Anda di halaman 1dari 10

Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

ANGULAR CHEILITIS DAN UPAYA PENANGANANNYA

AISYAH TSABITA
190600120
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan, 20155
E-Mail : aisyahtsabita1912@gmail.com

ABSTRACT

A whole people neglect to maintain their oral cleanliness and health oftenly. This behavior can

cause disease in the oral, one of which is angular cheilitis. Angular cheilitis is a common

condition characterized by erythema, ,ulceration, and crusting at the corners of the mouth. This

article aims to provide an explanation of angular cheilitis and efforts to maintain oral health.

key word: Angular cheilitis, lip deseases

ABSTRAK

Beberapa orang sering lalai dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka. Perilaku . seperti

itu dapat menimbulkan gejala klinis, seperti angular cheilitis. angular cheilitis adalah kondisi

dengan karakteristik dengan eritema, ulserasi, and keretakan di sudut mulut. Artikel ini bertujuan

1
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

memberi penjelasan seputar angular cheilitis dan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut.

Kata kunci: Angular cheilitis, penyakit mulut

PENDAHULUAN

Mulut bukan sekedar pintu masuk makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan

sebagian orang tidak menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan

seseorang. Masyarakat akan sadar pentingnya kesehatan gigi dan mulut ketika terjadi masalah

atau ketika terkena penyakit. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam

menunjang kesehatan seseorang.

Angular cheilitis atau yang biasa disebut cheilitis adalah inflamasi yang ditandai dengan

terbentuknya fissure atau ulser disertai penebalan keratin di sekelilingnya berwarna putih

keabuan dan daerah eritem pada sudut bibiri. Banyak faktor yang dapat memicu angular cheilitis

terjadi. Angular cheilitis dapat disembuhkan melalui beberapa penanganan.

Namun, alangkah baiknya bila kita melakukan pencegahan sedini mungkin dengan menjaga

kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut untuk memperkecil risiko terjadinya angular cheilitis.

DEFINISI

Angular cheilitis atau cheilitis adalah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut yang

sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke kulit.

2
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

Angular cheilitis memiliki beberapa karakteristik antara lain: kemerahan yang menyebar,

bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis dan

disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan nyeri.

Gejala awal angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat

tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya, hal ini tidak berbahaya,

tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh

gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Retakan sudut mulut dan beberapa pendarahan

saat mulut dibuka menandai tingkat keparahan inflamasi.

Angular cheilitis menjadi masalah yang serius karena perkembangannya yang

cepat, karena itu tidak boleh ada keterlambatan dalam pengobatan jika gejala angular

cheilitis telah terjadi dan sangat jelas. Hal ini tidak terbatas pada kelompok usia

tertentu, dimana kondisi ini telah mempengaruhi anak- anak dan orangtua. Baik anak-

anak maupun remaja dapat terkena angular cheilitis tanpa melihat jenis kelamin. Usia

yang paling sering ialah decade 4,5, dan 6.

Kasus unilateral pada angular cheilitis sering terjadi dikarenakan trauma

perawatan dental dan trauma pada sudut bibir, sedangkan kasus bilateral terjadi jika

penderita dengan penyakit sistemik seperti anemia, diabetes mellitus, dan infeksi

monomial yang kronis. Lama penyakit bisa bervariasi dari beberapa hari hingga

beberapa tahun, tergantung etiologinyaii

3
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

A. Kekurangan vitamin B12

Vitamin B12 terdapat dalam sayuran, daging, susu, dan ikan. Berfungsi sebagai

pembentukan dua koenzim, flavin adenine dinukleotida dan flavin mononukleotida,

terlibat dalam metabolisme oksidatif. Tubuh memerlukan vitamin B12 sebesar 0,6

mg/1000 kkal perhari.ii

B. Defisiensi zat besi

Defisiensi zat besi dapat menyebabkan angular cheilitis yang mengganggu

perkembangan mental dan motorik anak dan juga menyebabkan anemia. Sebesar 15%

penderita angular cheilitis berasal dari pasien yang kekurangan zat besi

C. Kandidiasis

Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida, terutama

Candida albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut,

subakut dan kronis ke episodik. Kelainan dapat terjadi di mulut, tenggorokan, kulit,

dll. Pada awalnya, terlihat seperti bercak terbentuk pada permukaan lembab dimulut

dan bisa menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan menelan

dan mengubah indera perasa.

