Anda di halaman 1dari 14

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS TRISAKTI

NOMOR REKAM MEDIK :


NAMA MAHASISWA : Afifah Refiana Dewi
NIM PROFESI : 041052010002
NAMA PEMBIMBING : drg. Enny Marwati, M.Kes

IDENTITAS PASIEN
NAMA PASIEN : Janitra Ariena
JENIS KELAMIN : Perempuan
TANGGAL LAHIR/UMUR : 16 Januari 1993 ( 28 tahun)
STATUS PERKAWINAN : Belum Menikah
AGAMA : Islam
PEKERJAAN : Karyawan
PENDIDIKAN : S1
NO. TELP YANG BISA
DIHUBUNGI : 08176050309
SUKU : Jawa

KELUHAN UTAMA (What):


Pasien merasakan adanya luka yang terasa sakit pada bagian bibir atas.

RIWAYAT PERJALANAN KELUHAN (SAAT INI) (When, Where, Why, How):


Pasien merasakan adanya luka yang terasa sakit pada bagian bibir atas sejak 2 hari yang lalu. Pasien
tidak mengetahui penyebab terjadinya luka tersebut, namun pasien mengaku bahwa kondisi seperti
itu sudah pernah terjadi sebelumnya pada lokasi yang berbeda. Pasien merasakan rasa sakit yang
bertambah ketika sedang makan dan berbicara. Pasien belum pernah memberikan pengobatan
terhadap luka tersebut. Pasien tidak demam.

RIWAYAT KESEHATAN UMUM:


Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit sistemik. Pasien pernah dirawat di rumah sakit 1 tahun
yang lalu karena terkena DBD. Pasien tidak sedang dalam konsumsi obat rutin. Pasien tidak memiliki
alergi makanan dan obat. Pasien akhir- akhir ini sering merasa lemas dan cepat letih.
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS TRISAKTI

RIWAYAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT:


Pasien pernah datang ke dokter gigi untuk melakukan penambalan gigi 1 bulan yang lalu. Pasien
menyikat gigi secara teratur sebanyak 2x sehari setelah makan dan sebelum tidur. Pasien tidak
menggunakan obat kumur.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:


Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang menderita penyakit yang sama di keluarga dan pasien
tidak mempunyai penyakit turunan.

RIWAYAT KESEHATAN SOSIAL:


Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menyirih. Pasien sedang
dalam kondisi yang stres karena baru saja pindah kerja sehingga memiliki pekerjaan yang banyak.
Pasien mempunyai diet yang seimbang.

PEMERIKSAAN UMUM :
• Kesadaran : Compos Mentis • Pernafasan : Normal
• Nadi : Normal • Tekanan darah :120/80 mmHg
• Sklera : Putih • Konjungtiva : Merah muda
• Suhu Badan : 36,4 C • Tinggi badan : 165 cm
• Berat badan : 50 kg • Skor rasa nyeri :4

PEMERIKSAAN SEKITAR MULUT (EKSTRA ORAL) :


1. Bentuk muka : Ovoid
2. Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
3. Kelenjar limfe : Submental : tidak teraba, tidak sakit
Submandibula : tidak teraba, tidak sakit
Servikal : tidak teraba, tidak sakit
4. Bibir : Terdapat ulserasi multipel berwarna putih dengan tepi teratur,
dikelilingi kelim merah di mukosa bibir atas, berukuran 8 x 7 mm
dan 5 x 2 mm, konsistensi sama dengan jaringan sekitarnya dan
terasa sakit.
5. Kulit sekitar mulut : TAK
6. Lain-lain : TAK
1. Higiene oral : Sedang
a. Debri : Terdapat debris pada seluruh regio
b. Stain : TAK
c. Kalkulus : TAK
2. Mukosa labial : TAK
3. Mukosa bukal : TAK
4. Mukosa dasar mulut : TAK
5. Mukosa lidah : TAK
a. Dorsal : TAK
b. Lateral : TAK
c. Ventral : TAK
6. Mukosa gingiva : TAK
7. Mukosa palatum
a. Durum : TAK
b. Molle : TAK
8. Lain-lain : TAK
DIAGRAM
KUNJUNGAN : TANGGAL:
9. Gigi- geligi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK : Tidak Dilakukan
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
- Pemeriksaan darah : Tidak dilakukan
- Smear : Tidak dilakukan
- Biopsi: : Tidak dilakukan

