Anda di halaman 1dari 19

PERAWATAN ULANG SALURAN AKAR GIGI INSISIVUS MAKSILA

DENGAN KISTA

Jeanice Felincia1, Ibnu Suryatmojo2


1
Program Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha,
Bandung, 40164, Indonesia
2
Staf Pengajar Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung, 40164, Indonesia

ABSTRAK

Kebanyakan kista radikular berkembang secara perlahan. Perawatan ulang pada


kasus lesi periapikal membutuhkan variasi pada proses yang sama. Ada beberapa
pilihan perawatan yaitu non-surgical endodontic treatment atau surgical
endodontics. Pilihan perawatan harus dipilih berdasarkan situasi klinis dan pilihan
pasien, kemampuan dan pengalaman operator, resiko dari komplikasi, kelayakan
teknis dan harga. Pada laporan kasus ini, akan dibahas mengenai pasien
perempuan berusia 51 tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Maranatha, dengan keluhan tambalan pada gigi belakang kiri atasnya patah.
Kemudian dilakukan pemeriksaan radiografi panoramik dan ditemukan adanya
kista pada gigi depan atas kanan. Gigi pasien telah dilakukan perawatan saluran
akar beberapa tahun yang lalu. Tidak ada keluhan rasa sakit ataupun tonjolan pada
langit- langit mulut yang dirasakan. Akan dilakukan perawatan ulang saluran akar
diikuti dengan apikoektomi.

Kata Kunci: Kista radikular, perawatan ulang saluran akar

ABSTRACT
Most radicular cysts develop slowly. Re-treatment in cases of periapical lesions
requires variations in the same process. There are several treatment options,
namely non-surgical endodontic treatment or surgical endodontics. The choice of
treatment must be chosen based on the clinical situation and the patient's choice,
operator's skill and experience, risk of complications, technical feasibility and
cost. In this case report, it will discuss the 51-year-old female patient who came
to Maranatha Dental and Oral Hospital, with complaints of a fracture filling on
her left upper back tooth. Then a panoramic radiographic examination was
performed and a cyst was found in the right upper front tooth. The patient's tooth
were treated for root canals several years ago. There were no complaints of pain
or swelling in the palate. Root canal treatment will be followed by apicoectomy.
Keywords: radicular cyst, endodontic re- treatment

1
2

PENDAHULUAN

Jika terdapat infeksi mikroba, lesi periapikal dapat berkembang menjadi lesi

inflamasi kronis (mis. granuloma, kista periapikal, atau jaringan parut). 1 Kista

radikular adalah kista odontogenik yang berasal dari inflamasi yang didahului

oleh granuloma periapikal kronis dan stimulasi sisa sel malassez yang ditumakan

pada membran periodontal. Sisa dari sel malassez adalah sisa selubung akar

hertwig. Kista radikular dapat menyebabkan resorpsi tulang dan dapat membesar,

gejala akan terlihat ketika terdapat infeksi atau akibat tekanan pada saraf.2 Kista

ini terjadi sebagai gejala sisa langsung dari periodontitis apikal kronis.

Kebanyakan kista radikular berkembang perlahan dan tidak menjadi sangat

besar. Pasien tidak mengalami nyeri kecuali terdapat eksaserbasi inflamasi akut,

dan lesi biasanya hanya terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan radiografi. Jika

kista menjadi besar, gejala-gejala seperti pembengkakan, sensitivitas ringan,

mobilitas gigi, dan perpindahan gigi dapat terlihat. Gigi yang terinfeksi biasanya

tidak responsif terhadap tes pulpa baik termal maupun elektrik.

Kebanyakan lesi periapikal termasuk kista merespon terhadap terapi

endodontic saja. Hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya efek prepaarsi

biomekanis pada mircrobiota intracanal, mekanisme enzim, mekanisme

imunologis yang berhubungan dengan netralisasi racun antigenic serta hancurnya

garis epitel yang berhubungan dengan makrofag, NK T-Lymphocyte dan sel

langerhans. Kantung kista membaik karena hilangnya penyebab iritasi pada

daerah intracanal.
3

Perawatan ulang pada kasus lesi periapikal membutuhkan variasi pada proses

yang sama. Ada beberapa pilihan perawatan yaitu non-surgical endodontic

treatment atau surgical endodontics. Pilihan perawatan harus dipilih berdasarkan

situasi klinis dan pilihan pasien, kemampuan dan pengalaman operator, resiko dari

komplikasi, kelayakan teknis dan harga.

