Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................2
1.4 Luaran Penelitian..................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................2
1.6 Target dan Kontribusi...........................................................................2
1.7 Keutamaan Penelitian...........................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Karies Gigi............................................................................................3
2.2 Daun Seledri..........................................................................................3
2.3 Daun Sirih.............................................................................................3
2.4 Streptococcus mutans............................................................................4
2.5 Uji aktivitas antibakteri metode difusi..................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................5
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................5
3.3 Rancangan Penelitian............................................................................5
3.4 Prosedur................................................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................................9
4.1 Anggaran Biaya....................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping..................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..........................................................16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan PembagianTugas................ 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim..............................................................19
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut merupakan tempat berkumpulnya bakteri. Karies pada gigi dapat
berkembang jika di dalam mulut terdapat bakteri yang menimbulkan karies. Bakteri
yang sering menyebabkan karies gigi adalah Streptococcus mutans. Bakteri tersebut
banyak ditemukan di mulut dan merupakan penyebab utama karies gigi. Hasil riset
kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018, proporsi masalah gigi dan mulut di
Indonesia sebesar 57,6%. Mengingat tingginya prevalensi penyakit karies gigi,
peningkatan resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik serta efek samping dari
beberapa agen antibakteri yang saat ini digunakan dalam terapi gigi maka
dibutuhkan alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit gigi yang aman, efektif
dan ekonomis.
Obat kumur merupakan larutan yang mengandung zat berkhasiat antibakteri
untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam mulut. Obat kumur dapat
mengandung zat berkhasiat sintetis atau yang berasal dari bahan alam. Salah satu
tanaman yang mempunyai potensi sebagai antimikroba adalah tanaman seledri
(Apium graveolens L.) dan tanaman sirih (Piper betle L).
Tanaman Seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman yang mengandung
flavonoid, saponin, dan tanin yang merupakan senyawa yang bersifat antibakteri
(Hostetler GL et al, 2012). Sedangkan tanaman sirih secara umum mengandung
minyak atsiri, senyawa fenol propanoid, dan tannin. Senyawa ini bersifat
antibakteri dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa
jenis bakteri (Nisa GK, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun seledri (Apium
graveolens L.) dan daun sirih (Piper Betle L.) terhadap Streptococcus mutans
dengan metode difusi cara sumuran pada perbandingan kombinasi (1:1), (1:2) dan
(2:1) sebagai alternatif obat kumur untuk pencegahan terjadinya karies gigi.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah kombinasi ekstrak etanol daun “SELERIH” seledri dan sirih dapat
dibuat sebagai sediaan obat kumur dan memiliki daya antibakteri terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans dalam mencegah karies gigi?
2. Manakah variasi kombinasi obat kumur ekstrak etanol daun “SELERIH” seledri
dan sirih dengan perbandingan (1:1), (1:2) dan (2:1) yang paling efektif
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dalam mencegah karies gigi?
2

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kombinasi ekstrak etanol daun “SELERIH” seledri dan sirih dapat
dibuat sebagai sediaan obat kumur dan memiliki daya antibakteri terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans dengan metode difusi dalam mencegah
karies gigi.
2. Mengetahui variasi kombinasi obat kumur ekstrak etanol daun “SELERIH”
seledri dan sirih dengan perbandingan (1:1), (1:2) dan (2:1) yang paling efektif
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dengan metode difusi dalam
mencegah karies gigi.

1.4 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah laporan kemajuan, laporan
akhir, produk sediaan obat kumur kombinasi ekstrak etanol daun “SELERIH”
seledri dan sirih sebagai pencegah karies gigi dan artikel ilmiah yang dapat
dipublikasikan di Jurnal Media Farmasi ataupun di Jurnal Ilmiah Farmasi.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi mengenai kombinasi ekstrak etanol daun “SELERIH”
seledri dan sirih dapat dibuat sebagai obat kumur dan memiliki daya antibakteri
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dengan metode difusi dalam
mencegah karies gigi kepada pembaca.
2. Memberikan informasi data ilmiah variasi kombinasi obat kumur ekstrak etanol
daun “SELERIH” seledri dan sirih dengan perbandingan (1:1), (1:2) dan (2:1)
yang paling efektif terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dengan metode
difusi dalam mencegah karies gigi.

