Anda di halaman 1dari 12

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO.

3, 2019

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS DAYA HAMBAT


EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu L.)
TERHADAP BAKTERI PADA LIDAH

Meiriza Djohari1, Wulandari Yulia Putri2, Erniza Pratiwi3


1,2,3,
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Email Korespondensi : meirizadj@gmail.com

ABSTRAK

Biji pinang (Areca catechu L.) merupakan bahan alam yang memiliki aktivitas
antibakteri dalam mengobati gigi yang sakit, nafas yang tidak sedap dan dapat
menghambat pembentukan karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
bakteri berdasarkan morfologi dan hasil uji identifikasi bakteri pada lidah serta
mengetahui pengaruh daya hambat ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.)
terhadap bakteri pada lidah. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi
cakram dengan variasi konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Hasil skrining fitokimia ekstrak
etanol biji pinang mengandung alkaloid, terpenoid dan flavonoid. Hasil yang diperoleh
dari uji identifikasi berdasarkan warna bakteri yaitu Branhamella catarrhalis,
Staphylococcus epidermidis dan Straphylococcus aureus. Ekstrak etanol biji pinang
(Areca catechu L.) paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus dibandingkan dengan Branhamella catarrhalis.
Berdasarkan data statistik Two Way Anova terhadap diameter zona hambat menyatakan
terdapat perbedaan antar kelompok konsentrasi 10%, 20% dan 30% dan terdapat
perbedaan signifikan aktivitas daya hambat bakteri Branhamella catarrhalis
dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Straphylococcus aureus
dan tetapi tidak berbeda signifikan antara bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Straphylococcus aureus.

Kata Kunci : Antibakteri, Ekstrak, Biji Pinang, Lidah

177
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

ISOLATION AND INHIBITION ACTIVITY OF ETHANOL


EXTRACT OF BETEL NUT (ARECA CATECHU L.) TO
BACTERIA OF THE TONGUE

ABSTRACT
Betel nut (Areca catechu L.) is a natural material that has antibacterial activity
in treating diseased on teeth, halitosis and can inhibit of dental caries. The objective of
this research is type of bacteria based on morphology, the results of bacterial
identification tests on the tongue and to determine the effect of the inhibitory power of
betel nut ethanol extract (Areca catechu L.) to bacteria of the tongue. Antibacterial
activity testing using disc diffusion method with various concentrations of 10%, 20%
and 30%. Secondary metabolite contents are alkaloid, terpenoid and flavonoid.The
results obtained from the identification test based on the color of bacteria Branhamella
catarrhalis, Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus. Ethanol extract
of areca nut (Areca catechu L.) is better to inhibiting the growth of Staphylococcus
epidermidis and Staphylococcus aureus compared to Branhamella catarrhalis. Based
on Two Way Anova statistical data on inhibitory zone diameters, there were differences
between the concentration groups of 10%, 20% and 30% and there were significant
differences in the inhibitory activity of Branhamella catarrhalis bacteria compared to
Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus bacteria but not significantly
different between Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus bacteria.

Keywords : Antibacterial, Extract, Betel nut, Tongue

PENDAHULUAN terjadi peningkatan dari 23,2% menjadi


Kesehatan gigi dan mulut sering 25,9% (Anonim, 2013).
bukan menjadi hal yang utama bagi Penyakit gigi dan mulut yang
sebagian orang, seperti diketahui gigi banyak diderita masyarakat di Indonesia
dan mulut merupakan jalan utama yaitu penyakit priodontal dan karies
masuknya berbagai macam gigi, sumber dari kedua penyakit
mikroorganisme ke dalam tubuh tersebut akibat terabaikannya
bersama makanan dan minuman, kebersihan gigi dan mulut, sehingga
sehingga dapat merusak organ tubuh terbentuk lapisan tipis yang menempel
lainnya. Persentase penduduk yang erat di permukaan gigi serta
mempunyai masalah gigi dan mulut mengandung kumpulan bakteri disebut
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar plak (Spolsky, 2000). Salah satu bagian
(RISKESDAS) Departemen Kesehatan utama di rongga mulut adalah lidah.
Republik Indonesia tahun 2013 Permukaan lidah bisa menjadi tempat
melaporkan bahwa penduduk yang tinggal bagi bakteri patogen yang dapat
mempunyai masalah gigi dan mulut memiliki pengaruh langsung dalam

178
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

perkembangan karies gigi, halitosis oral Hasil penelitian ekstrak etanol


(bau mulut) atau periodontitis (infeksi biji pinang (Areca catechu L.) yang
gusi serius). Lidah menjadi faktor diformulasikan sebagai pasta gigi denga
penting dalam mempengaruhi tingkat konsentrasi 4,5% memiliki aktivitas
kolonisasi bakteri pada permukaan gigi antibakteri kuat yang menghasilkan
(Monea et al., 2014). Banyak bakteri diameter daya hambat untuk
yang terdapat di lidah terutama bagian Streptococcus mutans sebesar 11,37
lidah yang paling dekat dengan mm dan Staphylococcus aureus sebesar
tenggorokan (Wangko, 2013) karena 20,03 mm (Afni dkk, 2015). Penelitian
lebih sulit dibersihkan dibanding bagian yang dilakukan Anggraeni (2002)
rongga mulut yang lain. mengenai ekstrak yang mengandung Se
Beberapa bakteri yang terdapat di hasil bioekstraksi dengan Acetobacter
rongga mulut yaitu Veillonella atypical, saccharomyces menghasilkan zona
Fusobacterium nucleatum dan hambat bening di sekitar cakram yang
Porphyromonas gingivalis merupakan menunjukkan aktivitas dalam
bakteri yang ditemukan di lidah. Bakteri menghambat pertumbuhan bakteri
yang terdapat di lidah dapat Streptococcus mutans, diameter zona
menyebabkan bau mulut yaitu hambat ekstrak biji pinang terhadap
Porphyromonas gingivalis, Streptococcus mutans yaitu 0,18 cm.
Fusobacterium, prevotella intermedia Golongan metabolit sekunder yang
dan Capnocytophaga spp (Danser et al., terdapat di dalam infusa biji pinang
2003). Jenis lain yaitu Streptococcus (Areca catechu L.) antara lain
family seperti Streptococcus mitis, flavonoid, tannin dan saponin. Infusa
Streptococcus biji pinang (Areca catechu L.) memiliki
parasanguinis,Streptococcus salivarius aktivitas bakteriostatik terhadap
dan Streptococcus australis (Aas et al., Streptococcus mutans dengan
2005). konsentrasi hambat minimal sebesar
Dalam menjaga kesehatan mulut 30% (Shie, 2014). Penelitian yang
dapat dilakukan dengan beberapa cara, dilakukan oleh Pransiska (2017)
salah satunya dengan cara berkumur mengenai pemberian infusa biji pinang
(Shie, 2014). Dalam sejumlah besar (Areca catechu L.) dengan metode
obat kumur terapeutik dirancang untuk dilusi pada konsentrasi 10%, 20% dan
mengurangi populasi bakteri mulut 30% mampu memberikan pengaruh
(Taringan, 2012). Penggunaan obat dalam mengurangi jumlah koloni
kumur antiseptik kimiawi dalam jangka bakteri pada lidah dengan nilai rata-rata
panjang bisa menyebabkan efek yang selisih sebesar 81,6; 92,8 dan 111,4
tidak diinginkan, misalnya pada mukosa rongga mulut berturut-
hipersensitivitas, gangguan sekresi turut diperoleh nilai rata-rata selisih
kelenjar ludah, merubah keseimbangan sebesar 41,2; 46,8 dan 61. Sedangkan
kehidupan bakteri flora normal rongga penelitian tentang aktivitas ekstrak
mulut dan lidah terasa terbakar etanol biji pinang (Areca catachu L.)
(Yuliharsini, 2005).

179
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

terhadap hasil isolat bakteri pada lidah sebanyak 5 orang mahasiswa dari
belum ada sebelumnya. keseluruhan mahasiswa Program Strata
Untuk mengatasinya dapat 1 Semester VIIIdengan kriteria:
menggunakan obat tradisional salah 1. Perempuan
satunya tanaman pinang. Tanaman 2. Usia 20-22 tahun
pinang telah banyak dimanfaatkan 3. Dalam kondisi sehat
masyarakat indonesia sejak zaman 4. Mahasiswa dengan kondisi gigi tidak
dahulu, khususnya bagian biji yang berlubang tampak
digunakan untuk campuran makan sirih, 5. Bersedia menjadi sampel
air rebusannya juga digunakan sebagai Alat
obat kumur yang diyakini berkhasiat Autoklaf (GEA®), masker, oven
untuk menguatkan gigi (Shie, 2014). listrik (Memmert®), timbangan analitik
Berdasarkan uraian diatas penulis digital (Shimadzu®), rotary
tertarik untuk melakukan uji identifikasi evaporator, hot plate, inkubator
dan melihat pengaruh daya antibakteri (Memmert®), paper oksidase, latex
ekstrak etanol biji pinang (Areca agglutination, vortex (AS ONE®),
catechu L.) terhadap pertumbuhan mikro pipet (Nesco®), beker glass
bakteri pada apusan lidah. Penelitian ini (Pyrex®), spektrofotometer UV-Vis
bertujuan untuk mengetahui jenis (Ultra Violet-visible) .
bakteri berdasarkan morfologi dan hasil Bahan
uji identifikasi bakteri pada lidah serta Biji pinang (Areca catechu L.),
mengetahui pengaruh daya hambat bakteri dari apusan lidah yang diambil
ekstrak etanol biji pinang (Areca dari mahasiswa Program Studi S1
catechu L.) terhadap bakteri pada lidah. Semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi (STIFAR) Riau, etanol 96%
METODE PENELITIAN (sudah didestilasi), media Nutrient
Waktu dan Tempat Penelitian Agar, media Endo Agar, Media
Penelitian ini dilaksanakan pada karbohidrat/Gula (glukosa, maltosa,
bulan April-Juli 2018, bertempat di sukrosa), kit Staphaurex, NaCl
Laboratorium Farmasi Bahan Alam, fisiologis 0,9%, Chlorhexidine
Laboratorium Kesehatan Daerah Riau gluconate mouthwash0,2%, dettol
dan Laboratorium Biofarmasi Sekolah antiseptik .
Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Pengambilan Sampel Pinang
Populasi dan Sampel Bagian sampel yang digunakan
Populasi pada penelitian ini adalah biji pinang (Areca catechu L.)
adalah mahasiswa Program Studi S1 segar yang bewarna kuning orange
Semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu yang diambil di Desa Kota Baru
Farmasi (STIFAR) Riau. Sampel Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten
penelitian adalah apusan lidah, Kampar.
dilakukan dengan mengambil langsung Identifikasi Sampel Pinang
apusan lidah pada anggota populasi Identifikasi tanaman pinang
yang digunakan sebagai sampel (Areca catechu L.) dilakukan di

180
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

Laboratorium Botani Jurusan Biologi dikeringkan. Selanjutnya dibungkus


Fakultas Matematika dan Ilmu dengan kertas koran, disterilkan
Pengetahuan Alam (FMIPA) menggunakan oven pada suhu 160oC
Universitas Riau. selama 2 jam. Tip mikropipet dan media
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Nutrient Agar disterilkan menggunakan
Pinang autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1,5
Sebanyak 12 kg buah pinang yang atm selama 15 menit. Pinset, jarum Ose
telah diambil dikupas untuk dan spatel disterilkan dengan cara
memisahkan bagian kulit dengan pemijaran diatas api spiritus selama
bijinya. Biji buah pinang tersebut beberapa detik (Pratiwi, 2008).
dilakukan perajangan dan dilakukan Pengambilan Apusan Lidah
pengeringan sampel menggunakan oven Apusan diambil dari sampel
selama 2 hari. Sampel yang telah kering secara aseptis dan semua peralatan serta
dihaluskan dengan cara diblender media yang digunakan dalam keadaan
kemudian di Ekstraksidengan cara steril. Apusan lidah diambil dengan cara
maserasi atau perendaman dengan mengusap apusan di lidah
menggunakan etanol. Sampel yang telah menggunakan cotton bud steril.
dikeringkan sebanyak 1,050 kg Sebelum apusan diambil, masing
dimasukkan ke dalalam botol gelap dan masing responden diberi sarapan pagi
direndam dengan etanol, ditutup dan yang sama setelah itu dipuasakan
terlindung dari cahaya matahari selama selama 2 jam. Apusan lidah diambil
5 hari pada suhu ruangan sambil secara bergantian dengan menggunakan
dilakukan pengadukan agar zat aktif cotton bud sterilyang berbeda. Apusan
terekstraksi sempurna. Setelah 5 hari yang telah diambil di lidah kemudian
hasil maserasi disaring dengan kertas dilarutkan dengan NaCl fisiologis 0,9%
saring lalu filtratnya dipindahkan ke 2 mL dalam vial, dihomogenkan dan
wadah tertutup.Kemudian dilakukan dimasukkan ke dalam cawan Petri
pengulangan sebanyak tiga kali.Hasil dengan metode tuang, setelah itu
maserasi yang diperoleh dipekatkan masukkan media Nutrient Agar
dengan alat rotary evaporator untuk sebanyak 15-20 mL ke dalam cawan
memisahkan pelarut dari zat aktif Petri yang sudah berisi apusan lidah,
sehingga diperoleh ektrak kental etanol kemudian campuran tersebut diratakan
biji pinang. berlawanan arah jarum jam hingga
Skrining Fitokimia Ekstrak tersebar merata. Diinkubasi selama 24
Pemeriksaan fitokimia yang jam pada suhu 37°C. Amati koloni
dilakukan meliputi pemeriksaan bakteri.
alkaloid, terpenoid, flavonoid, steroid Pemurnian Bakteri
dan saponin. Koloni yang tumbuh pada
Sterilisasi Alat dan Bahan masing-masing media diambil
Alat-alat terbuat dari gelas menggunakan jarum Ose untuk
(tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan dipindahkan ke media Nutrient Agar di
Petri, vial) dicuci bersih dan dalam cawan Petri dengan metode gores

181
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

selanjutnya diinkubasi selama 24 jam biji pinang (Areca catachu L.) dalam
pada suhu 37°C. menghambat pertumbuhan bakteri yang
Pengujian Aktivitas Antibakteri paling sering muncul pada lidah. Data
Pengujian aktivitas antibakteri yang diperoleh disajikan dalam bentuk
dilakukan dengan menggunakan metode tabel, gambar dan kemudian di analisa
difusi. Suspensi bakteri dipipet dengan uji statistik Two Way ANOVA
sebanyak 0,3 mL dimasukkan ke dalam dan dilanjutkan dengan uji Tukey Post
cawan Petri. Media Nutrient Agar Hoc.
dimasukkan ke dalam cawan Petri
sebanyak 10-15 mL, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
diratakan dan biarkan mengeras. Kertas Skrining Fitokimia
cakram steril ditetesi sebanyak 10 μl Proses ekstraksi sampel
ekstrak etanol biji pinang pada masing- dilakukan secara maserasi. Filtrat yang
masing konsentrasi yang telah diperoleh kemudian diuapkan dengan
diencerkan (10%, 20%, 30%) dikering rotary evaporator sehingga
anginkan, kemudian diletakkan diatas menghasilkan ekstrak kental etanol
media Nutrient Agar. Diinkubasi pada sebanyak 138,45 g dengan randemen
suhu 37°C selama 24 jam. Diameter 13,18%. Sebelum melakukan uji
hambat diukur menggunakan jangka aktivitas antibakteri terlebih dahulu
sorong. dilakukan skrining fitokimia terhadap
Analisa Data sampel segar dan ekstrak etanol biji
Data yang diperoleh dari pinang Senyawa metabolit sekunder
penelitian ini adalah hasil uji yang terdapat pada sampel segar dan
identifikasi bakteri lidah berdasarkan ekstrak etanol biji pinang (Areca
morfologi dan uji biokimianya dan catechu L.) yaitu alkaloid, terpenoid
perbedaan konsentrasi ekstrak etanol dan flavonoid.

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Biji Segar dan Ekstrak Etanol Biji
Pinang (Areca catechu L.)
Senyawa
Sampel Hasil Hasil Pengamatan
Metabolit
Alkaloid + Endapan putih
Terpen + Merah
Flavonoid + Merah
Biji Segar
Saponin - Tidak terbentuk busa
Steroid - Tidak berwarna biru
Alkaloid + Endapan putih
Terpen + Merah
Ekstrak Etanol Flavonoid + Merah
Biji Pinang Saponin - Tidak terbentuk busa
Steroid - Tidak berwarna biru

182
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

Isolasi Apusan Lidah sesuai dengan warna yang didapat dari


Hasil isolasi bakteri yang penanaman pada media Nutrient Agar.
diperoleh dari lima sampel apusan lidah Masing-masing warna koloni yaitu
berdasarkan perbedaan warna koloni koloni putih (L1), koloni krem (L2) dan
bakteri didapatkan tiga jenis koloni koloni kuning (L3)
diberi penandaan L (Lidah) penamaan

L1
L3

L2

Gambar 1. Hasil Isolasi Apusan Lidah


Identifikasi Bakteri Streptococcus dalam menghasilkan
Pewarnaan Gram yang telah enzim katalase hasil Uji Katalase koloni
dilakukan menunjukkan bahwa koloni putih (L1), koloni krem (L2 ) dan kuning
putih (L1) merupakan bakteri Gram (L3) memberi hasil positif yang ditandai
negatif bentuk diplokokus, sedangkan dengan terbentuknya gelembung udara
koloni krem (L2 ) dan kuning (L3) setelah penambahan reagen H2O2.
merupakan bakteri Gram positif bentuk Pada koloni krem (L2 ) dan kuning
kokus. (L3) dilakukan Tes Serologi
Hasil Uji Oksidase untuk koloni menggunakan kit Staphaurex, dimana
putih (L1) dan koloni krem (L2) tes ini bertujuan untuk membedakan
memberi hasil positif ditandai dengan antara Staphylococcus aureus dengan
terbentuknya warna biru violet pada Staphylococcus epidermidis dengan
paper oksidase warna ini terbentuk melihat hasil akhir berupa aglutinasi
hanya selama 5 detik selanjutnya menunjukkan positif Staphylococcus
berubah menjadi biru akibat adanya aureus.
oksidasi sedangkan koloni kuning (L3) Isolat koloni putih (L1) yang
memberi hasil negatif ditandai dengan tergolong dalam bakteri Gram negatif
tidak terbentuknya warna biru violet kokus selanjutnya dilakukan pengujian
pada paper oksidase setelah dogores Fermentasi Karbohidrat (uji gula)
bakteri menggunakan jarum Ose. Uji meliputi pengujian glukosa, maltosa dan
Oksidase berperan dalam mendeteksi laktosa. Dimana pengujian ini bertujuan
enzim oksidase pada bakteri (Radji, untuk melihat kemampuan bakteri
2011). dalam menghancurkan gula dan
Uji katalase berperan dalam menghasilkan asam organik yang
membedakan antara Staphylococcus dan berasal dari tiap-tiap jenis gula, yaitu

183
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

glukosa, sukrosa, maltose, arabinosa, media glukosa, maltosa dan laktosa


manitol dan inositol (Harti, 2015). memberikan hasil negatif hal ini karena
Tabung yang berisi media karbohidrat tidak berubahnya warna pada media
yang telah disiapkan, diinokulasi pada tabung, hal ini menandakan bakteri
dengan satu Ose biakan bakteri, amati tidak memilki kemampuan dalam
perubahan warna media. Pada uji melakukan fermentasi terhadap
fermentasi karbohidrat yang dilakukan karbohidrat tersebut.
tidak terjadi pembentukan asam pada

Tabel 2. Hasil Identifikasi Bakteri Lidah

Koloni Tes Tes Tes Tes


Pewarnaan Tes Tes
Bakter Katalas Oksid Serolo Sukros Kesimpulan
Gram Glokosa Maltosa
i e ase gi a
L1 Diplokokus + + * - - - Branhamella
(Putih Gram catarrhalis
) Negatif
L2 Kokus + + - * * * Staphylococc
(Kre Gram us
m) Positif epidermidis
L3 Kokus + - + * * * Staphylococc
(Kuni Gram us aureus
ng) Positif
Keterangan: menunjukkan adanya aktivitas
+ : Hasil Positif penghambatan terhadap Branhamella
- : Hasil Negatif catarhallis, Staphylococcus epidermidis
: Tidak dilakukan pengujian dan Staphylococcus aureus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kontrol
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji negatif tidak memberikan zona
Pinang (Areca catechu L.) hambatan. Hal ini membuktikan bahwa
Hasil uji aktivitas respon daya hambat yang terjadi benar-
antibakteri ekstrak etanol biji pinang benar disebabkan oleh ekstrak etanol
(Areca catechu L.) dengan variasi biji pinang (Areca catechu L.) atau
konsentrasi 10%, 20%, 30% dan kontol senyawa sebagai komponen aktif dan
positif Chlorheksidin 0,2% bukan dari pelarut yang digunakan

30% 10%
20%
20% K- K+
K- K+

30%
10%

184
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

A B

20%

10%
K+ 30%

K-

Keterangan:
A : Bakteri Branhamella catarrhalis
B : Bakteri Staphylococcus epidermidis
C : Bakteri Staphylococcus aureus
Nazri et al (2011) diameter zona hambat 13,30 mm, 16,10
mengklasifikasikan diameter hambat mm dan 18,27 mm termasuk pada
yang beraktivitas kuat 15-20 mm, kategori sedang sampai kuat. Pada
diameter zona hambat yang beraktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan
sedang 10-14 mm dan diameter zona konsentrasi 10%, 20% dan 30%
hambat yang beraktivitas lemah <9 mm. berturut-tururt diperoleh nilai rata-rata
Jika dilihat dari rata-rata diameter zona diameter zona hambat 12,07 mm, 15,10
hambat pada bakteri Branhamella mm dan 16,90 mm termasuk pada
catarrhalis maka dikaitkan dengan kategori sedang sampai kuat.
diameter zona hambatnya pada ekstrak Sedangkan jika dilihat rata-rata
etanol biji pinang (Areca catechu L.) diameter zona hambat pada bakteri
dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% Branhamella catarrhalis,
berturut-turut diperoleh nilai rata-rata Staphylococcus epidermidis dan
diameter zona hambat 8,87 mm, 10,33 Staphylococcus aureus maka dikaitkan
mm dan 11,67 mm termasuk pada dengan diameter zona hambat pada
kategori lemah sampai sedang. Pada kontrol positif berturut-turut 12,47 mm,
bakteri Staphylococcus epidermidis 12,83 mm dan 12,50 mm termasuk pada
dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% kategori sedang.
berturut-turut diperoleh nilai rata-rata
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L.)
Diameter Daerah Hambat (mm)
Bakteri uji Konsentrasi b/v% Rata-rata
1 2 3
K- 6 6 6 6,00
K+ 11,9 12,6 12,9 12,47
10% 8,4 9,8 8,4 8,87
Branhamella catarrhalis
20% 10 11,4 9,6 10,33

30% 11,9 11,9 11,2 11,67

Staphylococcus K- 6 6 6 6,00

185
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

epidermidis K+ 12,3 14,2 12 12,83


10% 14,5 13,5 11,9 13,30
20% 20,9 14,7 12,7 16,10
22 19 13,8 18,2
30%
7
K+ 6 6 6 6,00
K- 12,2 13,1 12,2 12,50
10% 9,8 13,8 12,6 12,07
Staphylococcus aureus
20% 12,4 17,2 15,7 15,10
13,3 18,6 18,8 16,9
30%
0
Keterangan:
Diameter cakram 6 mm
Kontrol positif : Chlorhexidine gluconate moutwash 0,2%
Kontrol negatif : Pelarut ekstrak (etanol 96% sudah didestilasi)

Berdasarkan hasil uji Two Way diameter zona hambat. Hasil uji kontrol
ANOVA pengujian aktivitas ekstrak negatif memberikan hasil yang berbeda
etanol biji pinang (Areca catechu L.), secara signifikan p=0,000 (p<0,005)
berdasarkan variabel bakteri uji dan dengan perlakuan kontrol positif, 10%,
konsentrasi diperoleh nilai signifikan 20% dan 30% dalam mempengaruhi
masing-masing sebesar p=0,000 diameter zona hambat. Hasil uji
(p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antara bakteri Branhamella catarrhalis
adanya perbedaan yang signifikan berbeda signifikan p=0,000 (p<0,05)
antara kelompok bakteri uji dan dengan Staphylococcus epidermidis dan
kelompok konsentrasi dalam Staphylococcus aureus terhadap
mempengaruhi diameter zona diameter zona hambat. Respon yang
hambat.Kemudian dilanjutkan dengan berbeda dari tiga bakteri terhadap
uji Tukey Post Hoc untuk mengetahui diameter zona hambat yang diperoleh
kelompok konsentrasi mana dan bisa disebabkan oleh kecepatan difusi
kelompok bakteri mana mana saja yang dari zat yang berbeda-beda, perbedaan
memberikan perbedaan secara respon dari bakteri itu sendiri
signifikan. (Dwijoseputro, 2005). Kemampuan
Berdasarkan uji TukeyPost Hoc ekstrak etanol biji pinang (Areca
perbedaan antara kelompok konsentrasi catechu L.) dalam menghambat
dilihat berdasarkan zona hambat. Hasil pertumbuhan bakteri pada lidah
uji kontrol positif berbeda secara membuktikan bahwa kandungan
signifikan p=0,000 (p<0,005) dengan senyawa pada biji pinang yang
kontrol negatif, tetapi tidak berbeda diperoleh dari uji identifikasi berupa
secara signifikan (p>0,005) dengan alkaloid, flavonoid dan terpenoid
konsentrasi 10% (p=0,477), 20% berpotensi sebagai antibakteri. Alkaloid
(p=0,886) dan 30% (p=0,086) terhadap memiliki kemampuan sebagai

186
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

antibakteri, mekanisme penghambatan Terima kasih kepada Sekolah


dengan cara mengganggu komponen Tinggi Ilmu Farmasi Riau yang sudah
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri memfasilitasi penelitian ini.
sehingga lapisan dinding sel tidak
terbentuk secara utuh dan menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
kematian sel tersebut. Senyawa Aas, , Paster, Stokes, Olsen, dan Dewhirst,
terpenoid mempunyai kemampuan 2005, Defining the Normal
dalam menghambat bakteri, aktifitas Bacterial Flora of the Oral Cavity,
antibakteri terpenoid diduga melibatkan Journal of Clinical Microbiology,
43(11): 5721-5732.
pemecahan membran oleh komponen-
Afni, Said, dan Yuliet, 2015, Uji Aktivitas
komponen lipofilik. Senyawa flavonoid
Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak
merupakan senyawa yang dapat Biji Pinang (Areca catechu L.)
menyebabkan penghambatan sintesis terhadap Streptococcus mutans
dinding sel bakteri. Oleh karena itu dan Staphylococcus aureus,
flavonoid merupakan komponen Galenika Journal of Pharmacy,
antibakteri yang potensial (Bobbarala, 1(1): 48–58.
2012) Anggraeni, 2002, Pemanfaatan Ekstrak
Selenium Pinang (Areca catechu
SIMPULAN L.) dengan fermentasi
Berdasarkan hasil penelitian dapat Acetobacter-saccharomyces
disimpulkan bahwa identifikasi bakteri sebagai Antiseptik Obat Kumur,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor:
yang diperoleh dari uji identifikasi
Bogor.
berdasarkan warna bakteri yaitu
Depkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar,
Branhamella catarrhalis, Departemen Kesehatan Republik
Staphylococcus epidermidis dan Indonesia: Jakarta.
Straphylococcus aureus. Ekstrak etanol Bobbarala, 2012, Antimicrobial Agents,
biji pinang (Areca catechu L.) paling Intech: Croatia.
baik dalam menghambat pertumbuhan Danser, Gomez, dan Weidjen, 2003,
bakteri Staphylococcus epidermidis dan Tongue Coating and Tongue
Staphylococcus aureus dibandingkan Brushing, International Journal
dengan Branhamella catarrhalis. of Dental Hygiene, 1(3): 151-158.
Dwijoseputro, , 2005, Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
SARAN
Harti, 2015, Mikrobiologi Kesehatan, CV.
Disarankan kepada peneliti
Andi Offset: Yogyakarta.
selanjutnya untuk melakukan penelitian Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2014,
pengembangan produk obat kumur dari Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) 27, Buku Kedokteran EGC:
dan disarankan kepada masyarakat Jakarta.
untuk lebih menjaga kebersihan mulut Monea, Monea, Pop, dan Beresescu,
2014, Tongue Microflora And
ACKNOWLEDGMENTS Periodontal Disease, European
Scientific Journal, 10(36): 12-

187
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019

17Liu, Gao, Xia, dan Zhao, Investigation of the site-


2009, Investigation of the site- specific accumulation of
specific accumulation of catechin in the tea plant
catechin in the tea plant (Camellia sinensis (L.) O.
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) via Vanillin-HCl
Kuntze) via Vanillin-HCl Staining. J. Agric. Food
Staining. J. Agric. Food Chem., 57, 10371-10376.
Chem., 57, 10371-10376.
Pransiska, 2017, Pengaruh Pemberian
Infusa Biji Pinang (Areca catechu
L.) terhadap Jumlah Pertumbuhan
Koloni Bakteri Pada Lidah dan
Mukosa Rongga Mulut, Karya
Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau: Pekanbaru.
Pratiwi, 2008,Mikrobiologi Farmasi,
Erlangga: Jakarta.
Radji, 2011, Buku Ajar Mikrobiologi
Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Shie, 2014, Uji Aktivitas Antibakteri
Infusa Biji Pinang (Areca catechu
Lin.) terhadap Streptococcus
mutan, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Universitas
Tanjungpura: Pontianak.
Spolsky, 2000, Epidemiology of Gingival
and Periodontal Desease in
Newman, M.G., Takei, H.H.,
Carranza, F.A. dan Klokkevold,
P.R. Carranza’s Clinical
Periodontology, Saunders
Elsevier: Missouri.
Taringan, 2012, Karies Gigi, Edisi 2, Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Wangko, 2013, Papila Lidah dan
Kuncup Kecap, Journal
Biomedik, 5(3): 40-42.
Yuliharsini, 2005, Kegunaan dan Efek
Samping Obat Kumur Dalam
Rongga Mulut, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara: Medan.Liu,
Gao, Xia, dan Zhao, 2009,
188

Anda mungkin juga menyukai