Anda di halaman 1dari 21

LUKA PADA MUKOSA MULUT DAN GUSI

(STOMATITIS AFTOSA REKUREN DAN GINGIVITIS)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Titik Sunarni, M. Si., Apt.
 
Disusun Oleh:
Ahmad Syahibul Wafa 2020394333
Alfi Diyah Rohmanti 2020394335
Ayu Setio Lestari 2020394353
Dyah Putri Utami 2020394366
Ella Irmayeni 2020394367
 
Pengertian Stomatitis Aftosa Rekuren
• Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang lebih dikenal sebagai sariawan. SAR
adalah radang pada mukosa mulut, berupa ulkus yang terasa nyeri dan
selalu kambuh, terutama pada jaringan lunak rongga mulut. SAR dapat
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, lidah, serta palatum dalam
rongga mulut.
Patogenesis
• Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dimulai dengan rasa panas atau gatal
pada daerah lesi, kemudian muncul macula/papula berwarna merah
dengan bagian tengah memucat. Bagian tengah lesi berwarna putih
kekuningan, berbentuk bulat/oval yang dikelilingi kelim merah dan terasa
sakit. Penyembuhan dimulai dari bagian tepi ke tengah lesi dan sembuh
dalam waktu 10-21 hari dengan atau tanpa pengobatan
Etiologi
1. Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada gigi yang posisinya di
luar lengkung rahang yang normal sehingga menyebabkan jaringan lunak selalu
tergesek/tergigit pada saat makan/mengunyah
2. Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B12, asam folat dan zat besi.
3. Stress
4. Gangguan hormonal, seperti pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi di mana terjadi
perubahan hormonal sehingga lebih rentan terhadap iritasi.
5. Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita memiliki respon imun
yang abnormal terhadap jaringan mukosanya sendiri.
6. Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang mengiritasi jaringan
lunak.
7.Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena hipersensitivitas terhadap rangsangan
antigenik tertentu terutama makanan
Berdasarkan gambaran klinis SAR dibagi menjadi tiga tipe antara lain:

• 1.Tipe minor
Keadaan yang biasa atau tipe SAR yang paling sering
ditemui, ditandai dengan adanya ulser berbentuk
bulat dan oval, dangkal, dengan diameter 1-10 mm,
dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematous.

Ulserasi dari tipe minor cenderung mengenai daerah-


daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa
bukal dan dasar mulut. Ulserasi biasa tunggal atau
merupakan kelompok yang terdiri atas 4-5 ulser dan
akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa
meninggalkan bekas jaringan parut.
2. Tipe mayor
Ulser biasanya tunggal, berbentuk oval dan
berdiameter sekitar 1-3 cm, berlangsung selama 2
minggu atau lebih
serta bertumbuh dengan lambat biasanya terbentuk
dengan bagian tepi yang menonjol serta eritematous
dan mengkilat, yang menunjukkan bahwa terjadi
edema. Selalu meninggalkan jaringan parut setelah
3. Tipe herpetiformis sembuh
Bentuk klinisnya terdiri dari 100 ulser kecil-kecil pada satu
waktu. Setiap ulser berbentuk bulat atau oval, mempunyai
diameter 0,5- 3,0 mm dan bila ulser bergabung bentuknya
tidak teratur. Setiap ulser berlangsung selama satu hingga dua
minggu dan tidak akan meninggalkan jaringan parut ketika
sembuh.
TERAPI
Tatalaksana yang perlu dilakukan pada pasien SAR adalah sebagai berikut :
1. Mengatasi atau mengobati penyebab yang mendasari timbulnya SAR.
2. Mengidentifikasi dan memonitor faktor predisposisi dari timbulnya SAR.
3. Obat topikal
4. Obat sistemik diindikasikan apabila outbreak konstan dan agresif.
Gingivitis

Faktor primer Plak pada gigi

Peradangan pada Faktor sistemik :


jaringan gingiva genetik, nutrisi,
hormon, dan
hematologi
Faktor sekunder
Faktor lokal :
kebersihan mulut
buruk, akumulasi plak,
mikroorganisme
Mekanisme ginggivitis

Stage I Gingivitis: Inisial Lesion


Manifestasi pertama dari inflamasi ginggiva merupakan respon terhadap aktivasi
mikroba dari resident leukosit dan stimulasi dari sel endothelial. Secara klinis, respon
awal ginggiva terhadap bakteri plak ini tidak kelihatan.

Stage II Gingivitis : The Early Lesion


The early lesion berkembang dari initial lesion dalam 1 minggu setelah permulaan
akumulasi plak. Secara klinis, early lesion mugkin tampak seperti gingivitis awal, yang
berkembang seiring berjalannya waktu, tanda-tanda klinis eritema dapat terlihat
Mekanisme ginggivitis
Stage III Gingivitis : The Established Lesion
Pada gingivitis kronis (stage III), yang terjadi 2 atau 3 minggu setelah permulaan
akumulasi plak, pembuluh darah menjadi engorged dan padat, vena kembali dirusak,
dan aliran darah menjadi lambat. Hasilnya adalah anoxemia ginggiva local, yang
ditandai dengan adanya corak kebiru-biruan pada gusi yang merah

Stage IV Gingivitis : The Advanced Lesion


Perluasan lesi kedalam tulang alveolar merupakan karakter dari stage
ke empat yang disebut advanced lesion. Gingivitis akan mengalami
progress menjadi periodontitis
Faktor penyebab gingivitis
1. Peran Bakteri
2. Peran Respons Imun Host
Imunodefisiensi bisa berhubungan dengan berbagai tingkatan kekurangan nutrisi,
kelelahan akibat kehilangan tidur kronis, kebiasaan kesehatan lain (alkohol dan narkoba),
faktor psikososial, atau penyakit sistemik
3. Faktor Predisposisi Lokal
Preexisting gingivitis, luka pada gingival, dan merokok
4. Faktor Predisposisi Sistemik
Seperti penyakit kronis (sifilis, kanker), ganguan GI parah (ulseratif kolitis), blood
dyscrasias (leukemia, anemia), dan HIV
5. Faktor Psikosomatik
Stress dan gangguan psikologis
6. Faktor Genetik
7. Faktor Nutrisional
Defisiensi nutrisi, ditunjang kebersihan mulut yang amat buruk, dapat
mempengaruhi keadaan gingiva dan daya tahannya terhadap iritasi plak
8. Faktor Hormonal
Saat pubertas dan kehamilan, akan terjadi inflamasi gingiva yang hebat karena plak,
dan dapat reda sendiri saat masa pubertas/kehamilan sudah lewat.
9. Faktor Hematologi (Penyakit Darah)
– Anemia. Mukosa mulut dan gingiva terlihat lebih pucat.
– Leukemia. Terjadi gingivitis akut karena leukemia monositik, sehingga gingiva
terlihat merah gelap dan bengkak. Selain itu, terjadi kerusakan tulang alveolar
dan goyangnya gigi
10.AIDS
Virus HIV-1 dan HIV-2 menyerang T4 helper lymphocytes yang akan mengganggu
sistem imun, sehingga terjadi lesi yang cukup parah pada jaaringan periodontal.
Obat yang digunakan pada luka mukosa
1. Anestetikum
a. Stomatitis Aftosa Rekuren dengan kesakitan sekitar 10-15 menit dapat
diberikan obat kumur yang mengandung benzokain dan lidokain yang
kental
b. Stomatitis Aftosa Rekuren dengan kesakitan sekitar 6 jam dapat
diberikan zilactin secara topikal. Zilactin dapat lengket pada ulser dan
membentuk membrane impermeabel yang melindungi ulser dari
trauma dan iritasi lanjut.
2. Obat kumur antibiotika (chlorhexidine gluconate 0,2%, larutan tetrasiklin 2%)
Obat kumur tetrasiklin secara bermakna dapat menurunkan frekuensi dan
keparahan stomatitis aftosa.
a. Klorheksidin adalah obat kumur antibakteri yang mempercepatkan
penyembuhan ulser dan mengurangi keparahan lesi SAR. Cara penggunaannya
adalah tiga kali sehari sesudah makan, ditahan dalam mulut selama minimal 1
menit.
b. Tetrasiklin diberikan sesuai dengan efek anti streptokokus, tetrasiklin 250mg
dalam 10 cc sirup direkomendasikan sebagai obat kumur, satu kali sehari
selama dua minggu.
3. Kortikosteroid
a. Kortikosteroid oral
Pemberian prednison secara oral ( sampai 15 mg / hari) pada kasus SAR
yang lebih parah. Hasil terapeutik dalam dilihat dalam satu minggu.
b. Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal (triamcinolone in orabase). Kortikosteroid tidak
mempercepat penyembuhan lesi, tetapi dapat mengurangi rasa sakit pada
peradangan yang ada. Gel akan membentuk lapisan pelindung di atas ulkus,
sehingga pasien akan merasa lebih nyaman. Kortikosteroid akan dilepaskan
secara perlahan. Selain itu obat ini juga memiliki sifat anti inflamasi
4. Sanorine Hijau 0,1%®
• Komposisi : Asam hialuronat 0,1%, eukalyptol, menthol, thymol, metil
salisilat, natrium florida, natrium sakarin, natrium siklamat, natrium
benzoat
• Indikasi : mempercepat penyembuhan sariawan
• Dosis : 10 ml kumur selama 1-2 menit, kumur setidaknya 2 kali sehari
secara teratur setelah menyikat gigi
5. Bactidol®
– Komposisi: Heksetidin 1 mg
– Indikasi: antiseptic lokal dalam pengobatan radang mulut dan tenggorokan
disebabkan bakteri dan jamur termasuk sariawan.
– Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan malam hari
– Produsen : Pfizer
– Golongan Obat : Obat bebas
6. Dentasol®
– Komposisi: : tiap ml: benzokain 63 mg, septilpiridinium klorida 0,2 mg, kamfer
0,85mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mg
– Indikasi : sariawan dan radang gusi
– Dosis : oleskan dengan kapas pada tempat yang sakit, jika perlu diulangi 3-4 jam
– Produksi : Erela
– Golongan obat : Obat bebas Terbatas
7. Aloclair®
Aloclair digunakan untuk mengobati tukak mulut, sariawan, gingivitis
dan akumulasi plak. Digunakan juga untuk membantu regenerasi
jaringan, pengobatan trauma ulcer dan pereda nyeri yang disebabkan
oleh iritasi pada mulut, misalnya stomatitis aftosa, ulkus aftosa, lesi
kecil, termasuk lesi traumatik yang disebabkan oleh kawat gigi dan gigi
tiruan yang tidak sesuai.
8. Enkasari
Enkasari dapat mencegah dan mengobati stomatitis, membantu
menyegarkan mulut dan mengurangi bau mulut.
Dosis untuk dewasa 45ml cairan (3 gelas takar @15ml) digunakan 3-4
kali sehari
Dosis untuk anak-anak 15ml cairan (1 gelas takar) digunakan 2 kali
sehari.
KASUS Stomatitis aftosa rekuren
Pasien 21 tahun datang dengan keluhan terdapat sariawan di daerah bibir bawah kiri sebanyak 2
buah dengan diameter kurang lebih 3 mm sejak 4 hari yang lalu. Sariawan muncul karena
tergigit sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien mengeluh rasa tidak nyaman dan sariawan tersebut
mulanya hanya setitik kecil, namun lama kelamaan bertambah besar

