Anda di halaman 1dari 7

KASUS SEDERHANA

ULKUS TRAUMATIKUS

Disusun oleh:

Patricia Virani Sekar Danaswari 202216110


Puti Ghassani 202216111
Putu Deyana Tirka Pratiwi 202216112
Rafi Adzka Ibrahim 202216113

Dosen Pembimbing:
drg. Manuel Dwiyanto Hardjo Lugito, Sp.PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA SELATAN
2023
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit mulut yang sering ditemukan di masyarakat adalah lesi ulserasi
mukosa mulut.1 Lesi ulserasi merupakan hilangnya epitelium permukaan karena adanya
kerusakan pada permukaan jaringan yang lebih dalam dari jaringan epitel sekitarnya.2,3,4
Ditandai dengan gambaran lesi berbentuk oval atau bulat dan cekung, bagian tengah ulser
biasanya kuning-kelabu atau berwarna putih/abu-abu dengan pinggir eritematosus, berbatas
jelas, dan secara subyektif menimbulkan rasa nyeri serta mengganggu dalam proses mastikasi
dan fonasi.2,3,4,5
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI dalam Laporan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lesi ulserasi menjadi salah satu masalah gigi dan
mulut di Indonesia.6 Ulser yang terjadi pada rongga mulut dapat merupakan manifestasi dari
penyakit sistemik, infeksi atau faktor lokal. Faktor lokal tersebut antara lain adalah ulser yang
disebabkan oleh trauma yang dikenal dengan ulser traumatik.7 Prevalensi ulser traumatik
atau ulkus traumatikus cukup tinggi dibandingkan lesi mulut lainnya, di Indonesia prevalensi
ulkus traumatik mencapai 93,3%.8 Ulkus traumatikus merupakan lesi ulseratif pada mukosa
mulut yang disebabkan oleh trauma.2,3,4 Trauma dapat berupa trauma fisik, kimia, dan
termal.2,3 Adanya ulkus traumatik yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari, maka
pada makalah ini akan membahas mengenai penyebab, tanda dan gejala, penampakan klinis,
serta tatalaksana ulkus traumatik pada seorang pasien yang mengalami traumatik oklusi di
RSGM Moestopo.

LAPORAN KASUS
Pasien perempuan berusia 21 tahun datang ke RSGM Moestopo pada 13 April 2023
dengan keluhan pipi bagian dalam kanan atas belakang dekat dengan gigi geraham paling
belakang terdapat luka, terasa sakit jika tersentuh. Pasien merasa luka timbul karena tergesek
oleh gigi geraham yang sedang tumbuh. Luka timbul sejak 3 bulan yang lalu, rasa sakit terasa
menusuk sesaat ketika tersentuh lidah atau tergigit dan rasa sakit tersebut hilang ketika tidak
tersentuh. Luka ini sebelumnya belum pernah terjadi. Pasien pernah mengkonsumsi obat
ponstan dan ketesse (dexketoprofen) untuk rasa sakit yang timbul dan bengkak karena gigi
geraham tersebut yang sedang tumbuh.
Pada pemeriksaan ekstraoral ditemukan wajah simetris, bibir bawah tampak
deskuamasi dan kering, kelenjar submandibula kanan teraba, sakit, dan lunak. Terdapat
kelainan pada sendi TMJ berupa clicking bilateral. Pemeriksaan intraoral kebersihan mulut

1
pasien sedang karena terdapat karies gigi, pada regio 17 18 terdapat single ulcer pada mukosa
bukal kanan atas berukuran kurang lebih 1 cm, berbentuk ireguler dengan dasar lesi yang
dalam berwarna putih dengan tepi eritema. Gigi 18 partial eruption dengan arah bukoversi.
Terdapat lesi pada mukosa labial bawah kiri berupa single scar berukuran kurang lebih 4 mm
dengan bentuk linier berwarna merah, permukaan lesi halus, tepi lesi indurasi. Terdapat plak
putih ⅔ posterior dosrum lidah, plak dapat dikerok serta terdapat single nodul pada apeks
lidah kiri, berukuran kurang lebih 3 mm, berwarna putih.

Gambar 1. (Kiri) bibir bawah kering dan deskuamasi, (kanan) single scar pada mukosa labial
bawah kiri

Gambar 2. Ulkus traumatikus

Gambar 3. (kiri) plak putih dapat dikerok pada dorsum lidah, (kanan) single nodul pada
apeks lidah kiri.

