SURVEILANS
Disusun oleh:
Bebbi Arisya Kesumaputri, S.KG
16.13101.10.06
A. Latar Belakang
tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan
Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang
penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini
masalah penyakit baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang
sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun
penyakit yang digunakan dalam bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya
mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka system surveilans yang tertata
diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan kerjasama tukar menukar
deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat tergantung kepada
kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak untuk mengenali
kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga kesehatan
kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan yang
semestinya.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
teori simpul Ahmadi. surveilans menjadi vital juga karena pijakan pola fikir kita
health surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus
mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam
kematian, dan meningkatkan status kesehatan. Data yang dihasilkan oleh sistem
surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus¬ menerus berupa
pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu
analisis, dan interpretasi secara sistematik dan berkesinambungan pada data yang
kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan demikian, agar data dapat berguna,
data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan.
sebuah istilah umum yang mengacu pada observasi yang sedang berjalan,
kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan
dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus
surveilans:
dini outbreak;
2002).
C. Jenis Surveilans
a. Surveilans Individu
atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular
selama masa inkubasi seandainya terjadi infeksi (Last, 2001). Isolasi institusional
pernah digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan SARS. Dikenal dua
1) Karantina total
2) Karantina parsial
b. Surveilans Penyakit
dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit
sistem surveilans vertikal dapat berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak
c. Surveilans Sindromik
praktik dokter di AS. Dalam surveilans tersebut, para dokter yang berpartisipasi
batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus,
jumlah kunjungan menurut kelompok umur dan jenis kelamin, dan jumlah total
kasus yang teramati. Surveilans tersebut berguna untuk memonitor aneka penyakit
yang menyerupai influenza, termasuk flu burung, dan antraks, sehingga dapat
memonitor krisis yang tengah berlangsung (Mandl et al., 2004; Sloan et al., 2006).
Suatu sistem yang mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari
dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan
e. Surveilans terpadu
kebutuhan data khusus penyakitpenyakit tertentu (WHO, 2001, 2002; Sloan et al.,
(WHO, 2002).
berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya
menular merebak pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul
jenis:
a. Surveilans pasif;
data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan mudah untuk
penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif dapat
pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang
dan ringkas.
b. Surveilans aktif
berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis
kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan
konfirmasi laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada
surveilans pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk
lebih sulit untuk dilakukan daripada surveilans pasif. Sistem surveilans dapat
bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu para kader
(JHU, 2006).
1116/menkes/sk/VIII/2003:
1) Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat
2) Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta
3) Data demografi yang dapat diperoleh dari unit ststistik kependudukan dan
masyarakat
4) Data geografi yang dapat di peroleh dari unit unit meteorologi dan
geofisika
5) Data laboratorium yang dapat di peroleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat
7) Laporan wabah
11) Data hewan dan vektor sumber penularan penyakit yang dapat diperoleh
penyakit di populasi.
resiko).
c. Menyediakan basis data yang dapat digunakan untuk memperkirakan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
lebih efektif
B. SARAN
Maka dari itu dalam pengoperasian data surveilans haruslah relevan dan akurat
Rakyat. Jakarta.