UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP BAKTERI Streptococcus Mutans Dan Streptococcus Sanguinis SECARA IN VITRO
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
201 tayangan4 halaman
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans Dan
Streptococcus sanguinis SECARA
IN VITRO
Judul Asli
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Dan Streptococcus sanguinis SECARA IN VITRO
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans Dan
Streptococcus sanguinis SECARA
IN VITRO
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
201 tayangan4 halaman
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP BAKTERI Streptococcus Mutans Dan Streptococcus Sanguinis SECARA IN VITRO
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans Dan
Streptococcus sanguinis SECARA
IN VITRO
(Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans Dan Streptococcus sanguinis SECARA IN VITRO
( Proposal )
Oleh:
HENI FADHILLAH 12311016
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi berlubang (caries) merupakan suatu penyakit yang paling umum terjadi bahkan seringkali mengganggu aktivitas manusia. Penyakit ini terjadi akibat penurunan email pada gigi. Hasil penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia menyebutkan bahwa 80% orang Indonesia mengidap penyakit gigi berlubang. Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukan prevalensi nasional penyakit gigi dan mulut adalah 25,9%. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering dijumpai adalah karies gigi dengan prevalensi sebesar 4,6% Caries sebagian besar disebabkan karena adanya infeksi bakteri penyebab sakit gigi. Jadi, pencegahan agar tidak terjadi infeksi dan gigi berlubang lebih penting dibandingkan dengan pengobatannya, misalnya dengan penggunaan obat kumur dan menyikat gigi secara teratur. Maka perawatan gigi yang baik merupakan usaha yang tepat untuk menghindari komplikasi penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri penyebab sakit gigi (Muis, 2010). Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak adalah bakteri yang mampu membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus Streptococcus. Bakteri yang ditemukan dalam jumlah besar pada plak penderita caries adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguinis (Roeslan, 1996). Antibakteri merupakan substansi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme (bakteri), yang mempunyai pertumbuhan ataupun membunuh mikroorganisme lain. Aktivitas antibakteri diukur secara in vitro untuk menentukan potensi agen antibakteri dalam larutan, konsentrasi dalam cairan tubuh atau jaringan dan kerentanan mikroorganisme tertentu terhadap obat dengan konsentrasi tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba in vitro yaitu pH lingkungan, komponen medium, stabilitas obat, ukuran inokulum, lama inkubasi, dan aktivitas metabolik mikroorganisme (Yosephine, 2013).
Senyawa-senyawa antibakteri lain selain antibiotik telah banyak digunakan pada
pasta gigi, obat kumur dan pemakaian secara topikal untuk perawatan penyakit periodontal. Miller menyatakan bahwa berdasarkan teori Chemico Parasitic, karies dapat dicegah dengan menggunakan antibakteri untuk mencegah terbentuknya plak. Ada banyak cara untuk mencegah karies gigi, salah satunya penggunaan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur dengan antiseptik yaitu menurunkan jumlah koloni bakteri patogen dalam rongga mulut, mengurangi terjadinya plak dan karies gigi (Sumono, 2009). Klorheksidin merupakan derivat bis-biquanite yang efektif dan mempunyai spektrum luas, bekerja cepat dan toksisitasnya rendah. Bahan ini digunakan dalam bentuk yang bervariasi, misalnya klorheksidin asetat atau glukonat yang merupakan antiseptik yang bersifat bakterisid atau bakteriostatik terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Selain itu klorheksidin juga menghambat virus dan aktif melawan jamur. Klorheksidin sangat efektif mengurangi akumulasi plak. Kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia. Tanaman ini digunakan sebagai obat luka atau luka lebam, berkhasiat sebagai obat sakit perut kembung, penyakit lepra, dan penyakit lever (Hutapea, 1994). Hasil skrining fitokimia yang dilakukan oleh Purba (2003), daun kembang bulan mengandung flavonoida, glikosida, saponin, tanin dan triterpenoid/steroid. Hasil penelitian Didik dan Sulistijowati (2001) yang berjudul efek ekstrak daun kembang bulan terhadap candida albicans serta profil kromatografinya, menyebutkan daun kembang bulan mengandung 12 senyawa terpenoid, 14 senyawa flavonoid dan gula. Menurut Robinson (1995), senyawa fenol seperti flavonoid dan tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Adanya kandungan senyawa flavanoid dan tanin, diharapkan ekstrak daun kembang bulan dapat menghambat perkembangbiakan bakteri S. mutans dan S. sanguinis. Berdasarkan uraian diatas, makan peneliti ingin melakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri S. mutans dan S. sanguinis. 1.2 Perumusan Masalah
Apakah ekstrak daun Kembang Bulan mempunyai daya hambat terhadap
S. mutans dan S. sanguinis? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat ekstrak daun Kembang Bulan terhadap bakteri S. mutans dan S. sanguinis secara in vitro. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang manfaat ekstrak daun Kembang Bulan sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans dan S. sanguinis. 1.5 Hipotesis Ekstrak daun Kembang Bulan mempunyai daya hambat terhadap bakteri S. mutans dan S. sanguinis secara in vitro.