Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DEPARTEMEN PERIODONSIA

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nur Rosidah
Tempat/ Tanggal Lahir/ Umur : Palembang/ 28 Januari 1970 /51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Indonesia
Ras : Mongoloid
Alamat : Jalan Srijaya Negara, Lorong Hasan AS, Bukit Kecil,
Palembang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Berat / Tinggi Badan : 70 kg / 166 cm
Golongan Darah : O

Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2021


No. RM : 11062019
Mahasiswa : Ridha Aldina
NIM : 04074881921012

II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

KELUHAN UTAMA :

Pasien perempuan berusia 51 tahun mengeluhkan gusinya terasa bengkak dan sering
berdarah saat menyikat gigi serta gigi depan terasa goyang dan nyeri saat makan. Pasien
menjalani transplantasi ginjal sekitar 16 tahun yang lalu, pasien mengonsumsi obat
imunosupresan harian berupa siklosporin A 50 mg, prednisolon 5 mg dan miofenolat mefetil
250 mg perhari. Pasien merasa tidak nyaman dan ingin giginya dirawat.

Diskusi Laporan Status 1


PENGAMATAN DATA PERIODONTIK :
1. Riwayat perawatan gigi yang lalu
a. Tanggal terakhir : 2016
b. Jenis perawatan terakhir : Pencabutan gigi
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : Dokter gigi
d. Tempat perawatan : Klinik Gigi
e. Frekuensi perawatan rutin : Tidak ada
1) Alasan hilangnya gigi
a. Berlubang/ karies; gigi : 26,27,28,36,37,38
b. Terlepas sendiri (karena goyang) :-
c. Trauma :-
d. Gangguan/ anomali/ tidak erupsi :-
e. Gigi dicabut dengan alasan lainnya; gigi : -
f. Alasan tidak diganti : Tidak memiliki niat untuk diganti

2. Pengetahuan tentang penyakit periodontal yang diderita


a. Permulaan terasa ada kelainan : ± 6 bulan lalu
b. Daerah yang terganggu : sektan b
c. Derajat keparahan kelainan dihubungkan dengan :
 Jenis makanan tertentu : tidak ada
 Siklus menstruasi : menopause
Frekuensi & teknik menyikat gigi: 1 kali sehari setelah sarapan, teknik horizontal
Keluhan pada :
 Gusi (sensitif, membengkak) : sektan a,b,c,d,e,f
 Perdarahan pada gusi karena
trauma : tidak ada keluhan
 ANUG/ kelainan mukosa : tidak ada keluhan
 Kebiasaan buruk (oral) : tidak ada
 Impaksi makanan : gigi 15,14,13,23,25,33,31,42,45

3. Riwayat perawatan periodontal yang lalu


a. Tanggal terakhir : Belum pernah melakukan perawatan periodontal
b. Jenis perawatan terakhir : Belum pernah melakukan perawatan periodontal
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : Belum pernah melakukan perawatan periodontal
d. Tempat perawatan : Belum pernah melakukan perawatan periodontal
e. Frekuensi perawatan rutin : Belum pernah melakukan perawatan periodontal

4. Pemeliharaan oral hygiene


a. Frekuensi penyikatan gigi perhari : 1 kali sehari setelah sarapan
Jenis sikat yang dipakai : Medium (ujung bulu sikat datar, kekerasan bulu
sikat medium, kepala sikat besar, tangkai sikat
a. lurus, dan permukaan bulu sikat rata)
 Metode : Horizontal
 Pasta gigi : Pepsodent
 Alat bantu lain :-

Diskusi Laporan Status 2


5. Riwayat medis umum
a. Tanggal terakhir : 26 November 2005
b. Jenis perawatan : Operasi transplantasi ginjal
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : Dokter spesialis

6. Pemeriksaan khusus
a. Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan darah lengkap
b. Tempat pemeriksaan : Laboratorium RS Moh Husein
c. Tanggal pemeriksaan : 22 September 2021
d. Hasil Pemeriksaan : Normal

7. Evaluasi kelainan/ kondisi sistemik tentang kesehatan gigi


- Kondisi sistemik pasien : Baik
- Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut: Cukup

8. Pemeriksaan Ekstraoral Dan Intraoral


a. Keadaan ekstraoral
 Profil/ wajah : Lurus/simetris
 Mata : Normal
 Leher : KGB tidak sakit dan tidak teraba
 Bibir : Tidak ada kelainan
 TMJ : Tidak ada kelainan
b. Keadaan intraoral
Mukosa : Tidak ada kelainan
Gingiva
- Bentuk
 Odematus : sektan : a,b,c,d,e,f
- Warna : merah kecoklatan sektan a,b,c,d,e,f
- Konsistensi
 kenyal : sektan : -
 lunak : sektan a,b,c,d,e,f
- Pitting test
 (+) : sektan a,b,c,d,e,f
- Stippling
 (-) : sektan a,b,c,d,e,f
- Permukaan
 Licin : sektan a,b,c,d,e,f
- Resesi : gigi 11,12,13,14,15,16,17,21,22,23,24
25,31,32,33,34,35,41,42,43 (klas 3 Miller)
- Interdental papil :
 Membulat : sektan a,b,c,d,e,f
- Stillman cleft :-
- Mc Call’s festoon :-
Frenulum : labialis superior : sedang
labialis inferior : sedang
 Eksudat sulkus : gigi 46
 Perkusi :-
 Mobiliti : gigi 11 dan 21 mobilitas derajat 3
 Gigi karies : gigi 47 karies D3

Diskusi Laporan Status 3


9. Oklusi
a. Kontak prematur : Gigi 11/41 dan 21/31
b. Faset permukaan
 Atrisi : 11,13,21,23,24,31,33,34,41,42,43
 Abrasi : 13,14,32,33,34,35
 Erosi :-
c. Abfraksi : 25
d. Geligi tidak beraturan :-
e. Gambaran Radiografik
a. Bentuk resorbsi tulang alveolar
 Vertikal : Sektan f
 Horizontal : Sektan a,b,c,d,e
 Kawah :-
b. Luas resorbsi : Menyeluruh
c. Banyaknya resorbsi :-
 Hebat :-
 Sedang : Gigi 11,12,13,15,16,17,21,22,23,24,25,31,32,33,34,35,
41,42,43,44,45
 Sedikit :-
d. Keterlibatan daerah furkasi : Gigi 46

e. Perbandingan abnormal mahkota dengan akar :


 1:1 :-
 1:2 :-
 2:1 :-
 3:1 :-
 4:1 :-
 Lain-lain :-
f. Karies : gigi 47 karies D3
g. Kelainan periapikal :-
h. Lain-lain :-
i. Prognosis : Baik

10. Evaluasi oral hygiene


a. Nilai plak : HYG 61%
b. Kalkulus : Skor CI = 1,5

11. Model studi :-


12. Evaluasi pra perawatan
a.Diagnosa : Drug induced gingival enlargement disertai
periodontitis severe
b. Etiologi :
- Faktor inisiasi : Bakteri plak
- Faktor predisposisi : Pembesaran gingiva
- Faktor modifiying : Siklosporin
c. Sikap pasien : Kooperatif

Diskusi Laporan Status 4


d. Prognosis
a. Individual :
 Sangat baik (excellent) :-
 Baik (good) :-
 Sedang (fair) : Kondisi tulang penyangga kurang memadai,
beberapa gigi goyang, kooperatif pasien masih
dapat diterima
 Jelek (poor) :-
 Tanda tanya (questionable) : -
 Tidak ada harapan (hopeless) : Gigi 46
b. Menyeluruh : Sedang, banyaknya terjadi kerusakan tulang dan
terdapat mobility di beberapa gigi, namun pasien
kooperatif dan tidak memiliki penyakit sistemik
penyerta.

13. Rujukan (keluar bidang kedokteran gigi) : Dokter spesialis penyakit dalam

Diskusi Laporan Status 5


RENCANA TAHAPAN PERAWATAN PERIODONTAL
a. Fase pendahuluan/ Preliminary phase :
- Ekstraksi gigi 46
b. Fase I/ Nonsurgical phase :
- Pemberian instruksi, edukasi dan motivasi untuk menjaga dan memelihara kebersihan
mulut di rumah, serta pemeriksaan OHI tiap kunjungan.
- Kontrol plak dan penilaian OHIS.
- Scaling RA dan RB
Evaluasi scaling (1 minggu sebanyak 1 kali): kontrol plak, kalkulus, kondisi gingiva
dan kedalaman poket.
- Root planing pada regio yang memiliki kedalaman poket melebihi sulkus normal
Evaluasi root planning (2 minggu sekali, sebanyak 2 kali)
- Restorasi klas I gigi 47 dengan resin komposit
- Occlusal adjustment gigi 11/41 dan 21/31
- Pro splint wire ligature dan komposit dengan teknik continous pada gigi
11,12,13,14,21,22,23,24
Evaluasi splinting: Mobiliti gigi.
- Koreksi diastema gigi anterior atas dengan orthodontik cekat
- Instruksi pasien untuk mengganti bulu sikat dengan bulu sikat yang soft dengan teknik
yang benar (teknik Modifikasi Bass) serta mengggunakan dental floss untuk
membersihkan bagian interdental
Evaluasi fase I/ Nonsurgical phase :
- OHI-S
- Home care
- Pemeriksaan kembali plak, kalkulus, tanda-tanda inflamasi gingiva, kedalaman poket
dan mobility
- Pemeriksaan oklusi gigi 11/41 dan 21/31
- Pemeriksaan kembali karies

c. Fase II/ Surgical phase :


- Bedah flap dan bone graft untuk mengurangi poket dan memperbaiki kontur tulang
pada gigi 11 dan 21
- Diresepkan pasca bedah : antibiotik (amoxisillin 500mg 3x1 hari), dan analgesik
(asam mefenamat 500 mg 3x1 hari) selama 7 hari.
Evaluasi fase II :
- Respon jaringan terhadap tindakan bedah flap dan bone graft dalam 2 minggu dan 1
bulan.
Diskusi Laporan Status 6
- Kondisi gingiva dan kedalaman poket.

d. Fase III/ Restorative phase :


- Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akrilik pada gigi 26,27,36,37
e. Fase IV/Maintenance phase :
- Instruksi oral hygiene, dan dental homecare.
- Evaluasi fase IV : kontrol periodik setiap 1 minggu, 1 bulan dilakukan pemeriksaan :
i. Kontrol plak dan kalkulus.
ii. Kondisi gingiva, kedalaman poket, mobility dan perubahan patologis lainnya.

Palembang, 5 November 2021


Menyetujui,

drg. Sulistiawati, Sp. Perio

Diskusi Laporan Status 7


NILAI PLAK
Nama Pasien : Nur Rosidah
Umur : 51 tahun
Mahasiswa : Ridha Aldina

Kunjungan :1 Persentase (%) : 64/104 x 100 % = 61%

Tanggal periksa :

- + - + + + + + + + + + +
- + + + + - + - + - + - + + + + + - + + - - - - -
- - - - + - + + + + + + - +

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 X 7 X
6 X 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 X
6 X
7 X
8

- + - - - - + + + + - - +
- + - +-+ + - + + + + + + +-+ + - + + + - + - + -
- +- + + - + - - - + + +

Pemeriksaan Ket 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 X
26 X
27 X
28
Mobility - - - - - - - 3 3 - - - - - - -
Poket Facial 556 555 565 555 454 666 777 899 6107 677 557 555 555 - - -
Palatal 555 555 343 454 344 556 666 1088 777 666 555 555 555 - - -
BOP 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 - - -

Pemeriksaan Ket X
38 X
37 X
36 35 34 33 32 31 41 42 43 44 45 46 47 48
Mobility - - - - - - - 2 1 - - - - - - - X
Poket Facial - - - 555 565 666 777 888 777 666 555 555 454 666 555 555
Palatal - - - 555 666 555 656 787 777 565 555 554 444 566 555 555 X
BOP - - - 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2

OHI-S = DI + CI Ket : baik Palembang , 5 November 2021


= 1,16+1,5 √ sedang X
= 2,66 buruk
X

drg. Sulistiawati, Sp. Perio

Diskusi Laporan Status 8

X X
LAMPIRAN 1
Nama Pasien : Nur Rosidah

Gambar intra oral

Gambar radiografi

Diskusi Laporan Status 9


PERAWATAN SCALING DAN ROOT PLANING

Definisi: scaling adalah suatu tindakan penghilangan plak, kalkulus dan stain yang terdapat pada
permukaan mahkota gigi. Root planing adalah suatu tindakan penghilangan jaringan sementum yang
nekrotik yang berada di permukaan akar gigi.
Tahapan rencana perawatan Scaling dan Root Planing
Persiapan Alat dan Bahan:
a. Instrumen dasar :
Kaca mulut, sonde, pinset, dan excavator
b. Instrumen Scaling dan Root Planing:
• Periodontal probe
• Explorer
• Ultrasonic instrument
• Kuret Gracey
• Alat poles rubber cup white
• Brush
• Sarung tangan karet
• Masker
c. Bahan
• Betadine solution 10%
• Alkohol 70%
• Pumice atau pasta polishing
• Tampon,cotton roll dan cotton pellet steril

Diskusi Laporan Status 10


TAHAPAN KERJA Scaling dan Root Planing
Sektan a,b,c,d,e,f
Secara umum prosedur yang dilakukan dalam perawatan scaling, antara lain:
 Pekerjaan harus dilakukan secara sistematik pada seluruh rongga mulut dan sekitar gigi secara
berurutan.
 Harus mengggunakan peralatan yang tepat dengan permukaan gigi yang akan dibersihkan.
 Setiap gerakan alat harus bermakna dan efektif. Penggunaan alat yang tidak tepat sering
menimbulkan luka goresan atau kerusakan permukaan gigi
 Jari-jari harus bertumpu pada gigi dengan kuat agar penggunaan alat dapat terkontrol. Gerakan
alat dapat dibagi menjadi 2 fase :
Eksplorasi dimana batas apikal deposit dapat ditentukan. Dalam membersihkan kalkulus
subgingiva, prosedur ini adalah perkiraan dan hanya dilakukan berdasarkan sensasi taktil.
Pencungkilan untuk membersihkan deposit. Dengan aksi ini ujung alat yang tajam akan
tertekan pada permukaan gigi dan alat digerakkan perlahan ke arah koronal dengan
membawa serta depositnya bersamaan.
 Permukaan gigi harus dibersihkan sehingga benar-benar bersih dan halus. Permukaan dapat
diperiksa dengan alat yang cocok misalnya sonde kalkulus cross untuk mendeteksi sisa
deposit. Kadang-kadang tepi gingiva teretraksi dan permukaan subgingiva gigi dapat dilihat
dengan mengalirkan udara hangat ke dalam leher gingiva
 Pemolesan gigi dilakukan setelah scaling agar daerah yang kasar tidak mudah untuk retensi
plak dan kalkulus. Pada tahap awal pemolesan disarankan untuk memoles gigi dengan bantuan
brush yang dijalankan dengan bur dengan diberi pasta gigi untuk menghilangkan sisa-sisa
jaringan nekrotik. Selanjutnya dapat digunakan rubber yang juga dijalankan dengan bur agar
gigi menjadi licin dan mengkilap.
 Posisi Pasien
Pasien harus dalam posisi supine dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mulut dekat
dengan siku dokter.
Badan: kaki pasien harus sedikit lebih tinggi dari ujung hidungnya. Bagian belakang kursi
harus hampir sejajar dengan lantai untuk area perawatan rahang atas. Bagian belakang kursi
dapat dinaikkan sedikit untuk area perawatan mandibula.
Kepala: Bagian depan kepala pasien harus rata dengan tepi atas sandaran kepala.
• Untuk area mandibula — posisi dagu ke bawah.
• Area maksila — posisi dagu ke atas.
Sandaran kepala: Jika sandaran kepala dapat disesuaikan, harus dinaikkan atau diturunkan,
sehingga leher dan kepala pasien sejajar dengan batang tubuh.
Diskusi Laporan Status 11
Terdapat empat posisi klinis dasar untuk klinisi right handed dan left handed:
Right handed clinician Left handed clinician
Posisi jam 7 tepat di depan kepala pasien Posisi jam 5, di depan kepala pasien
Posisi jam 9 tepat di sebelah kepala pasien Posisi jam 3, di sebelah kepala pasien
Posisi jam 10-11 berada di belakang kepala Posisi jam 2-10, di belakang kepala
pasien pasien
Posisi jam 12, tepat di belakang kepala Posisi jam 12 tepat di belakang kepala
pasien pasien

 Sedangkan teknik pada perawatan scaling , terbagi menjadi 2, yaitu teknik scaling
supragingiva dan subgingiva. Penjelasannya sebagai berikut :
1) Teknik scaling supragingiva
o Sickel atau kuret dipegang dengan cara modified pen grasp.
o Tumpuan jari pada gigi dekat daerah yang akan discaling. Blade diadaptasikan dengan sudut
kurang 900. Cutting edge menghadap kalkulus,digerakkan pendek dan kuat dari apikal ke
koronal dengan arah vertical.

2) Teknik scaling subgingiva dan root planing


o Kuret dipegang dengan cara modified pen grasp. Tumpuan jari pada gigi dekat daerah yang di
scaling.
o Blade diinsersikan pada dasar poket. Cutting edge pada dasar poket membentuk sudut 450 -
900 dan dilakukan penekanan ke arah lateral gigi.
o Kalkulus dihilangkan dengan gerakan terkontrol pendek dan kuat.
o Gerakan cutting edge diteruskan sampai sedikit daerah kasar tersisa. Gerakan root planing
lebih halus dilakukan dengan tekanan lateral yang lebih kecil sampai didapat permukaan akar
yang halus dan keras

Finishing and Polishing

Diskusi Laporan Status 12


Finishing dan polishing dapat menggunakan alat seperti rubber cup, brush, dan dental tape, digunakan
untuk membersihkan dan menggosok permukaan gigi. Juga tersedia sistem abrasif air-powered untuk
pemolesan gigi.

SPLINTING
A. Definisi Splinting
Splint periodontal (periodontal splint) adalah piranti untuk imobilisasi atau stabilisasi gigi
yang goyang. Dengan istilah splinting dimaksudkan prosedur pemasangan splint dalam rangka
perawatan periodontal. Splinting biasanya dilakukan pada fase I, sebelum fase bedah, baik berupa
splinting sementara maupun splinting permanen. Beberapa penelitian menunjukkan splinting dapat
meningkatkan resistensi jaringan terhadap kerusakan periodontal lebih lanjut dan mempercepat
respon penyembuhan. Prinsip dari pembuatan splint yanitu dengan mengikat beberapa gigi menjadi
satu kesatuan sehingga tekanan dapat didistribusikan kesemua gigi yang diikat.
B. Tujuan Splinting
1. Mengistirahatkan jaringan yang sakit
2. Memperbaiki fungsi pengunyahan
3. Membagi rata daya kunyah
4. Mencegah tipping, migrasi gigi
5. Menstabilkan kontak proksimal dan mencegah impaksi makanan
6. Menstabilisasi gigi goyang
C. Syarat-syarat Splinting
1. Splint harus melibatkan gigi yang stabil sebanyak mungkin untuk mengurangi beban tambahan
yang mengenai gigi-gigi individual seminimal mungkin.
2. Splint harus dapat menahan gigi dengan kuat dan tidak memberikan stres torsional pada gigi yang
dipegangnya.
3. Splint harus diperluas ke sekitar lengkung rahang, sehingga tekanan anteroposterior dan tekanan
fasiolingual yang terjadi dapat saling dinetralkan.
4. Splint tidak boleh menghalangi oklusi. Bila mungkin, ketidakharmonisan oklusi yang menyeluruh
harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pemasangan splint.
5. Splint tidak boleh mengiritasi pulpa.
6. Splint tidak boleh mengiritasi jaringan lunak, gingiva, pipi, bibir, atau lidah.
7. Splint harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dibersihkan. Daerah
embrasur interdental tidak boleh tertutup splint.

Diskusi Laporan Status 13


D. Indikasi dan Kontraindikasi Splinting
● Indikasi splinting yaitu :
1. Stabilisasi mobilitas gigi sedang hingga parah yang tidak dapat dikurangi dengan penyesuaian
oklusal atau terapi periodontal
2. Stabilisasi gigi dari trauma oklusal sekunder
3. Stabilisasi gigi dengan peningkatan mobilitas gigi yang mengganggu fungsi mastikasi
4. Membuat scaling dan prosedur bedah mudah untuk dilakukan
5. Stabilisasi gigi setelah pergerakan ortodontik.
6. Stabilisasi gigi setelah trauma dental akut, yaitu subluksasi dan avulsi.
● Kontraindikasi splinting yaitu :
1. Kegoyangan gigi dari sedang sampai berat yang disertai inflamasi periodontal dan/atau trauma
oklusal primer
2. Tidak adanya gigi penyangga
3. Tidak dilakukan penyesuaian oklusal pada gigi dengan trauma oklusi atau gangguan oklusal
4. Pasien tidak bisa menjaga kebersihan rongga mulut
E. Klasifikasi Splinting Berdasarkan Waktu Penggunaan dan Dapat Dilepas atau Tidak
oleh Pasien.

Kegunaan berdasarkan jenis, yaitu :


1. Temporer- semi permanen
1) Alat untuk mencegah trauma lebih lanjut yang disebabkan oleh trauma oklusi dan kebiasaan
parafungsi.
2) Perawatan emergensi bagi gigi yang sangat goyang.
3) Alat untuk mengurangi trauma selama terapi periodontitis.
2. Semi permanen - permanen
1) Meningkatkan kenyamanan pengunyahan dalam kasus gigi yang sangat goyang
2) Menstabilkan gigi selama fase penyembuhan periodontal, terutama setelah perawatan
regeneratif.

Diskusi Laporan Status 14


3) Selama periode observasi sebelum menentukan prognosa jangka panjang
4) Memberikan retensi selama perawatan ortodontik
3. Permanen
1) Rehabilitasi oral yang kompleks, dimana gigi sandaran goyang, atau hanya sedikit gigi yang
harus mendukung seluruh protesa, terlebih lagi gigi sandaran memiliki jaringan pendukung
yang sedikit.
2) Distribusi beban oklusal ketika kebiasaan parafungsi tidak bisa dihilangkan.
3) Jika tidak di splint terdapat resiko peningkatan mobilitas gigi dan migrasi gigi

1. Splinting Sementara
Peran splint sementara adalah untuk mengurangi trauma pada waktu sebelum dan selama
perawatan juga menstabilkan gigi selama proses penyembuhan. Splint periodontal digunakan
untuk menentukan seberapa besar peningkatan kegoyangan gigi terhadap respon perawatan,
menstabilisasi gigi selama skaling dan root planning, oklusal adjustment, dan bedah periodontal.
Penggunaan splint periodontal sementara juga dapat digunakan pada kondisi- kondisi
tertentu untuk stabilisasi dalam jangka waktu panjang, yaitu pada kasus splint permanen tidak
bisa dibuat karena status ekonomi dan status kesehatan pasien yang buruk, kasus gigi dengan
prognosis yang meragukan dan prosedur splint cekat yang rumit tidak bisa dilakukan, serta
karena alasan waktu yang tidak cukup untuk pemasangan splint permanen. Adanya faktor
estetik, wire ligature sebagai splint
sementara cekat sudah jarang digunakan. Sebagai gantinya bahan komposit atau akrilik dapat
digunakan untuk splinting sementara. Persyaratan splint sementara adalah konstruksinya
sederhana, tanpa restorasi gigi, tidak merubah kontur gigi dan stabil.
Macam-macam temporary splint:
●Wire ligation

● acid-etch composite resin splint

Diskusi Laporan Status 15


● Orthodontic band

● Removable acrylic appliances/ bite guard

● Kawat dan arilik

● Kawat dan amalgam

● Kawat, amalgam dan akrilik

● Cast chrome –cobalt alloy bars dengan amalgam atau akrilik atau keduanya
2. Splint Semi Permanen

Indikasi splint semi permanen adalah untuk kegoyangan gigi yang sangat berat yang
mengganggu pengunyahan dan dipergunakan sebelum dan selama terapi periodontal. Kadang-
kadang alat retensi ortodonsi juga dapat dianggap sebagai splint semi permanen. Untuk gigi-gigi
anterior, bahan yang sering digunakan pada splint semi permanen cekat adalah komposit resin
(light cure). Pada gigi-gigi posterior, splint semi permanen ditujukan untuk gigi-gigi goyang
berat yang harus menerima beban kunyah. Splint ini digunakan sebelum, selama dan sesudah
terapi periodontal karena prognosisnya belum pasti.

Beberapa bentuk splin temporer/ provisional


1) Splin dengan bahan tambal komposit dengan preparasi gigi.
Splin jenis ini merupakan bentuk splin temporer yang paling sederhana Bahan komposit
dietsa ke permukaan gigi yang telah di preparasi dan kemudian dihubungkan.

Diskusi Laporan Status 16


Gambar : Composite Resin Splint with Tooth (Cavity) Preparation
2) Spint Lepasan
Cast chrome-cobalt alloy yang biasanya dihubungkan dengan cangkolan
GTSL.

3. Splint Permanen
Pemakaian splint permanen merupakan bagian dari fase restorasi atau fase rekonstruksi dari
perawatan periodontal. Splint permanen sangat terbatas penggunaannya. Hanya digunakan bila
benar-benar dipergunakan untuk menambah stabilitas tekanan oklusal dan menggantikan gigi-
gigi yang hilang. Selain menstabilkan gigi yang goyang, splint ini juga harus mendistribusikan
kekuatan oklusi, mengurangi serta mencegah trauma oklusi, membantu penyembuhan jaringan
periodontal dan memperbaiki estetika.
Splint permanen dapat berupa splint lepasan eksternal atau splint cekat internal. Splint
permanen lepasan eksternal ini desainnya merupakan bagian dari gigi tiruan kerangka logam.
Splint lepasan tidak boleh digunakan pada gigi-gigi goyang yang mempunyai tendensi untuk
bermigrasi, apalagi splint tersebut hanya digunakan pada malam hari. Pemakaian splin
permanen lepasan pada keadaan tidak bergigi dapat dikombinasikan dengan gigi tiruan. Splint
permanen cekat internal merupakan splint yang paling efektif dan tahan lama. Splint ini
merupakan penggabungan dari restorasi yang membentuk satu kesatuan rigid dan direkatkan
dengan penyemenan.
Setelah dilakukan splinting pasien diinstruksikan untuk lebih memperhatikan kebersihan gigi
dan mulutnya, terutama pada regio gigi yang displinting, karena pada regio tersebut lebih mudah

Diskusi Laporan Status 17


terjadi akumulasi plak dan debris. Begitupun setelah pelepasan splinting, pasien tetap diinstruksi
untuk lebih menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, serta meminimalkan penggunaan regio yang
displinting dari fungsi pengunyahan.
Contoh bentuk splint permanen

Gambar : Splint Permanen Kerangka Logam

F. Klasifikasi Splint Berdasarkan Lokasi pada Mahkota Gigi


1. Ekstrakoronal Splint
- Biasanya sementara
- Perbedaan dengan intracoronal splint yaitu tipe splint ini tidak melibatkan preparasi gigi.
- Sedangkan kemiripannya dengan intracoronal splint yaitu dapat menjadi kuat dengan kawat
jika kekuatan tambahan dibutuhkan.
- Biasanya mengikat gigi anterior.
● Indikasi
1) Gigi anterior dengan kegoyangan sedang
2) Retensi post-orthodontic tanpa pergerakan
3) Untuk memberikan kestabilan pada kasus trauma akut dan memberikan kesembuhan ligament
periodontal, pembentukan kembali tulang alveolar, pemeliharaan posisi gigi, dan kenyamanan
selama berfungsi.
4) Prosedur regenerasi di mana kegoyangan mungkin meningkat sementara.
5) Lesi endodontik-periodontik
● Kelebihan
1) Hanya membutuhkan sedikit waktu karena tidak perlu preparasi gigi.
2) Lebih reversible
● Kekurangan
1) Kompromi awal fonetik dan kenyamanan
2) Dapat membatasi kemampuan pasien untuk melakukan OH

Diskusi Laporan Status 18


● Material
a. Resin Komposit paling banyak digunakan untuk ekstrakoronal dan intrakoronal splint.
Kelebihan: aplikasi mudah, kuat, estetik, dan relatif mudah dibersihkan.
Kekurangan: bond strength.
b. Amalgam jarang digunakan dalam seharihari karena mudah fraktur dan lebih sulit untuk
diperbaiki.
c. Resin Akrilik digunakan terutama pada tipe provisional splint.
Kelebihan: estetik dan kekuatan.
Kekurangan : sulit diperbaiki dan mudah stain.

2. Intrakoronal Splint
- Paling sering digunakan
- Pembuatan preparasi kavitas pada permukaan lingual, palatal, atau oklusal.
- Preparasi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan retensi dari material restorasi.
● Macam-macam
1) Continuous Splint digunakan pada regio mandibula karena dimensi mesiodistal dari insisif
mandibula relatif pendek.
2) Discontinuous Splint lebih sering digunakan pada regio maksila
● Indikasi
1) Gigi dengan jaringan periodontium yang berkurang
2) Overbite yang dalam
3) Gigi dengan akar sangat pendek atau terdapat resorbsi akar.
4) Gigi dengan amputasi akar dan goyang
5) Untuk menghindari kesalahan penempatan selama prosedur regenerasi
6) Post-orthodontics, terutama pada kasus intrusi, ektrusi, rotasi, dan migrasi patologis.
7) Pasien dengan kegoyangan gigi yang tidak dapat di terapi dengan cara lain.
G. Splint Kawat

Paling umum digunakan untuk jenis stabilisasi. Splinting menggunakan kawat ini
mudah dibuat dan lebih kokoh. Paling banyak penggunaannya untuk menstabilisasi gigi
insisivus mandibula. Splint terbuat dari kawat stainless steel (single/double) berukuran 0.01 inch
yang dilingkarkan pada permukaan lingual atau labial gigi yang akan di splint (single/double)
berukuran 0.01 inch yang dilingkarkan pada permukaan lingual atau labial gigi yang akan di
splint.

Diskusi Laporan Status 19


● Keuntungan :

1. Non invasif dan reversibel

2. Mudah diinsersikan, disesuaikan , diangkat dan diganti

3. Sederhana dan mudah

● Kerugian :

1. Tidak rigid

2. Tidak dapat digunakan untuk gigi posterior atau anterior yang edge to edge

3. Kawat mudah putus

4. Retensi plak

5. Plak kontrol sulit bagi pasien atau operator

H. Acid Etch Bonded Resin Splint


● Indikasi :
1. Gigi anterior lebih estetik
2. Kegoyangan sementara karena trauma
● Kontra indikasi :
1. Gigi dengan tekanan yang berat
2. Gigi posterior
● Keuntungan :
1. Estetiknya baik
2. Tidak merusak gigi dan reversibel
3. Tidak mengiritasi gusi
4. Dapat diperkuat dengan wire
● Kerugian :
- Kekuatan tergantung retensi kimiawi
● Teknik :
1. Permukaan email dipoles kemudian di etsa
2. Permukaan proksimal ditahan dengan wedge
3. Gigi di isolasi
4. Bonding di aplikasikan
5. Permukaannya di bentuk
6. Dipoles

Diskusi Laporan Status 20


I. Composite and Wire Splint
● Keuntungan :
1. Estetiknya baik
2. Stabilisasi baik
3. Tidak mengiritasi gusi
4. Dapat dipakai di gigi anterior dan posterior
5. Dapat mendukung mahkota gigi anterior RB yang telah di amputasi
● Kerugian :
1. Invasif dan ireversibel
2. Patah dibawah tekanan kuat

3. Memerlukan anestesi lokal


4. Membahayakan vitalitas pulpa
5. Memerlukan plak kontrol yang baik
● Indikasi :
1. Gigi anterior yang memerlukan estetik
2. Gigi anterior/posterior yang akan direstorasi
3. Indeks karies rendah
4. Insisif bawah harus diganti sementara
● Kontraindikasi :
1. Indeks karies tinggi
2. Gigi menerima tekanan terus menerus gigi lawan
3. Teknik noninvasif merupakan kontraindikasi
● Teknik :
1. Buat groove horisontal dengan undercut di lingual (gigi anterior)
2. Undercut pada permukaan oklusal (gigi posterior)
3. Wire diletakkan dalam groove
4. Isi dengan komposit
5. Poles

Diskusi Laporan Status 21

Anda mungkin juga menyukai