1.6 Target dan Kontribusi


Target yang diharapkan dari penelitian ini adalah obat kumur kombinasi ekstrak
etanol 96% daun “SELERIH” seledri dan sirih mampu mencegah plak gigi
sehingga penyakit karies gigi dapat dihindari. Kontribusi hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
terutama yang berhubungan dengan pemanfaatan obat kumur kombinasi tanaman
herbal untuk pencegahan terjadinya karies gigi.

1.7 Keutamaan penelitian


Keutamaan penelitian ini adalah menemukan dan menghasilkan alternatif
pengobatan karies gigi dengan pemanfaatan obat kumur kombinasi tanaman herbal
daun “SELERIH” seledri dan sirih yang berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi
dan mulut.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies gigi


Karies merupakan kerusakan gigi yang progresif dari email dan dentin yang
dimulai dari bekerjanya mikroorganisme pada permukaan gigi. Plak gigi atau
lapisan biofilm memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.
Bakteri S. mutans diakui sebagai penyebab utama karies karena mempunyai sifat
asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam) (Darby ML & Margaret MW,
2010).
Karies pada awalnya adalah proses yang lambat dan reversibel. Jika terdapat
suatu larutan yang dapat memicu remineralisasi maka proses karies akan berhenti.
Pada umumnya antibiotik diberikan bila terdapat gambaran klinis infeksi,
pemilihan antibiotik didasarkan pada analisis mikrobiologi dari bagian yang
terinfeksi dan tanda-tanda klinisnya. Salah satu contoh antibiotik yang sering
digunakan siprofloksasin.

2.2 Daun seledri


Seledri (Apium graveolens L. var secalinum Alef) merupakan tanaman yang
mengandung flavonoid, saponin, dan tanin yang merupakan senyawa yang bersifat
antibakteri (Hostetler GL et al, 2012).
Terdapat penelitian mengenai daun seledri diantaranya adalah daun seledri yang
diekstraksi menggunakan etanol 95% dengan metode ekstraksi maserasi memiliki
daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan
konsentrasi sebesar 100%, 75%, 50%, dan 25% (Wirantika AE, 2000). Daun seledri
yang di ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan larutan CO2 memiliki
kemampuan antibakteri melawan Escherichia coli, Listeriamonocytogenes,
Citrobacter freundii, Hafnia alvei, Salmonella typhimurium, Bacillus cereus,
Enterococcus faecalis, Enterobacter aerogenes, Staphylococcus aureus. Beberapa
penelitian lainnya adalah penelitian pada metode dilusi, ekstrak seledri (Apium
graveolens L. var secalinum Alef) memiliki efek antibakterial terhadap bakteri
Streptococcus mutans. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak seledri
(Apium graveolens L. var secalinum Alef) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans adalah 3,125% (Suwito MB et al, 2017).

2.3 Daun sirih


Di kawasan Asia Tenggara, daun sirih (Piper betle L.) merupakan salah satu
tanaman yang telah dikaitkan dalam pengendalian karies. Secara umum daun sirih
mengandung minyak atsiri, senyawa fenol propanoid, dan tannin. Senyawa ini
bersifat antibakteri dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan
4

beberapa jenis bakteri (Nisa GK, 2014).


Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti penelitian yang
dilakukan oleh Addy (2006) menunjukkan adanya potensi aktivitas anti plak oleh
ekstrak daun sirih terhadap pembentukan awal plak. Anti plak merupakan agen atau
campuran yang memberikan efek pada plak yang kemudian hasilnya akan terjadi
pengurangan karies. Selain itu, penelitian terdahulu dari ekstrak daun sirih
menyatakan khasiat antiseptik dan antibakteri ekstrak daun sirih juga terlihat pada
formulasi sediaan pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih dan ekstrak kulit
jeruk lemon dimana formulasi pasta gigi ini dapat menghambat pertumbahan
Streptococcus mutans, dan senyawa yang berperan sebagai antiseptik ini adalah
kandungan polifenol dan tannin yang terdapat dalam daun sirih (Nurdianti L, 2016).

2.4 Streptococcus mutans


Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positf (+), bersifat non motil
(tidak bergerak) dan berdiameter 1-2 μm. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada
suhu sekitar 18 0 C – 40 0 C. Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu
menghasilkan asam asidurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan
menghasilkan suatu polisakarida yang lengket yang disebut dengan dextran. Oleh
karena kemampuan ini, Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan
mendukung bakteri lain menuju ke email gigi, sehingga mendukung pertumbuhan
bakteri asidodurik yang lainnya sehingga bakteri Streptococcus mutans dapat
menimbulkan bau mulut (Brooks GF, 2007).

2.5 Uji aktivitas antibakteri metode difusi


Pada metode ini, penentuan aktivitas didasarkan pada kemampuan difusi dari
antimikroba dalam lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan mikroba uji.
Hasil pengamatan yang akan diperoleh berupa ada atau tidaknya zona hambatan
yang akan terbentuk desekeliling zat antimikroba pada waktu tertentu masa
inkubasi. Metode ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu cakram, parit, sumuran
(Brooks GF, 2007). Cara sumuran (hole/ cup) pada lempeng agar yang telah
diinokulasikan dengan bakteri dibuat lubang selanjutnya diisi dengan zat
antimikroba uji. Setiap lubang diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi pada suhu
dan waktu yang sesuai dengan mikroba uji, dilakukan pengamatan dengan melihat
ada atau tidaknya zona hambatan disekeliling lubang (Bonang G, 1992).
5

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian direncakan selama 5 bulan di Laboratorium Fitokimia Fakultas
Farmasi dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia
Budi.

3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat penggiling, timbangan
analisa, oven, ayakan Nomor 40, botol coklat, inkas, jarum ose, erlenmeyer, gelas
ukur, cawan porselin, pipet tetes, pipet volume, pembakar Bunsen, cawan petri,
corong pisah, tabung reaksi, kain flanel, inkubator, tissue, corong kaca, waterbath,
autoclave, kaca objek, automixer vortex, Rotary evaporator, plat silica G F254,
batang pengaduk, botol vial steril, mikropipet, kaki tiga, penggaris, detektor sinar
UV 254 nm dan 366 nm, piknometer, pH meter, viskometer , sentrifugator, dan
lemari pendingin.
Bahan yang digunakan adalah daun seledri dan daun sirih, bakteri
Streptococcus mutans, etanol 96%, media Mueller Hinton Agar (MHA), media
Brain Heart Infusion (BHI), spirtus, Nutrien Agar (NA), reagen H2SO4 pekat,
CH3COOH, serbuk Mg, HCL pekat, amil alcohol, asam klorida 2 N, air suling,
pereaksi mayer, wagner, dragendorff, FeCl3 1%, serbuk Mg, aquadest, antibiotik
siprofloksasin, tween 80, gliserin, natrium sakarin, natrium benzoat, menthol, dan
oleum citri.

3.3 Rancangan penelitian


No Tahapan Luaran Indikator Capaian
1 Pembuatan ekstrak Ekstrak daun seledri Kandungan antibakteri
daun seledri
ekstrak daun seledri
Pembuatan ekstrak
2 Ekstrak daun sirih Kandungan antibakteri
daun sirih ekstrak daun sirih
Pembuatan obat
3 Obat kumur ekstrak Obat kumur ekstrak
kumur ekstrak
kombinasi daun seledri kombinasi daun seledri
kombinasi daun dan daun sirih dan daun sirih
seledri dan daun
sirih
Analisa aktivitas Efektifitas terhadap Daya hambat terhadap
4 antibakteri secara penghambatan bakteri bakteri penyebab karies
difusi dan uji mutu Streptococcus mutans gigi
6

fisik obat kumur


Metode penelitian yang akan diterapkan adalah mengolah daun seledri dan daun
sirih sebagai ekstrak kombinasi untuk formulasi pembuatan obat kumur. Adapun
tahapan yang akan dilakukan adalah pembuatan ekstrak daun seledri, pembuatan
ekstrak daun sirih, pembuatan ekstrak kombinasi daun seledri dan daun sirih untuk
formula pembuatan obat kumur, dan analisa aktivitas antibakteri secara difusi dan
uji mutu fisik obat kumur. Tahapan, luaran, dan indikator capaian yang akan
dilakukan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

Table 1. Tahapan, luaran, dan indikator capaian

3.4 Prosedur
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian


a. Pembuatan ekstrak daun seledri
Serbuk daun seledri sebanyak 500 gram dimasukkan kedalam botol
maserasi dan ditambahkan 3750 ml pelarut etanol 96% dengan perbandingan
10:75 yaitu 10 bagian simplisia dimasukkan dalam 75 bagian cairan penyari,
kemudian dicampurkan dan diamkan selama 5 hari dan sesekali digojok.
Setelah 5 hari ekstrak yang didapat disaring, kemudian dipekatkan dengan
rotary evaporator dengan suhu 40℃.
7

b. Pembuatan ekstrak daun sirih


Serbuk daun sirih sebanyak 500 gram dimasukkan kedalam botol maserasi
dan ditambahkan 3750 ml pelarut etanol 96% dengan perbandingan 10:75 yaitu
10 bagian simplisia dimasukkan dalam 75 bagian cairan penyari, kemudian
dicampurkan dan diamkan selama 5 hari dan sesekali digojok. Setelah 5 hari
ekstrak yang didapat disaring, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator
dengan suhu 40℃.

c. Identifikasi kandungan kimia


Identifikasi dilakukan terhadap ekstrak daun seledri dan daun sirih yang
memiliki aktivitas antimikroba tertinggi. Pengujian dilakukan secara kualitatif
untuk mengetahui golongan komponen yang terdapat di dalam ekstrak. Analisis
dilakukan terhadap alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.

d. Pembuatan formulasi obat kumur


Formulasi obat kumur ekstrak daun “SELERIH” seledri dan sirih dibuat
sebanyak 10 ml dilakukan dengan cara tween 80 dicampur air dengan
perbandingan 1:5 dan diaduk hingga larut, ditambahkan natrium sakarin,
natrium benzoat dan gliserin aduk hingga homogen (campuran 1). Tetesi
metanol dengan etanol, gerus hingga larut tambahkan ekstrak daun “SELERIH”
seledri dan sirih pada masing-masing perbandingan (1:1), (1:2), dan (2:1) aduk
hingga homogen (campuran 2). Campuran 1 dan campuran 2 dicampur lalu
diaduk hingga homogen dengan stirrer kemudian diberi oleum citri dan
dimasukkan ke dalam wadah.

e. Identifikasi bakteri Streptococcus mutans


Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan hasil pengujian dari uji morfologi
dan uji biokimia. Uji morfologi yang dilakukan dengan pewarnaan Gram dari
setiap koloni terduga. Pewarnaan gram bertujuan untuk melihat bentuk atau
morfologi dan sifat pewarnaan dari mikroorganisme tersebut. Uji biokimia
dilakukan dengan menginokulasi biakan pada media TSA ke dalam media
citrat, trypton (indol), KIA, dan SIM.

f. Pengujian aktivitas antibakteri secara difusi


Penelitian ini menggunakan cawan petri yang berisi MHA (Mueller Hinton
Agar). Suspensi bakteri diambil dari media BHI dengan menggunakan kapas
lidi steril sebanyak satu kali kemudian dioleskan pada cawan petri yang berisi
8

MHA tersebut dan didiamkan selama 5 menit dalam keadaan steril. Kemudian
dibuat sumuran pada media MHA dengan boor prop dan dimasukkan larutan
obat kumur pada masing-masing perbandingan, Kontrol positif menggunakan
antibiotik siprofloksasin dan kontrol negative menggunakan tween 80 kedalam
lubang sumuran sebanyak 50 μl serta diberi label pada masing-masing lubang.
Kemudian dilakukan pengulangan 3 kali, setelah itu cawan petri diinkubasi
didalam inkubator pada suhu 37℃ selama 24 jam dan setelah itu diukur zona
hambat yang terbentuk kemudian dilakukan analisa data. Antibakteri dikatakan
memiliki aktivitas sebagai antibakteri dikatagorikan lemah jika memiliki zona
hambat 6-10mm, kategori aktif memiliki zona hambat 11-20mm, kategori
sangat aktif memiliki zona hambat 21-30mm (Muharni, 2017).

g. Uji stabilitas obat kumur


Evaluasi kestabilan dilakukan dengan mengukur beberapa parameter
sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Obat kumur disimpan pada suhu 5℃
dan 35℃ masing-masing selama 12 jam selama 10 siklus. Parameter yang
diukur sebagai berikut : pengamatan organoleptik, pengukuran viskositas,
pengukuran pH dan uji efektifitas daya hambat sediaan obat kumur terhadap
bakteri Streptococcus mutans (Ririn et al, 2013). Uji visualisasi dilakukan
dengan cara sediaan obat kumur dilihat perubahan bentuk, warna, bau, dan rasa.
Pengujian pH diukur dengan menggunakan alat pH meter. Pengukuran pH
dilakukan dengan cara elektroda dicelupkan dalam wadah yang telah berisi
sediaan yang akan diuji pH. Angka yang ditunjukkan oleh pH merupakan nilai
dari pH obat kumur. Uji Viskositas sampel obat kumur diukur dengan
menggunakan Viskometer Broke-vield. Sebelum pengukuran, alat diset dengan
meratakan permukaan pada mata kucing yang terdapat pada alat. Selanjutnya
sampel (10 ml) dicelupkan sampai tanda batasspindle yang telah ditetapkan.
Viskometer dinyalakan selama ± 10 detik, kemudian ditetapkan ukuran dan alat
dimatikan. Viskositas dihitung dengan nilai viskositas dengan skala spindle.

h. Analisa data
Setelah diperoleh diameter zona hambat, kemudian dikurangi diameter
sumuran. Semua rata-rata dimasukkan dalam tabel dan dianalisis menggunakan
program SPSS yaitu dilakukan uji normalitas dan homogenitas menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dan Levene. Apabila data berdistribusi normal namun
variasinya tidak homogen, maka dilanjutkan uji statistik nonparametrik
Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney (Yani RWE, 2011).
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran biaya

No. Jenis pengeluaran Biaya (Rp)

1. Perlengkapan yang diperlukan 3.185.000,00


2. Bahan habis pakai 4.850.000,00

3. Perjalanan 1.050.000,00

4. Lain-lain 530.000,00
Jumlah 9.615.000,00

4.2 Jadwal kegiatan

Bulan
No. Jenis kegiatan
1 2 3 4 5
1. Tahap persiapan
Pembuatan proposal
2. Tahap pelaksanaan
Eksperimen/ pengambilan data
Pengolahan data
Analisis data
3. Tahap pelaporan
Penyusunan draf laporan
Revisi draf laporan
Finalisasi laporan

DAFTAR PUSTAKA

Boning G. 1992. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Brooks GF, Carrol KC. Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s.
2007. Medical Microbiology. 24 th ed. San Franscisco: McGraw Hill.
Darby ML, Margaret MW. 2010. Dental hygiene: theory and practice, 3rd ed.
Elsevier, London. H. 3,16.
10

Hostetler GL, Riedl KM, Schwartz SJ. 2012. Endogeneous enzymes, heat, and ph
affect flavone profiles in Parsley (Petroselinum crispum var. neapolitanum)
and celery (Apium graveolens L.) during juice processing. vol. 60 no. 1. J.
Agric Food Chem.
Muharni. 2017. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol tanaman obat Suku Musi
di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan. Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 7(2):127-135.
Nisa GK, Nugroho WA, Hendrawa Y. 2014. Ekstraksi daun sirih merah (Piper
crocatum) dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Jurnal
Biopreses Komoditas Tropis. 2(1).
Nurdianti L, Annyssya WF, Pamela YM, Novianti E, Audina M, Kurniasari E.
2016. Formulasi sediaan pasta gigi herbal kombinasi ekstrak daun sirih (Piper
betle) dan kulit buah jeruk lemon (Citrus limon Burm.f) sebagai pemutih dan
antiseptik pada gigi. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. 16(1): 177-187
Ririn, Tandjung AI, Wagola S. 2013. Formulasi sediaan mouthwash dari sari buah
sirih (Piper betle L.) varietas siriboah. As-Syifaa. 05(02):153-161.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Suwito MB, Wahyunitisari MR, Umijati S. 2017. Efektivitas ekstrak seledri
(Apium graveolens l. Var. Secalinum alef.) Terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans sebagai alternatif obat kumur. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala. 17(3): 159 – 163
Wirantika AE. 2000. Uji antibakteri minyak atsiri, ekstrak etanol, fraksi
petroleum eter dan fraksi air dari ekstrak etanol daun seledri (Apium
graveolens L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Yani RWE, Hadnyanawati H, Kiswaluyo, Meilawaty Z. 2011. Penuntun
praktikum biostatistika. Edisi 3. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jember.
11
12
13

Lampiran 1.3. Biodata Dosen Pendamping


A. Biodata Dosen Pendamping
1 Nama Lengkap Isna Jati Asiyah, S.Si., M.Sc.
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Biologi
4 NIDN 0612069201
5 Tempat Tanggal Lahir Sukoharjo, 12 Juni 1992
14

6 Alamat E-mail Isna_jati@yahoo.co.id


7 Nomer Telefon/ Hp 085642460757
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Istansi Universitas Universitas
Sebelas Maret Gadjah Mada
(UNS) (UGM)
Jurusan/Prodi Biologi Biologi
Tahun Masuk-Lulus 2009-2013 2013-2015
C. Rekam Jejak Tri Darma PT
C.I Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Biologi Sel dan Molekuler Wajib 2
2 Biologi Farmasi Wajib 2
3 Bioteknologi Farmasi Wajib 2
4 Botani Farmasi Wajib 2
5 Biologi Dasar Wajib 1
6 Praktikum Mikrobiologi Dasar Wajib 3
7 Praktikum Botani Farmasi Wajib 1
8 Praktikum Mikrobiologi dan Wajib 3
Parasitologi
9 Praktikum Bioteknologi Farmasi Wajib 1
10 Praktikum Mikrobiologi Farmasi Wajib 1
C.2 Penelitian
No Judul Penelitian Penyadang Data Tahun
1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Universitas Setia 2017
Suruhan (Peperomia pellucida L. Budi
Kunth) Terhadap Klebsiella
pneumoniae
2 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Mandiri 2018
Daun Suruhan (Peperomia pellucida
L. Kunth) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus
15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Blender 1 unit 600.000,- 600.000,-
Ayakan 40 mesh 1 unit 200.000,- 200.000,-
Terpal 1 unit 100.000,- 100.000,-
Baskom 2 unit 100.000,- 200.000,-
Botol coklat 2 unit 100.000,- 200.000,-
Cawan porselen 2 unit 50.000,- 100.000,-
16

Gelas kimia 250 mL 1 unit 100.000,- 100.000,-


Gelas ukur 100 mL 1 unit 100.000,- 100.000,-
Erlenmeyer 250 mL 1 buah 130.000,- 130.000,-
Labu ukur 100 mL 1 unit 150.000,- 150.000,-
Pipet Volume 10 mL 1 unit 100.000,- 100.000,-
Pipet skala 5 mL 1 unit 100.000,- 100.000,-
Kaki tiga 1 unit 100.000,- 100.000,-
Kawat kasa 1 unit 50.000,- 50.000,-
Thermometer 100oC 1 unit 150.000,- 150.000,-
Corong 1 unit 250.000,- 250.000,-
Tabung reaksi 16 unit 10.000,- 160.000,-
Kaca objek 1 unit 10.000,- 10.000,-
Kain flanel 5 unit 5.000,- 25.000,-
Tissue 2 unit 10.000,- 20.000,-
Cawan petri 3 unit 50.000,- 150.000,-
Jarum ose 1 unit 20.000,- 20.000,-
Pembakar spirtus 1 unit 30.000,- 30.000,-
Pembakar bunsen 1 unit 50.000,- 50.000,-
Botol vial 3 unit 10.000,- 30.000,-
Batang pengaduk 2 unit 10.000,- 20.000,-
Penggaris 1 unit 10.000,- 10.000,-
Pipet tetes 3 unit 10.000,- 30.000,-
- SUB TOTAL (Rp) 3.185.000,00,-
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Daun seledri 5 kg 75.000,- 375.000,-
Aquades (H2O) 5 liter 10.000,- 50.000,-
Daun sirih 75.000,- 375.000,-
5 kg
Etanol 96%
3 liter 500.000,- 1.500.000,-
Disk antibiotik
1 botol disk 500.000,- 500.000,-
siprofloksasin
Tween 80 2 liter 50.000,- 100.000,-

Plat silika gel GF


254 1 lempeng 200.000,-/lempeng 200.000,-
Bakteri 1 cawan petri
700.000,- 700.000,-
Streptococcus
mutans
Oleum citri 500 ml 350.000,- 350.000,-
Nutrient Agar (NA) 200 gram 600.000,- 600.000,-
Natrium sakarin 250 gram 60.000,- 60.000,-
Spirtus 2 liter 20.000,- 40.000,-
17

- SUB TOTAL (Rp) 4.850.000,-


3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Transportasi 3x 150.000,- 450.000,-
Pulsa telepon 3x 100.000,- 300.000,-
Retribusi 3x 100.000,- 300.000,-
- SUB TOTAL (Rp) 1.050.000,-
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Brosur 1 rim 150.000,- 150.000,-
Pembuatan MMT 1 buah 100.000,- 100.000,-
Banner 1 buah 150.000,- 150.000,-
CD 10 buah 3.000,- 30.000,-
Dokumentasi 40 lembar 2.500,- 100.000,-
- SUB TOTAL (Rp) 530.000,-
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 9.615.000,00,-
Sembilan juta enam ratus lima belas ribu rupiah

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/ Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
NIM (Jam/minggu)
Pembuatan
proposal,
Diana pengadaan alat dan
S1 12 jam / bahan, pembuatan
1. Nur Aulia Farmasi
Sari Farmasi minggu serbuk daun
18

/2317507 seledri dan daun


8A sirih, pembuatan
formulasi obat
kumur kombinasi
ekstrak daun
seledri dan daun
sirih, dan
pembuatan
laporan
Pembuatan
proposal,
Novi Ayu pembuatan
S1 12 jam / formulasi obat
2. Ningsih / Farmasi
23175086 Farmasi minggu kumur kombinasi
A ekstrak daun
seledri dan daun
sirih, pengujian,
analisis data, dan
pembuatan
laporan
Pengujian
formulasi obat
Ena kumur kumur
Prasetyo 12 jam / kombinasi ekstrak
3. S1 Farmasi
wati minggu daun seledri dan
Farmasi daun sirih, dan
/2418542
5A pembuatan laporan

Anda mungkin juga menyukai