3, 2019
ABSTRAK
Biji pinang (Areca catechu L.) merupakan bahan alam yang memiliki aktivitas
antibakteri dalam mengobati gigi yang sakit, nafas yang tidak sedap dan dapat
menghambat pembentukan karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
bakteri berdasarkan morfologi dan hasil uji identifikasi bakteri pada lidah serta
mengetahui pengaruh daya hambat ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.)
terhadap bakteri pada lidah. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi
cakram dengan variasi konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Hasil skrining fitokimia ekstrak
etanol biji pinang mengandung alkaloid, terpenoid dan flavonoid. Hasil yang diperoleh
dari uji identifikasi berdasarkan warna bakteri yaitu Branhamella catarrhalis,
Staphylococcus epidermidis dan Straphylococcus aureus. Ekstrak etanol biji pinang
(Areca catechu L.) paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus dibandingkan dengan Branhamella catarrhalis.
Berdasarkan data statistik Two Way Anova terhadap diameter zona hambat menyatakan
terdapat perbedaan antar kelompok konsentrasi 10%, 20% dan 30% dan terdapat
perbedaan signifikan aktivitas daya hambat bakteri Branhamella catarrhalis
dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Straphylococcus aureus
dan tetapi tidak berbeda signifikan antara bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Straphylococcus aureus.
177
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
ABSTRACT
Betel nut (Areca catechu L.) is a natural material that has antibacterial activity
in treating diseased on teeth, halitosis and can inhibit of dental caries. The objective of
this research is type of bacteria based on morphology, the results of bacterial
identification tests on the tongue and to determine the effect of the inhibitory power of
betel nut ethanol extract (Areca catechu L.) to bacteria of the tongue. Antibacterial
activity testing using disc diffusion method with various concentrations of 10%, 20%
and 30%. Secondary metabolite contents are alkaloid, terpenoid and flavonoid.The
results obtained from the identification test based on the color of bacteria Branhamella
catarrhalis, Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus. Ethanol extract
of areca nut (Areca catechu L.) is better to inhibiting the growth of Staphylococcus
epidermidis and Staphylococcus aureus compared to Branhamella catarrhalis. Based
on Two Way Anova statistical data on inhibitory zone diameters, there were differences
between the concentration groups of 10%, 20% and 30% and there were significant
differences in the inhibitory activity of Branhamella catarrhalis bacteria compared to
Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus bacteria but not significantly
different between Staphylococcus epidermidis and Straphylococcus aureus bacteria.
178
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
179
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
terhadap hasil isolat bakteri pada lidah sebanyak 5 orang mahasiswa dari
belum ada sebelumnya. keseluruhan mahasiswa Program Strata
Untuk mengatasinya dapat 1 Semester VIIIdengan kriteria:
menggunakan obat tradisional salah 1. Perempuan
satunya tanaman pinang. Tanaman 2. Usia 20-22 tahun
pinang telah banyak dimanfaatkan 3. Dalam kondisi sehat
masyarakat indonesia sejak zaman 4. Mahasiswa dengan kondisi gigi tidak
dahulu, khususnya bagian biji yang berlubang tampak
digunakan untuk campuran makan sirih, 5. Bersedia menjadi sampel
air rebusannya juga digunakan sebagai Alat
obat kumur yang diyakini berkhasiat Autoklaf (GEA®), masker, oven
untuk menguatkan gigi (Shie, 2014). listrik (Memmert®), timbangan analitik
Berdasarkan uraian diatas penulis digital (Shimadzu®), rotary
tertarik untuk melakukan uji identifikasi evaporator, hot plate, inkubator
dan melihat pengaruh daya antibakteri (Memmert®), paper oksidase, latex
ekstrak etanol biji pinang (Areca agglutination, vortex (AS ONE®),
catechu L.) terhadap pertumbuhan mikro pipet (Nesco®), beker glass
bakteri pada apusan lidah. Penelitian ini (Pyrex®), spektrofotometer UV-Vis
bertujuan untuk mengetahui jenis (Ultra Violet-visible) .
bakteri berdasarkan morfologi dan hasil Bahan
uji identifikasi bakteri pada lidah serta Biji pinang (Areca catechu L.),
mengetahui pengaruh daya hambat bakteri dari apusan lidah yang diambil
ekstrak etanol biji pinang (Areca dari mahasiswa Program Studi S1
catechu L.) terhadap bakteri pada lidah. Semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi (STIFAR) Riau, etanol 96%
METODE PENELITIAN (sudah didestilasi), media Nutrient
Waktu dan Tempat Penelitian Agar, media Endo Agar, Media
Penelitian ini dilaksanakan pada karbohidrat/Gula (glukosa, maltosa,
bulan April-Juli 2018, bertempat di sukrosa), kit Staphaurex, NaCl
Laboratorium Farmasi Bahan Alam, fisiologis 0,9%, Chlorhexidine
Laboratorium Kesehatan Daerah Riau gluconate mouthwash0,2%, dettol
dan Laboratorium Biofarmasi Sekolah antiseptik .
Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Pengambilan Sampel Pinang
Populasi dan Sampel Bagian sampel yang digunakan
Populasi pada penelitian ini adalah biji pinang (Areca catechu L.)
adalah mahasiswa Program Studi S1 segar yang bewarna kuning orange
Semester VIII Sekolah Tinggi Ilmu yang diambil di Desa Kota Baru
Farmasi (STIFAR) Riau. Sampel Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten
penelitian adalah apusan lidah, Kampar.
dilakukan dengan mengambil langsung Identifikasi Sampel Pinang
apusan lidah pada anggota populasi Identifikasi tanaman pinang
yang digunakan sebagai sampel (Areca catechu L.) dilakukan di
180
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
181
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
selanjutnya diinkubasi selama 24 jam biji pinang (Areca catachu L.) dalam
pada suhu 37°C. menghambat pertumbuhan bakteri yang
Pengujian Aktivitas Antibakteri paling sering muncul pada lidah. Data
Pengujian aktivitas antibakteri yang diperoleh disajikan dalam bentuk
dilakukan dengan menggunakan metode tabel, gambar dan kemudian di analisa
difusi. Suspensi bakteri dipipet dengan uji statistik Two Way ANOVA
sebanyak 0,3 mL dimasukkan ke dalam dan dilanjutkan dengan uji Tukey Post
cawan Petri. Media Nutrient Agar Hoc.
dimasukkan ke dalam cawan Petri
sebanyak 10-15 mL, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
diratakan dan biarkan mengeras. Kertas Skrining Fitokimia
cakram steril ditetesi sebanyak 10 μl Proses ekstraksi sampel
ekstrak etanol biji pinang pada masing- dilakukan secara maserasi. Filtrat yang
masing konsentrasi yang telah diperoleh kemudian diuapkan dengan
diencerkan (10%, 20%, 30%) dikering rotary evaporator sehingga
anginkan, kemudian diletakkan diatas menghasilkan ekstrak kental etanol
media Nutrient Agar. Diinkubasi pada sebanyak 138,45 g dengan randemen
suhu 37°C selama 24 jam. Diameter 13,18%. Sebelum melakukan uji
hambat diukur menggunakan jangka aktivitas antibakteri terlebih dahulu
sorong. dilakukan skrining fitokimia terhadap
Analisa Data sampel segar dan ekstrak etanol biji
Data yang diperoleh dari pinang Senyawa metabolit sekunder
penelitian ini adalah hasil uji yang terdapat pada sampel segar dan
identifikasi bakteri lidah berdasarkan ekstrak etanol biji pinang (Areca
morfologi dan uji biokimianya dan catechu L.) yaitu alkaloid, terpenoid
perbedaan konsentrasi ekstrak etanol dan flavonoid.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Biji Segar dan Ekstrak Etanol Biji
Pinang (Areca catechu L.)
Senyawa
Sampel Hasil Hasil Pengamatan
Metabolit
Alkaloid + Endapan putih
Terpen + Merah
Flavonoid + Merah
Biji Segar
Saponin - Tidak terbentuk busa
Steroid - Tidak berwarna biru
Alkaloid + Endapan putih
Terpen + Merah
Ekstrak Etanol Flavonoid + Merah
Biji Pinang Saponin - Tidak terbentuk busa
Steroid - Tidak berwarna biru
182
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
L1
L3
L2
183
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
30% 10%
20%
20% K- K+
K- K+
30%
10%
184
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
A B
20%
10%
K+ 30%
K-
Keterangan:
A : Bakteri Branhamella catarrhalis
B : Bakteri Staphylococcus epidermidis
C : Bakteri Staphylococcus aureus
Nazri et al (2011) diameter zona hambat 13,30 mm, 16,10
mengklasifikasikan diameter hambat mm dan 18,27 mm termasuk pada
yang beraktivitas kuat 15-20 mm, kategori sedang sampai kuat. Pada
diameter zona hambat yang beraktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan
sedang 10-14 mm dan diameter zona konsentrasi 10%, 20% dan 30%
hambat yang beraktivitas lemah <9 mm. berturut-tururt diperoleh nilai rata-rata
Jika dilihat dari rata-rata diameter zona diameter zona hambat 12,07 mm, 15,10
hambat pada bakteri Branhamella mm dan 16,90 mm termasuk pada
catarrhalis maka dikaitkan dengan kategori sedang sampai kuat.
diameter zona hambatnya pada ekstrak Sedangkan jika dilihat rata-rata
etanol biji pinang (Areca catechu L.) diameter zona hambat pada bakteri
dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% Branhamella catarrhalis,
berturut-turut diperoleh nilai rata-rata Staphylococcus epidermidis dan
diameter zona hambat 8,87 mm, 10,33 Staphylococcus aureus maka dikaitkan
mm dan 11,67 mm termasuk pada dengan diameter zona hambat pada
kategori lemah sampai sedang. Pada kontrol positif berturut-turut 12,47 mm,
bakteri Staphylococcus epidermidis 12,83 mm dan 12,50 mm termasuk pada
dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% kategori sedang.
berturut-turut diperoleh nilai rata-rata
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L.)
Diameter Daerah Hambat (mm)
Bakteri uji Konsentrasi b/v% Rata-rata
1 2 3
K- 6 6 6 6,00
K+ 11,9 12,6 12,9 12,47
10% 8,4 9,8 8,4 8,87
Branhamella catarrhalis
20% 10 11,4 9,6 10,33
Staphylococcus K- 6 6 6 6,00
185
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
Berdasarkan hasil uji Two Way diameter zona hambat. Hasil uji kontrol
ANOVA pengujian aktivitas ekstrak negatif memberikan hasil yang berbeda
etanol biji pinang (Areca catechu L.), secara signifikan p=0,000 (p<0,005)
berdasarkan variabel bakteri uji dan dengan perlakuan kontrol positif, 10%,
konsentrasi diperoleh nilai signifikan 20% dan 30% dalam mempengaruhi
masing-masing sebesar p=0,000 diameter zona hambat. Hasil uji
(p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antara bakteri Branhamella catarrhalis
adanya perbedaan yang signifikan berbeda signifikan p=0,000 (p<0,05)
antara kelompok bakteri uji dan dengan Staphylococcus epidermidis dan
kelompok konsentrasi dalam Staphylococcus aureus terhadap
mempengaruhi diameter zona diameter zona hambat. Respon yang
hambat.Kemudian dilanjutkan dengan berbeda dari tiga bakteri terhadap
uji Tukey Post Hoc untuk mengetahui diameter zona hambat yang diperoleh
kelompok konsentrasi mana dan bisa disebabkan oleh kecepatan difusi
kelompok bakteri mana mana saja yang dari zat yang berbeda-beda, perbedaan
memberikan perbedaan secara respon dari bakteri itu sendiri
signifikan. (Dwijoseputro, 2005). Kemampuan
Berdasarkan uji TukeyPost Hoc ekstrak etanol biji pinang (Areca
perbedaan antara kelompok konsentrasi catechu L.) dalam menghambat
dilihat berdasarkan zona hambat. Hasil pertumbuhan bakteri pada lidah
uji kontrol positif berbeda secara membuktikan bahwa kandungan
signifikan p=0,000 (p<0,005) dengan senyawa pada biji pinang yang
kontrol negatif, tetapi tidak berbeda diperoleh dari uji identifikasi berupa
secara signifikan (p>0,005) dengan alkaloid, flavonoid dan terpenoid
konsentrasi 10% (p=0,477), 20% berpotensi sebagai antibakteri. Alkaloid
(p=0,886) dan 30% (p=0,086) terhadap memiliki kemampuan sebagai
186
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019
187
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL. 1 NO. 3, 2019