Tumor invasi ke kartilago tiroid atau jaringan sekitar laring
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebral, arteri karotis, struktur mediastinum
Tumor Subglotis
T1 Tumor terbatas pada subglotis
T2 Tumor meluas ke pita suara dengan gerakan normal
T2 Tumor meluas ke supraglotis atau subglotis dengan atau tanpa gangguan
gerakan pita suara
T3 Tumor masih terbatas di laring dengan fiksasi pita suara dan atau invasi
ruang paraglotis, dan atau erosi minimal kartilago tiroid
T4a Tumor invasi ke kartilago tiroid atau jaringan sekitar laring
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebral, arteri karotis, struktur mediastinum
Tumor Subglotis
T1 Tumor terbatas pada subglotis
T2 Tumor meluas ke pita suara dengan gerakan normal
T3 Tumor terbatas di laring dengan fiksasi pita suara
T4a Tumor menginvasi kartilago krikoid atau tiroid dan atau invasi jaringan
sekitar laring
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebral, arteri karotism dan struktur
mediastinum
Penyebaran kelenjar limfa Regional
N0 Tidak ada penyebaran tumor ke kelenjar limfa regional
N1 Teraba 1 kelenjar limfa ipsilateral ukuran terbesar ≤ 3 cm
N2a Teraba 1 kelenjar limfa ipsilateral ukuran terbesar 3 – 6 cm
N2b Teraba kelenjar limfa multipel ipsilateral ukuran terbesar < 6 cm
N2c Teraba kelenjar limfa bilateral atau kontralateral ukuran terbesar < 6 cm
N3 Teraba kelenjar limfa ukuran terbesar ≥ 6 cm
Metastasis Jauh
Mx Metastasis tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Stadium Karsinoma Laring
Stadium T N M

I T1 N0 M0

II T2 N0 M0

III T3 N0 M0

T1-3 N1 M0

IVA T4a N0, N1 M0

T1 – T4a N2 M0

IVB T4b Semua N M0

Semua T N3 M0

Semua T Semua N M1
DIAGNOSIS
 Anamesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan laringoskopi tidak langsung dan langsung
 Radiologi → perluasan tumor
 Patologi anatomi dari biopsi → diagnosis pasti
PENATALAKSANAAN
 Terdapat 3 jenis penatalaksanaan :
- Pembedahan
- Radioterapi
- Kemoterapi
- Kombinasi

• Tujuan utama → mengontrol tumor primer dan kelenjar


mempertahankan suara sedapat mungkin
Trakeitis Bakteri
Radang pada mukosa trakea akibat kuman bakteri

 Gejala infeksi saluran napas atas


 Stridor nada tinggi - penyempitan jalan napas
 Seal-like barking cough
 Suara serak
 Batuk;
 Lebih nyaman pada posisi berbaring
 Demam tinggi
 Sesak
 Odinofagi (-)
Trakeitis Bakteri
Etiologi
 6 bulan hingga 8 tahun
 Kuman penyebab Staphylococcus aureus (tersering)
 Infeksi sekunder setelah laryngotracheitis akibat virus
Trakeitis Bakteri
Pemeriksaan Penunjang
 Foto polos leher posisi AP “steeple sign”

 Endoskopi
Trakeitis Bakteri

 Suction
 Nasotracheal intubation
 Antibiotik IV
 Ekstubasi setelah 3-7 hari
Bacterial Tracheitis
 subglottic edema
 ulceration
 pseudomembrane formation
 suction and debride
 nasotracheal intubation
 IV antibiotics
 extubate after 3-7 days

Anda mungkin juga menyukai