Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ORAL MEDICINE

ANGULAR CHEILITIS

Disusun Oleh :
Siti Nur Aini Ayu Ningjanah
NIM : J3A018017

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH ORAL MEDICINE


ANGULAR CHEILITIS

Disusun Oleh :
Siti Nur Aini Ayu Ningjanah
NIM : J3A018017

Semarang, 31 Mei 2021

Disetujui Oleh
Preceptor

drg. Ratna Sulistyorini M, Si.Med


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Candidiasis adalah suatu infeksi yang disebabkan infeksi fungal dimana Angular
cheilitis merupakan salah satu bentuk Candidiasis oral. Faktor utama penyebab
Angular cheilitis adalah mikroorganisme yang disebabkan agen infeksi fungal dan
bakterial. Angular cheilitis dapat juga terjadi pada pasien yang mempunyai kebiasaan
menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan kulit yang kendur pada komisura
mulut. Selain 2 itu, angular cheilitis dapat terjadi karena oklusi yang salah serta
biasanya dihubungkan dengan kandidiasis atrofik kronis karena pemakaian gigi
tiruan.

IDENTITTAS PASIEN
1. Nama : Nn. HHZ
2. Umur : 23 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Suku / Ras : Jawa
5. Alamat : Semarang
6. Diagnosa Medis : Angular Cheilitis

B. DESKRIPSI KASUS
1. Pemeriksaan subjektif
a. Keluhan
Pasien datang dengan keluhan terdapat kemerahan pada sudut bibir kanan
sejak 1 bulan lalu. kemerahan tersebut menimbulkan rasa sakit dan gatal sehingga
pasien kesulitan saat membuka mulut dan berbicara karena akan terasa semakin
sakit, pasien belum pernah mencoba menghilangkan kemerahan tersebut dengan
tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu. Pasien belum pernah memeriksakan hal
ini ke dokter gigi
b. Riwayat medis
Pasien pernah dilakukan vaksin hepatitis saat dewasa, pasien memiliki alergi
terhadap udang yang akan terasa gatal dan diberi obat CTM, namun pasien tida
memiliki alergi terhadap cuaca, maupun obat-obatan. Pasien tidak pernah dirawat
di rumah sakit dalam 1 tahun terakhir. Ketika pasien kelas 2 SMA pernah
melakukan operasi usus buntu. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan dan
tidak dalam perawatan dokter.
c. Riwayat gigi terdahulu
Pasien terakhir kali ke dokter gigi 6 bulan yang lalu untuk dilakukan
perawatan pembersihan karang gigi, tidak ada keluhan setelah perawatan tersebut.
Pasien menyikat gigi 2 kali sehari saat mandi pagi dan malam sebelum tidur,
pasien tidak menggunakan obat kumur dan terkadang menggunakan benang gigi.
Pasien memiliki kebiasaan buruk mengunyah pipi ketika merasa cemas atau
tertekan, mengerot pada malam hari yang telah diberi perawatan menggunakan
night guard namun jarang digunakan. Pasien juga memiliki kebiasaan buruk
menjilat sudut bibir ketika sedang merasa cemas atau berkonsentrasi, pasien
mengeluarkan air liur ketika sedang tidur malam terutama saat merasa terlalu
lelah.
d. Riwayat keluarga
Orang tua dan saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik. Pasien anak ke-dua dari empat bersaudara, ayah pasien memiliki gigi
berjejal, ibu pasien memiliki keadaan gigi rapi.
e. Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang mahasiswa belum menikah yang melakukan
pembelajaran daring dan sering merasa stress dalam pembelajaran, juga masa
pandemic ini membuat pasien tertekan karena hanya melakukan kegiatan di dalam
rumah. Pasien suka menonton film untuk mengurangi rasa stress. Pasien makan
buah dan sayur seminggu sekali, tidak suka minum susu, olahraga seminggu
sekali, dan tidak suka minum beralkohol. Pasien tidak pernah pergi ke luar kota
maupun ke luar negri.
2. Pemeriksaan objektif
Terdapat lesi berupa fisura pada komisura bibir dextra, panjang 1 cm berbentuk
segitiga, berwarna kemerahan, jumlah 1, batas jelas dan tegas dengan tepi irregular,
terasa sakit dan gatal.
3. Assesment
Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif, didapatkan bahwa:
Diagnosis : Angular cheilitis
Diagnosis diferensial : Herpes labalis, Eritema multiforme

4. Planning
a. Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa kemerahan pada sudut bibir
merupakan Angular cheilitis dan keadaan ini dikarenakan adanya jamur ataupun
bakteri yang berkoloni pada area tersebut..
b. Menjelaskan kepada pasien perlu diberikan perawatan berupa pengolesan salep
nystatin 4x sehari pada area yang sakit setelah menyikat gigi.
c. Menginformasikan kepada pasien bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh
kebiasaan buruk yang dilakukan pasien yaitu menjilat sudut bibir sebelah kanan
dan berliur ketika tidur.
d. Mengedukasi pasien untuk tidak perlu khawatir dan selalu menjaga kebersihan
serta kesehatan rongga mulut dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari
setelah sarapan dan sebelum tidur malam, serta menghilangkan kebiasaan buruk
yang dilakukan dengan terus memberikan motivasi pada pasien.
e. Kontrol rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Angular Cheilitis


Angular cheilitis atau disebut juga perleche atau angular cheilosis merupakan
suatu lesi yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, pecah-pecah pada sudut mulut,
berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering
pada sudut. Lesi ini dapat melebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas
hingga mukosa pipi. Angular cheilitis biasanya terjadi pada sudut bibir mulut, yang
sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke kulit.
Angular cheilitis ini dikarakteristik oleh kemerahan yang menyebar, bentuknya seperti
fisur-fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis dan disertai
dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan nyeri .
B. Etiologi Angular Cheilitis

Etiologi angular cheilitis adalah multifaktorial seperti agen infeksi, faktor


mekanis dan defisiensi nutrisi dimana angular cheilitis dapat terjadi akibat satu faktor
ataupun kombinasi beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain pemakaian gigitiruan
atau pemakaian gigi tiruan yang tidak tepat dengan penurunan dimensi vertikal
oklusi, keadaan defisiensi seperti hipovitaminosis (terutama vitamin B), malabsorpsi
dan kekurangan zat besi, serta kelainan dimana terdapat perubahan pada anatomis
bibir seperti, Orofacial granulomatosis, Crohn’s disease dan Down Syndrome.

Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan penurunan


DNA sehingga mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Hal
ini dapat menghambat dalam proses penyembuhan luka. Terhambatnya proses
penyembuhan luka menunjukkan terjadinya penurunan kualitas mukosa oral yang
mengakibatkan mikroorganisme bakteri dan jamur mudah melekat pada mukosa dan
menurunkan sintesis protein yang menghambat metabolism sel. Perlekatan jamur
khususnya Candida albican ini dapat menjadi faktor penyebab angular cheilitis.

Candida albican merupakan agen infeksi yang paling sering diisolasi dan secara
normal terdapat dalam saliva, namun kandida albikans dapat menjadi faktor
penyebab angular cheilitis apabila jumlah koloni bertambah terutama pada pasien
yang memakai gigi tiruan atau pada pasien diabetes. Pada beberapa kasus angular
cheilitis yang melibatkan pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol terlihat
adanya hubungan antara angular cheilitis dan diabetes mellitus. Xerostomia
merupakan salah satu manifestasi dari diabetes mellitus di rongga mulut. Xerostomia
atau mulut kering adalah kondisi yang diakibatkan oleh kurangnya sekresi saliva
dimana menyebabkan efek self cleansing di dalam rongga mulut terganggu sehingga
jumlah flora normal di dalam rongga mulut tidak seimbang. Angular cheilitis dapat
terjadi karena ketidakseimbangan flora normal dalam mulut yang dapat
menyebabkan mikroorganisme berkembang biak dengan lebih cepat sehingga terjadi
pertambahan jumlah koloni Candida albican dan stafilokokus aureus.

C. Patofisiologi Angular Cheilitis

Kebiasaan buruk yang dilakukan pasien menyebabkan sudut bibir selalu lembab
yang akan mudah menjadi tempat berkoloninya jamur, dimana jaringan mucocutan
yang tipis akan melunak kemudian berubah menjadi fisur fisur eritematosa yang
mendalam dan melebar hingga kulit sekitar bibir, jika semakin lama maka akan
menimbulkan ulkus dan krusta.

D. Gambaran klinis Angular Cheilitis

Angular cheilitis dapat terjadi secara bilateral atau unilateral pada sudut mulut
dan berupa inflamasi yang ditandai dengan eritema dan fisur yang menyebar dari
sudut mulut ke kulit sekitarnya. Gambaran klinis yang dapat terlihat adalah atrofi,
eritema, ulserasi, krusta dan deskuamasi kulit. Angular cheilitis umumnya
merupakan lesi yang berupa eritema dan edema pada komisura dan seringkali terjadi
fisur pada sudut mulut terutama pada kasus berat, seperti pada pasien yang memakai
gigi tiruan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi mulut dalam jangka waktu yang
lama.
Gambar 2.1 Angular Cheilitis
E. Penatalaksanaan

Pada kasus Angular cheilitis memerlukan perawatan khusus yaitu pengolesan


salep Nystatin 4x sehari pada area yang sakit setelah menyikat gigi pada pagi hari
setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

F. Diagnosis Banding
1. Herpes Labialis
Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan
mukokutan bibir. Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang rasanya sakit dan
menyembuh tanpa jaringan parut. Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara
berulang pada berbagai interval waktu.

