DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
YENI MONIKA
1911111120016
kesejahteraan seseorang. Setiap kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, bicara, dan
bersosialisasi membutuhkan keadaan gigi dan mulut yang baik namun sebagian masyarakat
kesehatan gigi dan mulut yang serius. Angka kejadian masalah kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2018, prevalensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia mencapai 57,6% dan salah satu kasus
periodontal di Indonesia memiliki angka kejadian kasus di bidang kedokteran gigi sebesar
96,58%. Salah satu bentuk dari penyakit periodontal ini adalah periodontitis. Periodontitis ini
dapat berkembang cepat dan dapat mempengaruhi sekitar 10,5%-12% dari populasi di dunia.
data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase penyakit periodontitis di
Periodontitis kronis dapat disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal
berupa akumulasi plak pada permukaan gigi yang mengandung kumpulan bakteri. Salah satu
Periodontitis kronis disebabkan oleh bakteri gram negatif, bakteri anaerob dan bakteri
mikroaerofilik yang terdapat pada daerah subgingiva dan menyebabkan adanya prostat
bakteri yang terlibat dalam pembentukan plak, termasuk S. gordonii, Veillonella parvula,
pembentukan plak.5
Salah satu faktor penting terjadinya penyakit periodontal adalah produksi berbagai zat
toksik dari bakteri. Butirat, ion propionat, dan ammonium yang diproduksi oleh
kemampuan untuk menembus epitel gingiva serta ada dalam plak yang berhubungan dengan
rongga mulut di antara genus Fusobacterium. Bakteri ini jumlahnya mendominasi spesies
Perawatan inisial periodontitis terbagi menjadi terapi mekanis dan penunjang. Terapi
pertumbuhan bakteri penyebab periodontitis melalui scaling dan root planning. Perawatan
penunjang pada periodontitis kronis yaitu dengan pemberian obat kumur untuk mengontrol
plak. Obat kumur menjadi gold standard pada saat ini yaitu klorheksidin glukonat 0,2% untuk
antiseptik di rongga mulut yang terkenal dengan efek antibakteri berspektrum luas, memiliki
efek dalam jangka waktu lama, dan memiliki tingkat toksisitas yang rendah.7
rongga mulut. Bahan ini sangat potensial dalam menghambat pembentukan plak dan bertahan
dalam saliva selama 7 jam. Efek antibakteri dari klorheksidin yaitu dengan berinteraksi
dengan membran sel bakteri dan menambah permeabilitas sehingga terjadi kebocoran sel
bakteri. Namun, klorheksidin mempunyai beberapa efek samping yaitu perubahan dalam
sensasi rasa, peningkatan pembentukan kalkulus, pewarnaan gigi (perubahan warna coklat)
dan deskuamasi mukosa mulut serta pembengkakan parotis.6 Bahan obat kumur dengan
sedikit efek samping namun memiliki efektivitas sama diperlukan sebagai alternatif dari
klorheksidin.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Nonutu SE, Pangemanan DHC, Mintjelungan CN. Uji Daya Hambat Ekstrak Ikan
pemberian seduhan kopi robusta (Coffea canephora) terhadap jumlah sel makrofag dan
limfosit pada model tikus periodontitis kronis. Padjadjaran J Dent Res Students. 2021;
5(1): 18-23.
4. Andriani I,, Chairunnisa FA. Periodontitis Kronis dan Penatalaksaan Kasus dengan
Kuretase. Insisiva Dent J Maj Kedokt Gigi Insisiva. 2019; 8(1): 25–30.
5. Astuti LA, Anas R, Hasanuddin NR, Pamewa K, Chotimah C, Ridha DAP. Efektivitas
6. Hakima AN, Ermawati T, Harmono H. Daya Hambat Ekstrak Biji Kopi Robusta
8. Chairani S, Rais SW, Purba R, AH A. Perbandingan Efektifitas Jus Lidah Buaya Dan