DOSEN PEMBIMBING:
drg. Rosyid Hanung Pinurbo
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala karena berkat
“Asistensi Bedah” ini sebagai salah satu syarat dalam melengkapi Kepaniteraan Klinik
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada drg. Rosyid Hanung Pinurbo selaku dosen
pembimbing.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PEGESAHAN....................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................ 3
DAFTAR ISI............................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
ini terkait dengan kondisi lingkungan kerja dan cara kerja mendukung sehingga
dengan kondisi seperti ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak, syaraf,
yang kerap terjadi pada praktisi kesehatan. Hal ini terjadi akibat posisi tubuh
sewaktu bekerja kurang ergonomis dan terjadi dalam waktu yang lama seta
jenis pekerjaan dokter gigi ditandai dengan adanya posisi tubuh yang statis dan
kaku dalam melakukan perawatan terhadap pasien. Posisi tubuh seperti ini
menyebabkan dokter gigi yang berpraktik sering mengalami rasa sakit atau rasa
tidak nyaman didaerah leher, bahu dan tulang punggung sehingga dapat
sistem, dimana manusia melakukan sebuah aktivitas pekerjaan. Istilah ini telah
digunakan secara luas di berbagai bidang profesi termasuk dokter gigi. Desain
ergonomi yang tepat diperlukan untuk mencegah cedera berulang, yang dapat
5
berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan cacat jangka panjang.
Desain tata letak adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan
kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan (Kalra
et al., 2018).
Desain tata letak berperan penting dalam efektifitas dan efisiensi operasi
tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara
kenyamanan bagi pasien dan dokter gigi. Posisi yang benar memungkinkan dokter
gigi untuk menjaga posisi lengan dan memberikan stabilitas serta dukungan, tetapi
dokter gigi harus menjaga pergelangan tangan dengan lurus untuk memberikan
tenaga ke lengan dan bah. Konsep Fo ur handed Dentistry telah digunakan
oleh para pembuatan dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang
dibuat selalu dilengkapi denagn sisi Dental Assistant di sebelah kiri pasien,
6
1.3 Tujuan Penulisan
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ergonomi
sudah menjadi kebtuhan pokok pada berbagai lapangan kerja tak terkecuali pada
pekerjaan. Disamping itu disisi lain negatifnya apabila operator kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini dapat terjadi jika
tidak diantisipasi maka akan timbul berbagai risiko yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup dokter gigi yang memungkinkan terjadi kecelakaan akibat kerja
yang menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh
semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
(Depkes RI:2000)
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon berarti kerja dan nomos
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Manf aat
8
dan tujuan dari ilmu ergonomi adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada
(Sarkar, 2012).
Secara garis besarnya ergonomi berarti terciptanya sistem kerja yang sehat,
aman, dan nyaman bagi manusia. Ergonomi juga merupakan studi dan analisis
unsur ergonomi yang harus dibahas sangat berkaitan dengan lingkungan kerja, posisi
setiap personilnya, peralatan gigi serta kolaborasi antara dokter gigi dan asisten dokter
gigi dalam Four Handed Dentistry. Faktor risiko ergonomi bekerja yang terlalu lama,
pekerjaan berulang-ulang, dan posisi duduk yang tidak baik. Risiko yang khususnya
saraf, tendon dan otot harus dikurangi dengan mengubah perilaku dalam bekerja untuk
efisiensi maksimum dan keamanan dengan dampak yang positif bagi dokter gigi.
Tujuan ilmu ergonomi dapat memberikan peranan pada banyak hal dalam rangka
mencapai tujuan yang positif dan sebagai suatu pemecahan masalah yang praktis
misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada
sistem kerangka dan otot manusia. Desain peletakan instrumen dan sistem
9
pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga
metode kerja yang kurang tepat. Melalui kemajuan ergonomi yang telah dibuat
kerja. Beberapa yang dikatakan ergonomi dalam kedokteran gigi terdiri dari
penggunaan kursi dokter, kursi pasien, instrumentasi dan posisi serta teknik kerja
yang baik akan memberikan langkah untuk keseimbangan yang baik dalam bekerja.
Ergonomi Dokter gigi ideal Pelatihan pada kerja Desain alat Keseimbangan dan
Mangharam, 1998 menunjukkan bahwa dokter gigi yang duduk 80-100% per
harinya, berada pada peningkatan risiko nyeri punggung. Lama duduk di kursi dengan
posisi yang salah menyebabkan faktor kelelahan otot dan nyeri punggung. Beberapa
perawatan, sebagai dokter gigi harus terus menyesuaikan posisi untuk meningkatkan
kinerja kerja. Oleh krena itu, dokter gigi harus mampu mempertahankan tekanan
Sudut antara tulang belakang dan paha antara 90-110o . Sudut kurang dari 90º
dan sudut lebih besar dari 110 º memberikan perasaan seperti tergelincir dari kursi.
Seorang dokter gigi harus dapat bekerja dengan posisi duduk yang baik dimana paha
mereka sejajar dengan lantai dan kaki berada dalam posisi didukung sepenuhnya.
