Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

Angular Cheilitis

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik di Bagian Oral Diagnosa

Oleh
AMRINA ROSADA
1010070110037

Pembimbing : drg. Abu Bakar, M.Med.Ed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2015
LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

1. Nama : Siska

2. No. Rekam Medis : 031098

3. Umur : 9 Tahun

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jalan kali serayu ujung Lapai

6. Pekerjaan : Siswa

7. Agama : Islam

Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan

Rabu, Angular Cheilitis 1. Anamnesa Amrina Rosada

3-6-2015 2. Pemeriksaan klinis (10-037)

3. Pemberian resep

Padang, November 2015

Pembimbing

(drg. Abu Bakar, M.Med.Ed)


Abstrak

Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut
yang sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke
kulit. Angular cheilitis ini dikarakteristikan dengan kemerahan yang menyebar,
bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya
berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan
nyeri. Seorang ibu datang dengan anaknya datang dengan keluhan luka pada kedua
sudut bibir dan terasa perih. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didiagnosa
dengan angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi. Perawatan untuk
kasus ini adalah pemberian nystatin krim dan vitamin serta edukasi pada Ibu untuk
mengontrol pola makan anaknya, ibu harus memastikan bahwa anak-anak mereka
mendapat nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya.
Kata kunci: Angular cheilitis, defisiensi nutrisi

Abstract

Angular cheilitis or perleche is an inflammatory reaction in the angle of lip


which often begins with lapses mucocutaneous and continues to the skin. It is
characterized by diffuse redness, a fissured, eroded, ulcerated encrusted surface and
is accompanied by subjective symtops of soreness, burning and pain. A mother came
with her daughter complaints of wounds on both angle of the lips and sore. Based on
the examination patients diagnosed with angular cheilitis caused by a nutritional
deficiency. The treatment for these cases is nystatin cream and vitamins and
education on the mother to control her daughter diet, she should make sure that their
children get enough nutrients from the food they consume.
Keywords: Angular cheilitis, nutritional deficiencies
PENDAHULUAN

Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai mastikasi, fonetik,

dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut merupakan tempat paling

rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk berbagai agen berbahaya, seperti

produk mikroorganisme, agen karsinogek, selain rentan terhadap trauma fisik,

kimiawi, dan mekanis (Chrismawaty, 2006).

Penyakit gigi dan mulut dapat terjadi pada mukosa non-keratin dan mukosa

berkeratin, dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau

tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan bersifat jinak atau ganas.

Penyakit mulut dapat menyerang segala usia termasuk pada anak. Salah satu contoh

kelainan di rongga mulut yang sering dialami anak-anak ialah angular cheilitis yang

disebabkan kurangnya nutrisi selama masa pertumbuhan (Scully et all, 2010).

Kekurangan gizi merupakan penyebab terjadinya angular cheilitis.Kekurangan

vitamin B-2 (riboflavin), vitamin B-3 (niacin), Vitamin B-6 (pyridoxine), atau

vitamin B-12 (cyanocobalamin) dan kekurangan zat besi dapat menyebabkan seorang

anak mengalami angular cheilitis. Angular cheilitis dapat terjadi dengan berbagai pola

etiologi yang berhubungan erat dengan kondisi kesehatan dan kondisi lingkungan.

Secara garis besar faktor- faktor etiologi angular cheilitis yaitu defisiensi nutrisi,

defisiensi imun, infeksi bakteri dan jamur, serta trauma mekanis (Faiz, 2010).

Kasus unilateral pada angular cheilitis sering terjadi dikarenakan trauma

perawatan dental dan trauma pada sudut bibir, sedangkan kasus bilateral terjadi jika

penderita dengan penyakit sistemik seperti anemia, diabetes mellitus, dan infeksi
monomial yang kronis. Lama penyakit bisa bervariasi dari beberapa hari hingga

beberapa tahun, tergantung etiologinya (Dowl, 2010).

Angular cheilitis disebabkan oleh kekurangan zat besi dan beberapa jenis

vitamin. Kekurangan gizi paska usia dini mempunyai dampak yang buruk pada masa

dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat

produktivitas yang lebih rendah. Dampak kekurangan gizi pada usia dini makin

menjadi penting bila memperhatikan analisis berbagai data yang ada. Hasil- hasil

analisis tersebut memperkuat hipotesa mengenai besarnya peranan kekurangan gizi

pada usia dini terhadap terjadinya penyakit degenerative pada dewasa yang justru

merupakan usia produktif (Derinata, 2007).

LAPORAN KASUS

Seorang ibu datang dengan anak perempuannya berusia 9 tahun ke RSGM

Baiturrahmah dengan keluhan luka pada kedua sudut bibir dan terasa perih. Luka di

sudut bibir sudah terjadi sejak 1 minggu yang lalu, sakit saat dibawa makan dan

berbicara. Luka tersebut belum pernah diobati. Ibu pasien mengatakan bahwa

anaknya sering mengalami keadaan seperti ini dan anak lebih senang mengkonsumsi

jajanan seperti coklat dan permen serta tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran. Ibu

membantah anaknya memiliki alergi terhadap obat-obat tertentu dan tidak memiliki

riwayat penyakit sistemik. Ibu ingin anaknya diobati.

Pemeriksaan ekstra oral terdapat ulser pada kedua sudut bibir pasien, wajah

simetris dan terlihat pucat. Sklera mata pucat. Lymphnode submandibular tidak teraba

dan tidak sakit. Pasien tidak menderita kelainan TMJ. Suhu tubuh pasien teraba
afebris. Pemeriksaan intra oral mukosa mulut pasien normal. Terdapat banyak gigi

yang mengalami karies dan tidak dirawat sehingga menunjukkan anak memiliki oral

hygiene yang kurang baik.

Gambar 1. Angular Cheilitis ` Gambar 2. Setelah Perawatan

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pasien didiagnosa dengan

angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi karena terlihat dari hasil

pemeriksaan anak memiliki nilai BMI 17,8 yang berarti status gizi anak adalah

kurang serta sklera dan wajah anak terlihat pucat mengindikasikan anak mengalami

anemia. Namun penulis tidak dapat menyebutkan jenis defisiensi nutrisi spesifik yang

dialami oleh pasien karena tidak melakukan pemeriksaan darah. Perawatan yang

diberikan kepada pasien ini adalah pemberian nystatin krim 15 gr yang dioleskan

pada kedua sudut bibir anak dua kali sehari untuk mengatasi angular cheilitis.

Pemberian vitamin B complex 250mg satu kali sehari untuk mempercepat

penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak selain itu penjelasan kepada

Ibu pasien bahwa kondisi yang dialami oleh anaknya ini tidak berbahaya. Ibu

disarankan untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi oleh anaknya, Ibu


memastikan bahwa anak mendapat gizi yang cukup dari makanan yang

dikonsumsinya karena kondisi yang dialami oleh anaknya ini disebabkan oleh

defisiensi nutrisi. Anak dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran

serta kacang-kacangan untuk memperbaiki status gizinya karena makanan tersebut

kaya akan mineral serta vitamin yang sangat penting untuk masa pertumbuhan dan

imunitas anak. Ibu juga harus mengurangi konsumsi makanan ringan anak karena apabila anak

lebih banyak makan jajanan ringan maka anak akan sulit untuk diajak makan makanan bergizi.

DISKUSI

Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut

yang sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke

kulit. Angular cheilitis ini dikarakteristikan dengan kemerahan yang menyebar,

bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya

berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan

nyeri (Dowl, 2010)

Gejala awal Angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat

tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya hal ini tidak

berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang

dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Tingkat keparahan

inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut mulut dan beberapa pendarahan saat

mulut dibuka (Muray et al, 2008).

Kasus unilateral pada angular cheilitis sering terjadi dikarenakan trauma

perawatan dental dan trauma pada sudut bibir, sedangkan kasus bilateral terjadi jika
penderita dengan penyakit sistemik seperti diabetes melitus, defisiensi nutrsi dan

infeksi monomial yang kronis. Lama penyakit bisa bervariasi dari beberapa hari

hingga beberapa tahun, tergantung etiologinya (Dowl, 2010).

Angular cheilitis disebabkan oleh defisiensi nutrisi yaitu kekurangan zat besi

dan beberapa jenis vitamin ( B12, B2, B3, B6). Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan

turunnya sistem imun anak sehingga menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri dan

virus (Deritana, 2007).

Masa usia 6-7 tahun merupakan masa yang masih rawan, karena pada masa

ini apabila anak kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi, maka akan sangat

mudah untuk terserang penyakit, dan gangguan kesehatan lainnya, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhannya. Anak yang mengalami kekurangan

gizi dengan asupan protein yang rendah, maka kemampuan tubuh untuk membentuk

protein yang baru berkurang. Tubuh akan rawan terhadap serangan infeksi karena

terganggunya pembentukan kekebalan tubuh seluler. Tingginya tingkat konsumsi

makanan yang tidak seimbang gizinya oleh anak-anak usia sekolah menyebabkan

sering terjadinya angular cheilitis pada anak-anak (Matthys, 2003).

Angular cheilitis dapat disebabkan oleh berbagai defisiensi nutrisi. Defisiensi

zat besi dan vitamin B komplek merupakan 25% penyebeb angular cheilitis.

Kekurangan zat besi kronis dapat menyebabkan koilonychia, glositis, dan angular

cheilitis. Mekanisme angular cheilitis pada pasien ini belum dijelaskan secara penuh,

tetapi kekurangan zat besi dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga

meningkatkan candidiasis mucocutaneous. Kekurangan riboflavin (vitamin B2)

sering disertai dengan defisiensi vitamin B kompleks campuran karena perannya


dalam metabolisme vitamin B6 dan triptofan, yang yang kemudian dikonversi

menjadi niacin (vitamin B3). Umumnya, defisiensi riboflavin akan muncul sebagai

kemerahan pada membran mukosa, angular cheilitis, dan glositis berwarna magenta.

Dapat juga muncul sebagai sindrom oculo-oro-genital, yang ditandai dengan

perubahan berikut: perleche atau cheilosis, glositis berwarna magenta, keratitis

interstisial, dan lesi skrotum dan vulva. Defisiensi piridoksin (vitamin B6)

menyebabkan cheilosis, glositis, dan dermatitis seboroik di sekitar mulut, mata, dan

hidung. Hal ini sering terjadi pada pecandu alkohol dan dapat terjadi pada pasien

yang mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin B6, yang

meliputi cycloserine, isoniazid, hydralazine hidroklorida, kontrasepsi oral, D-

penisilamin, dan levodopa. Penurunan tingkat vitamin B12 (cyanocobalamin)

membuat pasien rentan terhadap perkembangan angular cheilitis. Ini biasanya

berhubungan dengan gizi buruk, alkoholisme, dan anemia pernisiosa. Penyebab

lainnya reseksi ileum terminal atau penyakit Crohn, pascagastrektomi, pankreatitis

kronis, diet vegan yang ketat, dan infeksi dengan Diphyllobothrium latum (Kelly et

all, 2011).

Diagnosa banding dari angular cheilitis adalah herpes labialis. Herpes labialis

dikenal pula sebagai “fever blister” atau “cold sore” disebabkan oleh virus herpes

hominis tipe 1 ( herpes virus hominis Type =HVS-1) dan berciri khas erupsi vesikel

pada kulit di dekat atau pada tepi bibir merah bibir. Sebagian besar penduduk dewasa

pernah menderita infeksi herpes, meskipun mungkin tidak timbul manifestasi klinik.

Virus herpes simpleks mungkin” tidur” di suatu daerah tertentu dan vesikel akan

timbul bila penderita terkena sinar matahari, penyakit panas atau kadang –kadang
dihubungkan dengan haid. Hepes labialis dimulai dengan rasa datal di tempat yang

terkena . dalam 12 jam akan timbul vesikel dan vesikel tersebut akan pecah

membentuk tukak dan krusta dalam 36 hingga 48 jam. Pada umumnya krusta akan

hilang dan lesi akan sembuh pada hari ke 8 hingga ke 10. Panas dan imfadenopati

dapat juga timbul sebelum adanya vesikel (Pinborg, 2009).

Infeksi primer berbeda dengan infeksi rekuren. Pada infeksi rekuran ukuran

vesikel lebih kecil dan berkelompok. Rasa gatal dan terbakar mengawali

pembentukan vesikel kecil dan berkelompok dengan dasar eritem selama 1-2 jam.

Lesi tersebut akan berubah menjadi pustul dan krusta sebelum mengalami

penyembuhan dalam 7-10 hari tanpa terbentuk skar. Lesi timbul menyebabkan nyeri

menetap dalam beberapa hari, terjadi lebih sering di sekitar mulut. Walaupun vesikel

biasanya terbentuk dalam susunan irregular, bvesikel dapat tersusun membentuk garis

atau distribusi zosterform. Lesi herpetic rekuran secara umum berbentuk vesikel atau

ulkus namun kadang dalam tampilan tidak khas seperti folikulitis (Kennedy dan

Burd, 2010).

KESIMPULAN

Pada kasus pasien didiagnosis mengalami angular cheilitis karena ditemukan

ulcer dengan tepi eritema pada kedua sudut bibir anak. Angular cheilitis disebabkan

karena pasien mengalami defisiensi nutrisi yang ditunjukkan melalui nilai BMI anak

yaitu 17,8 dan sklera mata yang pucat. Terapi yang diberikan pada pasien adalah

pemberian nystatin krim dan vitamin serta edukasi pada Ibu untuk mengontrol pola

makan anaknya, ibu harus memastikan bahwa anak-anak mereka mendapat nutrisi
yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya. Keberhasilan perawatan angular

cheilitis pada pasien ini tergantung dari kemampuan orang tua dalam mengontrol

konsumsi makanan bergizi pada anaknya.


DAFTAR PUSTAKA

Atmarita S. 2006. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.


Gramedia.
Atmarita, JF. 1991. Perhitungan, Penggunaan dan Interpretasi Berbagai Indeks
Antropometri dalam Penilaian Status Gizi dengan Baku Rujukan WHO/NCHS.
Majalah Gizi Indonesia Vol. 16.
Chrismawaty E. Peran struktur mukosa rongga mulut dalam mekanisme blockadefisik
terhadap iritan. MIKGI; 2006:V:244

Deritana N, Kombong A. 2007. Gizi untuk Pertumbuhan dan Perkembangan.


J.WATCH Jayawijaya.
Dowl W. 2010. Effect of Angular Cheilitis on Children and Teenagers (internet).
http://www.EzineArticles/childandac.html. Diakses 2 Juni 2015
Faiz R. Angular cheilitis-overview and symptoms of angular cheilitis.
[Internet]Available at:http://www.articlesbase.com/skin-care-articles/angular-
cheilitis-overview-and-sypmtoms-of-angular-cheilitis-285629.html>.Accessed
2Juni 2015

Kelly,KP, MD,Robert, MD,Stephen. Helms, MD. 2011. Angular Cheilitis, Part 2:


Nutritional, Systemic, and Drug-Related Causes and Treatment. Cutis Vol 88.
Kennedy, CTC dan Burd, DAR. 2010. Virus Infection. Rook’s Textbook of
Dermatology 8th ed. Newyork. Oxford.
Matthys, H. 2003. Estimated Energy Intake, Macronutrient Intake and Meal Pattern
of Flemish Adolescents. European Journal of Clinical Nutrition Vol.5 No.7.
Muray J.J, Nunn J. H.Steele J. 2008. The Prevention of Oral disease 4th ed.
Newyork. oxford University Press.

Pinborg JJ. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Binarupa Aksara: Tanggerang

Scully, Crispian. 2010. “Medical Problem in Dentistry”. Churchill Livingstone


Elsevier. UK. 6th Edition: 3-5, 493-494.

Anda mungkin juga menyukai