Jeanice Felincia
1895022
BAGIAN PERIODONTIK
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
KASUS SIMPEL PERIODONSIA
Nama Pasien : Zemmy Karamoe Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Wirausaha Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kopo Permai 53CD No.6 Status : Sudah Menikah
Agama/Suku : Islam / Jawa No. RM: 032155
Tanggal pemeriksaan : 5 Desember 2018
Mahasiswa : Jeanice Felincia
NRP : 1895022
KEADAAN UMUM
K: CM BB : 70 kg
T : 120/90mmHg TB : 150 cm
S : afebris
R : 24x / menit
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan gigi terasa kotor dan kasar. Keluhan dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien belum pernah datang ke dokter gigi. Gusi terasa bengkak dan pasien ingin gigi dibersihkan.
c. Dirawat ahli/bukan :-
v. TMJ : TAK
b. Keadaan intraoral
i. Mukosa : Cheek bitting bilateral mukosa bukal
ii. Gingiva
1. Bentuk : Membulat seluruh regio
2. Warna : Kemerahan seluruh region dan pigmentasi kehitaman
3. Konsistensi : Lunak di seluruh regio
4. Pitting test : (+) seluruh regio
5. Stippling : (-) seluruh regio
6. Permukaan : Licin di seluruh regio
7. Resesi : ar/ 41, 42
8. Interdental papil : Membulat di seluruh regio
9. Stillmans cleft : (-)
10. Mc.calls Festoon : (-)
iii. Frenulum : RA & RB normal
iv. Eksudat sulkus :-
v. Perkusi :-
vi. Mobility : ar 41-42
vii. Karies : 15, 14, 24, 26, 35, 36, 45-48
10. Oklusi
a. Kontak prematur : 14, 13, 23, 24, 33, 43, 44
b. Faset permukaan
i. Atrisi : 13, 23
ii. Abrasi :-
iii. Erosi :-
c. Geligi tidak beraturan :-
b. Fase initial:
- Pro/ OHI & DHE
- Pro/ skeling seluruh regio
- Pro/ restorasi gigi ar/ 17,16,13,24,27,28,37,35,34
- Pro/ ekstraksi radiks 18, 37, 38
c. Fase bedah: -
d. Fase restorasi: -
e. Fase pemeliharaan: Home care ; kontrol 1 minggu dan 1 bulan serta pemeriksaan 6 bulan sekali
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Kunjungan : 4 Presentase (%) : 13% Tanggal Pemeriksaan : 1/4/2019
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
KEDALAMAN PROBING
R 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
A
F 1 2 2 2
L 2 2 2 2
L 2 1 1 -
F 2 2 1 -
R 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
B
FOTO KLINIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Calvin Kurnia, drg., Sp. Perio)
untuk menghilangkan keluhan penderita, baik secara estetik, fungsi mapun bila
dengan memberi tumpatan sewarna dengan gingiva pada area akar yang terbuka
maupun memberi gingiva tiruan yang diaplikasikan pada area resesi. Sedangkan
bahan desensitisasi, misalnya : fluoride, chloride, potassium nitrat atau dapat pula
dengan bahan varnish maupun komposit untuk melapisi akar yang terbuka
flap, free gingiva graft, connective tissue graft. Bahan graft yang digunakan dapat
berasal dari individu yang sama maupun diperoleh dari tissue bank yang telah
tersedia.
gingiva masih dalam batas kurang lebih 2 mm, maka perawtan masih dapat
dilakukan secara non bedah. Perawatan yang disarankan adalah scalling, root
junction, kedalaman sulkus gingiva 2-3 mm, warna gigniva normal dan tidak
berdarah saat probing. Kondisi tersebut dapat dicapai denga bedah mukogingiva.
Indikasi teknik bedah mukongiva adalah untuk resesi gingiva kelas I dan II
dikembangkan perawtan non bedah utnuk mengatasi resesi gingiva. Perawatan ini
Resorpsi tulang horizontal merupakan pola kehilangan tulang yang paling sering
penurunan, tetapi margin tulang yang tersisa tegak lurus terhadap permukaan gigi.
Septum interdental serta bagian facial dan lingual juga mengalami kerusakan,
Kehilangan tulang dianggap horizontal apabila sisa puncak tulang alveolar bagian
proksimal sejajar terhadap garis khayal yang terdapat. diantara cemento- enamel
Defek Vertikal atau Angular Defek vertikal atau angular terjadi dalam arah
dasar defek terletak ke arah apikal di sekitar tulang. Defek angular disertai poket
berdasarkan jumlah dinding osseus. Defek angular dapat memiliki satu, dua, atau
tiga dinding. Jumlah dinding pada bagian apikal defek lebih besar daripada bagian
oklusal yang disebut dengan combined osseus defect. Defek vertikal terjadi pada
interdental yang dapat terlihat secara jelas pada gambaran radiografis, walaupun
kadang tertutup oleh kepingan tulang yang tebal. Defek angular juga terdapat pada
permukaan facial dan lingual atau palatal, tetapi defek ini tidak terlihat pada
1. Adanya pembuluh darah yang besar pada satu sisi alveolus mungkin
mempengaruhi pembentukan poket infraboni.
4. Plak yang terdapat di daerah apical gigi-gigi berdekatan yang maju dengan
kecepatan berbeda- beda ke apical dapat menyebabkan keruskan tulang
alveolar yang lebih cepat pada salah satu sisi dari dua gigi yang
bersebelahan, sehingga menyebabkan resopsi tulang yang berbentuk
vertikal.
Osseous craters
yang dibatasi dinding fasial dan lingual. Craters telah ditemukan sekitar sepertiga
(35,2%) dari seluruh defek dan sekitar dua pertiga (62%) dari semua defek
mandibula dan terjadi dua kali lebih sering pada segmen posterior daripada
anterior segmen. Ketinggian puncak fasial dan lingual dari crater ditemukan
identik pada 85% kasus, dengan 15% sisanya terbagi antara puncak fasial yang
Bentuk fasiolingual yang normal flat atau konkaf dari septum interdental
untuk inflamasi
Etiologi Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan proses patologis yang mengenai jaringan
periodontal. Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif di sebabkan oleh
invasi bakteri.
a. Plak Bakteri
Ada beberapa macam plak bakteri, tetapi yang berhubungan dengan penyakit
periodontal dapat dibagi menjadi 2 tipe utama, yang pertama adalah plak yang
terdiri dari mikroorganisme yang padat dan menumpuk, berkolonisasi,
bertumbuh dan melekat ke permukaan gigi. Tipe plak ini dapat berupa plak
supragingival atau subgingiva. Tipe yang kedua adalah plak subgingva yang
bebas atau menempel secara longgar di antara jaringan lunak dan permukaan
gigi. Plak bakteri yang melekat ini tidak dapat dibersihkan dengan semprotan
air yang kuat, tetapi dapat dihilangkan dengan pembersihan mekanis lain. Plak
yang menempel degan longgar sebagian besar terdiri atas bakteri anaerob.
b. Pelikel bawaan
Yaitu lapisan protein setipis film (0,1-0,8 mikron) yang terbentuk pada gigi
yang telah bererupsi dan dapat dibersihkan dengan alat abrasive ( alat atau
bahan pemoles) dan dengan cepat terbentuk kembali setelah dibersihkan.
Sumber pembentuk pelikel adalah zat-zat yang terdapat dalam saliva, dan
dapat terbentuk dengan atau tanpa adanya bakteri. Dengan eritrosin (bahan
pewarna merah untuk mewarnai plak bakteri), pelikel terlihat berwarna merah
muda terang. Tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur dan
peranannya dalam penyakit periodontal belum diketahui dengan jelas.
c. Kalkulus
Yaitu plak terkalsifikasi yang biasanya tertutup oleh lapisan lunak plak bakteri
d. Debris Makanan
Adalah makanan yang tersisa di dalam mulut. Debris dapat dibersihkan
dengan aliran saliva dan pergerakan otot-otot di rongga mulut, atau dengan
berkumur dan menyikat gigi, kecuali debris terselip diantara gigi atau masuk
ke dalam poket periodontal.
e. Material Alba
Suatu campuran lunak antara protein saliva, bakteri, sel epitel terdeskuamasi
dan kadang-kadang leukosit yang mati. Campuran ini melekat longgar ke
permukaan gigi, plak dan gingiva dapay dibersihkan dengan semprotan air
yang kuat.
Terapi Furkasi :
Pemeriksaan KGB
bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri, dan berbatas tegas. Limfadenopati dengan
konsistensi lunak dan nyeri biasanya disebabkan oleh inflamasi karena infeksi.
Pada kasus yang jarang, limfadenopati yang nyeri disebabkan oleh perdarahan
pada kelenjar yang nekrotik atau tekanan dari kapsul kelenjar karena ekspansi
cm, tetapi beberapa penulis menyatakan bahwa kelenjar epitroklear lebih dari 0,5
cm atau kelenjar getah bening inguinal lebih dari 1,5 cm merupakan hal abnormal.
Terdapat laporan bahwa pada 213 penderita dewasa, tidak ada keganasan pada
penderita dengan ukuran kelenjar 1-2,25 cm dan pada 38% penderita dengan
ukuran kelenjar di atas 2,25 cm. Pada anak, kelenjar getah bening berukuran lebih
besar dari 2 cm disertai gambaran radiologi toraks abnormal tanpa adanya gejala
kanker (terutama limfoma).2 Tidak ada ketentuan pasti mengenai batas ukuran
kelenjar yang menjadi tanda kecurigaan keganasan. Ada laporan bahwa ukuran
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya keganasan dan penyakit
granulomatosa.
Pupil