10
Ketika pasien duduk, rongga mulut pasien diposisikan sejajar dengan jantung
dokter gigi. Memposisikan rongga mulut lebih tinggi dari jantung akan membatasi
pandangan dan meningkatkan kelelahan bahu pada dokter. Pencabutan gigi rahang atas
sebaiknya dilakukan pada posisi pasien relatif lebih tinggi. Pencabutan gigi rahang
Prosedur :
daerah yang akan dilakukan anestesi atau daerah yang akan dilakukan
sudah dilakukan anestesi atau pada daerah yang akan dilakukan perawatan,
bandingkan dengan daerah yang tidak dilakukan anestesi, tanyakan pada pasien
apakah sudah terasa kebas atau kesemutan belum pada daerah yang dilakukan
anestesi
blade holder no 3
11
9. Melakukan pembukaan flap dengan menggunakan periosteal elevator
10. Melakukan dep dengan menggunakan tampon / kasa sterile untuk mengurangi
perdarahan
kuret periapical
15. Menghaluskan bagian tulang alveolar sekitar dengan menggunakan bone file
18. Kembalikan flap / tutup kembali flap yang terbuka tadi sesuai dengan awalnya
19. Kemudian melakukan suturing, dengan persiapan alat (suture resorbable atau
nonresorbable, needle / jarum jahit, needle holder, arteri clamp, pinset cirugis,
pinset anatomis, gunting bedah / gunting benang jahit) dan membuat simpul
Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan
12
seminimal mungkin, seluruh luas ruangan termanfaatkan dan menciptakan rasa
nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan.
Desain tata letak memegang peranan penting dalam efektifitas dan efisiensi kerja di
tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perlu direncanakan secara matang
sebelum tempat praktek dibangun dan tidak menutup kemungkinan dapat berubahh
dikemudian hari bila dinilai sudah tidak efektif lagi. Efektifitas dan efisiensi desain
tata letak dihitung dari jumlah jarak pergerakan yang terjadi, dengan asumsi setiap
Konsep Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan
dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi
dengan sisi Dental Asistant disebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsep Fo ur
Handed Dentistry menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat
profesi di bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter
gigi yang memberikan pelayanan, namun sekarang pelayanan dapat diberikan oleh
sebuah tim yang terdiri dari Dentist, Dental Hygienist, Dental Assistan,t dan
Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi mengambil
13
alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur
Technician berkerja di Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan
kerja disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien
dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah
jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut
Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari
arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan
Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun perawat
Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja
peralatan yang dapat membuat takut pasien. Assistant’s Zone adalah zona
tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan
Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada
Dental Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan
dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan
14
yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang perlu diperhatikan
ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan dokter gigi , Pasien, dan
pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau
(Kilpatrick, 1974).
Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik6. Tata letak hanyalah salah
satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsure
udara ruangan, serta desain peralatan yang digunakan. Ruang Periksa adalah
ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan
ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat
Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter. Unsur
15
penunjang lain dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk
terhadap dental unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan
dan dinaik turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar
untuk Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung
lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan
umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di
Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan
digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan
terlihat oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s Zone dan Assistant Zone
sehingga baik dokter gigi maupun perawat gigi akan dengan mudah mengambil
Zone. Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental
16
cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini
Posisi pasien dan dokter gigi sangat penting dalam keberhasilan pencabutan
gigi. Posisi yang baik merupakan kenyamanan bagi pasien dan dokter gigi. Posisi
yang benar memungkinkan dokter gigi untuk menjaga posisi lengan dan
pergelangan tangan dengan lurus untuk memberikan tenaga ke lengan dan bahu.
Untuk pencabutan gigi rahang atas, kursi harus dimiringkan kebelakang sehingga
dataran oklusal tepat pada 60o dari lantai serta penempatan pasien relatif lebih
tinggi dan untuk pencabutan rahang bawah kursi lebih tegak dari rahang atas dan
penempatan pasien relatif lebih rendah. Menaikkan kaki pasien pada saat yang
17
bahwa kondisi lingkungan masing-masing dokter gigi baik. Kesehatan
muskuloskeletal dari dokter gigi telah menjadi subjek dari berbagai penelitian di
seluruh dunia dan fokus mereka pada rasa sakit yang dialami oleh dokter gigi,
karena pekerjaan mereka di daerah sempit, perawatan gigi yang dilakukan, dengan
umum diikuti dengan nyeri leher dan nyeri bahu, meskipun keluhan itu semua
biasanya ringan. Kebanyakan dokter gigi pada saat ini bekerja diposisi duduk dan
melakukan perawatan pada pasien dalam posisi sedikit terlentang. Posisi duduk
membuat sedikit perbedaan dalam seberapa sering dokter gigi mengalami rasa
sakit. Bila para dokter gigi duduk, nyeri yang terjadi tidak hanya dibelakang
punggung mereka, tetapi juga pada leher, bahu dan lengan mereka.
18
BAB III
KESIMPULAN
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon berarti kerja dan nomos
menghindari terkenanya penyakit. Dokter gigi rentan terhadap penyakit atau cedera
dari sistem otot rangka. Dalam hal ini kesehatan muskuloskeletal dari dokter gigi telah
menjadi subjek dari berbagai penelitian di seluruh dunia, karena pekerjaan mereka di
kelelahan yang berlebihan pada bahu dan leher, kesemutan, rasa terbakar, pegangan
lemah dan kram tangan. Pentingnya ergonomi dalam lingkungan kerja yang baik agar
Cedera pada leher dan bahu, Carpal Tunnel Syndrome-(CTS), Low back pain (LBP),
Hal ini yang perlu diperhatikan agar dokter gigi melakukan pencabutan gigi
19
DAFTAR PUSTAKA
Howe GL. Pencabutan gigi geligi. Ed. 2. Jakarta: EGC, 2009: 1-3, 22-3.
20
Sarkar PA, Shigli AL. Ergonomics in general dental practice. People’s Journal of
Scientific Research 2012; 5(1): 56-8.
Szymanska J. Disorders of the musculoskeletal system among dentist from the aspect
of ergonomics and prophylaxis. Ann Agric Environ Med 2002; 9: 168- 70.
Valachi B. Ergonomics and injury in the dental office. Penwell Corp 2018: 28- 34.
21