Anda di halaman 1dari 22

Laporan Sementara

Laboratorium Kimia Fisika

VISKOSITAS

Disusun oleh :
Kelompok A-1
Afdila Zikra 2104103010081
Nita Inda Purnama 2104103010002
Sintia Puspita Dewi 2104103010020
Syahnaz Muthmainnah 2104103010043

ASISTEN:
Nabila Mulya Rahma Rizky 2004103010100
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Ir. Syaubari, M.Sc 196508041992031002

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada


fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat
cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas
muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas
yang berbeda. Makin besar viskositas dalam suatu fluida, makin sulit suatu benda
bergerak dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair. Viskositas menetukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material (Lubis, 2018).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-
beda. 0,81 mPa.s. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya gaya
kohesi sedangkan pada zat viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara molekul.
Viskositas memudahkan suatu molekul bergerak karena adanya kesulitan antar bahan
lapisan. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir (Yunita, 2018).
Penentuan koefisien viskositas fluida dapat dilakukan dengan berbagai metode .
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan viskositas adalah metode
bola jatuh. Awalnya, kecepatan bola yang dijatuhkan ke dalam cairan akan meningkat.
Namun pada saat tertentu, bola akan mengalami kecepatan terminal, dimana dalam
keadaan ini gravitasi benda sama dengan besaran antara gaya Archimedes dan Stoke.
Dalam prakteknya, penentuan nilai viskositas dimulai dengan menentukan kecepatan
terminal (Rosdianto dkk., 2019).
Metode selanjutnya yaitu metode Ostwald. Viskometer Ostwald merupakan salah
satu jenis viskometer yang banyak digunakan. Viskometer Ostwald memerlukan sampel
yang lebih sedikit dibandingkan viskometer yang lain. Prinsip yang digunakan adalah
dengan mengukur waktu yang diperlu kan oleh cairan untuk melewati dua titik yang telah
ditentukan pada sebuah tabung kapiler vertikal (Regina dkk., 2018).
Viskositas dapat dianggap sebagai gesekan fluida, sama seperti gesekan antara
dua padatan menahan gerakan satu di atas yang lain tetapi juga memungkinkan
percepatan satu relatif terhadap yang lain (misalnya, gesekan antara roda mobil dan jalan
raya.), sehingga viskositas menahan gerakan padatan melalui fluida tetapi juga
memungkinkan baling-baling atau perangkat lain untuk mempercepat padatan melalui
fluida (Maheshwar, 2018).
BAB II
DATA DAN PENGAMATAN

Tabel 2.1 Densitas Sampel Kecap


Konsentrasi Massa piknometer Massa piknometer +
Volume (mL)
(%) (g) Sampel (g)
30 89,68
20 34,53 87,56 50
10 85,77

Tabel 2.2 Densitas Aquadest


Massa piknometer Massa piknometer +
Sampel Volume (mL)
(g) Sampel (g)
Aquadest 34,53 84,05 50

Tabel 2.3 Densitas Kelereng


Massa (g) Π Jari-Jari (r) db
5,18 3,14 0,735 3,116013695

Tabel 2.1 Waktu Alir Sampel Kecap pada Metode Viskometer Ostwald
Konsentrasi Waktu (s)
t (s)
(%) t1 t2 t3
30 154 155 154 154,3
20 104 105 105 104,67
10 84 85 87 85,3

Tabel 2.2 Waktu Alir Sampel Susu Kental Manis pada Metode Bola Jatuh
Konsentrasi Waktu (s) t (s)
(%) t1 t2 t3
30 0,21 0,20 0,19 0,2
20 0,14 0,16 0,17 0,16
30 0,15 0,14 0,14 0,14

Tabel 2.3 Waktu Alir Aquadest


Metode Waktu (s)
t (s)
t1 t2 t3
Viskometer Ostwald 9,94 9,95 9,99 9,96
Bola Jatuh 0,35 0,34 0,34 0,34
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 3.1 Hubungan Antara Konsentrasi Sampel pada t/t0 dan d/d0
Konsentrasi Rata-rata waktu alir (s) t/t0
(%) Viskometer Bola Viskometer
  Ostwald Jatuh Ostwald Bola Jatuh d/d0
30 154,3 20 15,46184739 58,82352941 1,11369
20 104,67 16 10,54216867 47,05882353 1,07088
10 85,3 14 8,543136546 41,17647059 1,03473

Tabel 3.2 Hubungan Antara Konsentrasi Sampel pada μ/ μ0


μ/ μ0 μ (cp)
Konsentrasi
Viskometer Viskometer
(%) Bola Jatuh Bola Jatuh
Ostwald Ostwald
30 17,21972705 55,7074743 14,39569181 46,57144852
20 11,28940236 45,50467029 9,437940372 38,04190436
10 8,830556475 40,51008864 7,382345213 33,86643411

Tabel 3.3 Nilai Densitas Kelereng dan Sampel Kecap

Densitas (gram/mL)
Kecap
Kelereng
30 20 10
3,11 1,103 1,0606 1,0248

Tabel 3.4 Nilai Densitas Aquadest


Sampel Denstitas (d0)
Aquadest 0,9904
Tabel 3.5 Nilai Jari-Jari Molekul
Metode Slope Jari-Jari Molekul Jari-Jari Molekul (Å)
(m)
Viskometer Ostwald 0,4195 4,1227 x 10−8 412,27
Bola Jatuh 0,0076 1,0842 x 10−8 108,42

3.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan pengukuran viskositas pada
sampel kecap untuk menentukan jari jari molekulnya. Sampel kecap dibuat
dengan variasi konsentrasi berbeda, yaitu 30%, 20%, dan 10%. Pengukuran
viskositas pada percobaan ini menggunakan dua metode, yaitu metode viskometer
ostwald dan metode bola jatuh.
Prinsip kerja dari viskometer ostwald adalah dengan mengukur waktu saat
cairan melewati kedua titik pada tabung kapiler. Sedangkan prinsip kerja pada
pengukuran viskometer bola jatuh adalah mengukur waktu tempuh benda yang
dijatuhkan secara vertikal dalam sebuah tabung gelas yang berisi cairan dalam
keadaan diam hingga benda sampai ke permukaan tabung (Shoaliha, 2019).

3.2.1 Metode Viskometer Ostwald


Salah satu cara untuk menentukan kekentalan suatu cairan ialah
menggunakan viskometer Ostwald. Prinsip kerja pada viskometer ostwald
adalah berdasarkan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
untuk mengalir pada suatu tanda pengukuran yang ada pada bagian atas
pipa kapilar yang dibutuhkan untuk melalui dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri, untuk menghitung viskositas dengan viskometer
ostwald dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
melewati batas “a dan b” dapat diukur dengan menggunakan stopwatch,
Berdasarkan persamaan poisseulle, adapun persamaanya adalah sebagai
berikut:
t d
μ = μo ( × )
t o do
Keterangan:
μ = viskositas larutan (Cp)
μo= viskositas pelarut (Cp)
t = waktu alir larutan (s)
to = waktu alir pelarut (s)
d = densitas larutan (gram/mL)
do= densitas pelarut (gram/mL)
(Meliana dkk., 2022)
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan adalah aquadest, dimana
densitas aquades yang didapat adalah 0,9904 gram/mL. Berdasarkan percobaan
dan perhitungan yang telah dilakukan untuk menentukan viskositas kecap dengan
konsentrasi yang berbeda menggunakan viskometer Ostwald diperoleh hasil
grafik pada Gambar 3.1 berikut.

Viskometer Otswald
16

12 f(x) = 0.3505 x + 3.39333333333333


R² = 0.946382671127876
Viskometer Otswald
μ (cp)

8
Linear (Viskometer
4 Otswald)

0
5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (%)

Gambar 3.1 Hubungan Antara Konsentrasi terhadap viskositas pada Sampel


Kecap Dengan Viskometer Ostwald

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi


maka nilai viskositasnya semakin meningkat. Pada sampel dengan konsentrasi 30,
20, dan 10% memiliki nilai viskositas berturut-turut 14,395; 9,437; dan 7,382 cp.
Hal tersebut disebabkan karena sampel kecap sebagai zat terlarut memiliki
konsentrasi lebih tinggi dibandingkan zat pelarut. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh data hasil pengamatan, di mana pada saat menentukan variasi konsentrasi,
semakin banyak zat pelarut (aquades) yang dicampurkan, maka semakin rendah
nilai viskositas larutan yang diperoleh. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi
akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume (Sihombing dkk., 2020).
3.2.2 Metode Viskometer Bola Jatuh
Viskometer benda jatuh memanfaatkan waktu jatuh bebas dari objek yang
berada dalam pengaruh gravitasi yang melalui sampel. Dalam metode bola
jatuh, sebuah bola kecil dijatuhkan kedalam tabung tranparansi berisi cairan.
Prinsip kerja viskometer bola jatuh adalah melihat berapa lama waktu yang
dibutuhkan bola untuk jatuh dari bagian bawah ke bagian atas setelah dibalik. Jika
bola butuh beberapa saat untuk berbalik. Maka larutan tersebut termasuk kental
dengan viskositas yang tinggi. Jika bola langsung jatuh (seperti pada larutan air)
maka tingkat viskositas larutan tersebut rendah dengan viskositas yang sama
rendahnya (Boimau dan Manuain., 2020).

Prinsip untuk pengukuran metode bola jatuh ini dilakukan dengan cara
menjatuhkan bola kedalam tabung yang berisi fluida dan mengukur waktu
tempuh dengan menggunakan hukum stokes. Untuk menghitung viskositas
menggunakan metode bola jatuh dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

μ ( d b−d )t
=
μ 0 ( d b−d 0 ) t 0
Keterangan:
μ = viskositas larutan (Cp)
μo= viskositas pelarut (Cp)
t = waktu alir larutan (s)
to = waktu alir pelarut (s)
d = densitas larutan (gram/mL)
do= densitas pelarut (gram/mL)
db= densitas kelereng (gram/mL)
(Hartono dan Praharto., 2021)
Pada percobaan dengan metode bola jatuh ini digunakan sebuah kelereng
yang dijatuhkan dari permukaan gelas ukur 500 mL yang berisi fluida sampel
kecap dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 30%, 20%, dan 10%. Kemudian
dicatat waktu yang diperlukan kelereng untuk jatuh dari permukaan ke dasar gelas
ukur. Berikut merupakan hubungan konsentrasi dengan nilai viskositas pada
metode bola jatuh.

Viskometer Bola Jatuh


1.4
1.2
1 f(x) = 0.0312977561342918 x + 0.732978467725906
R² = 0.992827195669893
0.8
μ (cp)

0.6
0.4
0.2
0
4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi (%)

Gambar 3.1 Hubungan antara Konsentrasi terhadap Viskositas pada Sampel


Kecap Menggunakan Metode Bola Jatuh

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa viskositas dipengaruhi oleh


konsentrasi. Dimana pada konsentrasi 30%, 20% dan 10% didapatkan nilai
viskositas bertut-turut adalah 46,39; 38,04 ; dan 33,86 cp. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar pula suatu viskositas.
Konsentrasi dapat mempengaruhi viskositas dikarenakan semakin tinggi
konsentrasi pada suatu fluida maka molekul-molekul yang terdapat dalam fluida
tersebut akan semakin rapat. Kerapatan molekul ini akan menyebabkan ikatan
antar molekulnya semakin kuat sehingga menyebabkan kekentalan atau viskositas
suatu fluida tersebut meningkat (Sudarman dkk., 2021).
3.2.1 Jari-Jari Molekul
Berdasarkan perbandingan antara nilai viskositas dan konsetrasi larutan,
maka dengan menggunakan persamaan regresi linier akan diperoleh suatu
persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung jari-jari molekul dapat
dilihat pada Gambar 3.3 dan 3.4 berikut.

Gambar 3.3 Hubungan Konsentrasi Terhadap μ/μ0 Pada Sampel Kecap Dengan
Metode Ostwald

Gambar 3.4 Hubungan Konsentrasi Terhadap μ/μ0 Pada Sampel Kecap Dengan
Metode Bola Jatuh
Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa semakain besar konsentrasi
maka μ/μ0 akan semakin besar juga. Pada metode Viskometer Ostwald didapatkan
persamaan regresi linier, y = 0,4195x + 4,0574 dengan nilai R² = 0.946, dimana
semakin mendekati 1 maka persamaan regresi linier semakin menunjukan
kepastian. Setelah itu jari-jari molekul dapat dihitung melalui persamaan regresi
linier. Dari persamaan berikut diperoleh nilai jari-jari molekul yaitu 4,1227x10-8.
Sedangkan pada Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa semakain besar
konsentrasi maka μ/μ0 akan semakin besar juga. Pada metode Viskometer Bola
Jatuh didapatkan persamaan regresi linier, y = 0,0076x + 0,3204 dengan nilai R² =
0.9623. Dari persamaan berikut diperoleh nilai jari-jari molekul yaitu 1.0842x10-8.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, dapat ditarik disimpulan


sebagai berikut:
1. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar pula nilai
viskositasnya.
2. Viskositas kecap dengan metode bola jatuh pada konsentrasi 10%, 20%
dan 30% diperoleh nilai viskositasnya berturut-turut sebesar 33,86643411
cP, 38,04190436 cP dan 46,57144852 cP. Sehingga, diperoleh bahwa nilai
viskositas kecap dengan metode bola jatuh berbanding lurus dengan nilai
konsentrasinya.
3. Viskositas kecap dengan metode ostwald pada konsetrasi 10%, 20% dan
30% diperoleh nilai viskositasnya berturut-turut sebesar 7,382345213 cP,
9,437940372 cP dan 14,39569181 cP. Sehingga, diperoleh bahwa nilai
viskositas kecap dengan metode ostwald berbanding lurus dengan nilai
konsentrasinya.
4. Jari-jari molekul yang diperoleh menggunakan viskometer Oswald pada
praktikum ini adalah sebesar 412,27 Å dan jari-jari molekul yang
diperoleh menggunakan metode bola jatuh adalah sebesar 108,42 Å
DAFTAR PUSTAKA

Boimau, I., Mellu, R. N., dan Manuain, M. R. 2020. Rancang Bangun Alat
Praktikum Viskometer Berbasis Arduino. Wahana Fisika, 5(1): 28-40.

Hartono, H., dan Praharto, Y. B. 2021. Inovasi Viskometer Bola Jatuh Berbasis
Mikrokontroler Arduino Arduini Mega 2560 Dengan Optimasi Parallax
Data Acquisition (Plx Daq). Iteks, 13(1): 11-20.

Lubis, N. A. 2018. Pengaruh Kekentalan Cairan terhadap Waktu Jatuh Benda


Menggunakan Falling Ball Method. Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi. 2(2), 26-
32.
Maheshwar, M. 2018. A Review Article on Measurement of Viscosity. International
Journal of Research in Pharmacy and Chemistry. 8(1), 69-77.
Meiliana, M., Syahputra, R., dan Fauzan, F. 2022. PENGARUH SUHU
TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SHELL MYSELLA
S3N40 PADA MESIN GAS TYPE W18V50SG DI PLTMG
SUMBAGUT-2 PEAKER. Jurnal TEKTRO, 6(1): 92-97.

Regina, O., Sudrajad, H., syaflita, d. 2018. Measurement of Viscosity Uses An Alternative
Viscometer. Jurnal Geliga Sains. 6(2), 127-132.
Rosdianto, H., Sulistri, E., Daud, A. N. M. 2019. Determinan of Fluid Viscosity
Coefficient Using JetAudio and Subtitle Edit. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika.
4(2), 83-90.
Shoaliha, K. 2019. Analisis kualitas minyak goreng berdasarkan suhu pemanasan
dengan metode koefisien viskositas falling ball (Doctoral dissertation, UIN
Mataram).

Sihombing, R. P., Sudarman, R., dan Ngatin, A. 2020. Pengaruh Konsentrasi


Surfaktan Non-Ionik Terhadap Viskositas Perekat Polivinil Asetat
Berbasis Air. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3): 165-170.

Sudarman, R., Nurbaits, A., dan Sihombing, R. P. 2021. PENGARUH


KONSENTRASI GARAM TERHADAP VISKOSITAS SABUN CAIR
BERBASIS SURFAKTAN ANIONIK. Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia
dan Ilmu Kimia, 4(1): 11-26.

Yunita, L. 2018. Studi Komparasi Penentuan Viskositas Lumpur Pemboran


Menggunakan Marsh Funnel dan Viscosimeter Berbasis Video Berbantuan
Software Tracker. Jurnal Offshore. 2(1), 10-19.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Menghitung Volume Pengenceran Kecap


A.1.1 Kecap Konsentrasi 30% dalam Labu Ukur 500 mL
V1 . M 1 = V 2 . M2
V1 .100% = 5 0 0 mL. 30 %
V1 = 150 mL
A.1.2 Kecap Konsentrasi 20% dalam Labu Ukur 500 mL
V1 . M 1 = V2 . M 2
V 1 . 30 % = 5 0 0 mL. 2 0%
V1 = 333,3 mL
A.1.3 Kecap Konsentrasi 10% dalam Labu Ukur 500 mL
V1 . M 1 = V 2 . M2
V 1 . 2 0% = 5 0 0 mL. 10 %
V1 = 25 0 mL

A.2 Menentukan Densitas Larutan


A.2.1 Menghitung Densitas Aquadest

( massa piknometer+sampel ) - ( massa piknometer kosong )


ρ=
volume piknometer
( 84,05 - 34,53 ) gram
ρ=
50 mL
ρ= 0 , 9904 gram/mL

A.2.2 Menghitung Kecap Konsentrasi 30%


( massa piknometer+sampel ) - ( massa piknometer kosong )
ρ=
volume piknometer
( 34,53 - 89,68 ) gram
ρ=
50 mL
ρ=1, 103 gram/mL
A.2.3 Menghitung Kecap Konsentrasi 20%
( massa piknometer+sampel ) - ( massa piknometer kosong )
ρ=
volume piknometer
( 34,53 - 87,56 ) gram
ρ=
50 mL
ρ=1,0 606 gram/mL

A.2.4 Menghitung Densitas Kecepatan Konsentrasi 10%


( massa piknometer+sampel ) - ( massa piknometer kosong )
ρ=
volume piknometer
( 34,53 - 85,77 ) gram
ρ=
50 mL
ρ=1,0 248 gram/mL

A.3 Menentukan Densitas Kelereng


massa
ρ=
volume
5,18 gr am
ρ=
4 3
πr
3
5,18 gr am
ρ=
4
×3,14 ×(0,735 cm)3
3
ρ = 3,1160 gram/ cm3

A.4 Menentukan Nilai Viskositas dengan Metode Ostwald


Dengan menggunakan persamaan:
t d
μ = μo ( × )
t o do
Keterangan:
μ = viskositas larutan (Cp)
μo= viskositas pelarut (Cp)
t = waktu alir larutan (s)
to = waktu alir pelarut (s)
d = densitas larutan (gram/mL)
do= densitas pelarut (gram/mL)

A.4.1 Kecap dengan konsentrasi 30%


t d
μ = μ0 × ×
t 0 d0
μ =0,836 cp ×15,46 s ×1, 1137 gram/ml
μ = 14,396 cp

A.4.2 Kecap dengan konsentrasi 20%


t d
μ = μ0 × ×
t 0 d0
μ =0,836 cp ×10 , 54 s ×1, 071 gram/ml
μ = 9,438 cp

A.4.3 Kecap dengan konsentrasi 10%


t d
μ = μ0 × ×
t 0 d0
μ =0,836 cp ×8,534 s ×1,0 35 gram/ml
μ = 7,382 cp

A.5 Menentukan Nilai Viskositas dengan Metode Bola Jatuh


Dengan menggunakan persamaan:

db -d t
μ = μo ( )
db - d o t o

Keterangan:
μ= viskositas larutan (Cp)
μo= viskositas pelarut (Cp)
t = waktu alir larutan (s)
to= waktu alir pelarut (s)
d = densitas larutan (gram/mL)
do= densitas pelarut (gram/mL)
db= densitas kelereng (gram/mL)

A.5.1 Kecap dengan konsentrasi 30%


( db -d) t
μ = μ0 ¿×
( db - d 0 ¿ t0

μ =0,8360 cp ( 2,01301 gram/ml ¿ ¿ ¿× 0,59


( 2,12561 gram/ml ¿
μ = 0,4657 cp

A.5.2 Kecap dengan konsentrasi 20%


( db -d) t
μ = μ0 ¿×
( db - d 0 ¿ t0

μ =0,8360 cp ( 2,05541 gram/ml ¿ ¿ ¿× 0,47


( 2,12561 gram/ml ¿
μ = 0,3804 cp

A.5.3 Kecap dengan konsentrasi 10%


( db -d) t
μ = μ0 ¿×
( db - d 0 ¿ t0

μ =0,8360 cp ( 2,09121 gram/ml ¿ ¿ ¿× 0,412


( 2,12561 gram/ml ¿
μ = 0,3387 cp

A.6 Menentukan Jari-Jari Molekul Secara Aktual


Dengan menggunakan persamaan:

3 slope
r = 21
6,3 ×10❑

r =3
√ slope
6,3 ×1021
A.6.1 Jari-jari molekul metode viskometer ostwald
Berdasarkan Gambar 3.3 didapatkan nilai slope sebesar 0,4195, maka
didapatkan jari-jari molekul jus jambu sebesar:
y = 0, 4195 x- 4,0574


r= 3
0, 4195
6,3× 1021
-8 10
r = 4 , 1227 ×10 × 10
r = 412,27 Å

A.6.2 Jari-jari molekul metode bola jatuh


Berdasarkan Gambar 3.4 didapatkan nilai slope sebesar 0,0076 maka
didapatkan jari-jari molekul jus jambu sebesar:
y = 0,0 076 x+0, 3204

r=3
√ 0,0 076
6,3×1021
-8 10
r = 1, 0842× 10 ×10
r = 108,42 Å

A.7 Menghitung Jari-Jari Molekul Secara Teoritis Rumus Struktur Molekul


C12H22O11
Jenis Ikatan Jumlah Ikatan Panjang Ikatan (Å)
C-C 5 1,5
C-H 7 1,1
O-H 5 120,96
C=O 1 1,2
C-O 5 1,4
Jari-jari molekul C6H12O6
5 ( C-C ) +7 ( C-H ) +5 ( O-H ) +1 ( C=O ) +5 ( C-O )
r=
2
5 ( 1,5 ) +7 ( 1,1 ) +5 ( 120,96 ) +1 ( 1,2 ) +5 ( 1,5 )
r=
2
r = 314,1 Å
A.8 Menghitung Persen Kesalahan
A.8.1 Persen kesalahan metode viskometer Oswald

( jari− jari teoritis )−( jari− jari aktual )


%= ×100%
jari− jari teoritis
314,1 - 412,27
%= ×100%
314,1
¿ 31,26 %

A.8.2 Persen kesalahan metode bola jatuh

( jari− jari teoritis ) −( jari− jari aktual )


% = ×100 %
jari− jari teoritis
314,1 -1 08 ,4 2
% = ×100 %
314,1
=6 5 , 48 %
LAMPIRAN B
GAMBAR

Gambar B.1 Pengukuran viskositas Gambar B.2 Pengukuran viskositas


aquades dengan aquades dengan
metode bola jatuh metode ostwald

Gambar B.3 Viskositas kecap pada Gambar B.4 Viskositas kecap


metode
metode bola jatuh ostwald

Anda mungkin juga menyukai