Disusun Oleh:
Falensia Octaria, S.K.G
04074881618015
Dosen Pembimbing:
drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M. Kes
PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
1
I. Informasi Kasus
2
STATUS UMUM PASIEN
Rujukan : Datang sendiri
Keadaan umum : Sehat, Compos mentis
Berat badan : 46 kg
Tinggi badan : 160 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : kg/m2 (Kurus)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 denyut/ menit
Pernafasan : 22 kali/ menit
Pupil mata : Normal
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Pasien perempuan berusia 19 tahun mengeluhkan gigi seri yang besar atas
kiri dan kanan berlubang besar dan berwarna kehitaman sejak 1 tahun lalu dan
pernah terasa sakit spontan 5 bulan lalu, sampai sekarang gigi tersebut masih
terasa ngilu jika terkena makanan atau minuman yang dingin dan pernah ditambal
sementara di dokter gigi 2 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan gigi seri yang
kecil atas kiri berlubang besar dan berwarna kehitaman sejak 1,5 tahun lalu,
pasien tidak mengeluhkan rasa sakit dan gigi tersebut belum pernah dirawat
sebelumnya. Pasien ingin gigi-giginya tersebut dirawat.
Kebiasaan buruk : -
Riwayat sosial : -
3
Kiri : Tidak teraba Teraba (lunak/kenyal/keras)
Sakit Tidak sakit
Kelenjar lainnya : -
Palatum : Sehat
Kelainan/ anomali
Lidah : Sehat/ normal
Kelainan/ anomali:
Terdapat 3 alur pada permukaan dorsal 2/3
anterior lidah 1 alur dipertengahan lidah dengan
kedalaman ± 0,5 mm dengan panjang ± 0,5 cm (2
alur) dan 3 cm (1 alur), berwarna sama dengan
jaringan sekitar, tidak sakit saat palpasi.
Dasar mulut : Sehat Ada kelainan
4
Hubungan rahang : Ortognati Retrognati Prognati
Kelainan gigi-geligi : Tidak ada Ada
OHI-S
DI CI OHI-S = DI + CI Ket : baik
0 0 0 0 0 0 = 2/6 + 0 sedang
1 0 1 0 0 0 = 0,33 buruk
Temuan Masalah
1. Pemeriksaan klinis
- Gigi 21
Terdapat tambalan sewarna gigi di mesial gigi 21, warna tambalan berbeda
dengan gigi aslinya dan terdapat sedikit tambalan yang lepas.
Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan
Pemeriksaan Objektif : perkusi (-), dan palpasi (-)
- Gigi 22
Terdapat tambalan sementara di mesial gigi 22, tambalan dalam keadaan
baik dan tidak lepas.
Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan
Pemeriksaan Objektif : perkusi (-), dan palpasi (-)
2. Pemeriksaan radiografi
5
pulpa. Memiliki satu saluran akar berbentuk lurus dan terdapat gambaran
radiopak di sepanjang saluran akar. Garis kontinuitas lamina dura yang
mengelilingi akar gigi terputus di daerah apikal.
3. Diagnosis : Nekrosis Pulpa post endodontik gigi 21 dan 22
4. Rencana perawatan : Pasak logam cor dan mahkota jaket akrilik.
6
I
)y
(w
c
g
M
d
b
n
tlu
o
k
h
im
s
a
p
re
P
Preparasi Mahkota Pasak
1. Preparasi Bagian Mahkota
PASAK
Pasak adalah bahan restoratif kaku yang dimasukkan dalam saluran akar
gigi. Fungsi pasak untuk menambah retensi restorasi dan melindungi struktur gigi
yang tersisa.
7
Sisa bagian tengah digerinda sehingga hasilnya terdiri dari dua bidang
yaitu labial dan palatal.
Sebaiknya jaringan gigi pada bagian labial dan palatal jangan dipreparasi
sampai di bawah tepi gusi agar tidak terjadi penutupan pinggiran
preparasi oleh gusi yang dapat mengganggu ketepatan pencetakan. Nanti
sebelum pasak dipasang, barulah pinggiran gigi dapat dipreparasi
kembali sampai 0,5 mm di bawah permukaan gusi pada bagian labial
dengan tujuan agar estetis dan mengurangi penumpukan plak.
