Anda di halaman 1dari 5

NAMA MAHASISWA : JACKSON

NIM PROFESI : 041051810070


NIM SKG : 040001500087
NO TELP : 085265436747
LAPORAN KASUS

Varian Normal : Pigmentasi Fisiologis, Duktus Stensoni Prominen, Fissure


Tounge, dan Leukoedema
Jackson
Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia

ABSTRAK

Secara umum lesi yang muncul dalam rongga mulut dapat berupa unilateral maupun bilateral. Varian normal salah
satu cirinya adalah muncul secara bilateral. Pasien 50 tahun mengeluh terjadi perubahan warna pada gusi sejak 5 tahun
yang lalu saat bercermin. Pemeriksaan klinis ditemukan lesi berupa lapisan film tipis pada mukosa bukal kanan
berbentuk difuse dengan dasar berwarna merah lesi tersebar pada permukaan mukosa bukal, konsistensi sama dengan
jaringan sekitar dengan ciri lesi ketika ditarik menghilang dan kembali seperti normal ketika dilepaskan, duktus
stensoni pada mukosa bukal kanan berseberangan dengan gigi m2 rahang atas, lesi makula berwarna hitam pada
attached gingiva sepanjang gigi 17-27 dan 33-43 berbentuk pita, konsistensi sama dengan jaringan sekitar, tepi difuse
dan tidak sakit saat dipalpasi. dan lesi fisura pada lidah bagian tengah berukuran 10x2mm single soliter dengan
konsistensi sama dengan jaringan sekitar dan tidak sakit ketika di palpasi. Dalam kasus ini pigmentasi yang terjadi
berupa pigmentasi fisiologis meskipun pasien memiliki riwayat merokok selama 30 tahun hal ini terbukti berdasarkan
pemeriksaan klinis yang menemukan perubahan warna hanya pada attached gingiva.

Kata kunci : varian normal, lesi berupa film, lesi makula, lesi fisura

PENDAHULUAN membantu dalam penentuan diagnosis


sekaligus menurunkan angka morbiditas dan
Secara umum lesi yang muncul dalam
mortalitas.1
rongga mulut dapat berupa unilateral maupun
bilateral. Namun, kebanyakan lesi muncul Mengetahui varian normal salah satu
secara unilateral dalam rongga mulut. cirinya merupakan lesi bilateral. Namun
Berdasarkan struktur anatomis dalam rongga dalam beberapa kasus varian normal dapat
mulut, lesi yang muncul secara bilateral muncul dalam kondisi unilateral. Oleh karena
merupakan ciri dari varian normal sedangkan itu, dokter gigi harus mengetahui ciri-ciri dari
lesi yang muncul secara unilateral sebagian suatu lesi beserta diagnosis banding dari
besar berkaitan dengan faktor patologis. Ciri setiap lesi sehingga tidak terjadi kesalahan
ini dapat digunakan dokter gigi sebagai dalam penegakan diagnosis beserta rencana
petunjuk dalam membedakan anatomis terapi yang dapat mengakibatkan kerugian
normal dan patologis. Hal ini dapat kepada pasien.
Pigmentasi fisiologis merupakan hasil dari Leukoedema biasanya lebih sering muncul
peningkatan produksi pigmen melanin oleh pada pada orang berkulit hitam (90%) dan
melanosit. Individu dengan kulit gelap jarang ditemukan pada kaukasian.
memiliki kecenderungan lebih mudah Leukoedema merupakan suatu varian normal
mengalami kondisi ini. Warna dari yang terjadi karena imbibisi intra dan
pigmentasi fisiologis dimulai dari warna ekstraseluler. Leukoedema selalu muncul
coklat ringan hingga warna hitam. Kondisi secara bilateral, namun pada beberapa kasus
ini meningkat seiring dengan penambahan leukoedema dapat muncul secara unilateral.
usia. Faktor lain, dapat berupa pewarnaan Leukoedema memiliki ciri khas yaitu lesi
dari merokok dan akibat obat-obatan yang akan hilang ketika ditarik dan muncul
diminum. Lokasi pada pigmentasi fisiologis kembali setelah dilepaskan (dikenal sebagai
yang paling umum adalah pada attached fenomena diascopic). Hal ini membuat
gingiva. Lesi ini dapat muncul dimana saja leukoedema dapat dibedakan dengan baik
dalam rongga mulut. Penegakan diagnosis terhadap leukoplakia atau mursicasio
pigmentasi fisiologis dapat dilakukan secara buccarum.6
klinis dan lesi ini tidak membutuhkan
LAPORAN KASUS
perawatan apa pun.2
Seorang pria berusia 50 tahun mengeluh
Duktus stensoni merupakan jalan keluar
terjadi perubahan warna pada gusi saat
untuk sekresi dari kelenjar liur parotis
bercermin sejak 5 tahun yang lalu. Pasien
(kelanjar liur mayor). Ductus stensoni
tidak mengetahui apakah ada keluarga yang
melewati tepi anterior kelenjar di lobus
memiliki lesi yang serupa. Pasien memiliki
superfisial , bebelok medial di perbatasan
kebiasan merokok yang dimulai sejak SMA
anterior masseter dan menembus buccinator
hingga sekarang dengan jumlah mencapai 1
kemudian memasuki rongga mulut lateral ke
bungkus perhari. Pasien tidak memiliki
sisi bukal molar rahang atas.3 Panjang duktus
penyakit sistemik dan datang dalam kondisi
bervariasi diantara 3 dan 5cm. saluran
sehat, tidak demam dan tidak dalam
biasanya tidak terlihat selama pemeriksaan.4
perawatan dokter lain.
Fissure tongue kelaianan bawaan yang
Pemeriksaan klinis intra oral dilakukan
ditandai dengan adanya celah pada lidah
dan ditemukan lesi pada mukosa bukal kanan
dengan bentuk yang bervariasi dalam ukuran
(gambar 1 dan 2), lesi berupa lapisan tipis
dan kedalaman. Etiologi dari fissure tongue
seperti film berbentuk difuse dan dasar lesi
tidak diketahui namun dipercaya ada
berwarna merah. Lesi terdapat pada
hubungannya dengan kelainan polygenic
sepanjang mukosa bukal dan hilang ketika di
bawaan. Biasanya fissure tongue ditemukan
tarik dan muncul kembali setelah di lepaskan.
secara tidak sengaja dalam pemeriksaan rutin
Di mukosa bukal kanan berseberangan
oleh dokter gigi. Kondisi ini ditemukan tanpa
dengan gigi m2 rahang atas ditemukan duktus
gejala kecuali terdapat faktor lain seperti
stensoni yang prominen (gambar 3).
debris yang terjebak dalam celah tersebut.5
Pada dorsal lidah ditemukan lesi berupa
Leukoedema merupakan lesi dengan
fisura berukuran 10x2 mm dengan dasar
penampilan putih seperti film pada mukosa
berwarna merah single soliter, konsistensi
bukal.etiologi dari lesi ini tidak diketahui.
sama dengan jaringan sekitar, tidak sakit
ketika di palpasi dan berlokasi di midline
lidah (gambar 4). Dan lesi pada attached
gingiva berupa macula berwarna hitam
seperti pita dengan tepi difuse, lesi tersebar
pada attached gingiva dari gigi 17-27 dan 33-
43 dengan konsistensi sama dengan jaringan
sekitar dan tidak sakit ketika di palpasi
(gambar 5 dan 6).

Gambar 4. Fissure Tongue

Gambar 1. Leukoedema (sebelum ditarik)

Gambar 5. Pigmentasi fisiologis (RA)

Gambar 6. Pigmentasi fisiologis (RB)


Gambar 2. Leukoedema (setelah ditarik)
Berdasarkan penemuan klinis, ditegakan
diagnosis pada mukosa bukal kanan berupa
leukoedema dan duktus stensoni yang
prominen, pada dorsal lidah berupa fissure
tongue dan pigmentasi fisiologis pada
attached gingiva. Oleh karena lesi merupakan
suatu varian normal, maka dilakukan
Komunikasi, instruksi dan edukasi kepada
pasien.

Gambar 3. Duktus stensoni prominen Komunikasi dilakukan untuk


memberitahu pasien bahwa lesi pada mukosa
bukal kanan, celah pada lidah, pewarnaan
pada gingiva dan saluran kelanjar air liur
yang prominen merupakan suatu varian dan memiliki afinitas tinggi terhadap nikotin.
normal dan tidak berbahaya. Instruksi Penelitian juga menemukan bahwa
dilakukan dengan tujuan untuk memberitahu kandungan nikotin dan tembakau ( N-
pasien untuk menjaga OH dan membersihkan nitrosamin dan benzopyrene) dapat
lidah agar tidak terjebak sisa makanan serta terakumulasi dalam jaringan manusia yang
mengurangi merokok. Edukasi dilakukan mengandung melanin dan mempengaruhi
untuk memberitahu pasien bahwa lesi yang melanogenesis. Nikotin dan benzopyrene
muncul di mukosa bukal muncul dikarenakan dapat merangsang melanosit untuk
riwayat merokok yang sudah kronis, akibat menghasilkan melanin. Frekuensi dan jumlah
dari iritasi kimiawi yang lama sehingga pigmentasi mukosa berkorelasi dengan
terjadi penebalan pada mukosa yang terlihat jumlah rokok yang dihisap perhari.7
seperti film, dan lesi ini tidak berbahaya.
Penebalan lapisan seperti film tipis pada
Celah pada lidah umumnya tidak ada keluhan
pasien ini disebabkan oleh iritasi lokal secara
namun bila kebersihan mulut tidak terjaga
kronis yang terjadi karena kebiasaan
dan terjadi jebakan makanan didalam maka
merokok pasien yang sudah lama.
dapat terjadi iritasi yang kemudian menjadi
Leukoedema adalah variasi normal umum
sakit didaerah tersebut. Pewarnaan pada
mukosa mulut. Prevalensi telah dilaporkan
gingiva terjadi karena produksi melanin yang
hingga 90% diantara orang kulit hitam, tanpa
berlebihan oleh melanosit dan merupakan
kecenderungan jenis kelamin. Prevalensi
suatu varian normal dan tidak berbahaya.
lebih ditinggi pada orang kulit hitam
PEMBAHASAN mungkin disebabkan karena pigmentasi
mukosa yang lebih membuat kondisi ini lebih
Perubahan warna pada pasien ini terjadi
jelas.
karena produksi melanin yang berlebihan
oleh melanosit dan bukan merupakan suatu Secara klinis.Leukoedema muncul
kondisi yang patologis. Hal ini terbukti sebagai kondisi difus, berwarna putih abu
berdasarkan gambaran klinis yang ditemukan abu, dan dapat diregangkan sehingga tampak
perubahan warna hanya terjadi pada attached seperti mukosa normal pada umumnya dan
gingiva. Perubahan warna yang disebabkan muncul kembali setelah berhenti di
oleh kondisi patologis biasanya terjadi pada manipulasi. etiologi dari leukoedema tidak
margin gingiva atau terjadi pada tempat yang diketahui, namun leukoedema dapat
disesuaikan dengan faktor penyebab disebabkan oleh iritasi lokal secara kronis.
pendukungnya. Seperti halnya pada smoker Merokok menggunakan tembakau maupun
melanosis, biasanya perubahan warna terjadi ganja merupakan faktor resiko dari
pada hampir seluruh mukosa mulut seperti perkembangan lesi ini.8 Ketika merokok
mukosa bukal, labial, gingiva, palatum, dan terjadi iritasi local yang menyebabkan terjadi
lidah. perubahan permiabilitas pada membrane
semi permiabel mukosa sehingga terjadi
Asap diduga menyebabkan perubahan
penarikan cairan dalam jumlah yang baik dari
pada mukosa melalui kombinasi efek
ekstraseluler kedalam sel sehingga terjadi
fisik(panas) dan kimiawi (nikotin dan
pembengkakan/edema pada sel yang
senyawa khusus tembakau). Melanin sendiri
menyebabkan penebalan berupa lapisan tipis
dapat mengikat berbagai zat, termasuk obat,
yang terlihat secara klinis.9
KESIMPULAN dan penentuan rencana terapi yang lebih tepat
untuk pasien. Pada kasus ini pigmentasi yang
Varian normal muncul dalam rongga
terjadi adalah pigmentasi fisiologis hal ini
mulut biasanya dalam bentuk bilateral,
terbukti melalui pemeriksaan klinis.
namun dalam beberapa kasus dapat muncul
Perubahan warna terjadi hanya pada attached
secara unilateral. Ciri khas dari suatu lesi
gingiva.
sangat penting dalam penegakan diagnosis
untuk mencegah terjadinnya salah diagnosis
DAFTAR PUSTAKA 63055024?url_ver=Z39.88-
2003&rfr_id=ori%3Arid%3Acrossref
1. Denny C, Ahmed J, Ongole R, Shenoy
.org&rfr_dat=cr_pub%3Dpubmed
N, Binnal A. Bilaterally occuring
5. Sudharsan Ramachandran, G Sree V.,
mucosal alterations of the oral cavity-
Y Samata, dkk. Newer Classification
a review. Int J Med Res Health Sci.
System for Fissure Tongue : An
2015; 4(3): 680-685.
Epidemiological Approach. J Trop
2. Gondak R. O., Rogerio Da S. J., Jacks
Med. 2015; 262079.
Jorge, dkk. Oral pigmented Lessions:
6. Vella F. D., Dorina Lauritano, Carlo
Clinicophatologic features and
Lajolo, dkk. The Pseudolesions of the
Review of The Literature. Med Oral
Oral Mucosa : Differential diagnosis
Patol Oral Cir Bucal. 2012 Nov; 17(6):
and Related Systemic Conditions.
e919-e924
Appl Sci. 2019, 9(12), 2412
3. Chason Hannah M, Brian W. Downs.
7. Ferreira leticia . Smoker’s Melanosis
Anatomy, Head and Neck Parotid
Treatment & Management. Medscape.
Gland. LLC. 2018. Available at :
2018.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
8. Mortazavi Hamed, Yaser Safi,
NBK534225/
Maryam Baharvand, dkk. Oral White
4. Bialek EJ, Jakubowski W, Zajkowski
Lession : An Update Clinical
P, Szopinski KT, Osmolski A. US of
Diagnostic Decision Tree. Dent J.
the major salivary glands: anatomy
2019
and spatial relationships, pathologic
9. Martin J. L., Leukoedema : A Review
conditions, and pitfalls.
Of Literature. Journal OF National
Radiographics. 2006 May-
Medical Association. 1992;84: 938-
Jun;26(3):745-63. Available at :
940
https://pubs.rsna.org/doi/10.1148/rg.2

Anda mungkin juga menyukai