ANALISIS KASUS
• Perempuan, 28 tahun, karyawati administrasi
• Keluhan: ada luka di bibir atas yang terasa sakit sejak 2 hari yang lalu.
• Sakit untuk makan, minum dan berbicara
• Belum diobati, tidak ada alergi obat
• Pasien baru pindah pekerjaan, banyak pekerjaan yang harus ditangani
• Pem EO: tak
• Pem IO: Terdapat ulserasi multipel berwarna putih dengan tepi teratur, dikelilingi kelim
merah di mukosa bibir atas, berukuran 8 x 7 mm dan 5 x 2 mm, konsistensi sama dengan
jaringan sekitarnya dan terasa sakit.
DIAGNOSIS SEMENTARA :
Stomatitis Afthosa Minor Multiple Rekuren

DIAGNOSIS BANDING :

Stomatitis afthosa minor


Behcet’s Syndrome Stomatitis Herpetika
multiple rekuren

Etiologi Tidak diketahui Tidak diketahui Reinfeksi virus hsv 1

Faktor Stress, trauma, genetik, Penurunan daya tahan


Autoimun , Genetik
Predisposisi defisiensi malnutrisi tubuh , Herpes Labialis.

Lidah, bibir, mukosa


Lidah, bibir, mukoa bukal,
Predileksi palatum, gingiva, dasr mulut
bukal, palatum, gingiva, Palatum, gingiva
dasar mulut

Gambaran
klinis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Tidak dilakukan Pemeriksaan histopatologi
Penunjang Histopatologi

Pemberian analgesik Pemeberian


berupa asam hyaluronat kortikosteroid. Sistemik
Terapi Pemberian obat antivirus
gel dioles pada lesi 3x dan obat
sehari immunosupresant

Prognosis Baik Sedang – buruk baik

DIAGNOSIS TETAP :
Stomatitis afthosa minor multiple rekuren
RENCANA PERAWATAN
1. Identifikasi etiologi dan atau faktor predisposisi
- Etilogi : Tidak diketahui
- Predisposisi : Stres
2. Perawatan simptomatik
Memberikan asam hialuronat gel yang dioleskan pada lesi sebanyak 3 kali sehari. Lesi
dalam keadaan yang kering dan bersih sebelum diaplikasikan obat. Pasien diminta untuk
tidak makan dan minum selama 30 menit setelah pengaplikasian obat.
3. Perawatan kausatif
Tidak dilakukan perawatan
4. Perawatan suportif
Tidak dilakukan perawatan
5. Komunikasi, instruksi dan edukasi :
a. Komunikasi
Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa kondisi yang diderita pasien dapat
sembuh dan bukan sesuatu yang berbahaya atau keganasan
b. Instruksi
Menjelaskan kepada pasien mengenai cara penggunaan asam hyaluronat yaitu dioles
tipis pada bagian yang sakit 3x dalam sehari dan tidak minum dan makan atau berkumur
30 menit setelah dioleskan obat.
c. Edukasi
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi yang dialami pasien ini dalam istilah medis
disebut sebagai Stomatitis Afthosa Minor Multiple Rekuren. Disebut minor
dikarenakan lesi berukuran kecil dan dikatakan multiple karena lesi yang terjadi lebih
dari satu. Kondisi ini sudah pernah terjadi sebelumnya sehingga dikatakan rekuren.
Penyebab dari terjadinya belum diketahui namun kondisi tersebut dapat dipicu oleh
stress dari pasien. Pasien tidak perlu khawatir karena kondisi ini tidak berbahaya dan
dapat disembuhkan apabila pasien mengikuti instruksi pemakaian obat yang telah
diberikan.

RUJUKAN (jika diperlukan) : Tidak diperlukan


RESEP OBAT:

drg. Afifah Refiana Dewi


Jl. Betung VIII, Pondok Bambu , Jakarta Timu
No. telp : 087710530054
SIP :-

Jakarta 23 juni 2021

R/ Aloclair plus gel 8 ml tube no. I


S 3 dd 1 obat oles mulut

___________________________________________________.

Pro: Janitra
Usia : 28 tahun
Nama Mahasiswa : Afifah Refiana Dewi
NIP : 041052010002
KBK : 19
No. Telp : 08176050309

Laporan Kasus (PJJ Tahap 6 - LK 2 )


Penatalaksanaan Stomatitis Afthosa Minor Multiple Rekuren pada Wanita 28 Tahun

Afifah Refiana Dewi


*Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia.
Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia.

