OLEH:
NIM : J014211060
Drg. Fathul
NSIP
Praktek: RSGMP UH
Telp 081341736723
Makassar, 30/09/2021
------------------------hH
Alamat: Tamalanrea
A. Definisi
Angular cheilitis yang memiliki nama lain angular cheilosis, commissural
cheilitis, angular stomatitis, atau perleche, merupakan suatu lesi mulut yang
ditandai dengan adanya fisura, kemerahan atau deskuamasi pada sudut mulut
disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang disertai rasa gatal. Angular
cheilitis bisa mengenai semua usia, tidak terbatas pada kelompok usia tertentu,
anakanak maupun remaja dapat terkena angular cheilitis tanpa melihat jenis
kelamin1.
Angular cheilitis disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti defisiensi
nutrisi, trauma mekanik, infeksi, dan alergi. Insidensi angular cheilitis meningkat
pada anak-anak, terutama pada anak yang mengalami defisiensi nutrisi, yaitu
defisiensi riboflavin, defisiensi zat besi, asam folat, zinc, pyridoxine, biotin dan
defisiensi protein. Angular cheilitis merupakan kondisi umum, terhitung antara
0,7-3,8% lesi mukosa oral pada orang dewasa dan antara 0,2-15,1% pada anak-
anak, walaupun kebanyakan lesi ini muncul pada orang dewasa usia 30-60 tahun.
Lesi ini memiliki prevalensi di seluruh dunia, baik pada laki-laki maupun
perempuan Insidensi angular cheilitis juga meningkat tiga kali lipat pada orang
lanjut usia yang menggunakan gigi tiruan dan meningkat dua kali lipat pada laki-
laki2,3.
B. Etiologi
Penyebab Angular Cheilitis adalah multifaktorial yang diantaranya dapat
berupa Etiologi lokal hingga yang sistemik. Etiologi lokal yang terlibat dalam
perkembangan Angulah Cheilitis dapat diklasifikasikan mulai dari faktor anatomi,
factor mekanik, kategori alergi, kimia, dan infeksi. Faktor lokal ini dapat
bertindak sendiri atau bergabung satu sama lain dalam mengembangkan lesi.
Penyebab sistemik meliputi defisiensi nutrisi, penyakit sistemik, dan efek samping
terkait obat4:
1. Faktor Lokal
a. Faktor Anatomi dan Mekanik
Yang paling sering dilaporkan factor lokal lokal yang termasuk
dalam kategori factor anatomi adalah berkurang atau hilangnya
dimensi vertikal rahang yang akan mengarah untuk menutup
mulut. Ini bisa jadi karena edentulousness dan migrasi gigi., serta
penurunan berat badan pada beberapa pasien dapat menyebabkan
hilangnya jaringan elastis wajah dan mengurangi dimensi vertikal
dari struktur wajah. Pengurangan vertical dimensi wajah
menyebabkan stasisnya saliva pada komisura mulut dan akhirnya
maserasi kulit dan mukosa. Malnutrisi, pernapasan mulut, dan
merokok memiliki juga telah terlibat. Stasisnya air liur dapat
menyebabkan Angular Cheilitis ini terjadi. Trauma pada daerah
mulut dalam bentuk peralatan ortodontik yang tidak pas, kebiasaan
menjilati atau memetik bibir, luka bakar termal, pemakaian gigi
palsu, perawatan dengan dental floss, dan penyebab iatrogenik
semuanya dapat mengiritasi komisura dan menyebabkan
peradangan yang merupakan faktro mekanik
b. Faktor Mikroba
Statisnya saliva, atau kurangnya aliran saliva yang membasahi
daerah commissure dapat membuat beberapa mikroba penyebab
Angular Cheilitis ini bermanifestasi diantaranya Candida albicans
dan Straphylococcus aureus.
2. Faktor Sistemik
a. Defisiensi Nutrisi
Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan terjadinya Angular Cheilitis,
beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang jumlahnya kurang
seperti zat besi dan juga vitamin B kompleks menjadi factor
penyebab
b. Penyakit Sistemik
Salah satu penyakit sistemik yang dapat menyebabkan terjadinya
Angular Cheilitis ini adalah diabetes melitus, penyakit diabetes
melitus ini memiliki manifestasi oral salah satunya berupa
xerostomia atau mulut kering, dan hal ini lah yang dapat membuat
mikroba pemicu dari Angular Cheilitis ini bermanifestasi.
c. Penggunaan Obat
Penggunaan obat-obat tertentu memiliki keterterlibatan dalam
etiopatogenesis Angular Cheilitis. Diantaranya penggunaan,
paroxetine, inhibitor reuptake serotonin selektif, yang diresepkan
untuk gangguan kecemasan dan depresi, telah sering terlibat dalam
pengembangan Angular Cheilitis.
C. Gambaran Klinis
Gambaran Klinis ditandai dengan adanya fisura dan eritema pada sudut-
sudut mulut, yang memanjang dan mungkin meluas ke mukosa bukal. Angular
Cheilitis memiliki nama lain, perleche, angular cheilosis dan angular stomatitis.
Gejala awal berupa gatal di sudut mulut dan terlihat sudut mulut meradang dan
bintik merah. Ciri klasik lesi ini adalah tidak meluas di luar batas mukokutan.
Rasa panas seperti terbakar dan rasa kering dapat terjadi. Remisi dan eksaserbasi
juga sering terjadi. Pada awalnya, itu tidak berbahaya, tapi itu akan terasa sakit di
sudut mulut dan mudah berdarah yang disebabkan oleh pergerakan mulut seperti
tertawa atau berbicara. Peradangan keparahan ditandai dengan retakan di sudut
mulut dan beberapa pendarahan saat mulut pasien terbuka, pada Angular Cheilitis
yang berhubungan dengan kekurangan nutrisi dapat dilihat dari menipisnya papila
lidah (lidah depapilated) karena zat besi kekurangan. Lidah berwarna merah dan
mengkilat (depapillated) lidah merah mengkilap) pada pasien,5,6
D. Diagnosis Banding
1. Recurrent Herpes Labialis7
Perbedaan antara Reccurent Herpes Labialis dengan Angular Cheilitis
terdapat pada table berikut
2. Exfoliative Cheilitis8
Exfoliative Cheilitis adalah keadaan inflamasi kronis superfisial yang
ditandai dengan adanya pengelupasan permukaan keratin bibir sedangkan
area yang lain terjadi pembentukan lapisan keratin, sehingga memberi
kesan pengelupasan bibir secara kontiyu
E. Penatalaksanaan
Perawatan Angular Cheilitis akan dimulai dengan identifikasi penyebab.
Apakah dikarenakan Infeksi, non-infeksi, alergi, atau kombinasi dari tersebut,.
Jika penyebabnya diduga adalah infektif biasanya akan diberikan antijamur,
antiseptik, atau kombinasi keduanya. ketika lesi tidak merespons ini obat tersebut,
faktor etiologi lainnya harus dipertimbangkan. Tidak pas gigi palsu dan peralatan
gigi lainnya harus direkonstruksi untuk mengembalikan fungsi dan kontur wajah.
Pada pasien yang lebih tua dengan gigi palsu, perawatan suportif termasuk
manajemen gigi palsu dapat diperlukan. Peningkatan kecocokan gigi tiruan atau
fabrikasi yang lebih baru yang untuk meningkatkan ketinggian wajah vertikal
mungkin diperlukan. Topical aplikasi petrolatum jelly, emolien, atau lip balm
efektif sebagai penghalang untuk mengurangi maserasi komisura dan
menginduksi penyembuhan3.
DAFTAR PUSTAKA