Anda di halaman 1dari 5

Kasus Sederhana 4 (RAS Minor)

(25 Maret 2019) (setelah control)

Definisi Kasus

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) berupa ulkus yang terasa nyeri dan selalu kambuh, terutama
pada jaringan lunak rongga mulut. SAR dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, lidah,
serta palatum dalam rongga mulut.1

Epidemologi Kasus

Stomatitis Aftosa Rekuren adalah lesi oral umum yang mempengaruhi sekitar 10-20% dari
populasi umum sebagian besar pasien melaporkan riwayat lesi berulang yang berkembang
sebelum usia 30, dan kemungkinan kecenderungan riwayat genetik. Etiologi sistemik yang
bersifat potensial harus dipertimbangkan pada pasien yang secara spontan mengembangkan
periode kronis dan berat yang tidak menanggapi terapi.2

Etiologi dan faktor predisposisi

Faktor utama yang diperkirakan dapat menyebabkan SAR adalah stres. Stres merupakan salah
satu terminologi yang popular dibicarakan dalam percakapan sehari-hari seiring meningkatnya
modernisasi dan dinamika kehidupan. Stres diartikan sebagai respon nonspesifik tubuh akibat
perubahan sosial dari modernisasi.3

Pathogenesis

1. Tahap premonitori, terjadi pada 24 jam pertama saat perkembangan lesi SAR. Saat
prodormal, pasien akan merasakan seperti rasa terbakar saat lesi akan muncul. Secara
mikroskopis sel-sel mononuklear akan menginfeksi epitelium, dan edema akan mulai
berkembang.
2. Tahap pre-ulserasi, terjadi pada 18-72 jam pertama saat perkembangan lesi SAR. Pada
tahap ini, makula dan papula akan berkembang dengan tepi eritematus. Intensitas rasa
nyeri akan meningkat pada tahap pre-ulserasi.
3. Tahap ulseratif, terjadi selama beberapa hari hingga 2 minggu. Pada tahap ini papula-
papula akan berulserasi dan ulser itu akan dibungkus oleh lapisan fibromembranous yang
akan diikuti oleh intensitas nyeri yang berkurang.
4. Tahap penyembuhan, terjadi pada hari ke-4 hingga 35. Ulser akan ditutupi oleh
epitalium. Penyembuhan luka terjadi dan sering menyisakan jaringan parut yang dimana
lesi SAR pernah mucul. Semua lesi SAR sembuh dan berkembanglah lesi baru.4

Terapi

Tujuan penanganan stomatitis aphthous recurrent (RAS) untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi ukuran dan waktu penyembuhan lesi dengan obat topikal. obat-obatan ini umumnya
ditempatkan dalam dua kategori: analgesic dan kortikosteroid.5

Referensi

1. Stoopler ET, Shirlaw P, Arvind M, Ruso LL, Bez C, Rossi SD, et al. Oral deases. In: An
international survey of oral medicine practice, ed. Proceedings from the 5 th world workshop
in oral medicine. 2011: 99-104.
2. Delong L, Burkhart N.W. General and Oral Pathology for Dental Hygienist. Wolters
Kluwer.2018
3. Jurge S, Kuffer R, Scully C, Porter SR. Reccurent Aphthous Stomatitis.2005.
4. Casiglia JM. Aphthous stomatitis clinical presentation.
medicine.medscape.com/article/1075570-clhttp://emedinical#showall . 2 April 2019.
5. Greenberg MS, Glick M, Jonathan A. Burket’s Oral Medicine.BCDecker.2008

Nama : Ahmad Setiawan Jarigau

NIM : J014182040
Kasus Sederhana 5 (Cheilosis)

(20 Maret 2019) (25 Maret 2019)

Definisi Kasus

Cheilosis, adalah bentuk lain dari keratosis aktinik yang berkembang di bibir dan dapat
berkembang menjadi sejenis karsinoma sel skuamosa yang dapat menyebar dengan cepat ke
bagian tubuh yang lain. Manifestasi kerusakan akibat sinar matahari secara klinis sebagai tahap
kerusakan jaringan yang cukup berbeda. Bibir mungkin tampak bersisik dan berkerak, dengan
hilangnya definisi batas vermilion bibir.

Epidemologi Kasus

Bibir bawah mungkin terlihat berkerut, tidak rata, dan berpigmen dengan banyak area perubahan
warna, tergantung pada tingkat kehancurannya. Seperti halnya kerusakan kulit akibat sinar
matahari lainnya, pasien yang paling rentan adalah mereka yang berkulit cerah.

Etiologi dan faktor predisposisi

Merokok meningkatkan risiko banyak kanker, tetapi juga meningkatkan risiko actinic cheilitis
karena paparan langsung area ini terhadap bahan kimia dan panas.

Terapi

Praktisi gigi harus merekomendasikan evaluasi lebih lanjut, rujukan ke dokter kulit, dan
penggunaan lip balm dengan tabir surya. Semua pasien harus disarankan untuk menggunakan lip
balm atau lipstik dengan tabir surya. Balsem bibir terbaru yang menghalangi sinar matahari UVB
adalah yang paling efektif dalam melindungi area bibir.

Referensi

Delong L, Burkhart N.W. General and Oral Pathology for Dental Hygienist. Wolters
Kluwer.2018

Nama : Ahmad Setiawan Jarigau

NIM : J014182040
Kasus Khusus 1 (Oral Kandidiasis)

(15 Maret 2019) (22 Maret 2019)

Definisi Kasus

Kandidiasis oral adalah Kandidiasis oral adalah infeksi jamur yang mempengaruhi rongga mulut
disebabkan oleh spesies candida yang berbeda. Spesies candida yang berbeda menginfeksi
rongga mulut meliputi Candida albicans, Candida glabrata, Candida guillermondii, Candida
krusei, Candida parapsilosis, Candida pseudotropicalis, Candida stellatoidea dan Candida
tropicalis.1

Epidemologi Kasus

Kandidiasis terdistribusi di seluruh dunia dan umumnya ditemukan pada pasien dengan
gangguan kekebalan tubuh dan lansia yang memiliki faktor predisposisi lainnya. Kandidiasis
memiliki bentuk pseudomembran dan banyak ditemukan pada orang tua dan bayi muda,
sedangkan bentuk eritematik lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang menggunakan gigi
palsu. Terdapat kecenderungan antara pria dan wanita.2

Etiologi dan faktor predisposisi

Immunosupresi merupakan faktor penyebab kandidiasis oral, ketika imun pasien menurun dapat
mengganggu keseimbangan mikro flora dalam rongga mulut. Selain dari immunosupresi terdapat
beberapa faktor risiko lokal terutama saliva yang bersifat asam, mulut kering, penggunaan gigi
tiruan di malam hari, merokok, diet karbohidrat tinggi dan pasien dalam perawatan radioterapi
dan kemoterapi di daerah maksilofasial yang sehingga rongga mulut lebih rentan terhadap infeksi
Candida.1 Dalam kasus ini pasien merupakan perokok berat sehingga faktor predisposisi dapat
memicu etiologi utama.

Pathogenesis
Infeksi Candida dapat menghasilkan nekrosis permukaan epitel, yang berubah menjadi putih dan
luntur, atau Candida tersebut menghasilkan eritema yang dihasilkan dari reaksi tubuh terhadap
organisme. kandidiasis oral bermanifestasi sebagai plak multipel, terangkat, berwarna keputihan,
dan seperti yogurt dengan eritema yang mengelilinginya. Gambaran histologi sel-sel permukaan
nekrotik dalam pseudomembran yang menunjukkan organisme Candida dan permukaan epitel
yang menebal. Candida biasanya tumbuh pada permukaan mukosa dan menghasilkan nekrosis
keratinosit superfisial. Ketika sel-sel mati, mereka tersedia di permukaan jaringan sebagai plak
putih kusut bersama oleh hifa (bentuk memanjang) dari organisme tersebut.2

Terapi

Untuk mengobati infeksi dengan obat-obatan topikal seperti nistatin atau clotrimazole,
sedangkan obat sistemik yang efektif dapat digunakan yaitu flukonazol.3Chlorhexidine telah
digunakan sebagai tambahan dalam pengobatan kandidiasis oral sejak tahun 1970-an. Misalnya,
klorheksidin glukonat 0,2% telah berhasil digunakan sebagai obat kumur antiseptik dalam
pengobatan Candida.4

Referensi

1. Khan M. , Iqubal A., Shukla A. K., dan Kumar P. Oral Candidiasis - A Review. International
Journal of Health Sciences and Research.2014 (4)7
2. Delong L, Burkhart N.W. General and Oral Pathology for Dental Hygienist. Wolters
Kluwer.2018
3. Greenberg MS, Glick M, Jonathan A. Burket’s Oral Medicine.BCDecker.2008
4. Kadir T, Gu B, Can B. U. Phospholipase activity of Candida albicans isolates from patients
with denture stomatitis: The influence of chlorhexidine gluconate on phospholipase
production. Elsevier. archives of oral biology.2007; 691–696

Nama : Ahmad Setiawan Jarigau

NIM : J014182040

Anda mungkin juga menyukai