ABSTRAK
Pendahuluan : Stomatitis aftosa rekuren merupakan penyakit mulut yang paling sering
diderita yang menyerang berbagai kalangan usia. Stomatitis aftosa merupakan suatu lesi
ulserasi berbentuk bulat atau oval dengan batas jelas kemerahan dengan dasar abu-abu atau
kuning, umumnya terjadi secara berulang dan terasa sakit. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi stomatitis aftosa, salah satunya adalah stres. Laporan Kasus : Pasien wanita
usia 28 tahun datang mengeluhkan adanya luka yang terasa sakit sejak 2 hari yang lalu pada
bibir atas bagian luar. Pasien tidak mengetahui penyebab terjadinya, namun pasien menyatakan
bahwa kondisi tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya. Pasien merasakan rasa sakit yang
bertambah ketika sedang makan dan berbicara. Pasien belum pernah melakukan pengobatan
terhadap luka tersebut sebelumnya. Pasien tidak memiliki penyakit sistemik, alergi, dan
kebiasaan buruk. Pasien sedang dalam kondisi stress yang disebabkan banyaknya pekerjaan
yang harus dikerjakan. Hasil pemeriksaan ekstra oral, Terdapat ulserasi multipel berwarna
putih dengan tepi teratur, dikelilingi kelim merah di mukosa bibir atas, berukuran 8 x 7 mm
dan 5 x 2 mm, konsistensi sama dengan jaringan sekitarnya dan terasa sakit. Pasien diberikan
perawatan simptomatif berupa asam hialuroanat gel 3 kali sehari serta pemberian komunikasi,
instruksi, dan edukasi (KIE). Kesimpulan : Penyebab terjadinya stomatitis aftosa masih belum
diketahui dengan faktor predisposisi adalah stres. Pasien ini hanya diberikan terapi simptomatis,
dan pemberian KIE (komunikasi, instruksi, dan edukasi).

Kata Kunci: stomatitis aftosa minor multipel rekuren, trauma, asam hialuronat.

PENDAHULUAN lansia dan sering timbul pada mukosa mulut


Stomatitis aftosa rekuren merupakan yang tidak berkeratin. Stomatitis aftosa
penyakit mulut yang paling sering diderita merupakan suatu lesi ulserasi berbentuk
yang menyerang berbagai kalangan usia, bulat atau oval dengan batas jelas
baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun kemerahan dengan dasar abu-abu atau
kuning, umumnya terjadi secara berulang
dan terasa sakit. Etiologi dari lesi belum
diketahui dengan jelas, namun terdapat
berbagai faktor predisposisi terjadinya lesi
seperti: genetik, trauma, imunologi yang
abnormal, penyakit saluran pencernaan,
hormonal, HIV, stress s, infeksi dan
defisiensi nutrisi.1,2 Gambar 1. Lesi SAR Mayor

