ORAL MEDICINE
Oleh
DWITIA PUTRI
20100707360804070
NPM: 20100707360804070
Medicine
Disetuji Oleh
Dosen Pebmbimbing
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
berjudul Oral Candidiasis dan Terapi Radiasi untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Fitria Meiliza Sp. PM selaku
dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
ABSTRAK
PENDAHULUAN
lidah dan situs mukosa mulut lainnya yang ditandai dengan pertumbuhan jamur
yang berlebihan dan invasi jaringan superfisial (Vila, T dkk., 2020). Kandidiasis
oral adalah salah satu infeksi fungal yang mengenai mukosa oral. Tedapat lima
5. Candida guilliermondi. Dari kelima tipe tersebut, Candida albicans adalah yang
topikal dan inhalasi, kebersihan mulut yang buruk, dan kualitas dan kuantitas air
yaitu akut dan kronis. Kandidiasis oral akut dibagi menjadi kandidiasis
psudomembran akut dan kandidiasis atrofi akut, sedangkan kandidiasis oral kronis
dibagi menjadi kandidiasis oral atrofi kronis dan kandidiasis hiperplastik kronis
putih kekuningan yang dapat diangkat dan meninggalkan bekas merah dan nyeri
pada mukosa di bawah daerah yang diangkat. Plak tersebut terdiri dari sel epitel
deskuamasi, kumpulan hifa jamur, fibrin, dan bahan nekrotik. Lesi biasanya
terlihat pada lidah, mukosa bukal, gingiva, palatum, dasar mulut, dan orofaring.
Lesi dapat mengenai seluruh mukosa mulut atau terlokalisasi di daerah dengan
samping radioterapi dalam rongga mulut antara lain adanya keluhan nyeri dalam
mulut sebelum, selama dan setelah radioterapi. Selain itu, faktor-faktor yang
berhubungan dengan mukosa itu sendiri seperti mukositis oral, xerostomia, infeksi
bakteri, virus, dan jamur, perubahan pengecapan, cacat fungsi seperti pada saat
makan, minum, menelan dan bicara serta kekurangan gizi (Traktama, D dkk.,
2018). Penderita kanker kepala dan leher yang mendapat radioterapi memiliki
adalah mengalami mukositis oral dan kandidiasis oral akibat penurunan imunitas
pemberian terapi (kemoterapi atau radioterapi) sesuai dengan rencana yang telah
radiasi?
terapi radiasi?
terapi radiasi?
terapi radiasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah candida berasal dari bahasa latin candid, artinya putih. Spora
Candida adalah komensal, bentuk jamur dimorfik yang tidak berbahaya yang
mikosis oral, ragi oral infeksi, atau stomatitis kandida (Pati, A dkk., 2016).
dkk., 2012) Terdapat beberapa faktor risiko yang berperan terhadap terjadinya
efek samping radioterapi dalam rongga mulut antara lain adanya keluhan nyeri
kebersihan mulut sebelum, selama dan setelah radioterapi. Selain itu, faktor-faktor
yang berhubungan dengan mukosa itu sendiri seperti mukositis oral, xerostomia,
infeksi bakteri, virus, dan jamur, perubahan pengecapan, cacat fungsi seperti pada
saat makan, minum, menelan dan bicara serta kekurangan gizi (Traktama, DO
dkk., 2018).
2.2 Klasifikasi dan Gambaran Klinis Oral Candidiasis
1. Acute candidiasis
dkk., 2015). Mereka biasanya muncul sebagai plak putih yang melekat
seperti susu kental atau keju cottage di permukaan labial dan mukosa
2013).
2. Chronic candidiasis
Pasien yang memakai gigi palsu terus menerus siang dan malam
paling sering terkena infeksi. Bentuk kandidiasis atrofi ini juga disebut
bentuk infeksi ini hifa Candida tidak hanya ditemukan pada tingkat
2014).
Angular cheilitis
(Exodontia.info)
Linear gingival erythema
dianggap sebagai lesi etiologi jamur. Hal ini ditandai dengan pita
lesi merah seperti petechiae atau difus pada gingiva cekat dan
lesi ini sangat bervariasi dalam penelitian yang berbeda, mulai dari
hal ini, berbagai faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap kandidiasis
nutrisi, dan kesehatan mulut yang buruk. Saliva penting dalam mempertahankan
kolonisasi jamur, oleh karena itu penurunan aliran saliva akibat radioterapi
langsung yang dapat mengubah integritas epitel mulut dan meningkatkan infeksi
sekunder. Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
hilangnya integritas sel, yang akan memudahkan invasi dan infeksi candida.
dkk., 2020).
mengakibatkan pertumbuhan infeksi jamur pada rongga mulut, infeksi jamur yang
Jika lapisan tersebut terangkat, maka mukosa akan berdarah, mulut terasa kering
yang dapat dihilangkan atau dikerok pada dorsum lidah. Namun, lidah yang
dilapisi tidak meninggalkan area merah setelah diangkat, sehingga diagnosis yang
radiasi berupa pemberian obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% dengan cara
diseka keseluruh mukosa mulut dan gigi geligi, juga obat tetes nistatin oral
supension serta pemberian vitamin B12 dan asam folat. Klorheksidin adalah obat
efektif melawan bakteri gram positif dan gram negatif, juga sel ragi dan jamur,
dan terikat pada permukaan oral secara terus menerus. Terapi asam folat bersama
vitamin B12 berfungsi menjaga dan meningkatkan energi, serta berperan penting
dalam pembentukan sel darah merah, mempercepat penyembuhan luka, serta
memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan mengaktifkan sel T yang berfungsi
mengatur respon imun serta menyerang sel yang terinfeksi. Nistatin merupakan
LAPORAN KASUS
makanan, dan mulutnya banyak bercak putih. Keluhan dirasakan 1 minggu yang
lalu dengan mulut terasa kering dan sulit menelan makanan, sehingga pasien
nasofaring) diawali sejak 3 tahun yang lalu timbul benjolan dileher kiri, mulanya
sebesar biji kacang lalu makin lama makin membesar. Pasien sedang menjalani
terapi radiasi eksterna ke-9. Pemeriksaan ekstra oral dijumpai kelenjar limfe
sebelah kiri. Bibir atas dan bawah kering. Pemeriksaan intra ditemukan lapisan
putih pada lateral lidah kanan dan kiri yang dapat dikerok dengan tekanan ringan
NPM : 20-070
B. DATA PASIEN
1. Nama : Tuan M
3. Usia : 67 Tahun
4. NIK : -
6. Suku/ras : Jawa
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : IRT
9. Status : Menikah
lidah
dan mulut
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya :-
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -
keluarga
mulut
STOMATOGNATIK
b. Tanda-tanda vital
(Normal)
Nadi : 90x/menit
(Normal)
Suhu : 37o (Normal)
bening
Submandibula:
teraba,keras,
tidak sakit
Submentale : TAK
Servikal : TAK
b. TMJ : TAK
c. Wajah : Simetris
d. Mata : TAK
f. Bibir : TAK
Lain-lain : TAK
b. Frenulum : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
gigi 36 37 38
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL
DIAGNOSIS
mulut
PERAWATAN
kali sehari
perhari)
Pro : Tn. M
Umur : 67 Tahun
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
samping radioterapi dalam rongga mulut antara lain adanya keluhan nyeri dalam
mulut sebelum, selama dan setelah radioterapi. Selain itu, faktor-faktor yang
berhubungan dengan mukosa itu sendiri seperti mukositis oral, xerostomia, infeksi
bakteri, virus, dan jamur, perubahan pengecapan, cacat fungsi seperti pada saat
makan, minum, menelan dan bicara serta kekurangan gizi. Dalam hal ini, berbagai
kesehatan mulut yang buruk. Radioterapi dan kemoterapi pada pasien kanker
kepala dan leher mengakibatkan pertumbuhan infeksi jamur pada rongga mulut,
akut (Thrush). Infeksi tersebut terlihat sebagai lapisan putih pada mukosa pipi,
terhadap derajat keasaman (pH) saliva pada anak usia 12-15 tahun. Odonto J.
6: 1-8
pasien kanker kepala leher akibat kemoterapi dan/ atau radioterapi. Majalah
oral cavity cancer in France: the ICARE study. BMC Cancer. 2013; 13: 560.
400 - 422.
11. Pati A, Susmitha HR, Basappa S, Mahesh MS. (2016). Drug-induced Oral
Candidiasis: A Case Report. IJSS Case Reports & Reviews 2(12): 1-4.
8(8):755- 765
Reports. Gracia MTP, et al., J Clin Stud Med Case Rep 2014, 1: 001.
16. Triwardhani, L. Dewi, S. R. P. 2020. Acute Pseudomembranous Candidiasis
17. Emami E, Kabawat M, Rompre PH, Feine JS. 2014. Linking evidence to
khemoterapi dan radioterapi. Maj Ked Gi; Desember 2011; 18(2): 182-186