Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT MODUL 3

LESI JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT


“Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor Dengan
Faktor Etiologi Stres Pada Mahasiswi Kedokteran Gigi
Usia 24 Tahun”

VIVI SRI YUNI


15100707360804123

Pembimbing : drg. Rifani

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2017
Case report

Data Pasien Pembahasan

Laporan
Pemeriksaan
Kasus
Data Pasien
 Nama pasien : N.P.U
 Umur : 24 Tahun
 Sex : Perempuan
 Alamat : Jln. Maransi No.53 Aie Pacah
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Status : Belum Menikah
 No. Rekam Medik : 029890
Pemeriksaan Subjektif

Pasien perempuan berusia 24 tahun datang


ke RSGM-P Baiturrahmah dengan keluhan
Keluhan adanya sariawan pada bibir bawah sejak 2
utama hari yang lalu, pasien merasa tidak nyaman
dan perih saat membuka mulut ketika
makan.
Anamnesa

Awalnya luka tersebut berukuran kecil


kemudian membesar dan Stres fisik dan
emosional berhubungan dengan terjadinya
Keluhan
tambahan
rekurensi. Pasien mengatakan bahwa
kondisi luka seperti ini ia dapatkan
beberapa kali dalam sebulan, terutama saat
menjalani ujian di kampus
EKSTRA ORAL INTRA ORAL
 Bentuk wajah : Normal •Gingiva : Normal
 Mata : Normal •Palatum : Normal
•Lidah : Normal
 TMJ : Normal •Tonsil : Normal
 Bibir : Normal •Frenulum : Normal
 Kelenjar getah bening : Normal •Dasar Mulut : Normal
•Mukosa bukal : Normal
•Mukosa labial : Adanya satu ulser
pada mukosa labial bibir bawah bagian
dalam dengan diameter ± 2 mm, ulser
dangkal berbentuk bulat atau oval dan
berwarna putih kekuningan dengan
tepi eritema.
Keterangan :
: Missing
: Cof (Composite of Filling)
Laporan Kasus
1. Menganalisa pemeriksaan yang
dilakukan
Diagnosa Stomatitis Aftosa Rekuren
(SAR) Minor
Penatalaksanaan

Non Farmakologis :
Pemberian KIE (Komunikasi, Intruksi dan Edukasi)

Farmakologis :
Pemberian Obat oles Kortikostiroid (Kenalog in
Orabase 0,1%)
Gambaran Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor
Sebelum Sesudah
PEMBAHASAN

Defenisi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)

Etiologi

Minor Mayor Hepertiform


Prevalensi

Sekitar 20% populasi terkena aftosa minor atau


sering juga disebut sebagai cancer sore. Prevalensi
SAR yang lebih tinggi dijumpai pada grup orang
dengan sosial ekonomi tinggi, pada wanita dan
diantara orang-orang yang stres, seperti mahasiswa
yang sedang menghadapi ujian dan pada setiap
orang, wanita dan dewasa muda sedikit lebih rentan.
Juga ditemukan adanya pola keturunan, sementara
orang yang merokok lebih jarang terkena
dibandingkan yang tidak merokok.
Epidemiologi

Menurut penelitian Mcnally, menunjukkan


kebanyakan orang yang menderita ulser mempunyai
level stres yang meningkat. Sedangkan pasien yang
menderita ulser pada waktu stres, maka ulser akan
menjadi lebih parah, dan pada beberapa studi telah
dilaporkan ada hubungan diantara keduanya.
Dengan meningkatnya stresor seiring perkembangan
zaman, maka prevalensi SAR yang berhubungan
dengan stresor psikologis dapat diduga akan lebih
tinggi .
mayao
DIAGNOSA BANDING

Ulkus Traumatikus

- disebabkan oleh faktor


lokal
- ulser tunggal yang
berbentuk oval dan
cekung dg bagian tengah
bisanya kuning-kelabu
dengan pinggir
eritematosus
- terjadi pada semua usia
dan pada kedua jenis
kelamin.
- Lokasinya biasanya pada
mukosa pipi, mukosa
bibir, palatum, dan tepi
perifer lidah
Ulkus Bacterial (Syphilis,
Tuberculosis)

- penyakit syphilis pada tahap


primary syphilis terdapat lesi
single, indurasi, ulkus tak sakit,
sembuh spontan, 4-6 minggu,
lokasi di genital, bibir, oral,
kadang di jari-jari, terjadi di
regional limfadenopati
- Pada Tuberculosis terdapat
manifestasi di rongga mulut
seperti di palatum dan lidah
berupa ulkus kronis, indurasi,
dan sakit
SAR Herpetiform

- SAR Hipertiform biasanya


berukuran 1-3mm dan jumlahnya
multipel kira-kira 10-100 ulser
- Penyebabnya virus herpes
simplek yang disertai demam dan
usia yang sering dijumpai
berkisar 20-29 tahun, mulanya
ulser muncul kecil dan membesar
apabila mengalami penyatuan
dengan ulser kecil lainnya, ulser
ini sangat sakit, dan masa
penyembuhan tidak dapat
diramalkan namun dibutuhkan
waktu lama dalam masa
penyembuhan SAR herpetiform
KESIMPULAN

Pada kasus ini pasien mengalami Stomatitis Aphthous


Recurrent (SAR) Minor karena faktor stres, dimana luka
tersebut selalu muncul setiap kali pasien mengalami stres
fisik dan emosional, terutama saat menjalani ujian di kampus.
Luka ini akan sembuh dalam beberapa hari, namun didalam
kasus ini pasien diberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) dan terapi obat oles Kenalog in Orabase 0,1% untuk
mengurangi rasa sakit dan dengan pemberian kenalog in oral
base 0,1% ini diharapkan proses penyembuhan berlangsung
lebih cepat dan pasien disarankan untuk mengurangi stres
saat menghadapi ujian dikampus dengan berpikir lebih
tenang dan dapat dilihat dari hasil kunjungan kedua
Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) Minor pasien sudah
sembuh sempurna tanpa adanya jaringan parut selama 7 hari.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai