TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Enamel
Enamel merupakan bagian terkeras pada jaringan tubuh manusia yang dapat
merupakan jaringan ireversibel yang berarti tidak dapat melakukan regenerasi atau
semipermeabel yang memungkinkan ion, cairan, bakteri dan produk bakteri dalam
Enamel terdiri dari 96% material anorganik, 1% material organik, dan 3% air. 26
hidroksiapatit. Komposisi mineral enamel dalam jumlah besar terdiri dari Ca, P,
CO2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil terdapat F, Zn, Fe, Cu, Mn,
Sr, dan Ag. Komposisi yang termasuk materi organik adalah rod sheath dan
enamel dan rod sheath. Pisma enamel terbentuk dari sel pembentuk ameloblas
prisma dan merupakan struktur organik yang tidak terkalsifikasi dan resisten
terhadap asam. Pori - pori yang terbentuk di antara batang prisma enamel dan
enamel.29
tembus dan memiliki warna putih kekuningkan hingga putih keabuan tergantung
dan homogenitas.27
fluoresensi, opalescene, kontras dan kilau (contrast & glare), persepsi warna,
a) Translusensi
mahkota dapat menurunkan value warna mahkota tersebut karena lebih sedikit
b) Fluorosensi
terlihat (ultraviolet) yang diserap oleh suatu benda yang kemudian memancarkan
energi cahaya yang dapat terlihat oleh mata. Saat gigi alami terkena cahaya
ultraviolet, akan muncul warna fluorosensi dengan dominasi warna putih dengan
melaporkan bahwa senyawa yang dapat memunculkan warna fluorosensi gigi asli
sebagian besar dikarenakan oleh adanya materi organik, yaitu protein. Saat
terkena sumber cahaya, fluoresensi dari gigi asli menggambarkan vitalitas dari
gigi tersebut.31
c) Opalescence
Opalescence merupakan efek cahaya yang terjadi saat cahaya tersebar dan
tersebar dan panjang gelombang merah atau oranye menjadi tersebar dan
akan memberikan warna kebiruan pada gigi yang translusen, terutama pada tepi
insisal ketika dilihat dari sisi labial. Cahaya yang ditransmisikan akan
memberikan gambaran gigi berwarna kemerahan atau oranye saat dilihat dari
Gambar 2.3 - Sinar yang ditransmisikan memberikan gambaran warna kemerahan atau oranye
Enamel yang terihat putih disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
pendek, hal ini membuat enamel terlihat putih atau biru pucat.
lebih banyak cahaya dari permukaan dentin. Refleksi cahaya dari dentin
muda lebih kuat karena dentin memiliki value yang tinggi dan saturasi
yang rendah.
rod, hal ini menyebabkan perubahan indeks bias dan membuat enamel
dari cahaya yang terpancar, oleh karena itu, meskipun enamel memiliki
kearah tepi insisal dikarenakan efek opalescence dan gigi tampak putih.31
Kontras berasal dari perbedaan antara kecerahan atau warna suatu objek dan
latar belakangnya. Bentuk objek dengan kontras tinggi lebih mudah dipilih
daripada objek dengan kontras yang rendah, namun kontras yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan glare. Benda yang sangat terang dengan latar belakang gelap
atau benda yang memiliki warna berbeda dapat mengganggu persepsi, interfensi
ini disebut glare. Penerangan pada gigi tidak seharusnya lebih terang dari keadaan
e) Persepsi warna
tiga jenis sel reseptor yang masing- masing sensitif terhadap salah satu dari tiga
warna utama, yaitu merah, hijau dan biru. Impuls dari ketiga tipe reseptor dapat
digabungkan menjadi suatu sinyal yang diteruskan, langkah ini terjadi pada sel
ganglion di retina. Perubahan warna dapat mengubah pola pada sinyal yang
diteruskan. Dua cahaya warna yang berbeda bila digabungkan akan menghasilkan
warna ketiga dan mata manusia tidak dapat melihat warna asalnya, pada akhirnya,
hue yang terlihat adalah panjang gelombang yang mendominasi atau rata- rata.30
normal yang menyebabkan perubahan persepsi. Salah satu jenis afterimage yang
umumnya terjadi pada klinisi adalah efek penyebaran yang terjadi saat sinar
dipindahkan dari retina namun reseptor masih berlanjut dalam waktu singkat
untuk aktif dan mengirim sinyal ke otak. Jika dilihat bersamaan dengan dua
daerah yang berdekatan dengan warna berbeda, mata akan berkedip terus menerus
tanpa disengaja. Masing- masing warna yang terlihat dalah kombinasi dua warna.
Ketika menempatkan shade guide dekat dengan gigi, penting untuk memutuskan
warna dalam beberapa detik karena semakin lama warna tersebut akan terlihat
semakin serupa.30
sensitif terhadap stimulasi. Warna lipstick merah yang dekat dengan gigi akan
menyebabkan kelelahan reseptor mata ketika reseptor biru dan hijau berfungsi
dengan baik, hal ini dapat menghasilkan perspektif warna yang terlalu biru-
kehijauan. Klinisi dapat mengistirahatkan mata dengan cara melihat warna abu-
abu. Melihat warna biru tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan afterimage
dan bias dengan persepsi terhadap warna komplementer, yaitu oranye. Beberapa
orang percaya peggunaakn latar belakang warna biru membuat mata lebih sensitif
teradap warna kuning- oranye, tetapi pemilihan ini menyebabkan lelahnya satu
tipe reseptor kerucut dan tidak membuat warna lain lebih sensitif. Kartu berwarna
abu- abu (18%) merupakan latar belakang yang paling baik untuk mengevaluasi
Struktur gigi terdiri dari enamel, dentin dan pulpa. Setiap perubahan terhadap
Diskolorasi gigi adalah masalah yang sering dialami oleh berbagai orang dari
usia tua maupun muda dan bisa terjadi pada gigi desidui maupun gigi permanen.26
Diskolorasi gigi terjadi akibat perubahan terhadap struktur gigi baik enamel,
mencerminkan sifat warna pada gigi. Warna gigi yang terlihat bergantung pada
kualitas cahaya yang dipantulkan. Perubahan struktur gigi dapat terjadi akibat
Warna asli dari gigi adalah polychromatic (Louka 1989) yang berarti ada
banyak variasi warna dimulai dari bagian gingival, insisal, dan servikal tergantung
Warna gigi sehat terutama ditentukan dari dentin dan dapat dimodifikasi oleh
translusensi enamel yang bervariasi dengan derajat kalsifikasi yang berbeda, serta
ketebalan enamel yang lebih besar pada bagian oklusal atau insisal dari gigi dan
a) Pewarnaan intrinsik
ketebalan dari jaringan keras gigi. Warna normal gigi ditentukan oleh warna biru,
hijau, dan merah muda dari enamel dan diperkuat oleh warna kuning dari dentin
oleh penumpukan bahan- bahan dalam struktur gigi. 22 Penyebab pewarnaan pre-
penyakit, dapat pula disebabkan oleh obat- obatan seperti tetrasiklin maupun
dentin, perubahan saliva), perubahan fungsi dan parafungsi (erosi, atrisi, abrasi),
b) Pewarnaan ekstrinsik
dengan paparan garam metal saat bekerja dan bisa juga disebabkan oleh obat-
pewarnaan coklat. Beberapa bahan metal tersebut dapat ditemukan pada obat
pada pelikel atau plak. Agen yang menyebabkan pembentukan plak atau pellikel
(gambar 2.5). Warna pada pewarnaan tertentu dapat dihubungkan dengan keadaan
mulut tertentu, misalnya pewarnaan hijau dan oranye dapat terjadi pada anak
dengan kebersihan rongga mulut yang buruk, dan pewarnaan hitam atau coklat
pada anak dengan kebersihan rongga mulut yang baik dan indeks karies rendah.32,
33
2.5 – Pewarnaan (a) hitam dan (b) oranye akibat bakteri kromogenik
a) Bakteri kromogenik
Bakteria kromogenik yang terdapat pada plak maupun sisa makanan yang
berwarna pada permukaan gigi. Pewarnaan gigi akibat bakteri bervariasi dari
warna hijau, kuning, biru, hitam, dsb. Biasanya dapat muncul kembali setelah
dilakukan pembersihan.
Pewarnaan ini muncul karena substansi pada makanan atau minuman yang
c) Kimiawi
Pelikel dapat terpapar sejumlah agen denaturasi dalam keadaan normal seperti
asam tanik yang merupakan penyusun alami dari beberapa jenis buah, wine, kopi,
dan teh. Adsorpsi dan aposisi glikoprotein yang tidak terganggu membentuk
pelikel yang bersatu menjadi tebal dan meningkatkan perubahan warna ekstrinsik.
dipanggang dan buah- buahan yang dapat terbentuk pula di dalam rongga mulut
oleh pencernaan normal oleh pentosa (penyusun pelikel normal) dan beberapa
Pewarnaan tidak langsung yang terjadi disebabkan oleh interaksi kimia pada
permukaan gigi oleh antiseptik kation dan garam metal. Agen tersebut tidak
berwarna atau memiliki warna yang berbeda dari pewarnaan yang dihasilkan pada
gigi. Flora et al pada tahun 1971 mengobservasi bahwa pewarnaan pada gigi
perawatan yang baik untuk gingivitis dan mencegah pembentukan plak, ia juga
berhubungan dengan pewarnaan ekstrinsik berwarna kuning pada gigi dan lidah
merubah sifat pelikel menjadi radikal sulfur terbuka yang kemudian bereaksi
terhadap kromogen pada makanan untuk membentuk metal sulfide yang terlihat
sebagai pewarnaan.2
terkadang dapat dikombinasikan dengan sarana tambahan misalnya sinar LED dan
perawatan lainnya.1 Prosedur bleaching terbagi menjadi dua, yaitu bleaching vital
eksternal, yaitu pada permukaan gigi. Terdapat dua teknik pemutihan gigi secara
vital, yaitu yang dilakukan di klinik dokter gigi atau disebut in office bleaching
dan home bleaching yaitu perawatan bleaching yang dilakukan sendiri oleh pasien
a) In office bleaching
light, CO2 laser, argon, dll. In office bleaching ditujukan untuk permukaan gigi
dengan pewarnaan ringan sampai sedang, selain itu perawatan ini pula ditujukan
untuk pasien dengan waktu terbatas yang tidak dapat mengaplikasikan bleaching
tray setiap hari. Namun terdapat beberapa kelemahan pada perawatan in office
diantaranya adalah iritasi mukosa dan sensitifitas gigi, oleh karena itu penggunaan
rubber dam dan bahan pelindung mukosa seperti petroleum jelly diperlukan
b) Home bleaching
Home bleaching adalah teknik pemutihan gigi yang dilakukan oleh pasien di
Perawatan ini dilakukan menggunakan night guard atau tray yang diisi bahan
pemutih dibawah pengawasan dokter gigi. Bahan yang paling sering digunakan
adalah carbamide peroxide 10-15% yang telah disetujui oleh ADA sebagai bahan
yang aman dan efektif. Prosedur home bleaching memiliki beberapa kelebihan
singkat dan tingkat keberhasilannya yang tinggi. Perubahan warna biasa mulai
terlihat setelah 1-2 minggu dan warna dapat bertahan hingga 1-3 tahun.
Kekurangan dari home bleaching antara lain adalah kurangnya keinginan pasien,
iritasi jaringan lunak akibat tray yang teralu luas, sensitifitas pada gigi, pergeseran
perubahan oklusal.17, 32 Selain night guard vital bleaching, home bleaching yang
dapat dilakukan tanpa pegnawasan dokter gigi juga tersedia dan pasien dapat
membeli produk terebut tanpa resep dokter gigi, misalnya pasta gigi, obat kumur,
Bleaching non vital merupakan teknik memutihkan warna gigi yang ditujukan
untuk merawat pewarnaan pada gigi yang berat, misalnya pewarnaan tetrasiklin
atau gigi yang mengalami degenerasi pulpa. Bleaching ini dlakukan secara
Teknik bleaching non vital yang sering dilakukan diantaranya walking bleach,
mengaplikasikan bahan bleaching secara langsung pada pulpa gigi non vital
dengan harapan dapat mencerahkan warna gigi. Pada tahun 1961, Spasser
menggunakan campuran sodium perborate dan air sebagai bahan pemutih dan
diaplikasikan pada pulpa gigi non vital. Teknik tersebut kemudian dimodifikasi
oleh Nutting dan Poe dengan memasukan campuran sodium perborate serta
hidrogen peroksida 30% pada kamar pulpa selama satu mingu. Teknik ini dapat
Teknik ini melibatkan penempatan dari bahan kimia yang mengoksidasi pada
kamar pulpa. Perawatan ini kemudian diaktivasi dengan sinar atau pemanasan.
Teknik ini merupakan teknik yang efektif karena pemanasan secara langsung
maupun pemanasan dari sinar akan meningkatkan suhu pada pulpa yang
memudahkan penetrasi bahan aktif ke dalam jaringan gigi. Suhu yang digunakan
hasil yang lebih baik. Meskipun teknik ini cukup efektif, namun teknik ini sudah
Teknik ini merupakan kombinasi bleaching internal non vital dan home
bleaching. Teknik ini dilakukan pada kasus pewarnaan yang berat. Teknik ini
konnsentrasi rendah, yaitu 10% yang dapat mengurangi risiko resorpsi eksternal.27
a) Carbamide Peroxide
peroxide merupakan senyawa tidak berbau, tidak toksis, berbentuk kristal putih
dan terdiri dari 3% hidrogen peroksida dan 7% urea. Urea memiliki berat molekul
yang rendah dan efektif melawan bakteri, membersihkan plak, serta meningkatkan
American Dental Association (ADA) adalah 10-15% karena telah terbukti aman,
murah, dan efektif dalam proses bleaching gigi.27 Berbagai penelitian telah
Carbamide peroxide pada perawatan home bleaching terdiri dari 10-15% unsur
aktif dan 85-90% unsur non aktif yang terdiri dari zat pengental
Bahan non aktif tersebut dapat menambah kekentalan yang dapat meningkatkan
pula daya lekat bahan aktif dan memperlambat proses pelepasan oksigen dari
bahan aktif sehingga memunkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan senyawa
yang menyebabkan pewarnaan pada gigi. Urea sebagi hasil dari penguraian
Walaupun bahan home bleaching carbamide peroxide 10% disetujui oleh ADA
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pinto et al. (2004), didapatkan bahwa gigi
dan terjadi perubahan struktur enamel yang paling tinggi dibandingkan dengan
lain dilakukan oleh Haywood et al. dan didapatkan bahwa penggunaan carbamide
peroxide 10% selama 5 minggu tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap
Bahan peroksida telah dideteksi terdapat dalam pulpa setelah enamel terpapar
hidrogen peroksida pada konsentrasi 10%, 15%, dan 30% setelah 15 menit, tetapi
perubahan pada pulpa yang ireversibel. Bahan carbamide peroxide 10% dapat
setelah 14 hari dengan bantuan remineralisasi dari saliva. Teknik home bleaching
optimal dan relatif cepat, serta waktu kunjungan ke dokter gigi yang lebih sedikit
b) Non Peroxide
pemutihan gigi merupakan proses yang menghasilkan warna gigi menjadi lebih
putih dengan menggunakan cara apapun. Pemutihan gigi dapat berupa bleaching
gigi dan dapat juga didapatkan secara mekanis dengan cara menghilangkan
Terdapat bahan pemutih gigi dengan bahan non peroxide sebagai bahan
aktifnya, salah satunya adalah baking soda atau disebut juga sodium bikarbonat.
Baking soda telah lama digunakan sebagai bahan abrasif pada pasta gigi dan
sekarang ini telah banyak digunakan baik bersamaan atau tidak dengan bahan
bikarbonat lebih efektif membersihkan dan memutihkan gigi disbanding pasta gigi
efektif membersihkan dan memutihkan gigi. Selain itu, sodium bikarbonat juga
nilai kekerasan Moh (satuan kekerasan) yang dekat dengan dentin, yaitu 7.8 PH
kritis pada enamel adalah 5.1-5.5 dan ketika pH turun dibawah pH kritis tersbut,
normal jika diaplikasikan segera setelah pengunyahan, oleh karena itu dapat
Koertge dkk. telah melakukan penelitian dengan menyikat gigi dua kali sehari
menggunakan pasta gigi bahan dasar sodium bikarbonat sebagai bahan abrasifnya
dan pasta gigi dengan bahan abrasif silika selama 12 minggu. Dilakukan
pengukuran nilai b* yang merupakan dimensi warna kuning (+b*) dan biru (-b*)
didapatkan basil bahwa pasta gigi dengan bahan abrasif sodium bikarbonat lebih
efektif mengurangi pewarnaan dan meningkatkan persepsi warna putih pada gigi
daripada pasta gigi berbahan dasar silika meskipun tingkat abrasifitas sodium
Secara kontras, pada penelitian klinis selama 3 bulan yang dilakukan oleh Issac
dkk., tidak ditemukan adanya efek pemutihan yang dapat dilihat dari nilai ΔL*
yang merupakan perubahan kecerahan pada ruang warna CIELAB, tetapi dapat
vitro pada penelitian mereka, namun tidak ditemukan diskusi lebih lanjut terhadap
pengurangan pewarnaan ekstrinsik atau pemutihan gigi yang dihasilkan oleh pasta
gigi tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa penggunaan pasta gigi dengan bahan
dasar sodium bikarbonat lebih aman dan efektif untuk menhilangkan pewarnaan
gigi sodium bikarbonat dan ditambahkan H2O2 dengan konsentrasi 1%. Penelitian
melihat apakah efek yang terjadi merupakan penghilangan pewarnaan pada gigi
bahwa terjadi peningkatan pada efek pemutihan gigi serta tambahan penghilangan
pewarnaan pada permukaan gigi dengan penggunaan pasta gigi berbahan dasar
rendah.37
Sama seperti pemutih dengan bahan dasar carbamide peroxide, selain sodium
bikarbonat, terdapat bahan tambahan lain seperti zat pengental, perasa, air,
mengikat ion logam bervalensi dua dan tiga.8, 21 EDTA dapat mengikat ion metal
air minum atau saat bekerja di pabrik dan menghirup udara yang mengandung
kecerahan pada persepsi warna gigi.11 Pada tahun 1957, EDTA pertama kali
memfasilitasi pembersaran dari root canals yang lebar dan terkalsifikasi, EDTA
banyak digunakan sebagai pelarut smear layer pada saat perawatan endodontik.8,38
Pada penelitian yang dilakukan oleh Semra dan Ahmed pada tahun 2002,
Setelah terbentuk HO2 dalam jumlah banyak, radikal bebas tersebut akan
molekul organik enamel dan terjadi perubahan berat molekul bahan organik pada
terbentuk dan tidak mempunyai pasangan elektron bersifat tidak stabil dan akan
elektronnya. Proses kimiawi tersebut juga terjadi pada permukaan enamel dan
dapat bereaksi degan ikatan tak jenuh sehingga menghasilkan konjugasi elektron
serta perubahan penyerapan energi zat organik dan membentuk molekul sederhana
peningkatan suhu, konsentrasi bahan aktif yang tinnggi, serta lamanya kontak gigi
Pada pemutih gigi dengan bahan aktif non peroxide, yaitu sodium bikarbonat,
peneliti meneumkan bahwa pasta gigi berbahan dasar sodium bikarbonat dapat
secara efektif dan aman membersihkan pewarnaan di permukaan gigi karena sifat
dinding pulpa akar gigi. EDTA bereaksi pada jaringan yang terkalsifikasi dengan
cara mensubstitusi ion sodium menjadi ion kalsium yang jika digabungkan dengan
2.6 Warna
Warna suatu objek ditentukan oleh sumber cahaya dan cahaya tampak yang
dipantulkan atau dipancarkan, dengan kata lain, warna objek ditentukan oleh
cahaya yang masuk ke mata manusia dari objek tersebut. Terdapat tiga unsur dasar
1. Sumber cahaya
yang terlihat. Spektrum yang dapat dilihat oleh mata berkisar 400-800 nanometer
(nm) yang disebut pelangi. Saat cahaya melewati prisma, cahaya tersebut
dibiaskan dan setiap panjang gelombang berubah dengan arah dan jumlah yang
individual dari spektrum yang terlihat (gambar 2.7). Warna spektrum individual
yang melwati prisma tidak menghasilkan perubahan apapun, karena itu kita dapat
menyimpulkan bahwa cahaya pada siang hari (daylight) terdiri dari semua warna
spektrum dan warna “putih” yang dihasilkan merupakan kombinasi dari seluruh
warna.30,41
Saat cahaya dipantulkan pada objek, warna yang kita lihat tidak diserap oleh
objek dan warna tersebut dipantulkan pada mata kita sehingga terlihat sebagai
objek. Hal ini menunjukan bahwa kualitas cahaya memiliki peran penting
Banyak sistem pewarnaan yang ada, tetapi karena beberapa alasan seperti
sistem pewarnaan Munsell paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi.
dengan panjang gelombang radiasi dari radiasi cahaya yang dapat diamati,
misalnya seperti ungu, nila, merah, hijau, biru, kuning, dll. Hue merupakan
kualitas yang membedakan satu warna dengan warna lainnya. Hue ditentukan
meskipun angka pasti dari panjang gelombang tersebut mungkin tidak ada. Hue
Pada istilah kedokteran gigi, hue disebut sebagai A, B, C, atau D yang sering
hitam dan putih dari suatu objek yang terlihat dimulai dari nilai tertinggi berwarna
putih dan nilai terendah berwarna hitam. Value atau keccerahan (brightness)
adalah jumlah cahaya yang kembali dari suatu objek. Munsell menggambarkan
value sebagai skala hitam-putih pada skala abu-abu (gray scale). Objek yang
terang memiliki nilai keabuan yang rendah, sedangkan objek dengan nilai value
yang rendah memiliki nilai keabuan yang lebih tinggi dan terlihat lebih gelap.
Tingkat kecerahan mahkota dapat ditingkatkan dengan dua cara, pertama dengan
menggunakan porselen yang lebih terang (menurunkan chroma) atau dengan cara
berarti mengurangi cahaya yang kembali dari objek yang diberikan cahaya,
artinya, lebih banyak cahaya yang diserap, tersebar ke tempat lain, atau
ditransmisikan.30
kecerahan kromatis yang kita amati. Kroma merupakan saturasi, intensitas, atau
kekuatan dari hue. Hal ini dapat diumpamakan dengan memasukan pewarna
merah pada segelas air, setiap kali kit menambahkan pewarna yang sama,
berkurang; nilainya berbanding terbalik. Angka yang lebih tinggi pada shade
warna merah (+a*) dan hijau (-a*), dan b* yang mengindikasikan warna kuning
(+b*) dan biru (-b*). Ketika a* dan b* bernilai nol, nilai L merepresentasikan
sistem pewarnaan lain. Ruang warna L*a*b* didisain untuk berkolerasi terhadap
warna, hal ini memungkinkan sistem CIELAB untuk mengukur perbedaan warna
yang berarti saat digunakan pada bidang industri, termasuk perubahan warna gigi
Warna gigi hanya mencakup sebagian kecil dari total ruang warna. Rentang
warna gigi manusia telah diukur oleh beberapa peneliti berbeda pada waktu yang
berbeda dan menggunakan metode serta notasi warna yang berbeda pula. Dengan
dari gigi manusia bernilai mulai dari 6 YR (Yellow-Red) hingga 9.3 Y (Yellow),
value bervariasi antara 4-8, dan kroma bervariasi mulai dari 0-7. Lemire dan Burk
menemukan nilai hue yang bervariasi mulai dari 8.9 YR hingga 3.3 Y, value
berkisar dari 5.8-8, dan kroma dari 0.8-3.4. Terdapat penelitian lain yang
warna yang berbeda, namun semua penelitian menunjukan bahwa gigi mausia
berada dalam spektrum warna kuning-merah hingga kuning, value pada gigi
manusia relatif tinggi (terang) dan nilai kroma relatif rendah (intensitas warna
tidak banyak).27, 41
cahaya 5000K. Nilai L* dimana 0 = hitam dan 100 = putih didapatkan nilai antara
nilai yang didapatkan berkisar antara 8-25 dan nilai a* yang mengindikasikan
warna merah-hijau menunjukan angka -2 hingga 10. Ruang warna CIELAB dapat
bleaching, gigi akan terlihat lebih terang dengan peningkatan nilai L*, tidak
terlalu merah atau pengurangan nilai a*, dan lebih tidak kuning atau penurunan
Persepsi warna berbeda- beda pada setiap individu, karena itu, untuk
membantu klinisi dalam menentukan warna gigi. Pengukuran warna gigi dapat
paling sering dilakukan, caranya adalah dengan menggunakan shade guide yang
guide yang dikenalkan pada tahun 1956 merupakan shade gude dengan 16 tab
warna gigi yang dapat membantu mengidentifikasi warna lebih akurat. Terdapat
beberapa kekurangan dari shade guide yaitu warna yang terbatas dan kurangnya
konsistensi antar klinisi dalam penentuan warna yang diakibatkan oleh banyak
faktor luar seperti warna dinding ruang praktek, warna pakaian pasien,
tersebut, maka dibuat beberapa variasi seperti VITA Linearguide 3D-Master, VITA
nilai warna yang akurat dan spesifik dibandingkan metode subjektif dengan
a) Spektofotometer
Spektofotometer dapat memberikan hasil berdasarkan data spektral cahaya L*, a*,
dan b* dan dapat mengukur tingkat reflektan dari objek. Spektrofotometer adalah
instrumen pengukuran warna yang paling akurat dan fleksibel dalam bidang
dipantulkan dari obyek pada interval 1-25nm dalam spektrum yang dapat terlihat.
Spektrofotometer pun dapat mengukur jumlah hue serta value suatu objek dan
optik untuk pengukuran, detektor cahaya yang dipantulkan, dan sistem untuk
terlihat serta sistem untuk mengkonversikan spektrum menjadi nilai L*, a*, b*.
cahaya akan dipantulkan oleh objek, kemudian ditangkap sensor yang akan
dapat terlihat dan dikonversikan lagi menjadi nilai L*, a* dan b* yang terlihat
b) Kolorimeter
merah, hijau, dan biru dari spektrum warna yang terlihat. Kolorimeter tidak
pencitraan. Citra dari gigi yang lengkap terlihat melalui penggunaan tiga
c) Kamera digital
dianjurkan untuk melihat warna gigi. Metode ini disebut juga sebagai digital
imaging. Kamera dapat menangkap gambar seluruh permukaan gigi dan dapat
d) Polarisasi
karena didisain untuk menganalisa warna pada permukaan yang rata dan
ukuran aperture yang relatif kecil dapat menyebabkan bias pada warna pada
polarisasi, yaitu shade guide dan software computer. Selain morfologi dan
mengenai tekstur permukaan dan distribusi warna gigi. Filter polarisasi dapat
dari flash kamera, dapat juga memperlihatkan detail yang sulit dilihat,
2.14 – Gambar gigi yang diambil (a) tanpa filter polarisasi dan (b) dengan filter polarisasi