Setelahnya, baru dilakukan pencetakan untuk pembuatan crown.
8
tujuannya untuk mencegah patahnya inti oleh adanya daya gigit dari gigi
lawan.
Untuk memeriksa hasil preparasi digunakan santigen yang dipanaskan
sampai lunak kemudian dicetakkan ke dalam preparasi. Jika preparasi
sudah memadai, tahap selanjutnya adalah membuat pola lilin pasak inti.
Gambar 1. Restorasi pasak dengan panjang yang ideal. A. Mahkota pasak, B. Panjang pasak, C.
Bahan pengisian saluran akar pada bagian apeks.
Efek Ferrule didefinisikan sebagai vertical band dari struktur gigi pada
aspek gingival dari suatu preparasi mahkota gigi. Efek ini digunakan pada
efek ferrule, jaringan gigi yang sehat disisakan sekitar 2 mm diatas gusi. Preparasi
ferrule ini menguatkan aspek koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu
Gambar 3. Preparasi Ferrule Effect 2 mm Berbentuk Kontra Bevel Melingkari Gigi di atas
Servikal Gigi untuk Menambah Resistensi Pasak
(Baum dan Phillips, 1995; Garoushi dan Vallitu, 2006)
Efek ferrule manambah retensi, tetapi yang lebih utama adalah menyediakan
resistensi yang lebih baik daripada gigi yang direstorasi pasak tanpa menggunakan
terjadinya fraktur akar, walaupun ada beberapa pola fraktur pada koronal yang
10
Pembuatan Pola Lilin Untuk Pasak Dan Inti
Pembuatan pola lilin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung
(direct method) dan cara tidak langsung (indirect method)
11
Lilin inlay dipanaskan di atas lampu spiritus, ditekan menyerupai bentuk
kerucut sampai lunak. Lilin dimasukkan ke dalam saluran akar yang telah
dibasahi dengan aquades. Dipadatkan penuh pada seluruh preparasi saluran
akar dan membentuk atap.
Membuat guratan pada kawat stift (paper-clip)(sebagai retensi
inlay).Kemudiankawat dipanaskan terlebih dahulu, laluditekan masuk ke
dalam lilin di saluran akar. Pada bagian atap stift disisakan tidak tertutup
lilin dan dibengkokkan sebagai tanda yang membedakan bagian palatal dan
labial.
Setelah lilin mengeras dan melekat pada kawat, pola lilin ditarik keluar dari
saluran akar untuk melakukan koreksi. Koreksi ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil preparasi saluran akar yang tercetak pada santigen.
Bentuk akhir pola inti menyerupai bentuk preparasi mahkota jaket hanya
saja ukurannya lebih kecil. Setelah model malam telah baik, maka model
tersebut dapat ditanam dan dicor dengan logam.
12
merapat seperti pada Gambar6. Kedua ujung yang merapat dapat direnggangkan
seperlunya agar jika dimasukkan dalam saluran akar terdapat friksi/gesekan
terhadap dinding saluran akar agar dapat memegang pasak pada tempatnya.
Mahkota sementara untuk keperluan ini dapat digunakan mahkota sementara
buatan pabrik yang ukuran, bentuk, dan warna disesuaikan. Dapat juga
menggunakan gigi artifisial yang terbuat dari akrilik dan harus memenuhi syarat
estetik. Bagian palatal gigi akrilik dikurangi sedemikian rupa, sehingga tersedia
tempat yang cukup untuk penempatan kawat paper clip yang berfungsi sebagai
pasak sementara (Gambar7). Kemudian mahkota ini disemenkan pada preparasi.
Untuk memudahkan pengeluaran, digunakan semen fletcher yang biasa digunakan
sebagai bahan tambalan sementara.
13
Gambar 7.Pembuatan mahkota sementara
a. (1) Pasak/ inti sementara
(2) Gigi artifisial yang telah diubah bentuknya
(3) Self-curing acrylic
b. Pembentukan dan penyelesaian mahkota sementara
c. Mahkota berpasak sementara :
(1) Pasak kawat; (2) Gigi artificial; (3) Self-curing acrylic
Pengecoran Pasak
Tahap kerja pengecoran logam terdiri dari :
1. Pemasangan saluran cor (sprue) pada pola lilin
Kawat yang dipakai untuk membuat pola lilin dapat berfungsi sebagai sprue.
Untuk mencegah terjadinya porositas pengisutan (shrinkage porosity) pada
sprue ditambahkan reservoir.
2. Pemendaman (investing)
Sebelum pemendaman dilakukan, terlebih dahulu dibuat pembentuk kawah
(crucible form) dari lilin pada sebuah tabung casting ring. Kawah pengecoran
dengan slinger sebaiknya dibuat dangkal, yaitu kerucut kawah yang bersudut
±120º, sedangkan jika pengecoran dilakukan dengan mesin sentrifugal harus
dibentuk lebih curam yaitu 80º- 90º. Pola lilin harus dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan kuas dan air sabun atau denganalkohol untuk
menghilangkan tegangan permukaan. Adukan bahan pendam diulaskan secara
14
tipis pada permukaan pola lilin sampai semua lilin diliputi oleh adukan semen.
Pola lilin yang telah terulas dimasukkan ke dalam tabung cor.Kemudian tabung
cor diletakkan pada pembentuk kawah lalu diisi dengan bahan pendam.
3. Pembakaran (burning out)
4. Pengecoran (casting)
5. Penyelesaian (finishing)
Pada tahap ini, hasil cor tidak perlu dipoles karena permukaan yang kasar
menjadi tempat retensi antara semen dengan permukaan pasak.
Pemasangan Pasak
1. Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan logam
seperti bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi, maka
kelebihan logam tersebut dipotong/dibuang. Kemudian diperiksa apakah
retensinya sudah baik, hubungan tepi inti dengan sisa mahkota juga diperiksa.
2. Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis. Khusus untuk koreksi posisi gigi, inti
dapat dibengkokkan sesuai dengan maksud koreksi maksimal 30°.
3. Pada pasak terlebih dahulu dibuat alur lolos (escape vent) sebagai tempat
mengalirnya semen dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik
dari pasak pada saat penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan
pengepasan pasak (Gambar 8).
4. Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar digunakan adukan semen yang
agak encer à dimasukkan ke saluran akar menggunakan sonde atau reamer.
Semen yang digunakan yaitu GIC tipe 1.
5. Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam saluran akar dan dipertahankan kedudukan yang semestinya sampai
15
semen setting. Untuk memudahkan pekerjaan, kelebihan semen dibuang
sebelum semen mengeras.
16
permukaan labial, selanjutnya dilakukan pengurangan gigi sampai sedikit
di bawah DEJ. Tindakan ini sebagai panduan sampai pada batas operator
melakukan pengurangan bagian labial. Preparasi dilanjutkan dengan
menggerakkan bur ke arah mesial dan distal sampai seluruh email dan sedikit
dentin hilang dengan arah bur yang konstan sehingga tidak terjadi undercut.
Pengurangan setebal 0,7 - 1 mm. Hasil preparasi :
miniatur bentuk gigi asli konveksitas arah mesiodistal dan gingivo-
insisal.
untuk menghindan terjadinya undercut dan perforasi karena bentuk
ruang pulpa sesuai dengan bentuk anatomi gigi.
17
Preparasi daerah servikal gigi
Sesuai dengan indikasi.
Menggunakan bur fisura,cutting egde halus.
Pundak bagian labial masuk ke subgingival 0,5 mm.
Pundak bagian palatal tepat pada margin gingiva.
Akhiran Preparasi
18
emas karena preparasinya dapat dibuat secara lebih mudah dan pengambilan
jaringan gigi tidak terlalu banyak, sehingga tidak membahayakan jaringan
pulpa gigi.
Preparasi shoulder
Preparasi shoulder ini adalah preparasi yang mempunyai bahu
mengelilingi seluruh servikal sehingga disebut full shoulder atau partial
shoulder jika hanya bagian labial/bukal. Preparasi ini lebih menjamin
adanya ruangan yang cukup di daerah servikal terutama untuk kelompok
restorasi metal porselen atau metal akrilik. Teknik preparasi ini lebih sulit
dan tidak mungkin dikerjakan pada gigi yang mempunyai ruang pulpa yang
besar. Bur yang digunakan dalam pembuatan akhiran tepi servikal ini adalah
bur bentuk fisur runcing yang ujungnya rata. Bur ini digunakan apabila
diperlukan ruangan untuk penempatan restorasi yang terbuat dari porselen.
19
Akhiran preparasi bentuk chamfer
Beberapa peneliti menganggap sebuah akhiran servikal yang bersudut
tumpul atau bentuk dengan potongan melintang yang melengkung disebut
dengan chamfer. Bell dkk yang dikutip oleh Reitemeier menyatakan bahwa
preparasi dilakukan dengan pengurangan setebal 1,5 mm, sudut garis
internal yang membulat dari sudut cavosurface sebesar 135°. Desain
preparasi tepi ini sangat menguntungkan jika dipakai untuk lahkota logam
porselin, karena tepi logamnya dapat dibuat relatif tipis. Bentuk chamfer
seringkali digunakan sebagai akhiran tepi servikal dari restorasi yang terbuat
dari logam, namun bukan berarti bahwa bentuk chamfer lebih istimewa jika
dibandingkan dengan bentuk akhiran preparasi servikal lainnya.
Pencetakan
1. Bersihkan gigi dengan air dalam syringe (water spray), dan keringkan dengan
udara (air spray).
2. Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan bantuan pinset dan plastic
filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi cavosurface margin.
Sebelumnya benang retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25%
atau epinephrine agar melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-tama
bentuklah benang retraksi menyerupai huruf “ U’ dan lingkarkan mengelilingi
gigi yang telah dipreparasi. Tahan benang dengan ibu jari dan jari telunjuk
sambil sedikit menekan benang ke arah subgingiva (Gambar A).
Kemudian perlahan-lahan selipkan benang di antara gigi dan gingiva bagian
mesial interproksimal dengan bantuan pinset dan plastic filling, setelah
terpasang dengan baik, lanjutkan memasang pada sisi distal interproksimal
(Gambar B). Lanjutkan pemasangan pada permukaan lingual yang diawali dari
sudut mesiolingual menuju sudut distolingual. Catatan: ujung/tip alat
diposisikan menghadap benang retraksi yang telah dipasang untuk mencegah
terlepasnya benang retraksi (Gambar C). Benang retraksi berfungsi untuk
mengekspos sementara akhiran preparasi (chamfer/shoulder) selama proses
pencetakan final agar didapat kerapatan tepi (marginal fit) yang baik antara
20
restorasi akhir dengan gigi untuk mencegah terjadinya iritasi gingiva dan
karies sekunder.
Gambar 10. Pemasangan benang retraksi. A) Bentuk loop U B) pemasangan pada sisi
interproksimal C) Pemasangan pada sisi lingual (Shillingburg et al, 1997)
Plastic filling diposisikan membentuk angulasi 45° terhadap akar gigi (tidak
sejajar sumbu gigi) untuk membantu penempatan benang retraksi pada
subgingiva (Gambar A). Benang retraksi dipotong pada sisi distal
interproksimal (Gambar B) dan sisanya dilanjutkan hingga menutupi sisi
mesial interproksimal (Gambar C).
21
3. Lakukan pencetakan dengan menggunakan bahan cetak elastomer. Beberapa
teknik pencetakan yang paling sering digunakan yaitu teknik pencetakan
putty/wash 1 tahap dan putty/wash 2 tahap.
Gambar 11. Material wash diinjeksikan di sekitar gigi yang telah dipreparasi
Gambar 12. Bahan wash ditempatkan di atas sendok cetak yang telah diisi dengan
bahan putty, dan kemudian dilakukan pencetakan.
22
Berikan alas plastik di atas seluruh lengkung gigi yang berfungsi
sebagai spacer. Masukan putty ke dalam sendok cetak, tempatkan pada
posisinya dalam mulut. Tahan kurang lebih 3 menit hingga
mengeras,sedikit perubahan bentuk tidaklah penting apabila
dipergunakan spacer.
Keluarkan sendok cetak dan keringkan permukaannya. Buang spacer.
Aduk bahan light bodied. Masukkan bahan light bodied yang telah
dicampur kedalam cetakan di atas seluruh lengkung (tidak hanya di
sekitar cetakan pada gigi yangtelah dipreparasi).
Suntikkan juga bahan light bodied di sekeliling gigi yang dipreparasi
(penggunaan semprotanudara secara perlahan akan membantu
menyebarkan bahan lightbodied di atas permukaan preparasi).
Tempatkan kembali sendok cetak ke dalam mulut dan tahan selama
kira-kira 5 menit. Gunakan tekanan jari yang ringan. Lepaskan sendok
cetak, kemudian dilakukan pengecoran untuk mendapatkan model
kerja.
Pembuatan Mahkota
1. Bentuk, warna dan ukuran mahkota harus memenuhi estetika
2. Dilakukan penentuan warna gigi pasien dengan menggunakan shade guide.
3. Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan pembuatan mahkota jaket.
23
Deep overbite
Pundak Boleh penuh, sebagian, tanpa pundak Harus pundak penuh dengan tipe square sudut
90°
4. Kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan
kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut.
5. Daerah Titik Kontak
Untuk pemeriksaan daerah titik kontak digunakan dental floss.Daerah titik
kontak harus dapat dilalui oleh dental flossini (harus ada hambatan tanpa
merobek dental floss).
24
Semen yang akan digunakan harus disesuaikan dengan bahan crown.
Semen-semen yang mengandung eugenol (zinc oxide eugenol cement, alumina
EBAcement) tidak cocok untuk menyemen mahkota yang terbuat dari bahan
akrilik, karena akan bereaksi dengan bahan akrilik dimana akrilik akan berubah
warna, menjadi lunak dan permukaannya menjadi retak-retak (crazing).
Semen jenis komposit memiliki sifat mekanis yang lebih baik. Semen jenis
polikarboksilat memiliki sifat adhesi terhadap dentin dan glasir lebih baik
daripada semen zincphospat dimana semen zinc phospat lebih mudah larut dalam
cairan mulut.
Semen yang akan digunakan adalah GIC tipe 1 (luting cement)dengan
jumlah powder : liquid, cara, dan lama pengadukan sesuai petunjuk pabrik.
Kemudian oleskan selapis adonan semen dengan merata ke dalam mahkota,
sebagian diulaskan merata pada sekeliling preparasi post untuk mencegah
terkurungnya gelembung udara pada sudut pundak.
Letakkan mahkota pada posisi yang benar, tekan perlahan untuk
memberikan kesempatan adonan semen mengalir dan mencegah terjadinya
jebakan udara. Ditekan sampai didapat fitness yang benar, lihat kedudukan ketika
oklusi, apakah sesuai dengan sebelum pemasangan, jika tidak segera dibuka dan
diulangi. Setelah baik kedudukannya, mahkota ditekan dengan jari secara merata
sampai setting time semen selesai. Pada bagian bukal dan palatal, sisa-sisa semen
dibersihkan menggunakan sonde atau ekskavator ketika semen setengah
mengeras,sedangkan pada bagian proksimal/interdental sebaiknya segera
dibersihkan menggunakan dental floss yang sudah diletakkan sebelumnya.
25
makanan). Serta dilakukan pengecekan kembali menggunakan dental floss pada
daerah proksimal.
Palembang,
Disetujui oleh
Pembimbing Konservasi Gigi
26