Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA II

(PERMEABILITAS)

Nama : Daniel Tohari

NIM : 185090307111009

Kelompok :5

Tgl.Praktikum : 06 November 2020

Nama Asisten : Intan Permatasari

LABORATORIUM BIOFISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM BIOFISIKA II

(PERMEABILITAS)

Nama : Daniel Tohari

NIM : 185090307111009

Kelompok :5

Tgl. Praktikum : 06 November 2020

Nama Asisten : Intan Permatasari

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Percobaan kali ini bertujuan agar dapat diketahuinya pengaruh jenis pelarut dan
konsentrasinya terhadap permeabilitas membran sel.
1.2 Dasar Teori
Lingkungan sekitar menyimpan berbagai hal yang dapat dipelajari dan dianalisis oleh
ilmu pengetahuan, sehingga segala fenomena yang dahulu dianggap suatu mitos atau misteri
dapat dipecahkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat luas. Salah
satu hal yang dapat dipelajari dan dianalisis yaitu tentang fenomena berpindah atau mengalirnya
molekul-molekul dari satu lokasi ke lokasi lain yang terpisah oleh suatu sekat. Sekat yang
berfungsi sebagai pemisah satu medium atau lokasi ke medium yang lainnya disebut sebagai
selaput permeabel, biasanya fenomena osmosis erat kaitannya dengan selaput membran
permeabel ini. Selaput permeabilitas ini memisahkan antara dua medium yang konsentrasinya
berbeda (Xiaoxiao dkk., 2016).
Permeabilitas dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dari material, medium, ataupun
zat dalam melakukan proses transmisi molekul. Biasanya material ini berbentuk selaput
penahan dan pembatas dari satu lokasi terhadap yang lain yang konsentrasinya berbeda.
Kemampuan suatu bahan dalam tinjauan permeabilitasnya dapat ditinjau dari nilai koefisien
permeabilitas (DS) dan hubungan antara koefisien permeabilitas dengan molekul yang
melewatinya adalah linear dengan gradien negatif, secara matematis sebagai berikut (Siracusa,
2015):

𝑆∆𝑝
𝐽 = −𝐷 ( ) (i)
𝑙

𝐽∙𝑙
𝐷𝑆 = − (∆𝑝) (ii)

Permeabilitas pada sistem sel makhluk hidup akan sangat berperan penting dalam
transportasi dan transduksi sinyal antar sel, karena karakteristik selaput membran antar sel yang
baik dapat direpresentasikan oleh kualitas permeabilitas dan selektivitasnya, kualitas membran
sel yang baik maka permeabilitas selaput sel tersebut akan baik juga, begitupun sebaliknya.
Faktor-faktor yang menentukan baik atau tidaknya suatu permeabilitas membran yaitu sifat
hidrofilik membran, sifat hidrofilik yang baik harus dimiliki oleh membran permeabilitas sel
agar pergerakan molekul-molekul antar sel nya berjalan dengan baik (Radiman dkk., 2002)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu beetroot, gelas
kimia atau beaker glass, tabung reaksi, es batu, air dengan suhu 0 sampai 80 derajat celcius,
cork, tisu, pisau, stopwatch, dan kolorimetri.

2.2 Tatalaksana Percobaan

Beberapa beetroot diambil dagingnya dengan pisau dan cork secara perlahan dan hati-
hati

Daging beetroot dimasukkan ke dalam lima buah tabung reaksi yang telah terisi air
dengan suhu 0 sampai 80 derajat celcius

Daging beetroot didiamkan di dalam tabung reaksi tersebut selama 20 menit

Air berpigmen yang berasal dari pigem beetroot dimasukkan ke kolorimetri secara
bertahap dengan tambahan larutan kalibrator berupa air murni (H2O)

Nilai serapan warna hijau dari larutan berpigmen tersebut dicatat dan diolah dalam bentuk
grafik
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Percobaan
No Temperatur (oC) Penyerapan Sinar Hijau (%)
1 0 7
2 20 22
3 40 34
4 60 74
5 80 77

3.2 Grafik
Grafik hubungan antara temperatur dengan penyerapan sinar hijau

Hubungan antara Kenaikan Temperatur dengan Penyerapan


Sinar Hijau
90

80
Penyerapan sinar hijau (%)

70

60

50

40

30

20

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Temperatur (oC)

3.3 Pembahasan
3.3.1 Analisis Prosedur
3.3.1.1 Fungsi Alat
Ada beberapa alat yang digunakan pada percobaan kali ini dengan fungsinya masing-
masing. Pisau dan cork digunakan untuk proses pembersihan dan pengambilan daging beetroot
yang akan diamati permeabilitasnya. Gelas kimia digunakan untuk penyimpanan es batu yang
akan digunakan pada pembuatan air dengan suhu nol derajat. Alat selanjutnya yaitu tabung
reaksi yang digunakan untuk media penyimpanan air dengan variasi suhu di dalamnya. Beetroot
yang diambil dagingnya dengan cork harus berukuran sama, sehingga penggaris digunakan
dalam pengukuran ukuran panjang daging beetroot agar variabel terikatnya bersifat baik dan
tidak cacat. Air hangat, es batu, dan kolorimetri secara berturut-turut berfungsi sebagai medium
terjadinya permeabilitas dan pendeteksi sinar hijau yang diserap oleh air yang terwarnai oleh
warna ungu yang dihasilkan dari beetroot setelah disimpan selama 20 menit dengan bantuan
penghitung waktu stopwatch.

3.3.1.2 Fungsi Perlakuan


Ada beberapa fungsi perlakuan dari setiap langkah yang dilakukan pada percobaan kali
ini, beetroot diambil bagian dagingnya dengan cork karena pigmen warna ungu dari beetroot
banyak terkandung pada bagian dagingnya. Lima sampel daging tersebut dimasukkan ke setiap
tabung reaksi yang telah diisi oleh air dengan suhu mulai dari nol sampai 80 derajat agar pigmen
ungu bisa tercampur dengan air yang pertanda bahwa permeabilitas sangat bergantung pada
temperatur lingkungan sekitar beetroot tersebut. Kemunculan warna ungu ini terjadi dalam
durasi waktu 20 menit karena selaput membran beetroot akan rusak karena pengaruh suhu yang
semakin tinggi dalam kurun waktu 20 menit. Air yang telah terwarnai tersebut kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam alat yang bernama kolorimetri untuk diketahui nilai
serapan sinar hijaunya, setiap pergantian jenis air berpigmen alat kolorimetri harus dikalibrasi
dengan air murni tanpa diberi pigmen warna agar pembacaan serapan warna hijau berdasarkan
pada air murni tersebut. Perlakuan yang terakhir adalah plotting nilai persentase serapan untuk
setiap suhu ke dalam tabel dan grafik.

3.3.2 Analisis Hasil


Informasi data yang diperoleh dari percobaan kali ini terlihat bahwa nilai penyerapan
sinar hijau semakin besar seiring bertambahnya atau seiring panasnya air yang dicampurkan
dengan sampel daging beetroot pada tabung reaksi. Hal ini terjadi karena selaput membran
semi-permeabel dari sel-sel daging beetroot terdenaturasi dan tercipta ikatan molekul dinding
sel yang semakin lemah karena faktor suhu yang semakin tinggi. Proses denaturasi dan ikatan
yang lemah ini diakibatkan dari energi kinetik atom-atom penyusun dinding sel yang semakin
tinggi, energi kinetik ini semakin besar atau tinggi karena air dengan suhu yang tinggi energinya
diserap oleh atom-atom penyusun dinding sel, sehingga atom akan terus bergetar atau
bervibrasi, sehingga ikatan dan kekuatan dinding selnya semakin lemah. Akibat dari semakin
lemahnya dinding sel ini, pigmen warna ungu di dalam sel akan dengan mudah keluar dari sel
dan bercampur dengan air di dalam tabung reaksi. Informasi semakin tingginya daya serap
dapat di-plot dalam sebuah grafik yang dapat terlihat bahwa dari suhu nol sampai 20 derajat
celcius, bentuk garis yang terbentuk yaitu linear dengan gradien positif, begitupun sampai
temperatur 60 derajat celcius. Bentuk grafik sedikit konstan pada suhu di atas 60 derajat celcius
sampai 80 derajat celcius. Hal ini adalah suatu tanda bahwa pigmen warna yang tercampur
dengan air telah mencapai level maksimum, sehingga kurva pada grafik relatif konstan.
Permeabilitas suatu membran sangat bergantung pada temperatur disekitarnya. Nilai
temperatur yang semakin tinggi akan berakibat pada kekuatan dan daya ikat antar molekul
permeabilitas yang semakin lemah, karena energi kinetik dari molekul-molekulnya semakin
tinggi. Setiap molekul akan bergetar atau bervibrasi satu sama lain sehingga daya ikat antar
molekulnya semakin turun. Kondisi ini akan berakibat pada senyawa-senyawa di dalam sel
dapat dengan mudah keluar sel dan berinteraksi dengan sesuatu yang ada di luar sel tersebut.
Kolorimetri adalah suatu metode secara kimia molekuler yang didasarkan pada
tercapainya kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar (misal: air murni)
dengan digunakannya sumber cahaya polikromatis dengan detektor visual yang ada di dalam
alatnya. Prinsip dari kolorimetri secara sederhana adalah pada layar digital akan tertunjuk suatu
angka persentase serapan warna tertentu setelah tercapainya kesamaan warna larutan dengan
larutan sampel dengan dilewatkannya sumber cahaya polikromatik. Analisis secara kolorimetri
ini bergantung pada konsentrasi dari larutan yang dimasukkan tadi, dalam visual kolorimetri
biasanya dipakai cahaya putih matahari secara langsung ataupun dari lampu yang dipasang pada
bagian dalam alat.
Berbagai aplikasi yang memanfaatkan aplikasi permeabilitas adalah analisis kandungan
dan konsentrasi tanah yang ada di daerah dataran rendah dan tinggi yang sering dilakukan oleh
peneliti geologi dan geofisika, selain itu juga dalam bidang pertambangan prinsip permeabilitas
ini digunakan untuk analisis kemurnian minyak untuk bahan bakar minyak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Simpulan yang didapatkan dari percobaan kali ini yaitu telah diketahuinya pengaruh jenis
pelarut dan kosentrasinya terhadap permeabilitas membran sel dengan parameter semakin
keruhnya suatu air berpigmen ungu dari daging buah beetroot yang disimpan pada air dengan
variasi suhu dari 0 sampai 80 derajat celcius.

4.2 Saran
Percobaan yang akan datang sebaiknya diberikan perlakuan untuk larutan yang tidak
hanya air, melainkan bisa dengan suatu larutan dengan molaritas yang bervariasi sehingga efek
permeabilitas lebih diketahui secara detail.
DAFTAR PUSTAKA

Radiman, C. L., Yuliany, dan Suendo, V. 2002. Pengaruh Media Perendam Terhadap
Permeabilitas Membran Polisulfon. Jurnal Matematika dan Sains, 7(2), 77–83.

Siracusa, V. 2015. Food Packaging Permeability Behaviour. International Journal of Polymer


Science, 2012, 1–11.

Xiaoxiao, S., Ja, P., dan Sun, D. D. 2016. Relating Water/Solute Permeability Coefficients to
the Performance of Thin-Film Nanofiber Composite Forward Osmosis Membrane Song.
Journal of Membrane Science and Technology, 6(4), 1–10.
LAMPIRAN

(Xiaoxiao dkk., 2016)

(Siracusa, 2015)
(Radiman dkk., 2002)
Tugas Pendahuluan Praktikum Permeabilitas

1. Jelaskan apa impermeabel, semipermeabel dan permeabel

2. Jelaskan membran sel dan strukturnya serta gambar

3. Sebut dan Jelaskan transport membran

Jawab:

1. Perbedaan impermeabel, semipermeabel, dan permeabel

Impermeabel Semipermeabel Permeabel

Semua molekul tidak bisa Beberapa molekul saja yang Semua molekul bisa
melewati membran ini dapat bisa melewati melewati membran ini
membran ini

Contohnya: membran Contoh: lapisan polimer Contoh: lapisan


polimer beton telur mentah plasmodesmata

2. Membran sel merupakan struktur selaput tipis yang membungkus suatu sel untuk membatasi
bagian dalam dan luar sel, menjadi pelindung bagi sel beserta isinya, serta sebagai medium
perantara transport molekul dan transduksi sinyal antar sel.

Lipid bilayer : membran tipis yang terbuat dari bahan hidrofilik (bagian luar) dan hidrofobik
(bagian dalam)

Lipoprotein : gabungan antara lemak dan protein

Glikoprotein : senyawa karbohidrat yang berikatan dengan protein

Glikolipid : senyawa karbohidrat yang berikatan dengan lipid

Fosfolipid : gabungan antara lemak dan fosfat yang bersifat hidrofilik dengan ujungnya bersifat
polar
3. Transport membran adalah proses pergerakan partikel-partikel yang melintasi membran
plasma dengan tujuan mempertahankan kehidupan sel. Transport membran yang terjadi dapat
berupa transport aktif (transport yang memerlukan energi karena melawan gradien konsentrasi),
transport pasif (tidak memerlukan energi, contohnya difusi, sosmosis, dan difusi terbantu)

Pre Test

Anda mungkin juga menyukai