ISBAR
Identification Pasien 21 Tahun
Symptom Sariawan di daerah bibir kiri bawah sebanyak 2 buah sejak 4 hari lalu
Background Bibir tidak sengaja tergigit sekitar 1 minggu yang lalu
Assessment Sariawan muncul akibat bibir tergigit sekitar 1 minggu lalu
Recomendation Heksetidin
Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan malam hari
Vitamin B12
Aturanpakai: diminum 3 kali sehari sesudah makan
Terapi non farmakologi:
1. Minum air putih lebih dari 8 gelas sehari
2. Memperbanyak makan buah dan sayur
3. Menghindari mengigit pipi bagian dalam atau bibir
Kasus Gingivitis
Pasien 25 tahun datang ke apotek dengan mengeluhkan kadang gusinya berdarah saat
menggosok gigi dan mulutnya terasa bau. Pasien juga mengatakan dia jarang menggosok
gigi dan terdapat plak pada giginya.

ISBAR

Identification Pasien 25 Tahun

Symptom Gusi berdarah saat gosok gigi dan mulut terasa bau

Background Jarang menggosok gigi dan terdapat plak

Assessment Gingivitis akibat plak pada gigi dan bakteri akibat jarang menggosok gigi

Recomendation Heksetidin
Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan malam hari
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai