Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kesehatan mulut dan gigi tidak kalah pentingnya dengan kesehatan

bagian tubuh yang lain. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah

satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya

makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak yang

menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang

kesehatan seseorang (Riyanti, et al 2005).

Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut

masyarakat Indonesia. Padahal itu merupakan indikator yang digunakan WHO

untuk mengukur tingkat kesehatan mulut penduduk di sebuah Negara. Riset

Kesehatan Dasar (RisKesDas) Depkes tahun 2007 menunjukan, 72,1% penduduk

mempunyai pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan

karies aktif yang belum dirawat (Riskesdas, 2007).

Pada tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi mulut adalah 25,9%,

tetapi hanya 8,1% yang menerima perawatan atau pengobatan dan prevalensi

karies gigi pada anak usia 5-9 tahun pada tahun 2013 28,9% naik dari tahun 2007

sebesar 21,6%. Perawatan gigi sejak dini akan meminimalkan komplikasi

penyakit gigi yang membahayakan. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, 91,1%

1
2

penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari. Namun, hanya

7,3% yang telah menggosok gigi secara benar (Riskesdas, 2013).

Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu pada bagian email,

dentin, sementum yang terjadi karena aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan. Tanda terjadinya karies adalah adanya

demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan

emailnya (Kidd, dkk., 1991).

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya karies adalah mengusahakan

agar pembentukan plak pada permukaan gigi dibatasi atau plak dibersihkan secara

teratur. Pengendalian plak dapat dilakukan dengan pembersihan secara mekanis

dan menggunakan bahan anti kuman terutama untuk menekan pertumbuhan

Streptococcus mutans. Menyikat gigi dengan pasta gigi merupakan langkah awal

untuk pencegahan karies dan penyakit jaringan pendukung gigi. Saat ini produk

yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif yang mengandung bahan dasar

sintetik maupun bahan alam sebagai anti bakteri Streptococcus mutans (Pratiwi,

2005).

Salah satu tumbuhan liar di Indonesia yang berkhasiat yakni tanaman

kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.) yang merupakan tumbuhan asli Hindia

Barat merupakan salah satu tanaman liar yang tumbuh di sekitar semak, aliran

sungai atau tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang cukup sehingga

tanaman ini dianggap sebagai tanaman pengganggu atau gulma. Tanaman kitolod

ini memiliki ciri tangkai bunga yang cukup panjang, serta memiliki bunga dengan
3

warna putih bersih, mahkota bunga berbentuk bintang dan mirip dengan bunga

melati gambir (Ali, 2003).

Tanaman kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.) dapat digunakan

untuk mencegah terbentuknya karies gigi yang dihasilkan oleh bakteri

Streptococcus mutans. Salah satu bagian dari tanaman kitolod yang dapat

digunakan sebagai antibakteri adalah daunnya. Telah terbukti pada penelitian

sebelumnya bahwa daun kitolod memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

Berdasarkan penelitian Hamidy, et al (2006), menyebutkan bahwa tanaman

kitolod mengandung senyawa kimia flavonoid, fenol, terpenoid, dan steroid yang

merupakan bahan obat-obatan modern. Zat aktif yang bersifat sebagai antibakteri

yang dikandung oleh ekstrak metanol daun kitolod adalah alkaloid, saponin,

flavonoid, polifenol, dan terpenoid. Tanamankitolod berkhasiat mengobati asma,

bronkitis, radang tenggorokan, katarak, sebagai obat luka, obat tetes mata, dan

obat kanker.

Berdasarkan hasil penelitian Rosidah, et al (2014) diketahui ekstrak etanol

daun kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.) dapat menghambat bakteri

penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans dengan Kadar Hambat Minimal

(KHM) sebesar 0,001%. Pada konsentrasi 0,001% ekstrak etanol daun kitolod

memiliki diameter zona hambat sebesar 6,2016 mm.

Penggunaan dalam bentuk ekstrak kurang praktis, salah satu cara untuk

memudahkan pemakaian daun kitolod adalah dengan diformulasi dalam bentuk

sediaan pasta gigi agar lebih praktis digunakan oleh masyarakat. Pada masa lalu,

penggunaan pasta gigi terbatas hanya sebagai kosmetik, tetapi dalam beberapa
4

tahun terakhir ini, banyak dibuat pasta gigi yang mempunyai efek untuk

mengobati penyakit mulut dan mencegah karies gigi (Pratiwi, 2005).

Lingkup dan tujuan penelitian ini adalah membuat suatu formulasi sediaan

pasta gigi dari ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.)

yang digunakan sebagai antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans yang dapat membentuk plak di gigi.

1. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol daun kitolod

(Laurentia longiflora (L.) Peterm.).

2. Aktivitas ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

3. Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans.

4. Formulasi sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.).

5. Evaluasi sifat fisik pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.).

6. Aktivitas sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia longiflora

(L.) Peterm.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.


5

1. 3 Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi agar tidak meluas dalam

pelaksanaanya, adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

karies gigi pada saat ini banyak dialami oleh masyarakat, dimana pemanfaatan

bahan obat tradisional sudah jarang digunakan sebagai anti karies, oleh karena itu

pada penelitian ini digunakan daun kitolod sebagai salah satu tumbuhan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan

karies gigi dengan diformulasikan menjadi sediaan pasta gigi agar lebih praktis

digunakan.

1. 4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana hasil uji aktivitas ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

2. Bagaimana formulasi pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.)?

3. Bagaimana evaluasi sifat fisik dari pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod

(Laurentia longiflora (L.) Peterm.)?

4. Bagaimana hasil uji aktivitas sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod

(Laurentia longiflora (L.) Peterm.) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans?
6

1. 5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia longiflora

(L.) Peterm.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

2. Untuk mengetahui formulasi pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod (Laurentia

longiflora (L.) Peterm.).

3. Untuk mengetahui evaluasi sifat fisik pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod

(Laurentia longiflora (L.) Peterm.).

4. Untuk mengetahui aktivitas sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun kitolod

(Laurentia longiflora (L.) Peterm.) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans?

1. 6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan daun

kitolod (Laurentia longiflora (L.) Peterm.) sebagai pasta gigi untuk mencegah

karies gigi.

2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan daun kitolod (Laurentia longiflora

(L.) Peterm.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans.

1. 7 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2017 yang

bertempat di Laboratorium formulasi, farmakognosi, dan mikrobiologi STIKes

Bakti Tunas Husada Tasikmalaya


7

1. 8 Jadwal Penelitian

2017
Kegiatan Bulan Feb Maret April Mei Juni Juli
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pencarian
Pustaka
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Sidang
Kolokium
Sidang
komprehensif

Anda mungkin juga menyukai