Berdasarkan karakteristiknya lesi


terbagi menjadi 3 yaitu : SAR mayor, SAR
minor dan SAR herpetiform. SAR minor
merupakan bentuk yang paling sering
ditemukan. Lesi tersebut memiliki diameter
kurang dari 1 cm dan umumnya dapat
timbul sebanyak 1-5 lesi setiap episodenya.
Lesi umumnya sembuh dalam 7 hingga 14
Gambar 2. Lesi SAR Minor
hari dan tidak meninggalkan jaringan parut.
SAR mayor memiliki ukuran yang lebih
besar, yaitu berdiameter lebih dari 1 cm.
Lesi membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk sembuh yaitu 2 minggu hingga 3
bulan dan meninggalkan jaringan parut.
Lesi umumnya dapat timbul sebanyak 1-3
lesi pada setiap episodenya. SAR Her-
petiform merupakan jenis yang paling ja-
Gambar 3. Lesi SAR Herpetiform
rang terjadi. Lesi yang timbul umumnya
berukuran kecil dan berkelompok dengan
Salah satu faktor predisposisi terjadinya
jumlah 10-00 lesi. Lesi dapat saling me-
SAR adalah stres. Timbulnya lesi dapat
nyatu dan membentuk ulkus yang besar.3
dikaitkan dengan meningkatnya kadar
kortisol dalam saliva yang sering
ditemukan pada kondisi stres. Stres juga
dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas
leukosit di tempat peradangan yang dapat
mempengaruhi aktivitas imunoregulasi.4 gigi tiruan. Pasien menjaga kebersihan
Stres psikologis memicu pelepasan hormon mulut dengan menyikat gigi 2x sehari pada
stres yaitu glukokortikoid dan katekolamin pagi dan malam sebelum tidur. Pasien tidak
yang dapat mempengaruhi respon imun menggunakan obat kumur.
melalui beberapa mekanisme dan Pasien mengatakan bahwa tidak ada
mengeluarkan sitokin-sitokin proinflamasi yang menderita penyakit yang sama di
yang merusak epitel mukosa mulut.5 keluarganya dan pasien tidak mempunyai
Prinsip tatalaksana stomatitis aftosa penyakit turunan. Pasien sedang dalam
pada pasien ini hanya melakukan terapi kondisi stress dikarenakan pasien baru
simptomatis berupa pemberian obat gel berpindah pekerjaan sehingga memiliki
dengan kandungan asam hialuronat serta banyak hal yang harus ditangani. Pasien
pemberian komunikasi, intsruksi, dan tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak
edukasi kepada pasien. minum alkohol dan tidak menyirih. Pasien
menerapkan diet yang seimbang.
LAPORAN KASUS
Pada pemeriksaan ekstra oral ditemukan
Pasien perempuan berusia 28 tahun, kelainan berupa lesi ulserasi berbentuk
karyawan, mengeluhkan adanya luka yang bulat atau oval berukuran kurang dari 1 cm
terasa sakit pada bibirnya sejak 2 hari yang berwarna kuning dengan kelim merah pada
lalu. Pasien tidak mengetahui penyebab bagian bibir luar atas, warna di sekitar lesi
terjadinya luka tersebut, namun pasien sedikit kemerahan dan konsistensi sama
menyatakan bahwa kondisi seperti ini dengan jaringan sekitar. Lesi berjumlah
pernah terjadi sebelumnya. Pasien multipel, terasa sakit, terdapat indurasi di
mengeluhkan rasa sakit tersebut bertambah sekitar lesi. Berdasarkan anamnesis dan
ketika pasien sedang makan atau berbicara. pemeriksaan klinis, diagnosis kasus ini
Akhir-akhir ini pasien merasa cepat lemas adalah stomatitis aftosa minor multipel
dan letih yang disebabkan pasien baru saja rekuren. Pada kasus ini diberikan
berpindah kerja. Pasien tidak mengalami perawatan simptomatik untuk mengurangi
demam sebelumnya. rasa sakit berupa pemberian asam
Pasien tidak memiliki penyakit sistemik. hialuronat gel sebanyak 3 kali sehari.
Pasien pernah dirawat di rumah sakit akibat Komunikasi yang diberikan berupa
DBD. Pasien tidak memiliki riwayat alergi penjelasan kepada pasien bahwa kondisi
dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diderita pasien dapat sembuh dan
tertentu. Pasien terakhir datang ke dokter bukan sesuatu yang berbahaya atau
gigi satu bulan yang lalu untuk menambal keganasan.
Instruksi yang diberikan kepada pasien pekerjaan yang menumpuk. Berdasarkan
adalah mengoleskan asam hialuronat keterangan tersebut, penyebab dari
berbentuk gel pada permukaan lesi 3x penyakit tersebut belum diketahui dengan
sehari, tidak makan dan minum atau faktor pemicu berupa stres yang diderita
berkumur 30 menit setelah dioles. Pasien pasien.
juga diintruksikan untuk selalu menjaga Stres merupakan salah satu dari faktor
kebersihan rongga mulut, menyikat gigi 2x pemicu terjadinya stomatitis aftosa.
sehari, pagi setelah sarapan dan malam Respons stres mengakibatkan hipotalamus
sebelum tidur serta kontrol ke dokter gigi 6 mengeluarkan Corticopin Releasing-
bulan sekali. Hormone (CRH), kemudian CRH stimulasi
Edukasi yang diberikan kepada pasien kelenjar pituitari melepas
meliputi penjelasan bahwa keadaan yang Adrenokortokotropik (ACTH), ACTH
diderita pasien merupakan stomatitis aftosa memicu korteks adrenal dalam
minor multipel rekuren, yang dipicu oleh memproduksi kortisol. Glukokortikoid
kondisi stres yang sedang dialami pasien. termasuk kortisol menekan fungsi imun
Stres yang terjadi dapat menyebabkan seperti fungsi SIgA, IgG dan fungsi
imunitas menurun sehingga lesi akan neutrofil. Pada respon humoral, level dari
menjadi rekuren. Lesi terbentuk berupa IgA saliva pada pasien dengan RAS
ulserasi menunjukkan peningkatan pada periode
akut dan berkurang dalam periode regresi
PEMBAHASAN
dan penyembuhan. Selain IgA, terjadi
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan peningkatan level IgG dan IgM. IgG dan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan komplemen bekerja saling membantu
klinis. Diagnosis tetap pada kasus ini adalah sebagai opsonin pada pemusnahan antigen.
stomatitis aftosa minor multipel rekuren Berbagai perubahan tersebut dapat
dengan diagnosis banding Behcet’s mengakibatkan keadaan patologis pada sel
Syndrome dan stomatitis herpetika. Hasil epitel mukosa rongga mulut, sehingga sel
anamnesis pasien mengatakan bahwa epitel lebih peka terhadap rangsangan5,6
terdapat luka yang terasa sakit pada bibir Stomatitis aftosa minor multipel yang
atas pasien. Pasien juga mengatakan diakibatkan oleh stres pada kasus memiliki
kondisi tersebut pernah terjadi sebelumnya, gambaran klinis yang sama seperti Behcet’s
namun ia tidak mengetahui penyebab Syndrome dan stomatitis herpetika.
terjadinya luka tersebut. Pasien sedang Meskipun memiliki gambaran klinis yang
dalam kondisi stres disebabkan oleh sama, Behcet’s Syndrome memiliki etiologi
yang berbeda dengan stomatitis afthosa. dalam mendiagnosis penyakit ini, HSV
Reaksi autoimun dan faktor genetik dapat dapat diidentifikasi melalui scraping pada
menjadi etiologi dari Behcet’s Syndrome dasar lesi yang kemudian diapus pada glass
Lesi pada kulit dan genital umumnya juga slide. Apusan kemudian dapat diwarnai
ditemukan pada Behcet’s Syndrome Belum dengan pewarnaan yang kemudian
ada pemeriksaan laboratorium spesifik dilakukan untuk uji deteksi antigen
untuk diagnosis Behcet’s Syndrome fluorosensi menggunakan antibodi
diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan monoklonal terhadap HSV. 9,10
manifestasi klinis yang mengacu pada Perawatan pada kasus ini yaitu
International Classification Criteria of memberikan terapi simptomatik berupa
Behcet’s Disease, yaitu kriteria mayor pemberian obat gel berupa asam hialuronat
berupa ulkus oral rekuren dengan 2 kriteria yang dioles sebanyak 3 kali dalam sehari.
minor, antara lain ulkus genital rekuren, lesi Asam hialuronat merupakan pilihan
pada mata, les kulit, atau hasil tes patergi.7,8 alternatif pada pengobatan topikal RAS.
Stomatitis herpetika disebabkan oleh Asam hialuronat merupakan
reinfeksi virus HSV 1. Lesi infeksi rekuren glikosaminoglikan yang memiliki efek
tersebut bermanifestasi dalam dua antiinflamasi dan antiedema. Terdapat
bentuk,yaitu lesi yang sering terjadi pada beberapa fungsi asam hialuronat yaitu,
daerah dekat bibir yang dikenal dengan mendorong pembentukan awal jaringan
nama herpes labialis atau cold sore, dan lesi granulasi, menghambat peradangan
pada rongga mulut yang disebut infeksi destruktif pada fase penyembuhan, dan re
herpes simpleks intra oral rekuren. epitalisasi,11
Reaktivasi dapat terjadi karena adanya Asam hialuronat memiliki molekul
pemicu berupa penurunan kondisi imunitas khusus untuk meningkatkan proliferasi dan
karena perubahan cuaca, demam, paparan migrasi sel, dengan menurunkan perlekatan
sinar matahari, stress emosional, trauma, antar sel radang pada matriks ekstraselular
menstruasi, penyakit sistemik, alergi, dan sehingga memungkinkan terjadinya
imunosupresi. Diagnosis dari penyakit ini migrasi sel. Pada kondisi radang, asam
diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan hialuronat dapat memobilisasi molekul air
klinis. Pada anamnesis perlu ditanyakan yang terkumpul dan menyebabkan
pada pasien adanya riwayat penyakit herpes berkurangnya peradangan. Selain itu, asam
sebelumnya serta mengenai gejala hialuronat juga memiliki efek yang cukup
prodromal yang dirasakan pasien. kuat dalam hal mencegah radikal bebas,
Pemeriksaan laboratorium juga digunakan efek antioksidan, serta melalui enzim pada
jaringan yang berasal dari lingkungan Available from:
selular atau komponen struktural lainnya https://doi.org/10.1016/j.jfma.2018.
dari matriks ekstraselular dan 10.023
meningkatkan angiogenesis sehingga 2. Thantawi A, . K, Meri Nova M,
oksigen mengalir secara baik ke jaringan. Marlisa S, Bakar A. STOMATITIS
Semua sifat tersebut cenderung untuk APTHOSA REKUREN (SAR)
berkontribusi pada proses penyembuhan MINOR MULTIPLE PRE
12,13
lesi. MENSTRUASI (Laporan Kasus).
ODONTO Dent J. 2014;1(2):57.
KESIMPULAN 3. Scully C. Oral and Maxillofacial
Penatalaksanaan pada kasus stomatitis Medicine The Basis of Diagnosis
aftosa minor multipel rekuren ini adalah and Treatment. 3e ed. Watt L, Taylor
terapi simptomatis berupa pemberian asam A, editors. London: Elsevier; 2013.
hialuronat berbentuk gel yang dioleskan 435 p.
pada permukaan lesi dan pemberian 4. Ajmal M, Ibrahim L, Mohammed N,
komunikasi, instruksi dan edukasi (KIE) Al-Qarni H. Prevalence and
kepada pasien psychological stress in recurrent
aphthous stomatitis among female
UCAPAN TERIMA KASIH
dental students in Saudi Arabia.
Penulis berterima kasih kepada drg. Enny Clujul Med. 2018;91(2):216–21.
Marwati, M.Kes selaku pembimbing yang
5. Hernawati S. Mekanisme selular dan
telah memberikan ilmu, saran serta waktu
molekular stres terhadap terjadinya
dalam penyusunan laporan kasus ini.
rekuren aptosa stomatitis. J PDGI.
2013;62(1):36–40.

