dalam minuman isotonik telah dilakukan pada 21 Januari 2019 sampai dengan 8
Sriwijaya. Tiga puluh dua sampel GIC dengan ukuran diameter 10 mm dan tebal 2
isotonik merek Pocari Sweat, kelompok B direndam di dalam Iso Plus, kelompok
Aquadest).
C (Mizone) 3,8
dalam minuman isotonik (pretest) dan setelah direndam dalam minuman isotonik
E-MC-S24B Japan. Nilai rata-rata kekasaran permukaan GIC sebelum dan setelah
Tabel 3. Hasil rata-rata dan simpang baku kekasaran permukaan GIC pada setiap
kelompok sebelum dan sesudah perlakuan (µm)
X
Kelompok N
Sebelum Sesudah
A (Pocari Sweat) 8 0,4562±0,06301 1,3450±0,14132
B (Iso Plus) 8 0,4688±0,08340 1,7213±0,06875
C (Mizone) 8 0,4050±0,05782 1,1325±0,02605
D (Aquadest) 8 0,4288±0,09523 0,5188±0,06198
Keterangan :
N : Jumlah sampel
X : Rata-rata kekasaran permukaan GIC (µm)
rata kekasaran permukaan tiap kelompok sampel pada pretest tidak jauh berbeda,
sedangkan pada posttest nilai rata-rata kekasaran GIC bervariasi dengan nilai
kelompok D.
Analisis data dimulai dengan uji normalitas (Saphiro wilk), dimana pada
kurang dari 0,05 (p<0,05). Data yang tidak homogen pada penelitian ini tidak
penelitian ini normal sehingga dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji Paired
T-test untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kekasaran permukaan GIC yang
Kelompok N Sig
C (Mizone) 8 0,000
D (Aquadest) 8 0,27
Keterangan :
N : Jumlah sampel
Sig: Significance (p< 0,05)
angka probabilitas sebesar 0,27 (p>0,05), yang menunjukkan bahwa tidak ada
Way Anova untuk melihat signifikansi nilai rata- rata kekasaran permukaan antar
hasil yang didapat pada uji Paired T-test dan One Way Anova maka hipotesis
IV.2 Pembahasan
untuk adhesi bakteri pada permukaan bahan restorasi. Keadaan tersebut dapat
jaringan periodontal.9 Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu lempeng
dari bahan GIC sebanyak 32 sampel dengan diameter 10 mm dan tebal 2 mm.
(posttest).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kekasaran permukaan GIC
B (Iso Plus) memiliki nilai rata-rata kekasaran permukaan yang paling tinggi
diantara semua kelompok perlakuan. Hal ini dapat dihubungkan dengan derajat
keasaman dari kelompok B (Iso Plus) yang lebih rendah dibandingkan Pocari
Sweat dan Mizone. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
maka akan semakin meningkatkan potensial erosif pada permukaan enamel gigi
sitrat atau asam maleat, minuman yang mengandung asam sitrat memiliki
potensial erosif yang lebih tinggi daripada yang mengandung asam maleat. 21
Adanya sifat erosif yang tinggi dari asam sitrat yang terdapat di dalam minuman
terlepasnya kation-kation dari GIC tersebut.15 GIC terdiri dari kaca aluminosilikat
dan asam poliakrilat. Awalnya, saat ion hidrogen (H+) yang berasal dari minuman
isotonik masuk, maka ion H+ tersebut akan menyerang permukaan terluar partikel
kaca yang masih halus. Hal ini menyebabkan kation-kation pada permukaan kaca
seperti Ca2+, Na+ dan Al3+ yang sebelumnya berikatan dengan asam poliakrilat
akan terlepas dan keluar dari GIC sehingga terbentuk pori-pori kecil pada
permukaan kaca.7 Semakin lama direndam, maka akan semakin banyak ion H+
yang masuk ke dalam partikel kaca dan semakin banyak pula kation-kation yang
akan semakin meningkat yang dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder dan
manual untuk seluruh sampel. Teknik pengadukan yang dilakukan secara manual
dapat membuat sampel menjadi tidak homogen, sehingga menjadi salah satu
faktor penyebab kelarutan tinggi pada GIC yang dapat mempengaruhi kekasaran
permukaan GIC.7
BAB V
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran