Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mulut merupakan pintu gerbang prtama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan

minuman akan di proses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi, lidah, saliva, dan

otot. Pemeliharan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan

kesehatan. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang

kesehatan seseorang.

Salah satu penyakit yang sudah tidak asing lagi adalah stomatitis. Stomatitis dapat di

sebabkan oleh rangsangan mekanik, termal, kimia, dan fisik. Selain itu juga disebabkan

karena malnutrisi, diabetes, dan sistem hemopoietik. Faktor- faktor lainnya yang

meyebabkan stomatitis adalah protesa yang tidak tepat, benda asing, makan atau minum

yang panas, pengaruh alkali dan juga asam. Salah satu jenis stomatitis yaitu angular

cheilitis. Angular cheilitis merupakan lesi yang ditandai dengan keretakan atau fisur

pada sudut mulut. angular cheilitis disebut juga cheilitis, angular stomatitis atau perleche

dimana penderitanya mencapai jutaan diseluruh dunia. angular cheilitis juga ditandai

dengan ulser yang merah dan sudut bibir pecah- pecah. Meskipun tidak membahayakan

kehidupan atau benar- benar menular, ulser pada sudut bibir ini sangat mengganggu

estetik dan membuat penderita malu dan memberikan dampak sosial.

Angular cheilities merupakan peradangan yang terjadi baik pada salah satu sudut

mulut ataupun keduanya. Awalnya, ujung mulut berwarna putih keabu abuan dan

mengalami ketebalan serta kemerahan (redness). Selanjutnya, penampilan biasanya

berbentuk segitiga dengan permukaan kasar, mengalami eritema, bengkak dan maserasi
pada ujung mulut. Lesi memberikan gejala dan tanda khusus seperti radang, sakit,

kemerahan atau rasa terbakar pada tahap selanjutnya. Angular cheilitis biasanya

mewakili infeksi oportunistik dari jamur atau bakteri dengan faktor predisposisi multipel

lokal dan sistemik yang terlibat dalam inisiasi lesi. Beberapa faktor diantaranya yaitu,

defisiensi nutrisi, overclosure dari mulut, mulut kering, kebiasaan menjilat lidah, ileran,

dan konsumsi imunosupresan. Perawatan dari angular cheilitis didasarkan dari

penyebab, namun seringnya digunakan obat antifungal. Angular cheilitis biasanya

bersifat kronis, terutama pada usia tua, dan yang disebabkan oleh infeksi atau trauma

mekanis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Angular Cheilitis


2.4.1 Definisi
Angular Cheilitis merupakan peradangan yang terjadi pada kedua sudut

mulut. Angular cheilitis ditandai dengan lesi berupa fisur yang meluas pada sudut

mulut ke kulit yang disebut sebagai daerah mukokutan.1 Mucocutaneous junction

merupakan daerah peralihan antara kulit dan mukosa mulut, epitel di daerah ini lebih

tipis dibanding dengan epitel kulit sehingga menyebabkan area ini rentan terhadap

infeksi. Angular cheilitis yang memiliki nama lain angular cheilosis, commissural

cheilitis, angular stomatitis, atau perleche, merupakan suatu lesi mulut yang ditandai

dengan adanya fissure, kemerahan atau deskuamasi pada sudut mulut disertai rasa

sakit, kering, rasa terbakar, dan terkadang disertai rasa gatal.

Angular cheilitis termasuk lesi rongga mulut yang kompleks, berbagai

macam faktor dapat menyebabkan angular cheilitis, Beberapa faktor seperti infeksi,

mekanik, atau nutrisi dapat menjadi salah satu faktor penyebab, namun dapat juga

terjadi karena kombinasi ketiganya.

2.4.2 Epidemiologi

Angular cheilitis merupakan kondisi umum, terhitung antara 0,7-3,8% lesi

mukosa oral pada orang dewasa dan antara 0,2-15,1% pada anak anak, walaupun

kebanyakan lesi ini muncul pada orang dewasa usia 30-60 tahun. Lesi ini memiliki

prevalensi di seluruh dunia, dan baik terjadi pada laki laki maupun perempuan. 2
2.4.3 Etiologi
Angular cheillitis disebabkan agen infeksi seperti Candida, Staphylococcus

dan Streptococcus. Faktor lain yang dapat menjadi pemicu terjadinya angular cheiltis

yaitu penurunan vertikal dimensi, defisiensi nutrisi, kebiasaan buruk, kebersihan

rongga mulut yang buruk dan defisiensi sistem imun. Kandida merupakan agen

infeksi terjadinya angular cheilitis pada penderita seperti diabetes, down syndrome,

Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Penurunan vertikal dimensi menyebabkan bibir atas akan menurun serta

ditahan oleh bibir bagian bawah di sudut mulut sehingga menciptakan lipatan dan

kerutan. Terkumpulnya saliva pada sudut mulut mengakibatkan kelembapan dan

memudahkan terjadinya infeksi dari mikroorganisme.

Defisiensi nutrisi menyebabkan keutuhan epitel berkurang. Defisiensi

vitamin B seperti niacin, piridoksin, dan riboflavin menyebabkan angular cheilitis.

Niacin dan piridoksin merupakan prekursor dari koenzim nikotinamide adenine

dinukleotide (NAD) dan nikotinamide adenine dinukleotide phosphate (NADP),

sedangkan zat besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin. Hemoglobin

berperan penting dalam transport oksigen ke sel. Oleh sebab itu, defisiensi zat besi

akan mengakibatkan kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah menurun sehingga

regenerasi sel-sel epitel pada jaringan terganggu. 9

2.4.4 Patogenesis

Proses terjadinya angular chelitis pada awalnya, jaringan mukokutan di

sudut-sudut mulut menjadi merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya fisura-fisura

eritematosa menjadi dalam dan melebar beberapa cm dari sudut mulut ke kulit
sekitar bibir dan pipi dalam bentuk abrasi linear. Infeksi keadaan kronis ditandai

dengan adanya nanah dan jaringan granulasi.

2.4.5 Histopatologi

Angular cheilitis menunjukkan hyperkeratosis, perubahan basophilic dan

teleangiectasias

2.4.6 Gambaran Klinis


Berdasarkan temuan klinis, terdapat fisura eritema, crusting, atau bahkan

ulserasi pada salah satu atau kedua sudut mulut, sehingga dapat ditetapkan sebagai

angular cheilitis.

Gambar 1. Angular Cheilitis


(Sumber : Journal of Humanitarian Affairs Network, 2012)

2.4.7 Gejala Klinis


Lesi terjadi bilateral yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut

pada mukosa pipi dan ke lateral pada kulit sirkum oral 1-10 mm (dasar lesi lembab,

adanya fissur yang tajam, vertikal dari tepi vermillion bibir dan area kulit yang

berdekatan. Secara klinis, epitel pada komisura terlihat mengerut dan sedikit luka

Pada waktu mengerut, menjadi lebih jelas terlihat, membentuk satu atau beberapa

fissur yangdalam, berulserasi tetapi cenderung tidak berdarah.


2.4.8 Pemeriksaan penunjang
Swap dari sudut mulut dan hidung sangat membantu dalam menentukan

organisme yang menyerang. Selain itu, sampel gigi palsu berguna untuk penilaian

mikroba. 6 Jika terapi primer tidak efektif, pasien harus menjalani pemeriksaan

menyeluruh untuk anemia dan defisiensi nutrisi dengan hitung darah lengkap (CBC),

studi zat besi serta pengukuran vitamin B2, B6, B12, dan folat [6] [5].

2.4.9 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. Tidak ada

pemeriksaan penunjang spesifik pada angular cheilitis, namun untuk mengetahui

jenis mikroba yang menginfeksi terjadinya angular cheilitis dapat dilakukan

pemeriksaan mikrobiologi yaitu swab pada daerah lesi.3 Begitu juga untuk

mengetahui penyebab yang berkaitan dengan nutrisi, maka dilakukan pemeriksaan

penunjang untuk mengetahui status nutrisi dengan pemeriksaan laboratorium, atau

dapat dilakukan pemeriksaan sederhana dengan metode antropometri.4

2.4.10 Diagnosis Banding


Angular cheilitis dapat didiagnosa banding dengan herpes labialis.

2.4.11 Perawatan
Perawatan yang dilakukan pada penderita angular cheilitis yaitu eliminasi

faktoretiologi utama dan faktor predisposisi, serta mencegah terjadinya infeksi

sekunder. Penyebab utama dari angular cheilitis yaitu bakteri dan jamur. Perawatan

dapat dilakukan dengan memberikan antijamur maupun antibakteri. Namun,

kebanyakan infeksi yang mengakibatkan angular cheilitis sulit dibedakan karena

merupakan infeksi kombinasi. Perawatan dapat dilanjutkan dengan menyingkirkan


faktor predisposisi diantaranya memperbaiki vertikal dimensi, mengoreksi kelainan

penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan anemia, serta memelihara kebersihan

rongga mulut.

Infeksi sekunder merupakan infeksi yang timbul selama atau setelah

perawatan penyakit. Contohnya kebersihan rongga mulut yang buruk dan kebiasaan

menjilat sudut mulut maka dapat memengaruhi prognosis perawatan.8

Prosedur rujukan

2.4.12 Prognosis
Angular chelitis dapat hilang saat penyakit tersebut diobati. Dapat dilakukan

dengan serangkaian suplemen zat besi oral atau vitamin B. Tes patch

direkomendasikan dalam kasus yang resisten terhadap pengobatan dan di mana

dermatitis kontak alergi dicurigai. 5


DAFTAR PUSTAKA

1. Lubis S. Hubungan status gizi dengan keilitis angularis pada anak umur 6-12 tahun
di enam panti asuhan di Kota Madya Medan. Dentika J Dent; 2006; 11:117;180-1
2. Shahzad M, Faraz R, Sattar A. ANGULAR CHEILITIS: CASE REPORTS
AND LITERATURE REVIEW. Pakistan Oral & Dental Journal. 2014 Dec
1;34(4). Warnakulasuriya KAAS, Samayaranke LP. Peiris JSM: Angular cheilitis in
a group of srilanka adults: a clinical and microbiologic study. J Oral Pathol Med
1991; 20: 172-5.
3. Kavcic MK, Skaleric U. Prevalence of oral mucosal lessions in a population in
Ljubljana, Slovenia. J Oral Pathol 2000: 331-5.
4. Warnakulasuriya KA, Samaranayake LP, Peiris JS. Angular cheilitis in a group of
Sri Lankan adults: a clinical and microbiologic study. J Oral Pathol Med.
1991;20(4):172–175

5. Devani A, Barankin B. Answer: Can you identify this condition? Can


Fam Physician. 2007;53(6):1022-1023.
6. Rose JA. Folic-acid deficiency as a cause of angular cheilosis. Lancet.
1971;2(7722):453–454.
7. Tatham PH, Pettit SJ. Transforming humanitarian logistics: the journey to
supply network management. International Journal of Physical Distribution &
Logistics Management. 2010 Sep 7;40(8/9):609-22.
8. Scully C. Handbook of oral disease: diagnosis and management. Martin Dunitz Ltd.;
1999.
9. Sitorus SM. Profil Penderita Angular Cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut
FKG USU Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai