Anda di halaman 1dari 115

SENDI

TEMPOROMANDIBULARIS
Anatomi Sendi
Temporomandibula
Prosessus Kondiloideus
Gambaran Anatomis
• bagian dari tonjol kondilus mandibula, meluas kearah superior dan
posterior dan sedikit ke medial dari ramus mandibula
• mempunyai bagian yang mengecil yaitu leher dan kepala yang disebut
sebagai kondilus.
• Bentuknya bervariasi, biasanya segi empat atau membulat.
• Panjang kondilus kira-kira 15-20 mm dan tebalnya 10 mm.
Gambaran histologis
• Dilapisi oleh jaringan ikat fibrous
• Kepala kondilus terdiri dari tulang kompakta dan lapisan jaringan ikat
fibrous perikondrium.
• Diantara tulang kompakta dan jaringan ikat terdapat lapisan kartilago
hialin.
• Tidak dijumpai pembuluh darah dan saraf, tetapi dijumpai beberapa
kondrosit
Eminensia artikulasi
Gambaran Anatomi
• Eminensia artikulasi membentuk batas anterior dari fossa
mandibularis yang meluas ke posterior dan di batasi oleh linggir
meatus akustikus Bentuknya : cembung dalam arah
anteroposterior
lurus atau sedikit cekung ke arah mesiolateral.
• Fossa artikulasi dan eminensia artikulasi berbentuk huruf S
dalam arah anteroposterior
• Gambaran histologis
• ditutupi oleh jaringan ikat fibrous padat
• Permukaan artikulasi ditutupi oleh jaringan fibrous avaskular,
suplai darah terbatas pada bagian perifer.
• Bagian perifer ditutupi oleh membran sinovial yang banyak
menerima suplai darah.
Fossa artikulasi
• Gambaran Anatomis
• Fossa artikularis berbentuk cekung dalam arah anteroposterior dan
mediolateral.
• Sebelah anterior dengan eminensia glenoidalis
posterior dengan kanalis auditorius
medial dengan prosesus styloideus
lateral dengan prosesus glenoidalis
• Atap fossa berhubungan dekat dengan fossa kranial tengah.
• Gambaran histopatologis
• Fossa glenoidalis dilapisi jaringan ikat fibrous berwarna putih, dimana
pada eminensia lebih tebal dibandingkan pada fossa glenoidalis.
• Jaringan fibrousnya sangat halus, kuat, tidak mengandung pembuluh
darah, tahan terhadap tekanan serta terikat erat pada permukaan
tulang.
• Jaringan ini terdiri dari serabut-serabut kolagen, serabut elastis,
fibroblas dan sel-sel tipe tulang rawan
Diskus Artikularis

• Gambaran anatomis
• Letak : antara permukaan artikulasi dan kondilus
• Diskus melekat pada kondilus dianterior, posterior, medial, dan lateral
• Di anterior melekat dengan tepi anterior kondilus, di bagian paling posterior
melekat dengan ruang posterior kondilus, dilateral dan medial perlekatan
mempunyai pembuluh darah
• bentuk oval dan padat, terdiri dari jaringan ikat fibrous yang melekat dan
kontinu dengan ligamen sendi.
• Gambaran histologis
• Terdiri dari jaringan fibrous putih yang strukturnya teratur dan padat
(memisahkan bagian superior dan inferior sendi)
• Bagian perifer tebal (bagian anterior dan posterior) sedangkan bagian tengah
tipis dan bikonkaf.
• Bagian perifer mengandung pembuluh darah (vaskuler) dan bagian tengah
tidak mengandung pembuluh darah (avaskuler)
• Terdiri dari sel-sel fibroblas, sel tulang rawan dan kondrosit dalam jumlah
banyak.
• Dapat menahan tekanan yang mengenai sendi, tanpa mengurangi
kelenturannya.
Kapsul Artikularis

• Gambaran Anatomi
• Merupakan suatu manset berdinding tipis, longgar
• Terdiri dari jaringan kolagen putih yang mengelilingi bagian tulang dan
diskus.
• bagian superior : Kapsul melekat pada permukaan fossa dan eminensia
artikularis
• bagian inferior : melekat pada leher kondilus
• Kapsul menutupi membran sinovial.
• Gambaran histologis
• Kapsul terdiri dari serabut kolagen putih, pembuluh darah dan saraf.
• Disusun oleh 2 lapisan
– Lapisan luar tersusun dari jaringan ikat fibrous padat yang diperkuat oleh
ligamen sendi
– lapisan dalam merupakan membran sinovial berupa jaringan ikat tipis yang
terdapat pembuluh.
Ligamen temporomandibular
Gambaran Anatomis
• Memiliki 3 bagian yang mendukung sendi
temporomandibula antara lain: ligamen koleteral,
ligamen kapsular dan ligamen temporomandibular.
• Disamping itu ada 2 ligamen tambahan, yaitu
sphenomandibula dan stilomandibula.
• Secara mekanikal menahan disartikulasi
menyeluruh selama pergerakan fungsional
Gambaran Histopatologis
• Ligamen sendi ini terdiri atas jaringan konektif
colleganus
• Mempunyai banyak organ reseptor ujung saraf,
pembuluh darah dan fibroblas yang pipih.
Membran Sinovial
Gambaran Anatomis
• Merupakan jaringan ikat tipis yang lentur menutupi
hampir seluruh sisi artikular.
• Mensekresi cairan pelumas sendi, buffer dan
memberikan nutrisi bagi regio yang tidak dilalui darah.
• Terdiri dari 2 lapisan yaitu diatas diskus dan di bawah
diskus.
Gambaran Histopatologis
• Merupakan jaringan ikat tipis, berwarna merah muda,
halus, mengkilap, terdapat pembuluh darah dan saraf.
• Membran sinovial bersifat elastis, karena adanya
jaringan kuning yang mencegah terjadinya lipatan-
lipatan dari membran sinovial.
Suplai darah pada Sendi Temporomandibula

• Suplai darah yang utama pada sendi ini yaitu


oleh arteri maksilaris interna.
• Arteri maksilaris merupakan cabang terminal
dari arteri karotis eksterna yang mensuplai
struktur di bagian dalam wajah dan sebagian
wajah luar. Awalnya berada di kelenjar parotis,
berjalan ke depan di antara ramus mandibula
dengan ligamen sphenomandibula, kemudian
ke sebelah dalam dari muskulus pterigoideus
eksternus menuju fossa pterigoideus.
Persarafan pada sendi Temporomandibula

• sumber dominan dari persarafan adl melalui


cabang-cabang artikularis dari saraf aurikulo
temporalis yang terletak posterior dari sendi
merupakan cabang pertama posterior dari nervus
mandibularis

• Pasokan saraf yang lebih sedikit berasal dari


cabang-cabang artikularis saraf masseterika dan
saraf temporalis profunda.
• nervus maseterikus dan nervus temporal.
– Merupakan serabut-serabut
proprioseptif dari impuls sakit
nervus temporal anterior dan
posterior melewati bagian lateral
muskulus pterigoideus yang
selanjutnya masuk ke permukaan
dari muskulus temporalis, saluran
spinal dari nervus trigeminus.
FUNGSI SENDI
TEMPOROMANDIBULA
• Sendi temporomandibula berfungsi pada
saat pengunyahan, berbicara, menelan
• Namun untuk melakukan setiap fungsinya
sendi temporomandibula memiliki 2
pergerakan utama yang terjadi pada
artikulasi temporomandibula, yaitu:
gerakan rotasi dan gerakan meluncur atau
translasi
Gerakan pada mandibula
• Gerak rotasi
 gerakan ini terjadi di sekitar aksis
horizontal pada kepala kondilus. Pada
gerakan ini kepala kondilus bergerak
secara berputar dalam ruang sendi bagian
bawah dalam diskus artikularis.
• Gerakan meluncur atau translasi
 gerakan ini terjadi dimana kondilus dan
diskus artikularis bergerak ke depan
diantara eminensia artikularis.
GANGGUAN SENDI
TEMPOROMANDIBULARIS
Gejala-gejala TMD
Etiologi
• bersifat multifaktorial.
A.Temporary Limitation of
movement (trismus)
• Trismus: Tidak ada kemampuan membuka
mulut oleh karena spasme otot, dari
berbagai penyebab dan sering pergerakan
terbatas (temporary)
• Penyebab:
-Infeksi dan inflamasi pada atau dekat
sendi.
- Injuri
- tetanus dan tetany
B.Dislokasi mandibula
TMJ terkunci pada posisi terbuka berupa
dislokasi anterior akibat pembukaan mulut
berlebihan:menguap,sewaktu ekstraksi
gigi dibawah general anestesi,pasien
epilepsi.
Gambar 11.1
 
Dislokasi daripada TMJ
• 1. Recurrent dislocation
• 2. Ehlers-Danlos Syndrome
Clicking
KLASIFIKASI
C.Persisten Limitation of Movement

• Ankilosis adalah Terkunci sendi sehingga


rahang menjadi kaku
• Penyebab : irradiasi,oral mucous
fibrosis,progressive systemic
sclerosis(scleroderma)
• Irradiasi: damage deep tissue.masticatory
muscle ---fibrosis muscle&adhesi to
sourounding fascial layers  fibrous ankilosis
• Oral submucous fibrosis limitation of opening
& premalignant.Fibrosis extends deeply to
muscle mastication & progressive. limited
eating&dental treatment.us& submucous fibrosis
• Scleroderma:connective tissue diseasewide
spread subcutaneous & submucous fibrosis.
Sistemic sclerosis: conn tissue disease(collagen
vascular) associated variety autoantibodies.
Histologi :

Penebalan sub epitelial konektif


tissue,degenerative muscle fibres &
atrofi minor gland. Coll fibres :
swollen& eosinophilic,infiltrasi sel
radang kronik,penebalan dinding
fibrointimal perivascular dan arteriole
Ankilosis dari TMJ
• TMJ tidak dapat digerakkan  penyatuan artikularis 
mulut tidak dapat dibuka dan ditutup.
• Ankilosis palsu TMJ yakni dimana mandibula tidak dapat
digerakkan terhadap maksila karena terjadinya kekakuan
oto-otot pembuka dan penutup mulut seperti trismus.
• Hal-hal dapat disebabkan oleh faktor miogenik,antara lain:
• a. Infeksi pada otot pengunyah
• b. Fibrosis dari otot pengunyah
• c. Tetani dimana terjadi spasme otot karena hipokalsemi
• d. Tetanus yang disebabkan klostridium tetani
• e. Neurogenik yang dijumpai pada epilepsy, mulut
tertutup kaku karena gangguan nervus
• f. Psikogenik, kekakuan yang timbul akibat emosi, takut,
marah dan sebagainya
Ankilosis dari TMJ
• Ankilosis merupakan suatu titik akhir dari
arthritis.
• Ankilosis gangguan nutrisi, OH,
kesukarkan perawatan konservatif dan
preventif dari gigi dan mulut.
• Bila ankilose pd anak2  pertumbuhan
mandibulanya terganggu  terjadi
kerusakan pada sentrum pertumbuhan di
kondilus  mikrognasi  pertumbuhan
gigi geligi terganggu  merusak estetis
dan fungsi gigi geligi  “bird face
D.Artritis & Penyebab lain rasa sakit
pada atau di sekitar sendi rahang
1.Artritis
Penyebab utama adalah :
-Injury: dislokasi, joint effusion atau fraktur leher kondilus .
-Infeksi dan inflammasi:Acute pyogenic Artritis .
-Rhematoid dan arthritides lain. TMJ tendensi lebih banyak
terkena dibandingkan dengan joint kecil lain
-Vascular disease: cranial arteritis ischemia,pain
masticatory muscles sewaktu mengunyah.
-Muscle spasm.pybb umum adalah dysfungsi syndrome
-Salivary gland disease: sakit pada parotid (inflammatory or
Neoplastic) .
-Ear disease. Ostitis externa pain  TMJ
• Komplikasi dan prognosis
• Akibat utama systemic Sclerosis 
dysphagia,pulmonary ,cardiac atau renal
involvement.
• No specific treatment.
• Management:
- Ankylosis surgery : joint movement
&function,restore &oklusi (adult),(child)
achieve normal growth & oklusi
interceptive surgery & orthodontics.
- Osteoarthroectomy: bone remover by
interposition flap muscle temporalis,silicone
rubberatau metal. Growing patient: joint
rekonstruksi free costo-chondral bone
graft .
1.Osteoartritis
• Osteoarthritis memiliki riwayat non inflamasi.
• Proses patologisnya  dikarakteristikkan dengan abrasi
pada kartilago artikularis, penebalan lokal dan remodeling
pada tulang dasarnya (Zarb dan Carlsson, 1999).
• Sinonim dari penyakit sendi degeneratif adalah
Osteoarthritis, Osteoarthrosis, Degeneratif arthrosis,
Senescent arthritis dan Hipertrofi arthritis.
• Sampai tahun 1980an, Osteoarthritis berhubungan
dengan adanya gangguan degeneratif dan terjadinya
secara natural ‘tear and wear’ sendi sebagai hasil dari
proses penuaan.
• Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan
metabolisme tulang rawan sendi.  peningkatan
aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul
matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan
sintesis proteoglikan dan kolagen
Osteoartritis

Rasa sakit dan


disfungsi
Sindrom Rasa Sakit –
Disfungsi
• Sendi temporomandibula sangat rentan terhadap
berbagai jenis kerusakan yang diakibatkan dari luar
seperti trauma, atau dari dalam seperti tumor atau artritis.
• Setiap sendi dalam tubuh memiliki pergerakan yang
terbatas. Jika rahang dibuka terlalu besar dalam jangka
waktu yang lama atau dipaksa terbuka, ligamen bisa
robek.
• Bahkan ketika rahang dibuka secara normal, terdapat
dislokasi sebagian dari sendi temporomandibula. Akan
tetapi, jika rahang dibuka melebihi batas normal,
dislokasi muncul atau diskus pemisah bisa rusak
• Disfungsi sendi temporomandibula sangat bervariasi dari
ringan sampai yang berat.
• Disfungsi yang parah, dapat menyebabkan nyeri dan
mungkin tindakan bedah
Artritis
• Jika artritis rematoid (terutama pada orang muda) 
pengeroposan dan pemendekan prosesus  maloklusi.
 makin parah  tulang rahang pada akhirnya akan
melebur dengan tulang tengkorak (ankilosis) 
membuka mulut mjd terbatas
• Artritis pada sendi temporomandibula juga bisa terjadi
akibat cedera, terutama cedera yang menyebabkan
perdarahan ke dalam sendi. Cedera seperti ini biasanya
terjadi pada anak-anak yang tertabrak pada sisi
dagunya.
• Mempertahankan pergerakan sendi dan mencegah
ankilosis sangat penting. Biasanya, cara terbaik untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan melakukan latihan
dibawah pengawasan seorang terapis.  penderita
menggunakan sebuah bidai pada malam hari yang tidak
membatasi pergerekan rahang.
Gambaran mikroskopis : terjadi pemisahan fibrokartilage layer pada tulang
dibawahnya menunjukkan adanya resorbsi. Karakteristik khususnya adalah
habered node / perdarahan pada tulang terutama di daerah trigeminal
inbterpalarsia joint
• Komplikasi dan prognosis
• Akibat utama systemic Sclerosis 
dysphagia,pulmonary ,cardiac atau renal
involvement.
• No specific treatment.
• Management:
- Ankylosis surgery : joint movement
&function,restore &oklusi (adult),(child)
achieve normal growth & oklusi
interceptive surgery & orthodontics.
- Osteoarthroectomy: bone remover by
interposition flap muscle temporalis,silicone
rubberatau metal. Growing patient: joint
rekonstruksi free costo-chondral bone
graft .
Rheumatoid Artritis
• Merup penyakit multisistem berupa inflammasi
kronik pada banyak sendi,sakit,pergerakan
terbatas ,immunologi abnormal.
• Histopatologi:proliferasi dan hypertrofi dinding sel
dan infiltrasi synovium oleh lymphosit dan plasma
sel. Effusi cairan synovial terdiri dari neutrofil dan
eksudat fibrinous hiperemi kapiler ke perm
membrana sinovial. Penyebaran vaskular,massa
jaringan granulasi melewati permukaan kartilago
artikularis dari margin dan diikuti kondrosit mati
dan kehilangan matriks interseluler. Terbentuk
adhesi fibrous antara permukaan sendi &
meniskus. Meniskus dapat menjadi rusak
perubahan ligamen & tendon karena inflammasi
menyebabkan fibrous ankilosis & kehilngan
Managemen:
• Diagnosis berdasarkan :
klinis,radiographik dan penemuan
autoantibody.Serum IgG meningkat
dan antibody bervariasi,terutama
faktor rhematoid antinuclear antibody
dapat ditemukan.
• Dental Aspek:sakit swkt
bicara.treatment utama obat-2an non
steroid anti inflamasi,oklusi abnormal
seperti overclosure perlu
mengurangkan stress pada TMJ.
2.Osteoartritis

• Osteoartritis: gangguan perbaikan


kartilago,terutama pada usia
tua,karena kerusakan perbaikan
kartilago akibat trauma.Stess
berat,terutama beban join berat 
sakit
• Dental aspek:Box 11.6
3.Cranial (giant cell) arteritis
sering disebabkan iskemia pada otot
mastikasi pada usia tua,dapat juga
pada usia midlle dengan komplain
pusing dan sakit pada mastikasi.
• Management:
• Komplikasi kebutaan(50% pada
pasien yang tidak dirawat)
• Sistemic corticosteroid (start 60
mg/day).
Pain disfunction Syndrome

• orang muda/wanita, karakteristik :


sakit,kliking sewaktu membuka &
menutup mulut,pergerakan terbatas
pada sendi.
• Sakit -->
• Box 11.7
• Etyologi:
• Oklusi abnormal ok support gigi posterior
hilang (hilang gigi molar)
• Problem denture
• Trauma (minor injury) : tertawa,dental
treatment.
• Defective neuromuscular coordination
spasme masticatory muscles main
cause
5.Neoplasma
• Tumor TMJ : jarang,dapat terjadi pada kondilus atau
artikular cartilago atau kapsul sendi.
• Metastase berasal dari
payudara,prostat,tyroid,bermetastase ke head kondilar
• Jarang : facial skleton,osteokhondroma prosessus
kondiloideus atau coronoideous.
• Osteoma & chondroma bentuk maligna dapat terjadi.
 gangguan fungsi sendi & gangguan oklusi.
 Condylectomy (co. osteochondroma)
Tumor dari TMJ
Loose bodies in the TMJ
• Jarang pada TMJ dibanding sendi lain
• Main cause: osteochondritis dissecans &
synovial chondromatosis
a. Osteochondritis dissecans:
- merupakan penyebab utama
- trauma area subchondral bone 
avascular necrosis degenerative
overlying articular cartilage loss bodies
ps discomfort & locking. Loss bodies dpt
didianosa: tomography , arthrograpy or
arthroscopy.
-Surgical removal loose bodies (lower jaoint)
 relisfe symptom
6.Synovial Chondromatosis
• Terbentuk fosi cartilage pada synovial
membrene, akibat benign neoplasma.
• Jarang pada TMJ
• Mybbkan swelling,pergerakan terbatas,
deviasi pada daerah terkena waktu
membuka mulut
• MRI: multiple cartilagous nodules &
distention kapsul.
• Fig 11.9
• Fig 11.10
7.Kelainan pembentukan dan
perkembangan
Pemeriksaan radigrafik sendi
temporomandibula
Tomografi
• Tomography sendi temporomandibula dihasilkan
melalui pergerakan yang sinkron antara tabung X-
ray dengan kaset film melalui titik fulkrum imaginer
pada pertengahan gambaran yang diinginkan
termasuk juga Linear tomography dan complex
tomography.
• Keuntungan : metode yang baik untuk
menggambarkan perubahan tulang dengan
arthrosis pada sendi temporomandibula.
• Untuk mengevaluasi posisi kondil pada fossa
glenoid, tomografi lebih terpercaya daripada
proyeksi biasa dan panoramik.
• Kerugian : kurangnya visualisasi jaringan lunak
sendi temporomandibula, juga pada radiography
biasa
Arthrogram
• satu-satunya metode yang tersedia untuk
melihat hubungan yang sebenarnya antara
diskus dan kondil yang dapat divisualisasikan
• Penelitian-penelitian telah menunjukkan
pentingnya diagnosis dan identifikasi kerusakan
sendi temporomandibula internal (84%-100%)
• Penelitian yang baru-baru ini dilakukan dengan
menggunakan tehnik arthography, menunjukkan
bahwa arthography dapat meningkatkan
keakuratan diagnosa perforasi dan adhesi
diskusi Sendi temporomandibula dengan
MRI.
Arthrogram
• Terdapat dua tehnik
– single-contrast arthography  media radioopak
diinjeksikan ke rongga sendi atas atau bawah atau
keduanya.
– double-contrast arthography  sedikit udara diinjeksikan
ke dalam rongga sendi setelah injeksi materi kontras.

– Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan


antara kedua tehnik.
– Jika sejumlah kecil bahan kontras medium air disuntikkan 
pada ruang superior dan inferior sendi, diskus artikularis
dan perlekatannya akan terlihat batasnya dan posisinya
bisa dilacak sepanjang pergerakan mendibula.
Computed tomography
• Pada tahun 1980, : ankilosis sendi
temporomandibula,
– fraktur kondil,
– disokasi
– perubahan osseous.
– keakuratan dalam penentuan lokasi
diskus tinggi (81%) jika dibandingkan
dengan CT dan penemuan bedah.
– Beberapa laporan mempertimbangkan
bahwa CT dapat menggantikan
proyeksi arthrograpy dalam diagnosis
dislokasi diskus pada kelainan sendi
temporomandibula.
– Bagaimanapun, keakuratan dari
penentuan dislokasi diskus hanya
sekitar 40%-67% pada CT dalam
studi material spesimen autopsi.

– Keakuratan dalam perubahan


osseus dari sendi
temporomandibula dalam CT
dibandingkan dengan material
cadaver sekitar 66%-87%.
– Beberapa laporan menunjukkan bahwa
bukti arthrosis dalam radiograf dapat
atau tidak dapat dihubungkan dengan
gejala klinis nyeri disfungsi.

– Jadi pasien tanpa perubahan osseus


changes di sendi temporomandibula,
bisa saja merasa nyeri, dan asien
tanpa gejala abnormalitas tulang bisa
bebas nyeri. CT bukanlah metode
yang baik untuk mendiagnosa kelainan
sendi temporomandibula.
Magnetic Resonance Imaging pada sendi
temporomandibula
• Beberapa penelitian telah membandingkan MRi
sendi temporomandibula dengan arthography
dan CT.
• Hasil MRI juga dibandingkan dengan observasi
anatomi dan histologi. Pada penelitian terhadap
spesimen autopsi, keakuratan MRI
mengevaluasi perubahan osseus adalah 60%
sampai 100% dan keakuratan mengevaluasi
dislokasi diskus adalah 73% sampai 95. Semua
penelitian diatas menunjukkan bahwa MRI
adalah metode terbaik untuk pencitraan
jaringan keras dan jaringan lunak sendi
temporomandibula.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dislokasi diskus yang ditunjukkan MRI
ternyata memeliki hubungan dengan
cliking, nyeri, dan gejala disfungsi Sendi
temporomandibula lain. Setiap kali nyeri
kliis dan gejala disfungsi sendi
temporomandibula ditemukan tanpa
adanya dislokasi diskus pada MRI maja
diduga diagnosis pencintraan tersebut
false positive atau false negative.
• Walaupun beberapa penelitian menyetujui bahwa
nyeri otot adalah salah satu aspek utama
kelainan TMJ, bukti perubahan patologis otot
pengunyahan tidak diperhitungkan dalam
diagnosis pencitraan. Beberapa laporan
menunjukkan MRI tidak hanya merupakan
metode yang akurat untuk mendeteksi posisi
diskus tetapi juga merupakan teknik potensial
untuk mengevaluasi perubahan patologis otot
pengunyahan pada kelainan Sendi
temporomandibula. Akan tetapi, tidak ada
laporan yang menghubungkan abnormalitas otot
penguyahan pada MRI dengan gejala klinis.
Pasien:
• Mengistirahatkan temporomandibular joint
(TMJ)
• Pemberian obat-obatan dan penghilang
nyeri
• Teknik relaksasi dan manajemen stres
• Memodifikasi kebiasaan
• Terapi fisik
• Pemberian tampon dingin dan panas
Bruxism :
adalah suatu keadaan dimana dalam
keadaan tidak sadar gigi-gigi atas dan
bawah saling beradu sehingga gigi
menjadi aus.

Penderita bruxism disebut bruxers atau


bruxomania
Otot-otot yang terlibat
• Otot temporalis dan masseter menyatukan
rahang

• Otot lateral pterygloid mengerakkan rahang side


to side

• Kekuatan rahang clenching mendeterminasi


kekuatan grinding gigi

• Grinding tidak terjadi jika clenching berlaku atau


apabila mulut dalam keadaan terbuka

• Relaksasi yang sedikit daripada clenched jaw


membolehkan pergerakan grinding bergerak
melalui gigi apabila rahang bergerak sedikit ke
belakang dan sedikit ke tepi
Penyebab

• Faktor psikologis

• Terdapat gangguan oklusi

• Minuman mengandung kafein atau alkohol

• Berkaitan dengan pertumbuhan


Faktor psikologis


Ketegangan (stress)

kegagalan dan marah

kepribadian agresip
Gangguan oklusi:

Penyebab lain adalah maloklusi, ada


berhubungan dengan overbite atau
underbite seseorang. Bila rahang atas dan
bawah tidak dioklusi sentrikan mengikut
skeletal maka di anggap sebagai skeletal
malokulsi. Sementara jika rahangnya
dalam kondisi yang baik tetapi sebaliknya
giginya tidak maka di kenali sebagai
maloklusi dental.
Berkaitan dengan pertumbuhan

Perkembangan pertumbuhan gigi dan rahang. Ini sebab


umum bruxism di anak-anak. Untuk anak-anak 7 usia
tahun dan bawah, gigi mereka masih langkah-langkah
tumbuhkan mereka. Disebabkan gigi di daerah gusi,
anak-anak menyebabkan ke menggerinda gigi 
bruxism. Bruxism di anak-anak boleh tidak sangat umum.
Minuman mengandung kafein atau
alkohol

 Kafein anaphylaxis, kafein amphetamine .


 Efek sistem persyarafan simpatik dan efek parasympathetic skistem

persyarafan percepatan. Aktivitas simpatik membuat anticholinergic


efek ( melawan parasympathetic sistim ), istirahat otot
melumpuhkan.
 Efek psikologis, sakitnya mental, bruxism dan TMJ ,efek dari terus-

menerus reaksi alergis disembunyikan ke kafein, seperti bertindak


amphetamine dan mempengaruhi alergis toxicity. Efek kafein( diet),
simpatik dan parasympathetic dengan cepat memperbaiki sistem
gelisah , perbaikan ketegangan otot, dan percepatan motortik,
mempengaruhi TMJ, dan bruxism.
Simptom
• Clenching
• Pipi tergigit
• Kerusakan gigi
• Pasien mengeluh sensifitas gigi
yang tinggi
• Gigi lancip
• Enamel gigi terkikis tanda awal
bruxism
• Masalah TMJ
• Penurunaan vertikal dimensi
Perubahan bentuk wajah
pada bruxer
• VC : distance between two selected anatomic
or marked points (usually one on the tip of the
nose and the other upon the chin) one on the
fixed and one on the movable member
• OVD : distance measured between two points
when the occluding members are in contact
Depresi dan bruxism
• Bruxism bisa menjadi orang menanggapi
aggressions tersembunyi, anxieties, dan
ketakutan.
• Pada malam hari, mereka tanpa disadari dan
secara tidak terkawal menggertakkan gigi
mereka.
• Cenderung menjadi alkoholik kerana tidak sadar
akan kondisi mereka
• Alkohol memperburuk bruxism
Diagnosa
• Dokter dapat mendeteksi jika dilakukan
pemeriksaan reguler-kondisi gigi aus
kelihatan
• Gigi molar paling jelas kerusakannya
• Ada 2 cara diagnosa
– Bitestrip
– Polysomnography(PSG)
Bruxism pada molar
• Bite strip
alat hemat untuk single menggunakan untuk •
menentukan diagnosa bruxism . BiteStrip®
menemukan adanya dan intensitas bruxism .
BiteStrip dapat digunakan oleh di rumah untuk
diletakkan lebih kepipi ( Otot Masseter), pada
bruxism dihitung jarak waktu , internal dari
rekaman BiteStrip . BiteStip affordable dan easy-
to-use alat-alat ke kedua-duanya cek adanya dan
menyusun bruxism
• Polysomnography(PSG)
– Pemeriksaan semalaman yang dijalankan di lab
– Mengambil beberapa bacaan secara terus
menerus ketika pasien tidur untuk mendeteksi
abnormalitas siklus tidur
– Menunjukkan nada otot yang meningkat dengan
atau tanpa arousal
– Repitasi arousal dapat menganggu tidur
Perawatan.
1.Reduksi stress
• Teknik relaksasi
• Latihan khusus
– Gigi hannya bersentuh swaktu pengunyahan atau
penelanan .
– Buat catatan/ peringatan agar tidak lupa misalnya
"lips together, teeth apart"
- Sebagai tambahan, latihan pernafasan,
membebasan tekanan terhadap sekitar yang
berhubungan dengan bruxism.
2.Tooth care
Night guard
Kerja dental
De-wroming
Pengobatan lain
Night guard
Pencegahan
• Kafein, seperti colas, coklat, dan kopi merupakan bahan-
bahan larangan bagi ‘bruxism’.

• Bonbon karet (chewing Gum) dicegah kebiasaan aktivitas


otot-otot rahang yang berlanjutan.

• Saran dan pelatihan untuk mengkontrol masalah kertakan


gigi untuk membantu untuk mengurangi terjadinya
‘bruxism’.

• Teknik relaksasi, manfaatkan pipi dapat membantu untuk


memudahkan otot-otot rahang dan membawa perasaan
lega pada gertakan habitual.
Cara-cara untuk membantu kanak-kanak dalam
menghentikan kertakan gigi:
-Latihan (urut)dan peregangan untuk
mengendurkan otot-otot.
-Mengurangkan stress kanak-kanak,
terutamanya sebelum tidur
-Memasukkan air yang banyak dalam diet
kanak-kanak karena dehidrasi mungkin ada
hubungan dengan gertakan gigi.
• Nutrisi
• Terapi
• anti-depressants
• Calcium adalah gizi yang paling dianjurkan
untuk tertekan pasien menderita bruxism.
• Dianjurkan bagi pasien untuk mengikuti
diet tinggi kalsium untuk membantu
mengatur involuntary gerakan otot rahang.
• Juga penting untuk mengambil dalam
magnesium yang umum ditemukan di
wholegrain, kalsium sehingga dapat
diasimilasikan dapat membantu otot-2 untuk
mengkontrol sistem syaraf pusat,
. Melakukan konseling. Ini baik bila
digabungkan dengan koreksi perilaku.
EDENTULOUS
MENGAKIBATKAN
GANGGUAN TMJ
EDENTULOUS
Suatu keadaan kehilangan sebagian atau
seluruh gigi pada salah satu rahang baik
pada maksila atau mandibula, atau
keduanya

• Kehilangan beberapa gigi parsial


edentulous.
• Kehilangan seluruh gigi komplit
edentulous.
TEMPOROMANDIBULAR JOINT
(TMJ)
• Dua bagian sendi yang menghubungkan
rahang dengan struktur tengkorak
• Dibentuk oleh kondilus mandibula dan
fosa glenoid kiri dan kanan dipisahkan
oleh meniscus sendi yang merupakan
jaringan fibrosa padat
• Terdapat kapsul dan ligamen sendi yang
membatasi pergerakan sendi ke depan
dan ke bawah
Temporomandibular Joint (TMJ)
HUBUNGAN EDENTULOUS DENGAN
GANGGUAN TMJ
(TEMPOROMANDIBULAR JOINT)
• Pengunyahan posisi mandibula
berada posisi interkuspal gigi yang
maksimum pergerakan fungsional
akan menghasilkan kontak antara gigi
maksila dan mandibula
Edentulouskestabilan oklusi 
mengganggu struktur & fgs TMJ.

Edentulousmenurunkan dimensi
vertika oklusi overclosure protrusi
mandibula.
a.Posisi temporomandibular joint dalam
keadaan normal, b. hubungan rahang
dalam keadaan oklusi, c. hubungan rahang
pada keadaan edentulous.
• Berkurangnya gigi  penyebab gangguan
Temporomandibular Joint karena
kondilus mandibula akan mencari posisi
yang nyaman pada saat menutup mulut 
memicu perubahan letak kondilus pada
fosa glenoid  menghasilkan stress
melalui sendi  mengakibatkan gangguan
fungsi sendi.
TANDA DAN GEJALA
• Bervariasi dan sangat kompleks
• Melibatkan lebih dari satu komponen
temporomandibular joint (TMJ), seperti otot,
saraf, tendon, ligament, tulang, connective
tissue dan gigi geligi.
• Disfungsi dapat berupa trismus atau
keterbatasan pergerakkan rahang dari ringan
hingga berat.
• Bunyi clicking atau popping.
PERAWATAN
• Tindakan bedah dan pemasangan
pesawat ortodonti.
Tindakan ini dapat mengembalikan
ketinggian oklusal yang hilang karena
hilangnya gigi
• Pemakaian protesa penuh lepasan,
protesa sebagian lepasan, bridge, crown,
dan implan
Perawatan
• Mengistirahatkan temporomandibular joint
(TMJ)
• Pemberian obat-obatan dan penghilang
nyeri
• Teknik relaksasi dan manajemen stres
• Memodifikasi kebiasaan
• Terapi fisik
• Pemberian tampon dingin dan panas

Anda mungkin juga menyukai