KERAS GIGI
Oleh:
12
Permukaan enamel menguntungkan dengan
adanya saliva dan bahan pasta gg yg
mengandung flouride meningkatkan
konversi hidroksiapatite menjd lbh besar, lbh
stabilnya kristal2nya dgn terbentuknya
flourhydroksiapatite atau flourapatite.
Meningkatnya umur (aging) perubahan
hyposalivasi - terjd perubahan warna
- pe(-)an kelarutan asam
- volume micropore ↓↓,
- kandungan air ↓↓ dan
- permeabilitas enamel ↓↓
Diagnosa Klinis
- Karakteristik permukaan enamel
o Patologi(?)
o Kondisi trauma
Kunci diagnosa
o Perubahan warna
o Demineralisasi
o Kavitas
o Pemakaian berlebihan
o Kelainan morfologi
o Gigi retak
Pewarnaan (colorization)
• Enamel translusen
• Pewarnaan tergantung ketebalan enamel dan
warna dentin
Ketebalan enamel
Dari puncak tonjol (±2,5mm) dan kearah incisal
edge (±2,0mm)
Ketebalan enamel menurun sampai dibawah
kedalaman fissure oklusal dan berbentuk taper
sampai didaerah servikal pd pertemuan dgn
sementum atau dentin akar
Pada gigi anterior dewasa muda translusensi
keabu2an/agak sdkt berwarna kebiru2an pd
incisal edge
Warna lbh kekuningan dijumpai pd daerah
servikal dmn warna dentin memantul karena
daerah tsb enamel tipis.
Pada pertemuan enamel dan sementum
±10% terlht ada gap shg dentin terpapar
hypersensitif
Warna enamel dipengaruhi :
Perkembangan gigi atau
Ekstrinsik stains
Penggunaan antibotik
Fluoride yg berlebihan
Warna enamel jg dpt menunjukkan adanya
perubahan pd enamel yang mengalami
demineralisasi pd gg2 karies critical
diagnostic
Translusensi enamel secara langsung
berhubungan dengan :
Derajat mineralisasi
Porositas enamel surface akibat demineralisasi
pd awal karies white spot berwarna putih
susu yg terlihat buram (opacity) lokasi pd
permukaan gg yg licin (smooth surface)
Pd thp akhir karies demineralisasi internal
enamel pd (dej) dentino enamel junction terlihat
putih atau opacity yang memantul keluar
Kavitas subsurface kebiru2an atau keabu2an
Pentingnya mengetahui warna enamel secara
umum menunjukkan :
o Pasien dgn OH yg inadekuat
o Diet kariogenik
o Resiko tinggi karies
KAVITASI (Pembentukan kavitas)
demineralisasi enamel tanpa terjd remineralisasi
akan terlihat seperti enamel rusak
membentuk kavitas
Kavitas karies hrs ditempatkan bhn restorasi
Tanpa restorasi pd kavitas penetrasi m.o.
ke dentin bila berlanjut ke pulpa dpt
menyebabkan vitalitas gg terganggu
STRUKTUR DENTIN
•Menyerupai struktur tulang
•Mengalami mineralisasi dan memp matriks ekstraseluler
•Komposis - Mineral 69.3%
- Organik 17.5 %
- Air 13.2 %
1. Dentin Peritubular
> Meneralisasi dari dentin intertubular
Matrix Organik <
Penyempitan tubulus dentin pada umur lajut pertumbuhan
dentin peritubular
2. Tonjolan Odontoblast
Fibril-fibril Jaringan lunak melalui tubulus dentin
Berada pada dentin –predentin junction
Pemisah tonjolan odontoblast dan tubulus dentin Ruang
Periodontoblastic
3. Kolagen
Sering dalam lumen tubulus dentin
Berperan dalam penurunan permeabilitas dentin
4.Serabut Saraf
Pada daerah Khusus dari dentin
Penetrasi ke dalam tubulus tidak lebih dari 100-150 μm
5. Cairan Dentinal
Protein = Plasma Tubuh
Berada pada Tubulus Dentin Dasar hipotesis Hydrodinamis
dari sensitifitas dentin
SEM of pulpal survace of dentin,
arrangement of calcifying collagen
matrix and surrounding dentin
tubules. Organic material removed by
etylene diamine treatment (X15000)
INERVASI DENTIN
Dentin mempunyai Jaringan Saraf ?? Masih diperdebatkan
Pendapat ahli :
• Tidak mempunyai saraf
• Persyarafan sampai predentin
• Pada Inner dentin
• (Byres, 1984) Serabut saraf mula-mula berjalan sejajar sumbu
panjang gigi cabang terminal berakhir di odontoblas