6. Sari RK, Ernawati DS, Soebadi B.


DAFTAR PUSTAKA
Recurrent Aphthous Stomatitis
1. Chiang CP, Yu-Fong Chang J, Wang Related To Psychological Stress,
YP, Wu YH, Wu YC, Sun A. Food Allergy and Gerd. ODONTO
Recurrent aphthous stomatitis – Dent J. 2019;6:45.
Etiology, serum autoantibodies,
7. GreenberG MS, GliCk M. Burket’s
anemia, hematinic deficiencies, and
Oral Medicine. Eleventh E. A J,
management. J Formos Med Assoc
GreenberG MS, editors. Hamilton:
[Internet]. 2019;118(9):1279–89.
BC Decker Inc; 2008. 601 p. 11. Kapoor P, Sachdeva S, Sachdeva S.

8. Tan S, Gunawan L, Reginata G. Topical hyaluronic Acid in the

Manifestasi klinis sindrom behcet. management of oral ulcers. Indian

Cermin Dunia Kedokt. J Dermatol. 2011;56(3):300-302.

2016;43(10):756–9. 12. Amtha R, Marcia M, Aninda AI.

9. Marlina E, Soebadi B. Plester sariawan efektif dalam

Penatalaksanaan infeksi herpes mempercepat penyembuhan

simpleks oral rekuren Management stomatitis aftosa rekuren dan ulkus

of recurrent oral herpes simplex traumatikus. Maj Kedokt Gigi

infection. J Dentomaxillofacial Sci. Indones. 2017;3(2):69.

2013;12(1):28. 13. M K, et al. The Efficacy of

10. Ganesha R, Setyaningtyas D, et al. Hyaluronic Acid Gel in Pain Control

Tatalaksana Recurrent Intra Oral of Recurrent Aphthous Stomatitis.

Herpes Disertai Candidiasis Yang Int J Dent Oral Sci.

Dirujuk Oleh Dermatologist. 2016;(June):273–5.

Interdental J Kedokt Gigi.


2020;16(1):19–23.

Anda mungkin juga menyukai