Abstrak
Latar Belakang: Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) adalah suatu lesi ulserasi
yang terjadi secara kambuhan pada mukosa mulut tanpa adanya tanda-tanda suatu
penyakit lainnya. Insiden RAS pada populasi dunia bervariasi antara 5% sampai 66%. RAS
ditandai oleh ulser rekuren, tunggal atau multipel, nyeri, berbentuk bulat atau oval, ditutupi
oleh pseudomembran putih sampai kuning atau abu-abu, berbatas jelas dan tepi berwarna
kemerahan. Etiologi RAS hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti, terdapat
beberapa faktor predisposisi yaitu defisiensi hematinik, hipersensitivitas terhadap makanan,
infeksi bakteri dan virus, perubahan hormonal, stress psikologik, obat obatan dan trauma
lokal Tujuan: Mengetahui penatalaksanaan dari kasus RAS pada mukosa labial pasien
perempuan berusia 20 tahun. Kasus: Pasien perempuan berumur 20 tahun, suku Jawa,
dengan berat badan 45 kg dan tinggi 150 cm datang ke klinik bagian Oral Medicine RSGM
FKG Universitas Jember pada tanggal 31 Oktober 2019 dengan keluhan sariawan
berukuran besar pada bibir bagian dalam sebelah kanan dan kiri. Pasien menjelaskan
sariawan tersebut muncul sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan rasa sakit dan rasa
panas pada sariawan tersebut. Terdapat 2 sariawan berukuran besar pada bibir bawah
bagian dalam dekat sudut mulut sebelah kanan dan kiri. Pasien menjelaskan pernah
mengalami sariawan sebelumnya di tempat yang berbeda dan tidak separah ini. Pasien
belum pernah mengobati sariawan tersebut. Pasien menjelaskan sariawan kambuh pada
saat pasien stress dan kelelahan. Pasien sedang sibuk dengan kegiatan kuliah dan ujian
akhir semester (UAS). Pasien juga menjelaskan sempat ke rumah sakit kaena menderita
tifus. Obat yang sedang dikonsumsi pasien adalah obat antibiotik serta penurun panas
sejak 1 minggu yang lalu. Kesimpulan: Diagnosa akhir yaitu recurrent aphthous stomatitis
disertai cheilitis dan oral candidiasis. Terapi yang diberikan kepada adalah terapi simtomatik
dengan memberikan aloclair gel dan salep OM, terapi kausatif berupa pemberian nystatin
oral suspension dan tongue cleaner, dan terapi supportif berupa pemberian multivitamin B
complex.
menjelaskan sempat ke rumah sakit (positif 3) dan bentukan hifa +3 (positif 3).
kaena menderita tifus. Obat yang sedang Berdasarkan pemeriksaan subjektif,
dikonsumsi pasien adalah obat antibiotik pemeriksaan objektif dan pemeriksaan
serta penurun panas sejak 1 minggu yang penunjang yang telah dilakukan, maka
lalu. pasien didiagnosis recurrent aphthous
Pemeriksaan ekstraoral pada bibir stomatitis disertai dengan cheilitis dan
atas dan bawah terdapat deskuamasi sel oral kandidiasis pada lidah.
epitel, multipel, eritematous, krusta, kasar
dan tidak sakit (Gambar 2a). Pemeriksaan Penatalaksanaan
intraoral pada mukosa labial bagian Terapi yang diberikan kepada
bawah terdapat ulser, multipel, sakit, pasien adalah terapi simtomatik dengan
berbentuk oval, diameter > 1cm, berbatas memberikan obat aloclair gel pada RAS
jelas, bagian tengah berwarna putih untuk menghilangkan rasa sakit, dan
dengan tepi berwarna kemerahan pemberian salep OM pada bibir sebagai
(Gambar 1). Pada mukosa pipi sebelah antiinflamasi dan untuk menjaga
kanan dan kiri terdapat papula, tidak sakit, kelembaban bibir. Terapi kausatif berupa
terdapat peninggian sepanjang gigi pemberian nystatin oral suspension dan
premolar sampai gigi molar. Pada gingiva tongue cleaner untuk menghilangkan
rahang atas dan bawah terdapat edema, faktor penyebab candidiasis yaitu
eritematous, bleeding dan sedikit Candida albicans dan terapi supportif
pembesaran. Pada lidah terdapat plak berupa pemberian multivitamin B
putih, batas tidak jelas, tidak sakit dan complex. Memberikan instruksi untuk
bisa dikerok (Gambar 2b). istirahat yang cukup, makan-makanan
bergizi, membersihkan lidah dengan
tongue cleaner dan mengaplikasikan obat
yang telah diberikan secara teratur.
Terapi yang dilakukan di RSGM
FKG Universitas Jember saat kunjungan
pertama adalah terapi dengan tahapan
sebagai berikut (1) Asepsis: pasien
diintruksikan untuk berkumur kemudian
Gambar 1. Ulser pada mukosa labial asepsis mukosa labial dengan
menggunakan cotton palate yang sudah
dibasahi povidone iodine, (2) Terapi RAS:
mengoleskan aloclair gel dengan
menggunakan cotton palate pada seluruh
ulser. Selanjutnya dilakukan (3) Terapi
Oral Candidiasis: diberikan nystatin oral
a b suspension sebanyak 0,5 ml ke lidah dan
Gambar 2. (a) Deskuamasi dan krusta pada diratakan dengan cotton palate. Dilakukan
bibir, (b) Plak putih pada lidah (4) Terapi Cheilitis: diberikan salep OM:
mengoleskan aloclair gel dengan
Pemeriksaan penunjang yang menggunakan cotton palate pada bibir.
dilakukan berupa pemeriksaan oral swab (5) Intruksi: pasien diinstruksikan untuk
di Laboratorium Mikrobiologi untuk tidak makan, minum, atau berkumur
menegakkan diagnosa, hasil oral swab selama 20-30 menit.
adalah terdapat bentukan spora +3
Wulandari, Penatalaksanaan Recurrent Aphthous Stomatitis Disertai Cheilitis…
dan meningkatkan produksi IL-10 dan IL- yang telah mati dari mukosa [21,22].
4 (sitokin tipe 2) yang akan memicu Enzim brandykinase dalam
terjadinya perubahan keseimbangan aloevera dapat memecah bradykinin yang
sitokin tipe 1/tipe 2 yang lebih ke arah merupakan penyebab rasa nyeri di
respon tipe 2. Namun, penelitian terbaru mukosa sehingga rasa nyeri pada
menyatakan bahwa disregulasi dari mukosa tersebut dapat hilang, enzim
keseimbangan sitokin tipe 1/tipe 2 inilah Brandykinase juga melawan aksi infiltrasi
yang memainkan peranan penting dalam terutama oleh sel neutrofil, limfosit, dan
menghubungkan pengaruh stres terhadap sel plasma. Selain itu magnesium laktat
sistem imun. Dalam upaya menghasilkan menghambat produksi dari histamin
homeostatis akibat stres sering dengan memblokade enzim histidine
menghasilkan kondisi patologis terhadap dekarboksilase. Aloevera gel juga
tubuh [18] Stres akibat stresor psikologis mengandung natural salisilat dan
dapat mengakibatkan perubahan tingkat beberapa substansi yang dapat
molekul pada berbagai sel menghambat produksi mediator
imunokompeten. Berbagai perubahan keradangan seperti seperti bradykinin dan
tersebut dapat mengakibatkan keadaan thromboksan. Asam krisophanat,
patologis pada sel epitel mukosa rongga seristanol, ester asam sinamat dalam
mulut, sehingga sel epitel lebih peka Aloevera bersifat antiseptik. Setelah 5 hari
terhadap rangsangan [19]. Berdasarkan terjadi regenerasi epitel yang mulai
hal tersebut, adanya stress diduga menutupi ulkus serta berkurangnya rasa
menyebabkan jaringan rentan terhadap nyeri yang ditimbulkan [21,23,24].
suatu ulser berupa RAS melalui berbagai Oral candidasis pada pasien
mekanisme. Pernyataan ini didukung oleh disebabkan oleh candida albicas. Pada
penelitian Abdullah yang didapatkan umumnya penatalaksaan dari kandidiasis
bahwa stress merupakan faktor rongga mulut adalah pemberian obat
predisposisi paling tinggi dibandingkan topikal golongan antifungal seperti
faktor lainnya, yaitu sebesar 43,3% [20]. Nystatin. Nystatin merupakan obat yang
Mekanisme penyembuhan RAS bekerja secara lokal untuk mencegah
Mayor dengan menggunakan Aloevera terjadinya kolonisasi jamur [25]. Nistatin
gel dimulai pada stadium ulseratif. pada konsentrasi tertentu membentuk pori
Kandungan lignin dan polisakarida pada pada bagian membran sel jamur sehingga
aloevera gel dapat mempercepat dapat mengakibatkan kebocoran kalium
peresapan aloevera gel tersebut kedalam dan kematian sel jamur. Nistatin memang
mukosa, sekaligus sebagai media dijadikan alternatif utama sebagai
pembawa zat - zat nutrisi. yang profilaksis infeksi jamur, namun
diperlukan oleh mukosa. Bersamaan penggunaan sebagai prosedur rutin masih
dengan itu, enzim – enzim yang terdapat memerlukan penelitian lebih lanjut [26].
dalam Aloevera seperti glukomannan dan Penatalaksanaan pada cheilitis
acemannan bekerja sama dengan enzim adalah adalah pemberian salep OM yang
oksidase, amilase, katalase, lipase dan mengandung hidrokortison, lanoline,
protease yang akan membantu Vaseline dan vitamin e. Hidrokortison
memecahkan jaringan mukosa yang nyeri digunakan secara luas untuk mengatasi
akibat kerusakan tertentu dan membantu kondisi inflamasi serta non-infeksius pada
memecah bakteri sehingga dapat kulit. Hidrokortison termasuk golongan
menstimulasi pertumbuhan dan perbaikan kortikosteroid, obat ini dapat melemahkan
mukosa kulit serta menghilangkan sel-sel sistem imun sehingga penggunanya lebih
Wulandari, Penatalaksanaan Recurrent Aphthous Stomatitis Disertai Cheilitis…
mudah terkena infeksi baru atau yang cukup, makan-makanan bergizi dan
memperburuk infeksi yang sudah terjadi. seimbang, membersihkan lidah dengan
Untuk menghindari hal tersebut, menggunakan tongue cleaner dan
pengguna hidrokortison dianjurkan untuk mengaplikasikan obat yang telah
menghindari kontak dengan orang sakit diberikan secara teratur.
atau penderita infeksi. Selain memiliki
efek anti inflamasi, kortikosteroid juga Daftar Pustaka
memiliki efek anti pruritus, atrophogenic, [1] Glick, M. Burket’s Oral Medicine.
melanopenic, menyerupai hormon seks Twelth Edition. USA: People’s
dan immunosupresif pada kulit. Adanya Medical Publishing House, Ltd
efek tersebut menjadikan kortikosteroid 2015.
kerap digunakan untuk mengatasi [2] Apriasari, M. L. & Tuti, H.
berbagai macam kondisi inflamasi pada Stomatitis Aftosa Rekuren Oleh
Karena Anemia. Dentofasial
kulit [27].
Journal 2010. 9 (1): 39-46.
Vitamin B komplek yang terdiri dari [3] Neville, Damm, Allen, & Bouquot.
vitamin B1 (Thianin); B2 (Riboflavin); B3 Oral and Maxillofacial Pathology
(Niasin); B5 (Asam Pentatonat); B6 Third Edition. China: Elsevier Inc.
(Piridoksin); B7 (Biotin); B9 (Asam Folat); 2009.
B12 (Kobalamin) dan vitamin C (Ascorbic [4] Yogasenada, M. A. Mariati, N. W.
& Leman, M. A. Angka Kejadian
Acid) termasuk golongan vitamin larut air.
Stomatitis Apthosa Rekuren
Karena sifatnya yang larut dalam air, (SAR) Ditinjau dari Faktor Etiologi
kemantapan zat gizi bahan pangan Di RSGMP FK UNSRAT Tahun
vitamin ini mudah rusak dan mudah 2014. Jurnal e-GiGi 2015. 3 (2):
hilang dalam proses pengolahan. Salah 278-284.
satu fungsi yang paling penting dari [5] Saraf, S. Textbook of Oral
vitamin ini adalah penggunaannya dalam Pathology. India: Jaypee Brothers
Medical Publishers (P), Ltd. 2006.
proses metabolisme tubuh [28].
[6] Jurge, S. Kufer R. Scully, C. &
Memberikan instruksi kepada pasien Porter, S.R. Recurrent Aphthous
untuk istirahat yang cukup, makan- Stomatitis. Oral Disease Journal
makanan bergizi dan seimbang, 2006. 12: 1-21.
membersihkan lidah dengan [7] Soetiarto, F. Maria, A. & Utami, S.
menggunakan tongue cleaner dan Hubungan Antara Recurrent
mengaplikasikan obat yang telah Aphthae Stomatitis dan Kadar
Hormon Reproduksi Wanita.
diberikan secara teratur.
Buletin Penelitian Kesehatan
2009. 37 (2): 79-86.
Kesimpulan [8] Permatasari, R. & Usman, M.
Tatalaksana SAR Minor Untuk
Berdasarkan hasil pemeriksaan
Mengurangi Rekurensi dan
diperoleh diagnosa akhir yaitu recurrent Keparahan. Indonesian Journal of
aphthous stomatitis disertai cheilitis dan Dentistry 2008. 15 (2): 147-154.
oral candidiasis. Terapi yang diberikan [9] Langlais, R. L. & Miller, C. S.
kepada adalah terapi simtomatik dengan Kelainan Rongga Mulut yang
memberikan aloclair gel dan salep OM, Lazim. Alih bahasa oleh drg. Budi
terapi kausatif berupa pemberian nystatin Susetyo. Jakarta: Hipokrates.
2012.
oral suspension dan tongue cleaner, dan
[10] Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan
terapi supportif berupa pemberian klinis penyakit mulut. Alih bahasa.
multivitamin B complex. Memberikan Wiriawan E. Jakarta : Widya
instruksi kepada pasien untuk istirahat Medika, 1998 : 48-49.
Wulandari, Penatalaksanaan Recurrent Aphthous Stomatitis Disertai Cheilitis…