Anda di halaman 1dari 7

Dwi Nugroho Juanda

041.214.040
040.11.046
082155196218

Laporan Kasus

Penatalaksanaan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Akibat Trauma Mekanis


Menggunakan Aloclair

Dwi Nugroho Juanda


*Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
Jl Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat Indonesia

ABSTRAK
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan suatu penyakit yang mempunyai karakteristik
berupa ulkus soliter atau multiplel, kambuhan, berbentuk oval atau bulat dengan batas jelas
kemerahan, dan dasar abu-abu atau kuning, yang terbatas pada mukosa mulut tanpa disertai
tanda-tanda dari penyakit lain. Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah agar dokter gigi
dapat mendiagnosis lesi sesuai anamnesis dan pemeriksaan klinis, sehingga dapat
memberikan perawatan yang tepat. Pasien datang dengan keluhan adanya sariawan yang
terasa sakit pada gusi rahang atas sebelah kiri. Etiologi dalam laporan kasus ini tidak diketahui
secara pasti, namun faktor predisposisi yang memicu terjadinya lesi adalah stres. Pengobatan
yang diberikan adalah Aloclair gel untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi durasi lesi dan
mempercepat proses reepitelisasi lesi pada pasien.

Kata Kunci: lesi, stomatitis aftosa, terapi

PENDAHULUAN kalangan usia dengan prevalensi sangat


Stomatitis Aftosa Rekuren atau yang tinggi pada negara maju.1,2
biasa disingkat SAR merupakan suatu Etiologi dari SAR belum diketahui
penyakit yang mempunyai karakteristik secara pasti dan sangat bervariasi
berupa ulserasi rekuren yang terbatas tergantung dari faktor predisposisi. Faktor
pada mukosa mulut tanpa disertai tanda- predisposisi SAR adalah kekurangan
tanda dari penyakit lain. Ciri khas dari SAR hematinik (zat besi, folat, dan vitamin B12),
adalah ulkus soliter atau multiplel, perubahan hormonal, stres, infeksi bakteri
kambuhan, berbentuk oval atau bulat atau virus, serta kelainan imunologi seperti
dengan batas jelas kemerahan, dasar abu- hipersensitif dan autoimun.1,2
abu atau kuning dan menimbulkan rasa
nyeri SAR dapat terjadi pada berbagai
1
Gambaran khas stomatitis aftosa adalah covering agent topikal yang efektif
rekuren terdiri dari (Cawson dan Odell, mengurangi rasa sakit, mengurangi durasi
2008): lesi dan mempercepat proses reepitelisasi
Onsetnya sering ditemukan pada lesi pada pasien.3
anak-anak, tetapi mencapai Tujuan dari penulisan laporan kasus
puncaknya pada masa remaja atau ini adalah agar dokter gigi dapat
dewasa muda. mendiagnosis lesi sesuai anamnesis dan
Lesi muncul pada saat yang pemeriksaan klinis, sehingga dapat
bervariasi, tetapi secara relatif dapat memberikan perawatan yang tepat.
ditentukan pada interval tertentu.
Sebagian besar penderitanya
LAPORAN KASUS
terlihat sehat.
Pasien wanita berusia 23 tahun
Pada sebagian kecil kasus
datang ke RSGM Usakti dengan keluhan
ditemukan gangguan hematologi.
Sebagian besar pasien yang adanya sariawan yang terasa sakit pada

ditemukan bukan perokok. gusi rahang bawah sebelah kiri, terutama


Biasanya lesi bersifat self-limiting. pada saat makan makanan yang pedas
dan panas. Sariawan tersebut sudah
Berdasarkan ukuran dan kedalaman muncul sejak 3 hari sebelumnya, namun
lesi, SAR dibagi menjadi 3 tipe yaitu belum menerima pengobatan. Pasien
mayor, minor dan herpetiformis. Dari ketiga sedang dalam keadaan sehat dan tidak
tipe tersebut, yang paling banyak dijumpai sedang dalam perawatan dokter atau
adalah tipe minor dan merupakan tipe mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
yang paling ringan jika dibandingkan Pasien mengaku sebelumnya juga
dengan tipe mayor dan herpetiformis.1 pernah mengalami sariawan di lokasi yang
Diagnosis yang tepat dari SAR dapat lain, yaitu rahang atas sebelah kiri sekitar
diperoleh dengan melakukan anamnesis 2 bulan lalu, akibat penyikatan gigi. Pasien
dan pemeriksaan klinis secara tepat. Pada mengatakan tidak ada anggota keluarga
anamnesis, pasien biasanya mengeluhkan pasien tidak ada yang mengalami
rasa sakit pada mulutnya yang berulang sariawan dengan sesering dirinya dan
pada tempat berbeda-beda. Pada pasien ini tidak memiliki kebiasaan buruk
pemeriksaan klinis, ditemukan adanya seperti merokok.
ulserasi pada bagian mukosa mulut Pasien tidak memiliki riwayat
berbentuk oval dengan ukuran 1cm.2 penyakit sistemik seperti hipertensi,
Terapi SAR dapat menggunakan epilepsi, diabetes mellitus maupun
Aloclair gel yang diberikan untuk gangguan pencernaan dan kelainan
mengurangi keluhan pasien. Aloclair gel jantung. Keadaan umum pasien baik
2
dengan, konjungtiva merah muda dan Dari hasil anamnesis diketahui bahwa
sklera putih. lesi timbul sejak 3 hari yang lalu, akibat
Pada pemeriksaan ekstraoral menyikat gigi terlalu keras. Pasien dalam
diketahui bahwa bentuk muka ovoid dan keadaan sehat, tidak alergi terhadap obat
simetris, tidak terlihat adanya atau makanan tertentu. Pasien tidak punya
pembengkakan. Pada perabaan kelenjar kebiasaan buruk seperti merokok. Pasien
limfe submental, submandibular dan mengalami sariawan di lokasi yang
servikal tidak teraba dan tidak sakit. Tidak berbeda 2 bulan sebelumnya dan pada
ditemukan adanya kelainan pada bibir dan tahun sebelumnya juga mengalami
kulit sekitar mulut. sariawan sebanyak tiga kali. Pasien belum
Pada pemeriksaan intraoral terlihat pernah memberikan pengobatan apapun
oral hygine pasien baik,debri pada regio 1, untuk lesi tersebut.
2, 3 dan 4, namun tidak ada stain dan Pada pemeriksaan ekstraoral tidak
kalkulus. Tidak terdapat kelainan pada ditemukan adanya kelainan. Sedangkan
mukosa labial, bukal, dasar mulut, lidah pada pemeriksaan intraoral, ditemukan
dan palatum. Pada mukosa gingiva rahang adanya lesi ulserasi berbentuk oval
bawah sebelah kiri ditemukan sebuah lesi dengan batas jelas, dikelilingi daerah atau
ulserasi berbentuk oval dengan tepi tegas kelim merah, berdiameter kurang lebih 4
dan terdapat daerah kemerahan disekitar mm, berjumlah satu dan memiliki dasar
lesi ulserasi tersebut, berdiameter 4mm yang berwarna putih kekuningan.
dan dasar berwarna putih kekuningan. Berdasarkan hasil anamnesis dan
gambaran klinis, diagnosis dari lesi ini
adalah stomatitis aftosa rekuren minor
soliter.
Faktor etiologi dari lesi ini tidak
diketahui secara pasti, namun berdasarkan
anamnesis diduga bahwa faktor
predisposisi terjadinya lesi ini adalah
akibat stres. Pasien diberikan obat Aloclair
gel yang diaplikasikan pada lesi sebanyak
3 kali sehari, lalu diberi instruksi untuk
tidak makan atau minum selama 1 jam
Gambar 1. Lesi pada mukosa gingiva rahang
setelah obat dioles, serta disarankan untuk
bawah
menghindari makanan panas, pedas, dan
asam. Pasien diberi penjelasan bahwa lesi

3
tersebut tidak berbahaya dan dapat Gambar 2. Lesi pada mukosa gingiva rahang
bawah
sembuh jika obat yang diberikan
pada kontrol minggu pertama
digunakan secara teratur. Pasien juga
diberi edukasi bahwa lesi tersebut dapat
PEMBAHASAN
disebabkan oleh beberapa faktor, salah
Pada kunjungan pertama, yaitu
satunya adalah stres seperti yang sedang
tanggal 10 Februari 2017, pasien datang
dialami oleh pasien. Pasien diberi instruksi
dengan keluhan adanya sariawan yang
untuk menggunakan obat secara teratur
terasa sakit pada gusi rahang atas.
dan kembali satu minggu kemudian untuk
Kemudian dilakukan anamnesis dan
kontrol.
pemeriksaan klinis baik ekstra oral
Setelah 2 minggu, pasien datang
maupun intra oral untuk menegakkan
kembali untuk melakukan kontrol.
diagnosis dan untuk merencanakan
Berdasarkan anamnesis pasien
perawatan yang tepat untuk pasien.
mengatakan bahwa sudah tidak ada
Pada pemeriksaan ekstraoral tidak
keluhan sama sekali pada lesinya dan
ditemukan adanya kelainan, sedangkan
pasien mengaku masih memakai obat
pada pemeriksaan intra oral ditemukan
sesuai dengan instruksi. Pada
adanya sebuah lesi ulserasi berbentuk
pemeriksaan klinis, sudah tidak terlihat
oval dengan tepi tegas dan terdapat
adanya lesi pada gingiva rahang atas
daerah kemerahan disekitar lesi ulserasi
sebelah kiri. Lesi ulserasi dan daerah
tersebut, berdiameter 4mm dan dasar
keputihan juga sudah menghilang, warna
berwarna putih kekuningan.
dan konsistensi sama dengan jaringan
Pasien mengatakan lesi ini muncul
sekitar.
sekitar 3 hari setelah ia menyikat gigi.
Pasien mengaku sebelumnya juga pernah
mengalami sariawan di lokasi yang
berbeda, yaitu gusi rahang atas kiri sekitar
2 bulan sebelumnya.
Berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa
pasien menderita stomatitis aftosa rekuren
minor soliter dengan faktor etiologi yang
tidak diketahui secara pasti dan faktor
predisposisi stres. Stres merupakan
respon tubuh dalam menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan yang

4
terjadi terus menerus yang berpengaruh atau minum selama 1 jam setelah obat
pada fisik dan emosi. Stres dinyatakan dioles. Lalu pasien diinstruksikan untuk
merupakan salah satu faktor yang datang kontrol 1 minggu setelah kunjungan
berperan secara tidak langsung terhadap pertama dengan tujuan untuk melihat
SAR.4 perkembangan kesembuhan lesi pasien.
Terapi yang diberikan kepada Pada 1 minggu pasca pemakaian,
pasien adalah dengan melakukan pasien tidak bisa datang, maka kontrol
perawatan simptomatik dengan pertama dilakukan pada tanggal 24
memberikan Aloclair gel untuk mengatasi Februari 2017 dan dilakukan anamnesis
rasa sakit yang dikeluhkan pasien. serta pemeriksaan kembali pada lesi
Berdasarkan keadaan yang terlihat tersebut. Berdasarkan anamnesis pasien
secara klinis, pada lesi ulserasi gingiva mengatakan bahwa sudah tidak ada
rahang atas sebelah kiri pasien terlihat keluhan sama sekali pada lesinya dan
adanya daerah eritema disekitar lesi yang pasien mengaku masih memakai obat
merupakan tanda-tanda dari peradangan, sesuai dengan instruksi. Pada
dan ditambah lagi dengan adanya rasa pemeriksaan intra oral, sudah tidak terlihat
sakit yang dikeluhkan oleh pasien. adanya lesi pada gingiva rahang bawah
Pemberian Aloclair gel bertujuan untuk sebelah kiri. Lesi ulserasi dan daerah
memberikan lapisan pelindung yang dapat keputihan juga sudah menghilang, warna
mengurangi rasa sakit akibat saraf yang dan konsistensi sama dengan jaringan
tereksposur pada lesi serta memberikan sekitar. Pada kunjungan ini lesi sudah
pencegahan terhadap infeksi sekunder.5 sembuh dengan sempurna dimana lesi
Kandungan dalam Aloclair gel, seperti sudah berada pada tahap penyembuhan.
sodium hyaluronate berfungsi sebagai Komunikasi, edukasi dan instruksi
antiinflamasi, dapat meningkatkan diberikan pada setiap kunjungan untuk
proliferasi sel dan reepitelisasi, serta terus mengingatkan pasien dalam menjaga
mengurangi terjadinya jaringan parut. rongga mulut yang bersih.
Aloclair membentuk selaput pelindung Perkembangan SAR dapat dibagi
yang melekat pada mukosa rongga mulut menjadi 4 tahap. Tahap pertama adalah
dan menghasilkan suatu barier mekanik tahap premonitori, terjadi pada 24 jam
terhadap daerah yang terkena. pertama perkembangan lesi SAR. Pasien
Instruksi kepada pasien mengenai akan merasakan sensasi mulut terbakar
cara pemakaian obat perlu dilakukan pada tempat dimana lesi akan muncul.
dengan baik, yaitu Aloclair gel dioleskan Secara mikroskopis, sel-sel mononuklear
pada lesi 3 kali sehari dan hindari makan akan menginfeksi epitelium dan edema

5
akan mulai berkembang. Tahap yang Pasien menderita stomatitis aftosa
kedua adalah tahap pre-ulserasi, terjadi rekuren minor soliter. Diagnosis ditegakkan
pada 18-72 jam pertama perkembangan melalui anamnesis, pemeriksaan klinis
lesi SAR. Pada tahap ini, makula dan ekstra oral dan intra oral yang dilakukan
papula akan berkembang dengan tepi terhadap pasien. Anamnesis yang lengkap
eritematus. Intensitas rasa nyeri akan dan menyeluruh sangat membantu untuk
meningkat sewaktu tahap pre-ulserasi ini. menentukan diagnosis, etiologi dan faktor
Tahap ketiga adalah tahap ulseratif yang predisposisi yang tepat. Trauma mekanis
akan berlanjut selama beberapa hari dalam hal ini menyikat gigi merupakan
hingga 2 minggu. Pada tahap ini, papula- faktor predisposisi yang menyebabkan
papula akan berulserasi dan ulser itu akan terjadinya stomatitis aftosa rekuren minor
diselaputi oleh lapisan fibromembranous soliter pada pasien dalam kasus ini.
yang akan diikuti oleh intensitas nyeri yang Terapi simptomatik yaitu dengan
berkurang. Tahap yang terakhir adalah Aloclair gel bertujuan untuk mengurangi
tahap penyembuhan, yang terjadi pada rasa sakit, dan mempercepat proses
hari ke-4 hingga hari ke-35. Ulser tersebut reepitelisasi lesi pada pasien.
akan ditutupi oleh epitelium. Penyembuhan
luka terjadi dan sering tidak meninggalkan UCAPAN TERIMAKASIH
jaringan parut dimana lesi SAR pernah Ucapan terimakasih kepada drg.
muncul.4 Andrian Nova Fitri, SpPM yang telah
Berdasarkan tahap perkembangan membimbing dan memberi masukan untuk
SAR diatas, keadaan pasien dapat penulisan laporan kasus ini.
dijelaskan sebagai berikut. Ketika datang,
pasien mengaku baru 3 hari mengalami DAFTAR PUSTAKA
sakit akibat sariawannya tersebut. Pada 1. S A Pradono, A S Sarsito, H S Nugroho,
saat itu, lesi pasien memasuki tahap pre- T Setyawati : Uji klinik efektifitas pasta
ulserasi akhir yang memilki ciri-ciri gigi Antiplaque terhadap kesembuhan
terdapat intensitas nyeri yang meningkat lesi dan rekurensi sariawan (stomatitis
pada 18-72 jam pertama perkembangan aftosa minor). Jurnal Kedokteran Gigi
lesi SAR. Dan pada saat kontrol pertama Universitas Indonesia 1998; 5 (2): 93-
setelah 2 minggu, lesi telah menghilang, 98. FKGUI, 1998.
dan keluhannya pun sudah tidak ada lagi.
2. Junhar MG, Suling PL, Supit ASR.
Gambaran stomatitis aftosa rekuren
KESIMPULAN
dan stress pada narapidana di lembaga
pemasyarakatan kelas II B Bitung.
6
Jurnal e-GIGI (eG), Volume 3, Nomor 5. Litwiniuk M, Krejner A, Grzela T.
1, Januari-Juni 2015 Hyaluronic Acid in Inflammation and
Tissue Regeneration. Wounds.
3. Cimaz, Rolando, M. D. Safety and
2016;28(3):78-89.
Afficacy of Aloclair in Treatment of Oral
Apthous Lesion in Children, Clinical
Evaluation Report. Sinclair 2002; 1-6.

4. Roger RS. Reccurent aphtous


stomatitis : clinical characteristic and
associated systemic disorders.
Seminars in Cutaneus Medicine and
Surgery 1997; 16 (4); 278-283.

Anda mungkin juga menyukai