D. Trauma

Ada banyak penyebab trauma pada rongga mulut, seperti mekanik, kimia, dan

termal. Trauma mekanis bisa disebabkan oleh:

1. Trauma cups yang tajam

2. Peralatan ortodonti

3. Menggigit bibir atau pipi

4
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

E. Gigi Tiruan

gigi tiruan yang tidak terpasang dengan baik dapat menyebabkan penutupan mulut

yang kurang tepat dan menyebabkan saliva memenuhi sudut mulut dan terjadi

infeksi. Bagian- bagian yang tajam dan celah yang dihasilkan oleh

gigi tiruan yang tidak pas dapat menyebabkan angular cheilitis. Selain itu, gigi tiruan

yang tidak pas dapat menyebabkan saliva menumpuk pada sudut mulut dan infeksi.

F. Manifestasi dari penyakit sistemik

Angular cheilitis dapat disebabkan oleh perwujudan beberapa penyakit sistemik,

seperti gangguan hematological pasien yang menderita anemia. Kekurangan zat besi

memiliki kecenderungan untuk beberapa penyakit mukosa oral. yaitu meliputi:

a) Ulserasi apthous

b) Angular cheilitis: nyeri dan retak pada sudut mulut disebabkan oleh

jamur kandida albicans dan/ oleh bakteri staphylococcus aureus

c) Atrofi mukosa : mukosa nampak memerah dan halus

Hal ini penting untuk memikirkan defisinesi zat besi, anemia pada

pasien dengan ulserasi apthous dan angular cheilitis. Jika kekurangan zat

besi anemia tidak terdeteksi maka penyebab lain harus diselidiki.

5
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

GAMBARAN KLINIS

Gambar 1. Angular cheilitis

Seperti yang terlihat pada gambar.1, kondisi sudut mulut berbentuk seperti fisur- fisur, kulit yang

nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis. Bila kondisi semakin parah sudut bibir yang

mengalami angular cheilitis akan mudah berdarah bila melakukan gerakan mulut seperti tertawa

dan berbicara.

UPAYA PENANGANAN

Tatalaksana pada angular cheilitis bergantung pada etiologinya yaitu, diberikan topikal kompres

Chlorhexidine 0,2% serta aplikasi topikal Vaseline album pada lesi di kedua sudut bibir.

Chlorhexidine adalah suatu antiseptik yang termasuk golongan bisbiguanide yang umumnya

digunakan dalam bentuk glukonatnya. Chlorhexidine digunakan sebagai surgical scrub, mouth

wash, neonatal bath, dan antiseptik kulit. Chlorhexidine menyerang bakteri Gram postif dan

negatif, bakteri ragi, jamur, protozoa, alga dan virus. Pemberian Chlorhexidine berfungsi untuk

mempercepat penyembuhan. Pemberian Vaseline album atau petroleum jelly, adalah sebagai

6
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

agen pelembab topikal yang membantu menjaga bibir tetap lembab, melindungi area dari iritan

dan mengurangi trauma pada daerah tersebuti.

Beberapa cara untuk dapat mencegah angular cheilitis adalah dengan menjaga kebersihan dan

kesehatan rongga mulut, menghindari stres serta mengkonsumsi nutrisi yang sehat seimbang,

terutama yang mengandung vitamin B12, asam folat dan zat besi, serta cukup hidrasi . Menjaga

kebersihan rongga mulut dapat juga dilakukan dengan berkumur-kumur menggunakan air garam

hangat atau obat kumur. Kontrol ke dokter gigi secara berkala setiap enam bulan sekali atau

diperlukan apabila terdapat keluhan kembali atau untuk mencegah kekambuhan. Pengobatan

farmakologi biasanya bertujuan untuk mengurangi gejala yang dihadapi agar pasien dapat

mendapatkan kualitas hidup yang baik.