2
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan subjektif, objektif serta letak lesi pasien
didiagnosis sebagai ulkus traumatikus et causa traumatik oklusi. Sebagai diagnosis banding
kasus ini ialah Stomatitis aphtosa rekuren (SAR). Penatalaksanaan berupa pemberian edukasi
terkait keluhan yang diderita berupa diagnosis, penyebab, perawatan yang harus dilakukan,
bahaya jika tidak dilakukan perawatan, komplikasi. Pemberian medikasi berupa obat kumur
Innadine dengan instruksi digunakan 2x sehari setelah menyikat gigi selama 3 hari. Instruksi
untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat 2x sehari pagi setelah sarapan dan
malam menggunakan bulu sikat yang lembut, lidah harus selalu dibersihkan dengan tongue
scraper atau punggung sikat, serta untuk rutin kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali. Pada saat
kontrol 1 minggu pasien merasa luka sudah tidak sakit, namun lesi tersebut masih
menunjukan proses penyembuhan.

Gambar 4. Gambaran klinis pasca kontrol 1 minggu

PEMBAHASAN
Penegakkan diagnosis ulkus traumatikus yang tepat dapat mempermudah tenaga
kesehatan dalam memberikan perawatan.3, Pada kasus ini pemeriksaan objektif
memperlihatkan adanya lesi single ulcer pada mukosa bukal kanan atas berukuran kurang
lebih 1 cm bertempat di regio 17 dan 18, berbentuk ireguler dengan lesi yang dalam berwarna
putih dengan tepi eritema. Berdasarkan Glick Michael, dkk (2021) penyebab paling umum
dari single ulcer pada mukosa mulut adalah trauma.9 Ulkus traumatik dapat disebabkan oleh
trauma fisik/mekanik, kimia, dan termal secara langsung pada mukosa.9 Trauma mekanik bisa
disebabkan oleh kontak gigi yang melukai gusi, makanan berstruktur tajam, tergigitnya
jaringan lunak saat berbicara atau makan, adanya permukaan gigi yang tajam akibat fraktur,
karies, tepian restorasi yang tajam, tumpatan yang pecah, tersodok sikat gigi, dsb.2,3,9 Trauma
kimiawi bisa disebabkan oleh prosedur kedokteran gigi seperti pengaplikasian bahan tinggi
asam (etsa, bonding, dsb), penggunaan obat kumur atau produk perawatan mulut bebas

3
lainnya dengan kandungan alkohol tinggi, hidrogen peroksida, atau fenol yang digunakan
terlalu sering atau tidak diencerkan. Trauma termal atau panas contohnya menelan makanan
dan minuman yang terlalu panas, penggunaan bahan cetak termoplastik.9 Berdasarkan
pemeriksaan subjektif dan objektif ditemukan gigi 18 partial eruption dengan arah bukoversi,
sehingga dapat diduga terjadinya ulkus traumatikus diakibatkan karena trauma oklusi, dimana
pipi bagian dalam tergigit terus menerus oleh gigi 18 yang malposisi (bukoversi) dan sedang
erupsi.
Ulkus traumatik merupakan inflamasi, yaitu reaksi kompleks pada jaringan ikat
pembuluh darah sebagai respon terhadap cedera pada jaringan, merupakan lesi ulseratif pada
mukosa mulut yang secara klinis dapat bersifat akut atau kronis.4,10 Proses inflamasi akut
memiliki 3 tahap perubahan yaitu vasodilatasi pembuluh darah, keluarnya protein plasma dari
sirkulasi dan akumulasi leukosit di daerah cedera sehingga menunjukkan gejala klinis berupa
kalor, rubor, tumor, dolor dan functio laesa. Maka dari itu, penderita ulkus traumatikus
mengeluhkan rasa sakit sehingga menimbulkan gangguan saat makan dan berbicara.11
Gambaran klinis ulkus traumatikus akibat trauma mekanik bervariasi, sesuai dengan durasi,
intensitas dan tipe trauma yang menyebabkan iritasi, ukuran dan bentuk ulser bervariasi,
dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.3,5 Pada kasus ini ulser
berbentuk irregular dan berukuran kurang lebih 1 cm. Pada rongga mulut ulser traumatik
dapat ditemukan baik pada mukosa berkeratin seperti gingiva, palatum dan lidah maupun
mukosa tidak berkeratin seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut.10 Pada kasus
ini ulser berada pada mukosa bukal kanan
Penanganan ulkus traumatikus yang utama adalah menghilangkan penyebab trauma
dan selanjutnya menghilangkan atau mengurangi rasa sakit terutama saat makan, dapat
berupa pemberian obat antiinflamasi, seperti kortikosteroid topikal dan intralesi, juga
anestetikum lokal.3,11 Lesi ulkus traumatik dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10
hingga 14 hari apabila iritan atau penyebab dihilangkan karena dalam rentang waktu tersebut
akan terjadi proses keratinisasi dan pembaharuan sel-sel epitel mukosa oral.3,4
Penatalaksanaan ulkus traumatikus pada kasus ini pertama diberikan resep berupa obat kumur
Innadine dengan instruksi digunakan 2x sehari setelah menyikat gigi selama 3 hari, dengan
tujuan dapat meredakan rasa sakit yang timbul dari ulkus tersebut. Pasien dilakukan follow
up/kontrol 1 minggu kemudian, pasien merasa luka sudah tidak sakit, namun lesi tersebut
masih dalam proses penyembuhan. Berdasarkan penelitian Wijayanti I dan Sidiqa AN
(2021), Penatalaksanaan ulkus traumatik dapat dengan menghilangkan penyebab terjadinya
dan menggunakan obat kumur antiseptik, contohnya seperti povidone iodine 1% atau

4
covering agent seperti orabase selama fase penyembuhan.12 Penelitian Senusi A, dkk (2020)
Obat kumur memiliki efek yang terlihat secara klinis dan statistik pada oral ulkus dalam hal
rasa sakit, durasi, dan frekuensi.13 Selain diresepkan obat kumur, pasien juga dijelaskan dalam
penanganan tatalaksana penyembuhan ulkus traumatikus adalah dengan menghilangkan
penyebabnya yaitu berupa trauma yang disebabkan malposisi gigi 18 dengan cara mencabut
gigi tersebut yang bertujuan agar tidak terjadinya rekurensi.

KESIMPULAN
Pada laporan kasus ini menemukan adanya ulkus traumatikus et causa trauma mekak
(malposisi gigi 18 bukoversi). Penanganan pada kasus ini adalah meredakan keluhan nyeri
pasien dengan memberikan edukasi dan obat kumur innadie, serta tetap menjelaskan ke
pasien bahwa gigi 18 mengalami malposisi harus dicabut agar tidak terjadi rekurensi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine, 12th ed. Hamilton: BC
Decker Inc. 2015;p.41-76.
2. Minhas S, Sajjad A, Kashif M, Taj F, Waddani HA, hursihid Z. Oral Ulcers
Presentation in Systemic Diseases: An Update. Open Access Maced J Med Sci
2019;7(19):3341-3347.
3. Violeta BV, hartomo BT. Tata Laksana Perawatan Ulkus Traumatik pada Pasien
Oklusi Traumatik: Laporan Kasus. e-GiGi. 2020;8(2):86-92.
4. Dermawan IGNP, Sari NNG, Ardana DY. THE ROLE OF JAVA CABE (Piper
retrofractum vahl.) ON TRAUMATIC ULCER TREATMENT. Interdental Jurnal
Kedokteran Gigi (IJKG). 2022;18(2):74-80.
5. Khairati, Martalinda W, Bakar A. ULKUS TRAUMATIKUS DISEBABKAN
TRAUMA MEKANIK DARI SAYAP GIGI TIRUAN LENGKAP (LAPORAN
KASUS). Jurnal B-Dent. 2014;1(2):112-117.
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Laporan hasil riset kesehatan
dasar. Jakarta: Kemeterian Kesehatan RI. 2018;p: 204-219.
7. Mortazavi H, Safi Y, Baharvand M, Rahmani S. Diagnostic features of common oral
ulcerative lesions: an updated decision tree. Int J Dent 2016;14
DOI:10.1155/2016/7278925.

5
8. Sa'adah N, Hendarti HT, Prehananto H, dkk. The Effect of Basil Leaves (Ocimum
Sanctum L.) Extract Gel to Traumatic Ulcer Area in Rattus Norvegicus. Jurnal
Kesehatan Gigi. 2020;8 (1):11-15
9. Glick M, Greenberg MS, Lockhart PB, Challacombe SJ. Burket’s oral medicine, 13th
ed. Wiley-Blackwell. 2021; p.68
10. Herawati E, Nur'aeny N. Etiologi, Distribusi Lokasi, dan Terapi Ulser Traumatik pada
Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. B-Dent: Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. 2019; Vol 8 (3): 313-319
11. Sally Hannoodee; Dian N. Nasuruddin. Acute Inflammatory Response - StatPearls -
NCBI Bookshelf. 2020. p. 1–4.
12. Wijayanthy I, Sidiqa AN. Traumatic Ulcer in a patient with Class I Malocclusion of
Angle Type 1: A Case Report. e-GiGi). 2021;9(2):204-207.
13. Senusi A, Kang A, Buchanan JAG, Adesanya A, Aloraini G, Stanford M, Fortune F.
New mouthwash: an efficacious intervention for oral ulceration associated with
Behcet’s disease. 2020;58(8):1034-1039.

Anda mungkin juga menyukai