ANGULAR CHEILITIS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Gimas Nuansa
Tempat/tanggal lahir : Palembang / 10 Juli 2013
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Panti Asuhan Al-Amin, Suka Bangun II
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan : Siswa
No. Rekam Medik : 073016
Peserta Asuransi :-
B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien laki-laki berisa 10 tahun dating ke RSGM mengeluhkan rasa sakit pada
susut mulut kanan dn kirinya sejak ± 3 minggu yang lalu, rasa sakit hilang
timbul, terasa sakit ketika membuka mulut dan makan makanan yang pedas,
seperti sensasi rasa terbakar pada sudut mulut, pasien belum pernah diobati
lukanya dan ingin lukanya diobati/dihilangkan.
b. Keluhan Tambahan
Tidak ada
c. Riwayat perawatan gigi
Pernah dirawat : Pembersihan karang gigi ± 3 minggu yang lalu
d. Kebiasaan buruk
Tidak ada
e. Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang anak yang tinggal dipinti Asuhan.
f. Riwayat penyakit sistemik
Tidak memiliki penyakit sistemik
Gambar 3. Foto Pemeriksaan Awal (Terdapat lesi dissure pada komisura bibir kanan
dan kiri pasien )
Angular Cheilitis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
G. TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Angular cheilitis atau disebut juga perleche atau angular cheilosis
merupakan suatu lesi yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, pecah-pecah
pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi serta disertai rasa
terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut. Pada kasus yang parah,
retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan menimbulkan
ulser dangkal atau krusta.
Penyakit yang menyerang sudut mulut ini sering menimbulkan rasa
nyeri dan sakit ketika sang pasien mengalami mulut kering atau xerostomia.
Kelainan ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B kompleks, defisiensi zat
besi dalam darah, denture sore mouth dan beberapa faktor lainnya seperti
bernafas melalui mulut, membasahi bibir dengan lidah, serta menjilat sudut
mulut dengan lidah.
b. Etiologi
Etiologi angular cheilitis antara lain disebabkan oleh anemia
defisiensi besi, dental sore mouth dan defisiensi vitamin B kompleks. Selain
itu dapat disebabkan oleh kebiasaan bernafas melalui mulut, gangguan
mental dimana anak sering mengeluarkan air ludah seperti penderita
rhagades pada mongolism. Membasahi bibir dengan air ludah, menjilati
sudut mulut dan sering mengeluarkan air liur (mengences). Jaringan pada
sudut mulut akan terlumasi oleh ludah dan terbentuklah lingkungan yang
sesuai untuk proliferasi mikroorganisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih
parah dengan membiarkan bibir yang basah dikeringkan oleh angin dan sinar
matahari. Biasanya pada anak angular cheilitis sering diikuti oleh demam.
Pada beberapa kasus juga ditemukan dapat juga disebabkan oleh sensitivitas
terhadapa kontak dengan agen seperti mainan, makanan dan sinar matahari,
alergi terhadap obat – obatan dan kosmetik serta terapi antibiotic dalam
jangka waktu yang lama.(Burket’s. 1994)
Defisiensi vitamin B yang menyebabkan angular cheilitis adalah
akibat dari kekurangan riboflavin (vitamin B2), asam folat dan piridoksin
(vitamin B6). Sedangkan vitamin lainnya yang juga tergabung di dalam B
kompleks tidak menyebabkan terjadinya angular cheilitis walaupun
menimbulkan lesi – lesi di rongga mulut. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa angular cheilitis dapat disebabkan oleh defisiensi
riboflavin(vitamin B2) yang bertumpang tindih dengan infeksi jamur
atau infeksi bakteri. Penelitian dilakukan oleh Ohman dkk (1985) yang
melibatkan 64 pasien (31 pria dan 33 wanita) usia 18-89 tahun yang
menderita angular cheilitis unilateral dan bilateral. Dimana dari hasil
penelitian didapat hasil mikroorganisme penyebab angular cheilitis selain
candida albicans yaitu staphylococcus aureus dan streptococcus B
hemolitikus. (Derrick, DD. 1987)
Cawson mengevaluasi sekelompok pasien yang menderita denture
sore mouth yang banyak menderita angular cheilitis. Ia mampu mengisolasi
candida albicans dan mikroorganisme lainnya dalam jumlah yang besar, dan
menyimpulkan bahwa angular cheilitis disebabkan oleh infeksi intraoral oleh
candida albicans. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli lain yang menyatakan
bahwa lebih dari 80% pasien penderita angular cheilitis dimana sebelumnya
menderita denture stomatitis.(Burket’s. 1994
Rose (1968) menduga bahwa terlihat hubungan antara angular
cheilitis dengan defisiensi zat besi dalam plasma darah, dimana pasiennya
seorang wanita yang menderita lesi ini diberikan pengobatan selama 1
minggu, tetapi setelah 10 hari tidak juga menunjukkan penyembuhan. Setelah
dilakukan pemeriksaan secara hematologi dan biokimia menunjukkan bahwa
terjadi defisiensi besi. Kemudian pasien dianjurkan terapi besi secara
sistemik dan pengaturan diet. Sepuluh hari kemudian hemoglobinnya normal
dan lesinya menghilang. (Burton, JF.1969).
Secara garis besar, ada beberapa faktor yang dapat dikelompokkan sebagai
faktor utama etiologi cheilitis angular :
1) Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi jamur yang berwarna merah dan krem yang
awalnya terlihat seperti bercak terbentuk pada permukaan lembab dimulut dan
bisa menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan menelan
dan mengubah indera perasa. Candidiasis lebih sering terjadi pada anak yang
masih muda dan orangtua dan juga pada orang yang sistem imunnya sangat
rendah. Hal ini bisa dipicu oleh perawatan antibiotik, yang dapat mengganggu
aktivitas normal bakteri mulut. Jika antibiotik adalah etiologinya, dokter gigi
harus segera mengurangi dosis atau mengubah pengobatan. Anti jamur dapat
digunakan untuk mengobati kondisi gangguan kesehatan ini. (Murray, J.J. 2008)
2) Trauma
Ada banyak penyebab trauma pada rongga mulut, seperti mekanik, kimia, dan
termal. Trauma mekanis bisa disebabkan oleh:
1. Trauma cups yang tajam
2. Peralatan ortodonti
Diagnosa jenis ini biasanya tidak sulit tergantung pada posisi, bentuk dan ukuran
ulserasi yang harus sesuai dengan penyebab yang dicurigai. Ulserasi biasanya
mulai sembuh dalam 10 hari. Jika penyembuhan tidak terjadi maka penyebab
lain dari ulserasi harus dicurigai.
3) Gigi Tiruan
Gigi tiruan termasuk etiologi yang sering terjadi, dimana ketidaknormalan
anatomi dari pemasangan gigi tiruan penuh atau sebagian dengan stabilitas yang
tidak baik, kehilangan vertikal dimensi atau lingual yang terletak pada gigi
anterior, kehilangan gigi posterior, atrisi, dan kehilangan gigi tanpa memakai gigi
tiruan. Pada kasus ini, pasien sering mengalami bilateral angular cheilitis dan
dengan periode yang lama. Selain itu, gigi tiruan yang tidak terpasang dengan
baik dapat menyebabkan penutupan mulut yang kurang tepat sehingga
menyebabkan saliva memenuhi sudut mulut dan terjadi infeksi. Bagian- bagian
yang tajam dan celah yang dihasilkan oleh gigi tiruan yang tidak pas dapat
menyebabkan angular cheilitis. Selain itu, gigi tiruan yang tidak pas dapat
menyebabkan saliva menumpuk pada sudut mulut dan infeksi.
d. Perawatan
Perawatan angular cheilitis terkadang sulit dan terapi mungkin membut
uhkan waktu yang lama
Eliminasi faktor predisposisi
Eliminasi faktor traumatik
Penghentian kebiasaan menggunakan tembakau
Penyebab penyakit sistemik harus dicari tahu dan diobati : suplemen zat
besi oral dan vitamin B mungkin membantu.
Perawatan infeksi Candida intraoral penyebab Angular cheilitis. Jika
infeksi adalah penyebab Angular cheilitis, perawatan hanya akan efektif
jika infeksi juga diobati. Penyembuhan permanen dapat dicapai hanya
dengan eliminasi candidosis. Rekurensi Angular cheilitis harus dicegah
dengan eliminasi organisme dari reservoirnya pada gigi tiruan, jadi gigi
tiruan harus dilepaskan saat tidur malam dan didensifeksi dengan
candidacidal solution seperti hypochloride.
Perbaiki dimensi vertikal
Peningkatan oral hygiene dan kebersihan gigi tiruan
Angular cheilitis harus dirawat diobati dengan antibiotik topikal
dengan anti jamur topikal, contohnya: miconazole. Infeksi
Staphylococcus dapat seperti fucidic acid (fucidin) salap atau krim
digunakan 4 kali sehari. Kombinasi infeksi Candida dan
Staphylococcus mersepon baik terhadap miconazole topical. Pilihan
perawatannya dapat berupa miconazole dan krim hydrocortisone ,
fucidin dan krim hydrocortisone, clotrimazole dan krim
hydrocortisone, nystatin krim hydrocortisone, atau clioquinol dan krim
betamethason.
Angular cheilitis pada pasien immunokompromise diobati dengan
miconazole oral gel 3 kali sehari.3,5,7
H. DIAGNOSA
Angular Cheilitis
I. DIAGNOSA BANDING
1. Exfoliatif Cheilitis
2. Ulser
3. RENCANA PERAWATAN
Perawatan yang diberikan pada pasien Angular Cheilitis pemberian
multivitamin yang diminun 1 tablet sehari, salap pelembab bibir dan obat kumur
antiseptik minosep yang dioleskan dengan menggunakan kapas pada sudut bibir
setiap 3 kali sehari.
4. PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan adanya luka pada sudut bibir sebelah
kanan sejak 3minggu yang lalu. Luka tersebut berukuran lumayan besar dengan
warna putih kemerah. Pasien mengaku luka tersebut disertai rasa sakit ketika
pasien membuka mulut, makan makanan pedas dan asam, dan jika terkena
sendok makan. Hal tersebut jarang terjadi pada dirinya, luka tersebut hilang
timbul dan mengganggu fungsi pengunyahan. Awalnya luka tersebut kecil dan
makin besar seiring waktu.
Pasien mengaku belum pernah merawat atau mengobati luka pada sudut
bibir kanan dan kirinya. Pasien jarang sekali makan daging, sayur-sayuran,
buah-buahan dan juga kacang selama di panti. Pasien tidak memiliki kebiasaan
menghisap bibir dan mengelupas kulit bibir, dan pasien mengaku tidak ada
alergi terhadap makanan apapun. Menurut pengakuan pasien, luka tersebut
hanya ada pada sudut bibir kanan dan kiri saja dan tidak ada pada bagian tubuh
lain.
Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat lesi fissure di komisura bibir
bilateral, berbentuk garis horizontal dengan panjang ± 2cm berwarna
kemerahan, berbatas jelas, konsistensi lumak dan sakit saat dipalpasi.
Sedangkan pada pemeriksaan intra oral tidak ada kelainan.
Dari pemeriksaan klinis dan riwayat pasien, lesi tersebut didiagnosis
dengan angular cheilitis. Angular cheilitis adalah suatu kondisi khusus pada
individu yang memiliki fold yang dalam pada komisura yang menyebabkan
mandibular overclossure. Angular cheilitis dapat terlihat pada infantile thrush,
pengguna gigi tiruan atau berhubungan dengan chronic hyperplastic candidosis.
Secara klinis, terlihat adanya inflamasi ringan pada sudut mulut. 4 Lesi ini
ditandai dengan adanya fisur-fisur/pecah-pecah pada sudut bibir dan eritema
pada sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan
meluas ke mukosa pipi. Angular cheilitis menjadi masalah yang serius karena
perkembangannya yang cepat, karena itu tidak boleh ada keterlambatan dalam
pengobatan jika gejala angular cheilitis telah terjadi dan sangat jelas. Sejumlah
faktor (infeksi, mekanik, nutrisi atau imunological) mungkin menjadi penyebab
tunggal ataupun kombinasi dari faktor tersebut. Angular cheilitis banyak
ditemukan pada pasien usia tua yang menggunakan gigi tiruan penuh pada
rahang atas yang terdapat denture stomatitis. Agen infeksi, terutama Candida
albicans atau Staphylococcus aureus bisa didapati pada lebih dari 54% lesi.6,7
Pada kasus ini etiologi dari angular cheilitis yaitu kurangnya asupan nutrisi atau
defisiensi nutrisi pada pasien. Defisiensi nutrisi seperti defisiensi zat besi,
vitamin B, dan asam folat berkaitan dengan angular cheilitis. Keduanya saling
berhubungan karena zat besi dan vitamin ialah zat yang esensial untuk
mempertahankan sistem imun. Bila tidak tercukupi, sistem imun akan melemah
dan mikroorganisme yang awalnya merupakan flora normal seperti Candida
albicans dapat berproliferasi dan menyebabkan infeksi. Sehingga mudah terjadi
infeksi atau luka di sudut bibir yang didukung oleh kondisi sudut bibir yang
lembab. Berdasarkan riwayat sosial pasien yang tinggal di panti asuhan, dimana
pasien jarang sekali makan makanan yang bergizi. Hal ini didukung juga dengan
kondisi penghuni panti asuhan yang rata-rata juga mengalami angular cheilitis.6
Pasien ini dirawat dengan pemberian multivitamin yang diminun 1 tablet
sehari, salap pelembab bibir dan obat kumur antiseptik minosep yang dioleskan
dengan menggunakan kapas pada sudut bibir setiap 3 kali sehari. Pasien
diintruksikan untuk tidak menyentuh lesi dengan tangan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi yang
terdapat pada komisura bibir kanan dan kiri pasien adalah angular cheilitis. Pasien
diobati dengan pemberian multivitamin yang diminum 1 tablet sehari, obat kumur
antiseptik minosep yang dioleskan dengan menggunakan kapas pada sudut bibir
setiap 3 kali sehari.
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Scully C, Flint SR, Bagan JV, Porter SR, Moos KF. Oral and maxillofacial
diseases. In: Oral mucosa. 3rd ed. New York: Informa Healthcare; 2013. p. 224.
2. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral Pathology: clinical pathologic
correlation. 6th ed. Philadephia: W. B. Saunders Company. 2012. p.1-6, 43-46,
90, 106.
3. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s Oral Medicine. 11st Ed. Hamilton:
BC Decker Inc. 2008. p.81.
4. Cawson RA, Odell EW, Porter S. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and
Oral Medicine. 8th Ed. New York: Churchill Living Stone. 2008. p. 215,236.
5. Muray J.J, Nunn J. H.Steele J. The prevention of oral disease 4th ed. Newyork:
oxford University Press; 2008: 177
6. Scully C, Flint SR, Bagan JV, Porter SR, Moos KF. Oral and maxillofacial
diseases. In: Oral mucosa. 3rd ed. New York: Informa Healthcare; 2013. p. 223-5.
8. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial
Pathology. In: Allergies and immunologic diseases. 3rd ed. Philadelpia: Saunders
Company; 2008. p. 216, 304-5, 350, 405.
9. Tageman CA, Davis JR. Nutritional Care 3th ed. St,Louis; Saunders Elsevier;
2010;p.251-9.
10. Bruch JM, Treister NS. Clinical oral medicine and pathology. In: Infectious
conditions. New York: Humana Press; 2011. p. 48,92-4.