Gambar 2.2 Herpes Labialis


2. Eritema multiforme

Ertema multiforme (EM) adalah penyakit vesikulobulosa akut pada kulit


dan mukosa, bersifat selflimiting, dapat timbul dengan berbagai variasi klinis.
Penyakit ini sering dihubungkan dengan berbagai faktor penyebab seperti
infeksi virus, infeksi jamur, postvaccination, dan obat. Sekitar 50% kasus EM
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap obat, yang paling sering
adalah golongan sulfonamide, NSAID, dan antikonvulsan. Secara klinis EM
dibagi menjadi minor EM dan mayor EM (Steven-Johson Syndrome/SJS).
Sekitar 20-30% kasus minor EM terjadi pada mukosa oral, lesi juga dapat
dijumpai pada kulit, mukosa mata, dan genitalia. Lesi berupa vesikula
multipel, yang setelah pecah menimbulkan ulser/erosi dan nyeri. Minor EM di
mukosa oral membuat pasien menderita akibat nyeri dari lesi, sehingga
mengganggu asupan makanan/nutrisi, selanjutnya daya tahan tubuh akan
menurun. Ulser mudah berdarah, sehingga lesi pada merah bibir sering
ditutupi krusta merah kehitaman/ kecoklatan. Ulser intra oral kadang tertutup
pseudo-membran berwarna putih kekuningan. Pada kulit sering terlihat lesi
berbentuk makulopapular ke-merahan yang khas (iris-like lesions) disebut lesi
target.

Gambar 2.3 Eritema multiforme

G. Histologi Angular Cheilitis

Terlihat pseudo hifa dari jamur mengalami penetrasi pada lapisan atas epitel, dan
terlihat adanya sel sel neutrophil (melawan infeksi) menginfiltrasi epitel

Gambar 2.6 Histologi Angular Cheilitis


BAB III
PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan terdapat kemerahan pada sudut bibir sebelah kanan.
Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak satu bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan rasa sakit
dan gatal yang akan bertambah ketika membuka mulut dan berbicara, pasien belum pernah
mencoba untuk mengobati kemerahan tersebut. Pasien memiliki kebiasaan buruk menjilat
sudut bibir ketika merasa cemas dan berkonsentrasi, serta berliur ketika tidur malam.
Gambaran klinis pada Angular cheilitis terdapat lesi berupa fisura pada komisura bibir dextra,
panjang 1 cm berbentuk segitiga, berwarna kemerahan, jumlah 1, batas jelas dan tegas
dengan tepi irregular, terasa sakit dan gatal.

Penatalaksanaan terhadap pasien memerlukan perawatan khusus yaitu pengolesan salep


Nystatin 4x sehari pada area yang sakit setelah menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan
dan malam sebelum tidur. Komunikasi yang dilakukan adalah menjelaskan kepada pasien
bahwa kemerahan tersebut merupakan Angular cheilitis yang disebabkan oleh berkoloninya
jamur Candida Albican karena keadaan lembab pada sudut bibir pasien yang disebabkan
seringnya pasien menjilat sudut bibir dan berliur ketika tidur malam.

Edukasi pasien untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut dengan
selalu menyikat gigi minimal dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur,
menggunakan obat kumur serta benang gigi, dan menghilangkan kebiasaan buruk pasien
untuk tidak menjilat sudut bibir. Edukasi pasien juga untuk selalu rutin kontrol ke dokter gigi
6 bulan sekali.
BAB IV
PENUTUP

Angular cheilitis merupakan inflamasi khusus yang terjadi pada kedua sudut komisura
bibir. Angular cheilitis biasanya bersifat kronis, terutama pada usia tua, dan yang disebabkan
oleh infeksi atau trauma mekanis. Angular cheilitis yang terdiagnosa secara klinis dapat
dirawat dengan antifungal dan antibakterial topikal. Pada kasus ini, ditegakkan diagnosa
melalui pemeriksaan subjektif dan objektif yaitu Angular cheilitis yang disebabkan
berkoloninya Candida albican pada sudut mulut karena kebiasaan buruk yang dilakukan pasien yaitu
menjilat sudut bibir sehingga keadaan sudut mulut selalu lembab yang merupakan media tepat untuk
pertumbuhan jamur.
DAFTAR PUSTAKA

Field A, Longman L. Erythema multiforme. In: Tyldesy’s oral medicine. eds. 5th ed. New
York: Oxford University Press, 2004.

Laskaris G. Erythema multiforme. In: Laskaris G. eds. Treatment of oral diseases, A concise
textbook. New York: Thieme Stuttgart, 2005: 66.

Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol II (1).
Pinkham, J. R. 1988. Pediatrick Dentistry. Philadelphia, London: W. B. Sauders.

Muray J.J, Nunn J. H.Steele J. The prevention of oral disease 4th ed. Newyork:oxford
University Press; 2008.

Scully C., Bagan J.V. Adverse Drug Reaction in Orofacial Region. Journal of Dental
Research 2004;15:221-39.

Shafer, W. G. Hine M, K, dkk. A Textbook of Oral Pathology. 4th ed.


Philadelphia, London: W. B. Saunders Co.

Anda mungkin juga menyukai