Anda di halaman 1dari 28

Multazam Eko Putra

EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Virus Epstein-Barr dikatakan merupakan penyebab utama terjadinya Ca
NasoFaring
a. CT Scan
Pemeriksaan radiologik berupa CT scan nasofaring mulai setinggi sinus frontalis
sampai dengan klavikula, potongan koronal, aksial, dan sagital, tanpa dan dengan
kontras. Teknik pemberian kontras dengan injector 1-2cc/kgBB, delay time 1 menit. CT
berguna untuk melihat tumor primer dan penyebaran ke jaringan sekitarnya serta
penyebaran kelenjar getah bening regional.
b. USG abdomen
Untuk menilai metastasis organ-organ intra abdomen. Apabila dapat
keraguan pada kelainan yang ditemukan dapat dilanjutkan dengan
CT Scan Abdomen dengan kontras.
c. Foto Thoraks
Untuk melihat adanya nodul di paru atau apabila dicurigai adanya
kelainan maka dilanjutkan dengan CT Scan Thoraks dengan kontras.
d. Bone Scan
Untuk melihat metastasis tulang.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut diatas untuk menentukan TNM.
Pelaporan diagnosis karsinoma nasofaring berdasarkan kriteria WHO
1 yaitu:
1. Karsinoma Sel Skuamosa Berkeratin (WHO 1)

2. Karsinoma Tidak Berkeratin:

a. Berdiferensiasi (WHO 2)

b. Tidak Berdiferensiasi (WHO 3)

3. Karsinoma Basaloid Skuamosa


 Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002)
T : tumor primer
 T1 : tumor terbatas di nasofaring
 T2 : tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa hidung
 T2a – tanpa perluasan ke parafaring
T2b – dengan perluasan ke parafaring
 T3 : tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal
 T4 : tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf
cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbit
N : pembesaran kelenjar getah bening regional
 Nx : tidak jelas adanya keterlibatan kelenjar getah benih (KGB)
 N0 : tidak ada keterlibatan KGB
 N1 : metastasis pada KGB ipsilateral tunggal, 6 cm atau kurang di
atas fossa supraklabikula
 N2 : metastasis bilateral KGB, 6 cm atau kurangm di atas fossa
supraklavikula
 N3a : > 6 cm
 N3b : pada fossa supraklavikula
M : metastasis jauh
 M0 : tidak ada metastasis jauh
 M1 : ada metastasis jauh
•Radioterapi
Stadium dini tumor primer
Stadium lanjut tumor primer (elektif),
KGB membesar
•Kemoterapi
Stadium lanjut / kekambuhansandwich
•Operasi
–sisa KGB  diseksi leher radikal
–Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar 
nasofaringektomi
Dosis radiasi :
Dosis iradiasi nasofaring: 66-70 Gy/33-35 kali/6,5-7 minggu
Pasien dengan kel. Limfe leher + (dosis kuratif) :
60-70 Gy/30-35 kali/6-7 minggu
Pasien dengan kel. Limfe leher – (dosis preventif) :
50-56 Gy/25-28 kali/5-5,5 minggu

T1,T2, N0-N3, M0 :
Radiasi eksternal 70 Gy di tumor primer dan Lnn
supreclav + booster brachytherapi Nasopharynx 9 Gy
T3,T4, N0-N3, M0 :
Radiasi eksternal tumor primer 70 Gy + adjuvant
Chemotheraphy (Cisplatin + 5 fluo-rouracil) + booster
branchytherapi Nasopharinx 12 Gy
Pemeriksaan klinis, CT
Scan ulang 2-3 bulan
setelah radioterapi

Tiap 3 bulan(2 tahun


pertama) tiap 6 bulan(2
tahun berikutnya)
setiap tahun (10 tahun
pascaterapi)
Menghilangkan rasa
nyeri  obat
Mengontrol gejala
Memperpanjang hidup
Menomorsatukan
kualitas hidup

Anda mungkin juga menyukai