Anda di halaman 1dari 6

Penatalaksanaan Angular Celitis Pada Pasien Pasca Ekstraksi Gigi : Sebuah

Laporan Kasus
Management of Angular celitis in Patient Post Tooth Ekstraction: A Case Report
Andhika Surya Yoelanda1 , Afryla Femilian2
1 Student, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
2 Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Medicine and Health Science
Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
Korespondensi : Andhika.s.fkik19@mail.umy.ac.id

Abstrak
Latar belakang : Angular celitis adalah lesi inflamasi pada sudut mulut yang dimulai pada muco
cutaneous junction dan meluas ke kulit. Secara klinis ditandai dengan eritema, maserasi, lembab,
ulserasi, dan pengerasan kulit pada komisura mulut. Laporan kasus dan Pemeriksaan : Seorang
laki laki berusia 23 tahun datang ke RSGM UMY dengan keluhan adanya luka pada sudut mulut
dan terasa tidak nyaman. Kondisi tersebut sudah dirasakan pasien sejak 4 hari paska tindakan
pencabutan gigi bawahnya yang dilakukan seminggu sebelumnya. Pasien mengaku pada hari ke 3
setelah dilakukan pencabutan gigi pasien merasa sudut mulutnya memerah dan terasa perih saat
digunakan untuk membuka mulut sampai saat ini pasien masih merasakan sakit. Pasien merasa
terganggu dengan kondisinya tersebut. Pasien mengaku bahwa teman temannya yang serumah
tidak ada yang mengalami hal serupa. Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x sehari pada
pagi dan malam sebelum tidur. Pasien tidak pernah menggunakan obat kumur. Pasien merupakan
seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Pasien tinggal bersama teman
temannya, pasien memiliki kebiasaan merokok dan pasien rutin konsumsi buah sayur. Dari
pemeriksaan obyektif terdapat lesi ulserasi berwarna kemerahan dan kusta berwarna kecoklatan
pada sudut bibir sebelah kiri unilateral dengan ukuran +- 3mm dengan batas jelas. Dari
pemeriksaan subyektif dan obyektif ditegakkan diagnose Angular Celitis et causa trauma. Hasil :
pada saat kontrol dan setelah diberikan terapi obat triamcynolon acetonide serta diberikan obat
kumur berupa Chlorehexidine diglukonat 2% lesi pada sudut mulut pasien sembuh dan kondisi
mukosanya kembali seperti semula. Kesimpulan : Angular celitis merupakan suatu penyakit
dengan etiologi multifactorial dan pengobatan pada angular celitis tergantung pada etiologinya.
Kata Kunci : Angular Celitis, Lesi oral

Abstract
Background : Angular celitis is an inflammatory lesion at the corner of the mouth that starts at
the muco cutaneous junction and extends to the skin. It is clinically characterized by erythema,
maceration, moist, ulceration, and crusting at the oral commissures. Case Report and
Examination: A 23-year-old man came to RSGM UMY with complaints of sores at the corners
of his mouth and discomfort. This condition has been felt by the patient since 4 days after the lower
tooth extraction was carried out a week earlier. The patient admitted that on the 3rd day after the
tooth was extracted, the patient felt the corners of his mouth were red and stinging when used to
open his mouth. Until now, the patient still feels pain. The patient feels disturbed by this condition.
The patient admitted that none of his friends at home had the same experience. The patient has a
habit of brushing his teeth twice a day in the morning and at night before going to bed. The patient
never used mouthwash. The patient is a student at a private university in Yogyakarta. The patient
lives with his friends, the patient has a smoking habit and the patient regularly consumes fruit and
vegetables. From an objective examination, there was a reddish ulcerated lesion and a brownish-
colored leprosy on the left corner of the left lip with a size of +-3mm with clear boundaries. From
subjective and objective examination, the diagnosis of Angular Celitis et causa was established.
Results : at the time of control and after being given triamcynolone acetonide drug therapy and
given mouthwash in the form of 2% Chlorehexidine digluconate, the lesions on the corners of the
patient's mouth recovered and the mucosal condition returned to normal. Conclusion : Angular
celitis is a disease with multifactorial etiology and treatment of angular celitis depends on the
etiology.
Keywords: Angular Celitis, Oral Lesions

PENDAHULUAN dirumuskan pada tahun 1986 oleh Ohman


dan rekan kerjanya.2
Angular Celitis adalah lesi inflamasi pada
sudut mulut dimulai pada muco-cutaneous Angular celitis dapat terjadi secara unilateral
junction dan meluas ke kulit. Dikenal juga ataupun bilateral. Biasanya disertai dengan
dengan stomatitis sudut mulut. Angular rasa sakit, nyeri, bahkan sensasi terbakar. 1
celitis adalah lesi yang umum secara klinis kejadian angular celitis dilaporkan antara
dan ditandai dengan eritema, maserasi, 0,7-3,8% dari seluruh lesi mukosa mulut
lembab, ulserasi, dang pengerasan kulit pada pada orang dewasa dan antara 0,2-15,1%
komisura mulut.1 pada anak anak.3

Angulat celitis sendiri dikategorikan menjadi Etiologi dari angular celitis sendiri bervariasi
beberapa tipe, tipe 1 lesi kecil hanya pada dapat disebabkan leh factor local atau
sudut bibir dengan sedikit keterlibatan kulit, sistemik. Untuk penyebab local biasnya
tipe 2 lesi yang lebih luas dan dalam dengan disebakan oleh perubahan anatomis dan fisik,
batas yang tidak rata, tipe 3 lesi memanjang alergi pada bahan kimia, dan bisa juga
dari sudut bibir ke kulit perioral, tipe 4 karrena mikroba. Sedangkan untuk sistemik
eritema difus menyebar ke kulit sekitar biasanya disebabkan oleh nutrisi, kekurangan
perbatasan vermilion. Klasifikasi ini
zat besi, devisiensi vitamin B kompleks, Pasien mengaku pada hari ke 3 setelah
penyakit sistemik, dan agen farmakologis. 7 dilakukan pencabutan gigi pasien merasa
sudut mulutnya memerah dan terasa perih
Diferensial diagnosis dari kasus ini adalah
saat digunakan untuk membuka mulut
herpes simleks virus dimana yang
sampai saat ini pasien masih merasakan sakit.
membedakan pada herpes simpleks dimulai
Pasien merasa terganggu dengan kondisinya
sebagai macula lalu menjadi vesicular dan
tersebut. Pasien mengaku bahwa teman
kemudian menjadi pustular. Pustular pecah
temannya yang serumah tidak ada yang
kemudian membentuk krusta. Jika krusta ini
mengalami hal serupa. Pasien memiliki
muncul di sudut bibir biasanya akan
kebiasaan menyikat gigi 2x sehari pada pagi
menyerupai angular celitis namun lesi herpes
dan malam sebelum tidur. Pasien tidak
sendiri biasanya unilateral, terdapat riwayat
pernah menggunakan obat kumur. Pasien
pembentukan vesikel berisi cairan.8
merupakan seorang mahasiswa di salah satu
Perawatan pada kasus angular celitis sendiri universitas swasta di Yogyakarta. Pasien
tergantung kepada etiologinya dimana ada tinggal bersama teman temannya, pasien
perawatan topical, restorasi dimensi vertical, memiliki kebiasaan merokok dan pasien rutin
suplementasi vitamin, serta terapi konsumsi buah sayur. Dari pemeriksaan
fotodinamik. Untuk perawatan local bisa obyektif terdapat lesi ulserasi berwarna
diberikan obat anti jamur. Karena terdapat kemerahan dan kusta berwarna kecoklatan
mikroba berupa Candida albicans, pada sudut bibir sebelah kiri unilateral
Strptococus aureus, dan Streptococci pada dengan ukuran +- 3mm dengan batas jelas.
kasus angular celitis.4 hal ini sejalan dengan Dari pemeriksaan subyektif dan obyektif
penelitian yang dilakukan Ohman dan Jontel ditegakkan diagnose Angular Celitis et causa
pada tahun 1988.9 trauma. Treatment planning yang dilakukan

LAPORAN KASUS meliputi KIE, terapi anti jamur dan


pemberian obat kumur, lalu kontrol.
Seorang laki laki 23 tahun datang ke RSGM
UMY dengan keluhan adanya luka pada
sudut mulut dan terasa tidak nyaman. Kondisi
tersebut sudah dirasakan pasien sejak 4 hari
paska tindakan pencabutan gigi bawahnya
yang dilakukan seminggu sebelumnya.
Pada kunjungan berikutnya pasien datang
untuk melakukan kontrol pada pemeriksaan
subyektif pasien mengaku keluhan
sebelumnya sudah hilang dan sudah tidak
sakit lagi. Pada pemeriksaan obyektif sudut
bibir pasien sudah kembali normal sewarna
dengan mukosa sekitar.

Gambar 1 pemeriksaan pertama

PENATALAKSANAAN KASUS

Pada kunjungan pertama setelah dilakukan


pemeriksaan subyektif dan obyektif pasien
diberikan komunikasi, edukasi, dan
informasi mengenai kondisi yang diderita
pasien, dijelaskan bahwa kondisi tersebut
kemungkinan besar diakibatkan karena
Gambar 2 kontrol
trauma pasca pencabutan dan kontaminasi
jamur serta bakteri yang diperparah dengan DISKUSI

kebiasaan merokok pasien. Lalu Etiologi angular cheilitis adalah


diinformasikan kepada pasien bahwa kondisi multifaktorial seperti agen infeksi, faktor
tersebut bisa disembuhkan dengan obat. mekanis dan defisiensi nutrisi dimana
Pasien diedukasi tentang cara penggunaan angular cheilitis dapat terjadi akibat satu
obat serta menjaga OHI pasien dan faktor ataupun kombinasi beberapa faktor. 10
menghindari merokok agar tidak seperti penumpukan saliva pada komisura
memperparah kondisinya saat ini. Setellah mulut dan akhirnya menyebabkan maserasi
dilakukan KIE lalu pasien diresepkan obat kulit dan mukosa, selain itu malnutrisi
berupa R/ Bufacomb in oral base 5mg No I pernafasan melalui mulut, dan merokok juga
s.3.d.d lit or dan R/ Chlorhexidine gluconate bisa menjadi etiologi local dari kasus angular
0.2% Lag No. I s. 2dd. garg 10 ml. celitis.5 Infeksi bisa disebabkan oleh jamur
seperti Candida Albicans dan bakteri seperti
Staphylococcus Aureus.10 Faktor iritan yang penyebabnya, pada kasus ini disebabkan
dapat menyebabkan angular cheilitis karena trauma paska tindakan pencabutan
contohnya pemakaian gigi palsu yang tidak yang lama sehingga mengakibatkan infasi
pas, kebiasaan menjilati bibir atau bakteri dan jamur pada sudut mulut yang
penumpukan air liur di sudut mulut, paparan menyebabkan angular celitis dan diperparah
sinar matahari, overclosure mulut, dan dengan kebiasaan merokok pasien,
trauma ringan serta alergi dapat disebabkan pengobatan menggunakan triamcinolone
oleh zat-zat yang ada pada pasta gigi, acetonid (bufacomb) serta pemberian
makeup, bahan metal, obat dan makanan.11 chlorhexidine terbukti dapat mengatasi
angular celitis pada pasien dan membantu
Perawatan pada kasus angular celitis
menjaga ohi pasien.
didasarkan pada etiologi penyebabnya
dimana perwatan angular celitis mencakup DAFTAR PUSTAKA
tindakan preventif seperti menghilangkan
1. Krishnan PA, Kannan R.
factor penyebab trauma, menjaga kebersihan
Comparative study on the
ohi, pengembalian dimensi vertical,
microbiological features of angular
pengontrolan saliva, suplemen serta vitamin
cheilitis in HIV patients from South
juga terbukti bermanfaat untuk perawatan
India. J Oral Maxillofac Pathol.
angular celitis.12 dalam kasus ini diberikan
2013;17(3):346-50. Pubmed
obat berupa bufacomb in oral base untuk
PMID:24574650.
meredakan rasa nyeri pasien serta
2. Ohman, SC, Dahlén, G., Möller, A.,
menghilangkan jamur serta bakteri yang
& Ohman, A. (1986). Keilitis sudut:
menjadi pemicu terjadinya angular celitis,
Sebuah studi klinis dan
lalu diberikan chlorhrxidine diglukonat 0,2%
mikroba.Jurnal Patologi Mulut,15,
untuk membantu menjaga ohi pasien karena
213–217.
pasien untuk membuka mulutnya saja merasa
3. Park KK, Brodell RT, Helms SE.
sakit sehingga kesulitan untuk elakukan sikat
Angular cheilitis, part 1: local
gigi.
etiologies. Cutis. 2011;87(6):289-95.
KESIMPULAN Pubmed PMID:21838086.
4. Warnakulasuriya, K. A.,
Angular celitis merupakan penyakit lesi oral
Samaranayake, L. P., & Peiris, J. S.
yang sering terjadi dan multi factorial
(1991). Angular cheilitis in a group of 10. Lewis, M. A. & Jordan, R. C. K.,
Sri Lankan adults. Journal of Oral 2012. Oral Medicine. 2 ed. s.l.:CRC
Pathology and Medicine, 20, 172– Press
175. https:// doi.org/10.1111/j.1600- 11. Park, K. K., Brodell, R. T. & Helms,
0714.1991.tb00915. S. E., 2011. Angular Cheilitis, Part 1:
5. Rietschel R. Contact Dermatitis. Local Etiologies. Volume 87.
Dalam: Rietschel RL, Fowler JF, 12. Touger-Decker, R., Sirois, D. A. &
Penyunting. New York: McGraw Hill Mobley, C. C., 2005. Nutrition and
Companies; 2008. Oral Medicine. New Jersey: Human
6. Strauss RM, Orton DI. Allergic Press.
contact cheilitis in the United
Kingdom: a retrospective study. Am J
Contact Dermat. 2003;14(2):75-7.
7. Anitha Krishnan Pandarathodiyil,
Sukumaran Anil, Srinivas Prasad
Vijayan. Angular Cheilitis - An
Updated Overview of the Etiology,
Diagnosis, and Management. Int J
Dentistry Oral 2021.
8. Fatahzadeh M, Schwartz RA. Human
herpes simplex virus infections:
epidemiology, pathogenesis,
symptomatology, diagnosis, and
management. J Am Acad Dermatol.
2007;57(5):737-63; quiz 64-6.
9. Ohman, S. C., & Jontel, M. (1988).
Treatment of angular cheilitis: The
sig‐ nificance of microbial analysis,
antimicrobial treatment, and interfer‐
ing factors. Acta Odontologica
Scandinavica, 46, 267–272.

Anda mungkin juga menyukai