PENTINGNYA PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Kesehatan gigi dan mulut seringkali menjadi prioritas yang kesekian bagi sebagian orang.

Padahal, seperti kita ketahui, gigi dan mulut merupakan ‘pintu gerbang’ bagi kuman dan bakteri

sehingga dapat menggangu kesehatan organ tubuh lainnyaiii.

Undang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa tujuan pembangunan

kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan

yang terpadu dan menyuluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat. Timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah

karena mengabaikan dan menyepelekan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh

7
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

kurangnya motivasi akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Peningkatan

kesehatan dalam kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan memberikan motivasi.

Motivasi dilakukan untuk menunjang tercapainya hidup sehat. Motivasi kesehatan merupakan

dorongan yang dilakukan dengan menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehataniv. Beberapa cara untuk memelihara kesehatan gigi dan mulu

adalah sebagai berikut

1. Menyikat gigi secara baik, benar, dan teratur

Tujuan dari menyikat gigi adalah untuk menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya

pembentukan plak, membersihkan sisa-sisa makanan, debris, atau stein, dan melapisi

permukaan gigi dengan flour. Waktu menyikat gigi yang baik adalah dua kali sehari yaitu

sesudah sarapan dan sebelum tidur.v

2. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang

Salah satu faktor penyebab angular cheilitis adalah defisiensi vitamin B12. Vitamin B12

terdapat dalam sayuran, daging, susu, dan ikan. Pemilihan makanan ini dapat berdampak

pada kesehatan gigi dan mulut.

3. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali

Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi untuk membersihkan gigi secara

menyeluruh dan apabila dibutuhkan tindakan lanjutan bila diketahui terdapat gigi yang

bermasalah dapat segera ditindaklanjuti.

8
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

PEMBAHASAN

Angular cheilitis merupakan inflamasi yang terjadi di sudut mulut. Beberapa faktor yang

menyebabkan angular cheilits antara lain: kekurangan vitamin B12, defisiensi zat besi,

kandidiasis, trauma, gigi tiruan dan manifestasi dari penyakit sistemik. Perkembangan angular

cheilitis tergolong cepat, bila tidak segera ditangani sudut bibir yang mengalami angular cheilitis

akan mudah berdarah apabila terjadi pergerakan mulut seperti berbicara atau tertawa.

Beberapa penanganan dapat dilakukan untuk menyembuhkan pasien angular cheilitis.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

i
1. Bachrudin FSM, Rezeki AP, Hidayat W, Andisetyanto P, Zaenab Y, Wahyuni IS.

Tatalaksana Lesi Oral Pada Anak Laki-laki Usia 9 Tahun. Dalam: Gotra Sawala.

Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung

2016: 235.

ii
2. Ilery c, Mintjelungan CN, Soewantoro J. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian

Angular Cheilitis Pada Anak-anak di Lokasi Pembuangan Akhir Sumompo Kota

Manado.e-GIGI 2013; , 1(1): 7

9
Tsabita: Angular Cheilitis dan upaya penanganannya

iii
3. Kementrian kesehatan. Situasi Kesehatan

http://www.depkes.go.id/article/view/15021800002/situasi-kesehatan-gigi-dan-

mulut.html. (19 oktober 2019)

iv
4. Simaresmare RT, Simaremare AB. Motivasi Anak dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Terhadap Status Kesehatan Gigi pada Siswa/I Kelas III A SD Swasta Cerdas Bangsa Jl.

Titi Kuning Namorambe Ling.VI Sidorejo Deli Tua Tahun 2014. PANNMED 2014;

9(2):162.

v
5. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat : Pencegahan dan Pemeliharaan.

Ed. Revisi. Medan: USU Press, 2017: 86.

10

Anda mungkin juga menyukai