FORMIDENT : FORMULASI
PASTA GIGI KOMBINASI
EKSTRAK DAUN PELEPAH KELAPA
SAWIT (Elaeis guenensis) DAN
EKSTRAK DAUN MINT
BIDANG RISET
PANGAN/KESEHATAN
Diusulkan Oleh :
Muliana H. (G30118054 )
Marlince G. (G30118057 )
UNIVERISTAS TADULAKO
PALU
2020
ABSTRAK
Formulasi sediaan pasta gigi yang berasal dari kombinasi ekstrak daun pelepah
kelapa sawit dan ekstrak daun mint. Daun pelepah kelapa sawit merupakan
limbah yang terbuang yang kurang dimanfaatkan, tetapi mempunyai aktivitas
antibakteri. Minyak yang berasal dari daun mint banyak digunakan sebagai
penyegar mulut. Kombinasi kedua tanaman ini belum banyak diformulasi dalam
bentuk sediaan pasta gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik fisik, aktivitas antibakteri dan konsentrasi optimum formula sediaan
pasta gigi dengan perbandingan variasi konsentrasi ekstrak daun pelepah
kelapa sawit dan ekstrak daun mint yang mempunyai aktivitas menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sebagai penyebab karies pada gigi.
Metode ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%
untuk daun pelepah kelapa sawit dan etanol 96% untuk daun mint. Aktivitas
antibakteri sediaan pasta gigi menggunakan metode difusi dengan cara cetak
lobang/sumuran. Daun pelepah kelapa sawit mengandung lamina, midrib,
BETN 51,87%, silika 0,6% protein kasar 5,3% dan serat 31,09% sedangkan
daun mint mengandung metabolit sekunder senyawa fenolik dan flavonoid.
Adapun tahapan penelitiannya yaitu membuat ekstrak daun pelepah kelapa
sawit dan ekstrak daun mint dengan cara maserasi, membuat sediaan pasta
gigi kombinasi daun pelepah kelapa sawit dan daun mint berdasarkan
konsentrasi hambat minimum, menguji karakteristik fisik yang terdiri dari
organoleptis, homogenitas, stabilitas dipercepat, pH, daya sebar dan menguji
aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran terhadap
Streptococcus mutans.
Keyword: Daun pelepah kelapa sawit, daun mint, formulasi, pasta gigi,
Streptococcus mutans
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan
setiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan
tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan, dan
dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, tingkat karies di Indonesia adalah
90,05% dari penduduk Indonesia. Sampai saat ini, karies gigi masih menjadi
masalah utama dalam bidang kedokteran gigi dan menjadi salah satu
penyakit infeksi yang paling umum pada anak. Menurut Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007 yang dikutip oleh Darwita, prevalensi
masalah kesehatan gigi dan mulut pada murid sekolah dasar mencapai
72,1% (Darwita RR dkk, 2011).
Pasta gigi adalah suatu bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk
membersihkan tempat-tempat yang tidak dapat dicapai (Armila, 2017).
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak atau stain, memperkuat perlindungan gigi
terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi,
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Ilmy, 2017).
Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit,
fissures, dan daerah inter proksimal), kemudian meluas kearah pulpa.
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam
dari gigi, misalnya dari enamel ke dentin atau ke pulpa. Terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi, diantaranya adalah
karbohidrat, mikroorganisme dan saliva, permukaan dan anatomi gigi
(Tarigan, 2015).
Daun mint terutama digunakan dalam bentuk minyak atsiri yang sering
disebut dengan minyak permen yang berbau khas. Minyak permen
mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Streptoccoccus
mutans dengan harga Minimum Inhibition Concentration (MIC) sebesar 10,5
µg/mL (Golestannejad et al., 2017). Ekstrak daun mint mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen (Bupesh et al., 2007).
Ekstrak etanol daun mint dapat menghambat pertumbuhan bakteri asam
asetat Asaia spp dengan kadar minimal ekstrak 10% v/v (Antolak et.al,
2018). Semua bagian tanaman dari Mentha piperita L dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen pada mulut seperti Streptoccoccus mutans
(Fayed, 2019). Ekstrak daun mint mempunyai aktivitas sebagai antioksidan
dan antibakteri pada bakteri gram positif serta gram negatif (Singh et.al.,
2011).
Inovasi sediaan pasta gigi yang dapat menguragi kerusakan gigi salah
satunya adalah formulasi kombinasi antara ekstrak daun kelapa sawit dan
daun mint. Adapun kandungan daun kelapa sawit adalah lamina, midrib,
BETN 51,87%, silika 0,6% protein kasar 5,3% dan serat 31,09% (Imsya,
2007). Adapun kandungan daun mint adalah senyawa metabolit sekunder
seperti fenolik dan flavanoid serta senyawa kalsium, fosfor dan zat besi
(Dina, 2019).
Perlindungan gigi dari penyebab karies gigi membutuhkan pasta gigi yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada mulut seperti
Streptoccoccus mutans. Pasta gigi yang mengandung herbal dapat
menghambat pertumbuhan bakteri S. mutan dibandingkan dengan pasta
gigi non herbal (Pratiwi, 2005). Ekstrak daun pelepah kelapa sawit dan
ekstrak daun mint dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptoccoccus
mutans, oleh karena itu kami membuat suatu riset penelitian baru tentang
sediaan pasta gigi dengan tujuan utama untuk membantu meminimalisir
terbentuknya karies gigi yang belakangan ini sangat marak dibicarakan di
kalangan masyarakat dengan memanfaatkan formulasi limbah daun
pelepah kelapa sawit dan ekstrak daun mint.
BAB II
STUDI PUSTAKA
Menurut Ihsan (2018) dikutip oleh Kashi dan Edy (2019) bahwa kelapa sawit
merupakan komoditian dalam bagi Indonesia, dimana kelapa sawit memberikan
peranan yang signifikan dalam perekonomian bangsa Indonesia, terutama
daerah Riau yang merupakan daerah penyumbang terbesar komoditi kelapa
sawit bagi Indonesia. Kelapa sawit merupakan tanaman yang dapat diandalkan
karena menghasilkan minyak nabati yang penting bagi perdagangan
Internasioal. Minyak nabati yang dihasilkan oleh kelapa sawit memiliki
keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati yang dihasilkan oleh tanaman
lain seperti kacang kedelai, kacang tanah dan lainnya, hal ini dikarenakan
minyak nabati yang dihasilkan oleh kelapa sawit minim kolesterol atau bahkan
tidak memiliki kolesterol dan mempunyai produktivitas lebih tinggi sehingga
harga produksi menjadi lebih ringan.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut
(m dpl) dengan curah hujan yang sesuai adalah 2 000 – 2 500 mm/tahun. Suhu
optimum penanaman kelapa sawit berkisar antara 24 – 28 0C. Walaupun
demikian, tanaman kelapa sawit masih dapat tumbuh pada suhu terendah 18
0C dan tertinggi 32 0C. Intensitas penyinaran kelapa sawit adalah 5 – 7
jam/hari dengan kelembaban ideal 80 – 90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada
pH 4.0 – 6.0, tetapi nilai pH yang optimum untuk penanaman kelapa sawit
adalah 5.0 – 5.6.Tanah dengan pH rendah biasanya dijumpai pada daerah
pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).
2.1.1. PelepahDaunKelapaSawit
Daunt mint atau dikenal dengan nama ilmiah Mentha piperita adalah sebuah
tanaman herbal yang sangat terkenal di seluruh dunia, apalgi semenjak banyak
banyak digunakan untuk berbagai produk seperti penyegar napas, permen,
pasta gigi, obat kumur dan minyak angin. Lahan yang cocok untuk tanaman
mint adalah lahan yang memiliki curah hujan sedang. Lebih cocok lagi cari
lahan berada di dataran tinggi yang beriklim sejuk. Tanaman ini biasanya
ditanam di Eropa. Asia, Afrika, Australia dan Amerika Utara. Daun mint (Mentha
Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan citra rasa dingin menyegarkan. Aroma
wangi dan semriwing daun mint disebabkan kandungan minyak atsiri berupa
minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi,
kalsium dan potasium. Serat, klorofil dan fitonutrien juga banyak terkandung di
dalam daun mint (Gagas ulung dan Pusat studi biofarmaka LPPM IPB, 2014)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Mentha
Kandungan utama dari minyak daun mint (Menthapiperita L.) adalah menthol,
menthone dan metal asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7-85,8%)
(Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Selain itu, kandungan
monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid, karotenoid,
tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan 25 dari minyak daun mint
(Menthapiperita L.) (Liest, 1998 citPatil et al, 2012).
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacili
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus mutans
(Sumber : Wikipedia)
Berbagai cara yang dilakukan untuk mencegah karies gigi, salah satunya
dengan penggunaan pasta gigi. Saat ini pasta gigi yang beredar di pasaran
banyak menggunakan fluor sebagai unsur yang digunakan untuk
memperkuat gigi dan menjadikan gigi lebih putih. Namun fluor tidak dapat
membunuh bakteri gigi secara efektif, kadarnya berlebihan dapat
menyebabkan gigi menjadi rapuh. Oleh karena itu, maka perlu dicari
alternatif formula pasta gigi dari bahan alam (Asrina R, 2019).
2.4 Pasta Gigi
Pasta gigi merupakan bahan semi padat yang digunakan bersama dengan
sikat gigi untuk membersihkan seluruh gigi. Pasta gigi yang digunakan pada
saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak,
memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan
gigi. Penggunaan pasta gigi juga dapat menghilangkan atau mengurangi
bau mulut, memelihara kesehatan gigi dan mempertahankan estetika gigi
(Khairi, dkk, 2016). Perlindungan gigi dari penyebab karies gigi
membutuhkan pasta ggi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
patogen pada mulut seperti S. Mutans (Pratiwi, 2005) .
Karies gigi merupakan salah atu gangguan pada kesehatan gigi. Karies gigi
terbentuk karena sisa makanan yang menempel pada gigi mengalami
proses fermentasi oleh bakteri yang berada pada mulut yang akan
membentuk plak pada gigi (Widayati, 2014). Plak gigi merupakan
pembentukan dari campuran sisa-sisa makanan serta bakteri yang
diperantarai oleh aliva yang melekat pada permukaan gigi, penimbunan
plak inilah jika tidak dibersihkan akan membentuk karies gigi (Harmely.F,
dkk, 2011). Menyikat gigi merupakan metode paling sederhana dan banyak
dilakukan orang untuk membersihkan gigi. Selain menggunakan sikat gigi,
juga diperlukan pasta gigi. Pasta gigi yang memiliki aktivitas antimikroba
sangat diutuhkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
pembentukan plak (Asrina R, 2019).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2. Alat
Adapun alat yang digunakan pada riset ini adalah tabung reaksi,
mikro pipet, vortex (maxi mix plus), bunsen, korekapi, ose, spatula,
cawan petri, alatukurpanjang, raktabung, timbangan, autoclave
hirayama, baki, alumunium foil, kapas swab, pengukur waktu,
inkubator (yenaco), penggaris, blank disc, label, alattulis, kamera,
laminar air flow (E- Scientific), tissue, pinset, toples , Vacuum
Rotary Evaporator (E- Scientific), Mortar dan Alu, pH meter, Oven,
Labu Erlenmeyer, Viskometer (Brookfield), KacaArloji, Beaker
Glass, Gelas Ukur, Pipet.
3.3.ProsedurPenelitian
3.3.1 PembuatanEkstr
3.3.1.1. Ekstrak Pelepah Daun Sawit
Pembuatan ekstrak etanol 70 % daun pelepah kelapa sawit dilakukan
dengan cara maserasi, yaitu daun pelepah kelapa sawit segar dicuci
bersih dan diiris halus, kemudian dikeringkan ditempat teduh. Bahan
yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga
berbentuk serbuk. Timbang serbuk sebanyak 700 gram, dibagi
menjadi 3 bagian (250 gr – 250 gr – 200 gr) dan dimaserasi dengan
pelarut etanol 70% berturut-turutsebanyak (2,5 L – 2,5L – 2L) selama
3 hari berturut-turut dengan dilakukan penggantian pelarut dan
penyaringan tiap hari. Proses tersebut diulangi terus menerus sampai
diperoleh filtrat yang mendekati jernih kemudian semua filtrat
digabung dan diuapkan pelarutnya dengan mengunakan
vacuum rotary evaporator dengan suhu 500 C. Pada akhir proses ini
didapatkan ekstrak etanol daun pelepah kelapa sawit yang berwarna
kehijauan. Hasil ekstrak ini yang digunakan sebagai bahan uji.
934 Agent
4 Tween 80 Ko-Solven 1 1 1
5 Gliserin Pemanis 1 1 1
6 Sodium Pengawet 1 1 1
benzoat
7 Trietanol Stabilizer 1,25 1,25 1,25
Amin
8 Menthol Perasa 5 5 5
9 Aquadest Solven 100 100 100
ad(gram)
Keterangan :
Formula 1 (R1, R2, dan R3) : Formula ekstrak daun pelepah
sawit dengan konsentrasi 0,25 % dan daun mint dengan
konsentrasi 0,025% sebanyak 3 replikasi.
Formula 2 (R1, R2, dan R3) : Formula ekstrak daun pelepah
sawit dengan konsentrasi 1% dan daun mint dengan
konsentrasi 0,1% sebanyak 3 replikasi.
Formula 3 (R1, R2, dan R3) : Formula ekstrak daun pelepah
sawit dengan konsentrasi 4% dan daun mint dengan
konsentrasi 0,4% sebanyak 3 replikasi.
Sediaan gel pasta gigi ektrak daun pelepah kelapa sawit dan daun mint
dibuat dengan cara ekstrak daun pelepah sawit, daun mint, karbopol
934, sodium benzoat, tween 80, gliserin, trietanolamin, menthol, dan
akuades ditimbang sesuai formula. Karbopol 934 didispersikan dalam 50
mL akuades, kemudian ditambahkan trietanolamin secukupnya hingga
terbentuk basis gel. Sodium benzoat dicampurkan dalam basis gel dan
diaduk hingga homogen, kemudian tween 80, gliserin dan menthol
ditambahkan dalam campuran tersebut. Sisa akuades ditambahkan
kedalam campuran formula hingga mencapai bobot 100 gram. Setelah
semua bahan tercampur, ektrak daun pelepah kelapa sawit dan daun
mint ditambahkan kemudian diaduk hingga homogen.
b) Pengujian Homogenitas
Pengujian ini berfokus pada pengolesan sediaan pada kaca objek,
lalu mengamati penampilan permukaan, apakah ada bagian yang
terpisah atau tidak. Interpretasi hasil yang diingkan adalah
homogenitas gel gigi pada semua konsentrasi tetap dengan
berjalannya waktu dan tidak terjadi pemisahan (Jamilah,2010).
c) Pengujian Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat
atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan
untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian
produk (Djajadisastra, 2004). Sediaan kosmetika yang stabil
adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat
diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan,
dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya
pada saat dibuat. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
sediaan gel gigi yang dibuat, dapat dikategorikan stabil secara
fisik, maka dilakukan pengujian stabilitas terhadap sediaan
dengan metode elevated temperature yaitu suhu dipercepat
dengan suhu yang bervariasi yaitu suhu 270 C, 450 C dan
550 C yang diamati selama satu bulan dan diamati
penampilan sediaan tersebut, apakah terjadi perubahan atau
tidak. Interpretasihasil yang diinginkan adalah penampilan, warna,
rasa dan bau tidak berubah selama masa pengujian. (Jamilah,
2010).
d) Pengujian pH
Pengujian pH dilakukan untuk mengecek dan memastikan
bahwasanya pH dari sediaan gel gigi yang telah dibuat, apakah
sesuai standard SNI yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan pH meter jenway, sebelum sediaan
dicelupkan, alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan mecelupkan
elektrodanya ke larutan dapar pH 7 kemudian pada pH 4, lalu
dicoba kembali pada pH 7. Setelah itu barulah pengukuran pH
sediaan dilakukan. Interpretasi hasil yang diinginkan adalah pH
4,5-10,5 (Jamilah,2010).
3.3.5 Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Pasta Gigi Kombinasi Ektrak Daun
Pelepah Sawit Dan Daun Mint dengan Metode difusi sumuran
3.3.5.1. Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat disterelisasi dalam oven selama 2-3 jam dengan
suhu 180 oC. Seluruh bahan yang akan digunakan disterilisasi
di dalam autoclave selama 30 menit dengan mengatur tekanan
sebesar 15 dyne/cm3 (1.5 atm) dan suhu sebesar 1210C
setelah sebelumnya dicuci bersih, dikeringkan dan dibungkus
dengan kertas atau alumunium foil (Jamilah ,2010).
Kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang juga berperan
penting mendorong perekonomian negara. Akan tetapi hal ini juga
menyisakan permasalahan lingkungan berupa limbah perkebunan yaitu
daun pelepah kelapa sawit yang pada umumnya hanya dibiarkan saja
hingga membusuk dan berujung menjadi tumpukan sampah organik. Guna
mengatasi permasalahan yang timbul akibat limbah daun pelepah kelapa
sawit, maka muncullah riset ini sebagai alternatif dalam pemanfaatan
kembali serta meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Disamping itu,
Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil meraih tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi setiap tahunnya. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat, kekuatan pertumbuhan konsumsi
domestik didukung oleh pertumbuhan kebutuhan barang-barang konsumer
termasuk pasta gigi. Industri pasta gigi di Indonesia berkembang cukup
pesat dalam tiga tahun terakhir seiring dengan perkembangan jumlah
penduduk, daya beli masyarakat yang meningkat dan kesadaran akan
perawatan gigi yang meningkat. Merespon hal tersebut, maka riset ini
sangat mendukung jika diproduksi lebih lanjut, baik dari segi kesehatan gigi
maupun dalam menunjang kemajuan perekonomian dengan berbagai
keuntungan seperti harga yang ekonomis untuk dijangkau oleh berbagai
kalangan serta bahan yang mudah didapatkan, terlebih khusus sebagian
besar belahan wilayah Indonesia sudah hampir menguasai perkebunan
kelapa sawit. Metode pembuatan yang digunakan juga tidaklah rumit dalam
pengolahannya. Hasil riset ini diharapkan dapat berkembang lebih luas lagi,
bukan hanya di Indonesia tetapi di dunia dengan produksi dan kualitas yang
mendukung.
BAB V
JADWAL KEGIATAN
Bulan
No. Jenis Kegiatan
Agustus September Oktober November
Pengambilan
2.
Sampel
3. Preparasi Sampel
3. Pembuatan ekstrak
Pembuatan formula
4.
pasta gigi
Analisis dan
5.
Pengujian
Penyusunan
6.
Laporan
7. Dokumentai
Keterangan :
: Pelaksanaan
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho KMD. 2016. Isolasi Senyawa Bioaktif Batang Pisang Ambon (Musa
paradisiaca var. Sapientum) sebagai Bahan Baku Antibakteri. Indo J chem Sci
5 (3) : 208-112.
Michalek M suzanne, Noel K childres. Development and outlook for caries
vaccine. Crit. Rev Oral Biol. Med. 1990 ; 1 : 37-51
JoAnn R. Gurenlian. The role of dental plaque biofilm in oral health. J Dent Hyg.
2007 (supplmenet) ; 4-12
Boras, V. V., Brailo, V., Rogulj, A. A., Juras, D. V., Gabric, D., dan Vrdoljak, D.
V. 2015. Adverse Reactions Cause by Over-The-Counter Oral Agents. Tersedia
dari http://dx.doi.org/10.1155/2015/196292. Diunduh tgl.... tahun...
Ardiansyah, E., Nawawi, S., Nanang, K., 2014. Perbedaan Antara Pasta Gigi
yang tidak Mengandung Herbal dan Pasta Gigi yang Mengandung Herbal
dalam mengurangi plak pada remaja di panti asuhan yayasan nurhidayah kota
surakarta. Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Riiter
Ritter AV, Eidson RS, Donovan TE. 2013. Dental caries : etology, clinical
characteristics, risk assessment, and management. Dalam : Heymann HO,
Swift EJ, Ritter AR. Art and science of operative dentistry. Edisi ke-6.
St.Louis :Elsevier Mosby ; 41-86.
Harmley, F., Lucida, H., Mukhtar,M.H., 2011. Efektifitas Bromelain Kasar dari
Batang Nneas (Ananas comosus L. Err) Sebagai Antiplak dalam pasta gigi.
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, padang, Scientia.
Gagas ulung dan Pusat studi biofarmaka LPPM IPB. 2014. Sehat Alami dengan
herbal 250 Tanaman Berkhasiat Obat. Penerbit PT. Gramedia Pustakan
Utama : Jakarta
Perry, D.a AND Beemsterboer, P.L. Periodontology For The Dental Hygienist.
St.Lovis : Satunders Elsevier, 2007 : 2410242, 2490250.
Sasmita, IS., Pertiwi, A.S.P, Halim, M., 2015. Gambaran efek pasta gigi yang
mengandung herbal terhadap penurunan indeks plak, bagian kedokteran gigi
anak, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Jl. Sekeloa selatan I Bandung, diunduh
pada tanggal..........tahun...
Pratiwi, R., 2005. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari
beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Majalah Kedokteran Gigi. Vol.
38 No. 2: 64-67
Khairi Nur, Rahmat A dan Yasintus B. 2016 Uji Efektifitas formula pasta gigi
daun binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steensis) Sebagai Anti Plak.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi : Makassar
Widayati, N., 2014. Faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak
usia 4-6 tahun. Jurnal Berkala Epidemologi. Vol. 2 No. 2: 196-205
Kashi, Rahma Yulianti dan Edy Widodo. 2019. Pengendalian kualitas Crude
Palm Oil (CPO) Dengan Diagram Kontrol Multivariat Exponatially Weighted
Moving Average (MEWMA). Jurnal Prisma. Vol.2
Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Cetakan 24. Jakarta: Penebar Swadaya.
.
Datta, A. K. (2011, 8 August). An Update Overview of Peppermint (Mentha
Pipperita L.). International Research Journal of Pharmacy, 1-10.
Antolak, H., Czyzowska, A., and Kregiel,D., 2018, Activity of Mentha piperita L.
ethanol extract against acetic acid bacteria Asaia spp., Foods, Vol. 7 No.7: 1–
10.
Oroh ES, Posangi J, Wowor ZNS. 2015. Perbandingan Efektivitas Pasta Gigi
Herbal dengan Pasta Gigi Non Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi.
Jurnal e-GiGi (Eg). 2(20 : 179-183.
Pratiwi, R., 2005, Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari
beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Majalah Kedokteran Gigi, Vol.
38 No. 2: 64–67.
Fayed, M. A., 2019, Mentha piperita L., A promising dental care herb mainly
against cariogenic bacteria, Universal Journal of Pharmaceutical Research, Vol.
4 No. 3: 33–38.
Singh, R., Shushni, M. A. M., and Belkheir, A., 2011, Antibacterial and
antioxidant activities of Mentha piperita L. Arabian Journal of Chemistry.
Widayati, N., 2014, Faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak
usia 4 - 6 tahun, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 2 No. 2: 196–205
Grossman, L.,L., Oliet, S., dan Rio, C.E.D. 1995. Ilmu endodontic dalam
praktek. Jakarta : EGC.
1. Peralatan Penunjang
Menghaluskan
Blender 1 buah Rp. 450.000 Rp. 450.000
Sampel
Tempat
Wadah/botol
penyimpanan 2 buah Rp. 20.000 Rp. 40.000
Tertutup
ekstrak
Wadah biakan
Cawan petri 6 buah Rp. 20.000 Rp. 120.000
bakteri
Erlenmeyer Untuk ekstraksi 3 buah Rp. 150.000 Rp. 450.000
Wadah membuat
Gelas Beaker 2 buah Rp. 100.000 Rp. 200.000
pasta gigi
Mengukur volume
Gelas ukur 1 buah Rp. 25.000 Rp. 25.000
suspensi
Untuk uji
Kaca arloji 8 buah Rp. 25.000 Rp. 200.000
homogenitas
Untuk uji
Toples kecil 10 buah Rp. 10.000 Rp. 100.000
organoleptis
Untuk mengambil
Pinset 1 buah Rp. 40.000 Rp. 40.000
sampel biakan
Untuk
Baki besi pengeringan 1 buah Rp. 20.000 Rp. 20.000
sampel
Untuk mengukur
Mikropipet 1 buah Rp. 600.000 Rp. 600.000
suspensi
Biakan
streptococcus Objek 200 gram Rp. 1.500 Rp. 300.000
mutas
Proses
Akuades steril 70 Liter Rp. 50.000 Rp. 3.500.000
Penetralan/Pelarut
Tetrasiklin
kontrol positif 2 tablet Rp. 2.500 Rp. 5.000
Bernofarm
Alkohol (etanol
Pelarut 20 Liter Rp. 25.000 Rp. 500.000
96% dan 70%)
Pembuatan 0,5
Tween 80 Rp. 75.000 Rp. 75.000
formula kilogram
Pembuatan 0,5
Sodium benzoat Rp. 25.000 Rp. 25.000
formula kilogram
Untuk uji
Blank disc 1 buah Rp. 450.000 Rp. 450.000
antibakteri
Untuk
Kapas swab membersihkan 1 kotak Rp. 20.000 Rp. 20.000
alkohol
Untuk menutup
Aluminium foil 1 roll Rp. 500.000 Rp. 500.000
sampel
3. Perjalanan
Satuan Harga
Material Justifikasi Kuantitas Jumlah
(Rp)
Pengambilan
Palu-Mamuju 3 Orang Rp. 300 .000 Rp.900.000
Sampel
Pulang dari
Mamuju-Palu pengambilan 3 Orang Rp. 300.000 Rp. 900.000
sampel
4. Lain-Lain
Melindungi
Nurse Cap 1 Dos Rp. 500.000 Rp. 500.000
Kepala