Pada laporan kasus ini, akan dibahas mengenai pasien perempuan berusia 51

tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, dengan keluhan

tambalan pada gigi belakang kiri atasnya patah. Kemudian dilakukan pemeriksaan

radiografi panoramik dan ditemukan adanya kista pada gigi depan atas kanan.

Gigi pasien telah dilakukan perawatan saluran akar beberapa tahun yang lalu.

Tidak ada keluhan rasa sakit ataupun tonjolan pada langit- langit mulut yang

dirasakan.

LAPORAN KASUS

Perempuan berusia 51 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut maranatha

dengan keluhan tambalan pada gigi belakang kiri atasnya patah dan ingin dirawat.

Kemudian dilakukan pemeriksaan radiografi panoramic dan ditemukan adanya

kista pada gigi depan atas kanan. Gigi pasien telah dilakukan perawatan saluran

akar beberapa tahun yang lalu. Tidak ada keluhan rasa sakit ataupun tonjolan pada

langit- langit mulut yang dirasakan pasien. Pasien tidak memiliki riwayat

konsumsi obat- obatan.

Pada foto intraoral dapat dilihat hasil pemeriksaan terdapat :

 Karies profunda : 17, 25, 28


4

 Karies media : 35

 Karies sekunder : 16, 12, 26, 28,37, 36, 47

Pada pemeriksaan ekstraoral, didapat bahwa muka simetris, konjungtiva non

anemis, sclera non ikterik, pada leher kelenjar submandibula teraba, dan TMJ

sakit dan clicking kanan kiri. Untuk menegakkan diagnosa, pasien melakukan foto

CBCT serta periapikal pada gigi 12. Setelah dilakukan pemeriksaan intra oral dan

peninjauan foto radiografi, pasien didiagnosis terdapat kista periapikal pada gigi

12, nekorsis pula 11 disertai resorpsi akar eksternal dengan diagnosis banding

apical scar gigi 12.

Tindakan yang akan dilakukan adalah perawatan ulang saluran akar diikuti

dengan apikoektomi pada gigi 12.

KP KP K.Sek Kista.Crown KP K.Sek X KP

X K.Sek X K.Sek K.Sek X

Odontogram
5

Keadaan Intraoral.

Foto Periapikal

Foto CBCT

Interpretasi CBCT :
 MPR 11-12
o Lokasi : periapikal akar gigi 12.
o Jarak lesi ke foramen insisivus sekitar 1,4mm.
o Ukuran:
6

 Mesial-distal lesi sekitar 4,6mm.


 Labial-palatal lesi sekitar 5,5mm.
 Superior-inferior sekitar 5,7mm.
o Batas: well-defined, corticated.
o Tampak tipis pada batas labial dan palatal.
o Bentuk: bulat, regular, simetris
o Struktur internal: totally radiolucent, terdapat deposit radiopak di
inferior yang mengarah pada apikal gigi 12
o Efek ke jaringan sekitar: tampak destruksi pada kortikal palatal dan
labial lesi. Tampak resorpsi eksternal akar gigi 11 yang berbentuk
melengkung. Tampak akar gigi 12 datar. 
7

Slice 11-12

 Slice 11-12
o Gigi 12 :
 Radiopak di palatal mahkota dari enamel hingga kamar
pulpa.
 Akar satu, lurus radiopak di sepanjang saluran akar dari
bawah orifice hingga apikal akar.
 Tampak apikal akar mendatar.
 Membran periodontal dan lamina dura di apikal menghilang

o Gigi 11:
 Radiopak di seluruh permukaan mahkota. Kamar pulpa tidak
terlihat.
 Akar satu, lurus, radiopak di seluruh panjang saluran akar
hingga apikal.
 Tampak resorpsi eksternal pada apikal akar.
 Membran periodontal dan lamina dura tampak menghilang di
apikal.

 Suspek Radiologis: Kista periapikal 12; Nekrosis pulpa 11 disertai


resorpsi eksternal akar Dd/ Apikal scar 12 

Rencana perawatan yang akan dilakukan yaitu perwataan ulang saluran akar

diikuti apikoektomi pada gigi 12. Persiapan sebelum perawatan antara lain :

1) Pemeriksaan laboratorium

2) Pengisian status

3) Informed consent : pemberian informasi kepada pasien mengenai

diagnosis, tindakan yang dilakukan beserta tata caranya, tujuan


8

dilakukannya pembedahan, lama perawatan, biaya, efek samping, resiko

dan komplikasi dari tindakan. Informed consent ditanda tangani oleh

pasien beserta wali.

4) Persiapan alat dan bahan

Pada pertemuan pertama, dilakukan pembukaan tambalan sebelumnya pada

gigi 12 dari bagian palatal, kemudian dilakukan pembuangan gutta percha lama

menggunakan Glidden Gates drill dan instrument tangan Hedstrom files

dilanjutkan dengan irigasi menggunakan cairan NaCl dan NaOCl. Setelah itu

panjang kerja diukur menggunakan apecslocator dan dilakukan preparasi ulang

secara perlahan hanya untuk menghaluskan saluran akar dan memastikan seluruh

debris sudah bersih. Saluran akar diisi menggunakan kalsium hidroksida hingga

ujung apikal setelah dikeringkan menggunakan paper point, lalu ditumpat

menggunakan bahan tambalan sementara.

Pasien dijadwalkan untuk melakukan pengisian saluran akar pada pertemuan

selanjutnya diikuti dengan perawatan apikoektomi.


9

PEMBAHASAN

Variasi yang luas dari kista dan neoplasma dapat terjadi pada region maksila,

dan identifikasinya dapat menjadi sulut. Kita merupakan kavitas patologis dengan

adanya dinding connective tissue dan epithelial carpet yang berisi cairan,

semiliquid, maupun gas. Pertumbuhan kista cenderungl lambat, sentrifugal dan

infiltrative. Kista radikular timbul dari jaringan epitel, tepatnya adalah sisa sel

malassez pada ligament periodontal dan berproliferasi menjadi inflamasi

periapikal yang disebabkan akibat infeksi pada system saluran akar. Hal tersebut

sering ditemukan pada region anterior maksila dan biasanya disebabkan akibat

trauma.

Terdapat berbagai macam menejemen lesi kista,dimulai dari perawatan saluran

akar tanpa pembedahan menggunakan kalsium hidroksida dan intervensi

pembedahan sekalipun. Apabila kista berukuran cukup besar, disarankan untuk

dilakukan pembedahan untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Pembedahan juga

direkomendasikan apabila saluran akar terkalsifikasi atau rusak dan tidak dpaat

dirawat menggunakan instrument. Kegagalan perawatan patahnya instrument

metal juga merupakan salah satu alasan dilakukannya pembedahan.

Perawatan endodontic ulang merupakan prosedur pembuangan bahan pengisi

saluran akar dari gigi, diikuti dengan pembersihan, pembentukan dan obturasi

saluran akar (GET- AAE). Menuru Friedman, kebanyakan pasien mengerti

konsep penyembuhan penyakit, namun kegagalan perawatan yang merupakan

kebalikan dari hal tersebut tidak dianggap dapat terjadi, maka dari itu, disarankan
10

menggunakan istilah penyakit pos-perawatan untuk mendeskripsikan kasus yang

sebelumnya telah dilakukan perawatan agar tidak dianggap kegagalan.

Kesuksesan perawatan saluran akar adalah 86-98%.

Hal yang mempengaruhi keberhasilan perawatan

Beberapa faktor terkait diantaranya adalah:

- Adanya apikal pathosis

- Obturasi yang terlalu panjang atau terlalu pendek

- Kualitas dan teknik obturasi

- Periode observasi

- Tipe medikasi intrakanal dan keadaan bakteri pada saluran akar sebelum

dilakukan obturasi

Penyebab kegagalan perawatan diantaranya:

- Preoperative Causes

o Pemeriksaan rongga mulut yang salah dan misinterpretation

 Saluran sinus, rasa sakit, tes vitalitas, masalah periodontal

o Misinterpretasi radiograf

 Odontogenik, lesi developmental, bagian anatomis yang

khas

 Luka fisik

o Pemilihan kasus yang tidak tepat

 Ke-kooperatifan pasien

 Kesulitan teknis

 Kondisi sistemik pasien


11

 Gigi yang rusak parah

 Resorpsi akar

o Sterilisasi instrument yang tidak adekuat

- Operative Causes

o Kegagalan untuk mencapai objektifitas biomekanis

 Pembuangan bahan yang berpotensi menyebabkan iritasi

 Coronal portion

 Sistem saluran akar

 Jaringan periapikal

o Preparasi akses

 Perforasi

 Preparasi underextended

 Preparasi overextended

o Preparasi saluran akar

 Perforasi

 Ledge

 Canal blockage

 Patahnya instrument atau benda asing lainnya

o Kerusakan obturasi

 Pengisian yang berlebihan

 Pengisian yang kurang

 Peran periodontal : lateral dan accessory canals

- Post Operative Causes


d
a
o
t
s
lin
R
H
g
K
fi
r o Trauma dan fraktur

o Penyembuhan periapikal yang terganggu

o Keterlibatan non-endodontik yang superimpose

o Gaya ortodontik yang berlebihan, penyakit periodontal

o Restoasi pos-endodontik yang buruk


12

Untuk membuat rencana perawatan yang efektif, klinisi perlu menentukan

faktor etiologi yang dibagi kedalam 4 grup:

1. Persistensi atau kemunculan ulang mikroorganisme intraradikular

2. Infeksi ekstraradikular

3. Reaksi badan terhadap benda asing

4. True cyst

Metode Evaluasi
13

a. Kriteria kesuksesan perawatan klinis

- Menurut Bender et al, kesuksesan perawatan meliputi:

o Tidak ada rasa sakit maupun pembengkakan

o Hilangnya sinus tract

o Tidak ada kehilangan fungsi

o TIdak terdapat destruksi jaringan lunak, termasuk saat probing

o Tidak ada temuan persisten yang mengindikasikan kegagalan (mis.

pembengkakan atau sinus tract)

- Untuk melakukan diagnosis yang tepat, klinisi harus:

o Menentukan etiologi non-odontogenik

o Melakukan seluruh tes yang diperlukan

o Menginterpretasi yang sesuai dengan respon pasien terhadap tes

o Menentukan diagnosis yang tepat

o Menentukan pemilihan perawatan

b. Pemeriksaan Radiografi

- Pemeriksaan radiografi adalah suaru kewajiban

- Dalam kasus dengan perawatan endodontic sebeelumnya, radiografi

dapat digunakan untuk:

o Evaluasi karies, resotasi yang defek, kesehatan periodontal

o Kualitas obturasi

o Adanya saluran akar yang tidak terisi


14

o Kesulitan untuk menggunakan instrument

o Patosis perirarikular

o Perforasi, fraktur, resorpsi

o Anatomi saluran akar

- Beberapa pemeriksaan dari berbagai sudut dapat digunakan untuk

menentukan etiologi endodontic

- CBCT : dapat digunakan untuk saluran akar yang belum dirawat,

fraktur akar, dan resorpsi

- Diklasifikasikan menjadi

o Success :

 Tidak adanya gambaran radiografi resorpsi lesi apikal

 Lesi yang ada pada saat perawatan telah hilang atau lesi

tidak muncul kembali

 Kesuksesan perawatan merupakan hilangnya atau tidak

terbentuknya area rarefaction setelah dilakukan

perawatan setelah 1-4 tahun

o Failure

 Persistensi atau munculnya eviden patosis secara

radiografis

 Lesi radiolusen yang membesar, muncul atau

persiten sejak dilakukannya perawatan

o Questionable
15

 Suatu keadaan yang tidak pasti : situasi dimana lesi

radiolusen tidak menjadi lebih parah maupun membaik

 Status questionable ini lebih mengarah pada kegagalan

juka situasi berlanjut tidak membaik setelah lebih dari 1

tahun.

c. Pemeriksaan Histologi

- Bukti dari rekonstruksi struktur periapikal dan tidak adanya inflamasi

- Pemeriksaan histology secara rutin pada jaringan periapikal pada

pasien tidaklah praktis, karena itu, penemuan klinis seperti tanda dan

gejala serta penemuan radiografi dapat menjadi penentu sukses dan

gagalnya suatu perawatan

Indikasi

- Radiolusen periapikal setelah 4 tahun

- Lunak saat di perkusi (tenderness)

- Nyeri pada apikal saat ditekan

- Terdapat fistula

- Pembengkakan pada jaringan lunak

- Pengisian saluran akar yang tidak selesai

Kontraindikasi

- Fraktur vertical
16

- Status periodontal yang buruk

- Gigi yang tidak dapat di restorasi

- Kesulitan akses

- Pasien dengan masalah dislokasi TMJ

- Resoprsi

- Keterbatasan anatomi

- Posisi tidak strategis

Rencana Perawatan

Pasien yang memiliki penyakit post treatment memiliki 4 pilihan utama

perawatan:

- Tidak melakukan apapun

- Ekstraksi gigi

- Perawatan ulang non-bedah (coronal disassembly)

o Pembuangan restorasi koronal meliputi:

 Restoasi total (full coverage restoration)

 Bahan core build-up

 Pasak diaplikasikan pada saluran akar

o Anjuran untuk pembuangan restorasi pada korona jika memiliki:

 Adaptasi pada marginal yang buruk

 Karies sekunder

 Untuk menghindari kegagalan procedural

 Untuk mempertahankan bentuk, fungsi dan estetik


17

o Membuat ulang akses pada kamar pulpa dari restorasi yang sudah ada,

jika diperkirakan dapat didisain secara fungsi, memiliki fit yang baik

dan baik secara estetik

o Pembuangan restorasi ditentukan dari apakah akses tambahan

diperlukan untuk memfasilitasi pembongkaran dan perawatan ulang:

 Tipe preparasi

 Disain restorasi dan kekuatan

 Material restorasi yang digunakan

 Agen sementasi

 Alat untuk membuang restorasi (removal device)

- Perawatan ulang dengan pembedahan


18

KESIMPULAN

Perawatan endodontik ulang dapat membantu menyelamatkan gigi yang

terinfeksi, kebanyakan gigi dapat dikembalikan pada keadaan sehat dan fungsi

jangka panjang bisa didapatkan, namun, klinisi perlu mengetahui informasi

mengenai proses yang harus dilakukan, serta menentukan rencana perawatan yang

tepat untuk setiap kasusnya.


19

DAFTAR PUSTAKA

1. Daniel T., et al. Treatment of a Large Maxillary Cyst with Marsupialization,

Decompression, Surgincal Endodontic Teraphy and Enucleation. JCDA. June

2011; 77:b87.

2. Shubha R., et al. Surgical Management of Radicular Cyst Associated with

Maxillary Central Inscisor: case report. Denta Impact. Oct 2016;5(2).

3. Rego CMM, Sales FA, Neto MVG, Sales CA, Sena NT, Garrido AD.

Conservative option of retreatment for gutta percha overfilled root canal: a

case report. Oral Sci. 2012; 4(1): 31 – 5.

4. Varun Kapoor & Samrity Paul. Non Surgaical Endodontics in Retreatment of

Periapical Lesions – Two Representative Case Reports. J Clin Exp Dent.

2012;4(3):e189-93.

5. Berman. Cohen's Pathways of the Pulp. St. Louis, Mo: Mosby Elsevier, 2011.

6. Ingle, J. I., Bakland, L. K., Baumgartner, J. C., & Ingle, J. I. (2008). Ingle's

endodontics 6. Hamilton, Ontario: BC Decker.

7. Grossman, Louis I. Endodontic Practice. Philadelphia: Lea & Febiger, 1978.

Anda mungkin juga menyukai