Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

FILTRASI

Disusun oleh:
Annisa Ismaul Huda 1831410024
Arya Rizqy Irangga 1831410137
Atika Nabilla 1831410014
Ednin Syahrul Ramadhan 1831410162
Gracela Ratu Salsabillah 1831410029
Millenina Sulung Hanavia 1831410072

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mencari koefisien tahanan cake (α) dan koefisien
medium filter (Rm).

II. Dasar Teori


Filtrasi adalah pemisahan campuran fluida padat yang melibatkan sebagian besar fluida
melalui penghalang berpori yang mempertahankan sebagian besar partikel padat yang
terkandung dalam campuran (Perry, 1997). Filter cake sebagai proses digunakan untuk
memisahkan dua fase (solid dan cair) dari suspensi satu sama lain. Tujuan khusus pemisahan
bervariasi dari kasus ke kasus, termasuk pemulihan padatan (membuang cairan yang
menangguhkan), mengklarifikasi cairan (membuang padatan) atau memulihkan keduanya
(Tien, 2006).
Dalam penyaringan padatan, partikel padat dipertahankan pada media berpori dan secara
bertahap yang digunakan untuk membentuk tahanan yang pada gilirannya bertindak sebagai
media filter (Gambar 1). Tahanan ini menjadi media filter yang benar dan memainkan peran
yang sangat penting dalam penyaringan. Mekanisme aliran dalam media tahanan dan filter,
dan kondisi eksternal yang dikenakan padanya adalah dasar untuk pemodelan proses
penyaringan.

Gambar 1. Prinsip Filtrasi

Filtrasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan atau gas
dengan menggunakan media saring yang memungkinkan cairan tersebut lewat, tapi bukan
padatan. Istilah “filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis, biologis, atau fisik. Cairan yang
melewati filter disebut filtrat. Media saringannya bisa berupa filter permukaan, yang
merupakan padatan yang menjebak partikel padat, atau saringan dalam, yang merupakan
bahan dasar yang menjebak padatan.
Prinsip dasar filtrasi ini yang paling sederhana adalah menyaring sejumlah molekul
padatan yang mencampur didalam lauratan, sehingga tingkat kemurnian filtrat yang
didapatkan dari filtrasi ini tergantung pada ukuran pori dan kualitas dari filter atau penyaring
yang dipakai. Untuk metode dari filtrasi ini, yang diinginkan adalah residu (ampasnya)
terkadang dibutuhkan langkah pengeringan supaya semua cairan yang masih menyisa dalam
padatan menguap. Terdapat beberapa jenis filtrasi, yaitu:
1. Proses filtrasi tanpa tekanan atau sederhana – ialah proses penyaringan menggunakan
media filter kertas saring. Cara melakukannya yakni dengan memotong kertas saring
melingkar, lalu dilipat dua, sampai tiga atau empat kali banyaknya. Berikutnya buka
dan letakkan ke dalam corong pisah agar melekat pada corong pisah. Tuangkan
campuran dari heterogen yang akan dipisahakan dengan sedikit demio. Hasil filtrasi
ialah zat padat yang bernama residen dan zat cairnya bernama filtrat.
2. Proses filtrasi menggunakan tekanan – Umumnya dilakukan dengan divakumkan
(disedot menggunakan pompa vakum). Proses pemisahan menggunakan teknik ini
paling tepat dilakukan, bila jumlah partikel padatnya jauh lebih besar daripada dengan
cairannya.
3. Proses filtrasi menggunakan membran – adalah proses saparasi yang menggunakan
membran berukuran pori (£ 0,1 mikron). Prinsip teknik dari filtrasi membran ini ialah
dengan menyaring cairan berupa sampel melalui saringan yang paling tipis dan yang
dibuat dari bahan sejenis selulosa.
Adapun tipe- tipe peralatan filtrasi, yaitu:
a. Bed Filter
Bed filter biasanya digunakan untuk menyaring partikel- partikel padat yang tersuspensi
dalam udara atau gas. Berupa tas atau karung dari kain, dimana udara yang disaring
dihembuskan ke dalam tas/ karung tertutup tersebut sehingga partikel padatnya tersaring/
tertahan di dalam tas.

b. Bag Filter
Bag filter biasanya digunakan untuk menyaring partikel berukuran kecil yang tersuspensi
dalam cairan dengan konsentrasi relative kecil.
c. Filter Press
Prinsip kerja penyaring ini adalah suspense dimasukkan atau dialirkan melalui saluran
masuk, lalu didistribusikan ke ruang- ruang pada bagian fram, dan tersaring oleh filter
pada bagian plate lumpur yang tersaring akan menempel pada filter. Sedangkan filtratnya
keluar dari bagian bawah plate.
d. Leaf Filter
Merupakan alat yang terbuatdari kolom- kolom berlubang atau kasa baja berbentuk
silinder tegak yang berlapis dengan kain filter yang disusun berderet cukup banyak.
Persamaan Kecepatan Filtrasi
Proses filtrasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor/ variabel penting, antara lain:
a. Beda tekanan antara bagian masuk atau suspensi terhadap bagian pengeluaran filtrate.
b. Luas penampang permukaan filter.
c. Viskositas filtrate
d. Tahanan dari lumpur yang menempel
e. Tahanan medium filtrate dan lapisan awal.

Gambar 2. Peralatan Filtrasi

III. Prosedur
a. Penyiapan Bahan
Mencampurkan 125 dan 250 gram bubuk CaCO3 dalam 5 L air dan dihomogenisasi
selama setidaknya tiga sampai lima menit dalam mixer.
b. Penyiapan alat :
1. Timbang kertas saring kering sebanyak 2 buah, masing-masing beri tanda.
2. Pasang kertas saring tersebut pada alat secara benar dan kencangkan dengan pemutar
manual.
3. Sambungan pipa- pipa dari tangkai umpan, pompa dan pipa pembuangan, pastikan
tidak ada yang bocor.
c. Pembuatan suspensi:
1. Buatlah suspense yang terdiri atas campuran kapur dan air 5 liter air dalam tangki
umpan, aduk secara merata.
2. Ukur diameter pertikel rata-rata dan densitas dari partikel kapur yang dipakai.
d. Pelaksanaan percobaan:
1. Tutup rapat semua katup (valve)
2. Menghidupkan pompa.
3. Membiarkan proses berjalan dan ambil data kecepatan feed, filtat, dan tekanan masuk
serta keluartiap interval waktu tertentu.
4. Setelah proses penyaringan berlangsung sempurna, hentikan pompa.
5. Membuka alat secara hati- hat, dan mengambil kertas saring pelan- pelan agar cake
tidak terkelupas atau jatuh.
6. Mengukur ketebalan cake masing-masing, kemudian dikeringkan.
7. Setelah kering, timbang jumlah cake msing- masing.
Gambar 3. Sketsa Tekanan Filtrasi
IV. Data Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Slurry 250 gram
Waktu(s) Volume(ml) Volume(m^3) t/V
42 500 0,0005 84000
100 1000 0,001 100000
185 1500 0,0015 123333,333
348 2000 0,002 174000
478 2500 0,0025 191200
799 3000 0,003 266333,333
1010 3500 0,0035 288571,429
1476 4000 0,004 369000
1698 4500 0,0045 377333,333
2271 5000 0,005 454200

Tabel 2. Pengamatan Slurry 125 gram


Waktu(s) Volume(ml) Volume(m^3) t/V
30 500 0,0005 60000
79 1000 0,001 79000
143 1500 0,0015 95333,3333
230 2000 0,002 115000
298 2500 0,0025 119200
430 3000 0,003 143333,333
554 3500 0,0035 158285,714
763 4000 0,004 190750
918 4500 0,0045 204000
1140 5000 0,005 228000

Tabel 3. Pengamatan Densitas Awal dan Akhir


Densitas Kapur = 2,711g/cm3
Pikno Pikno+Bahan(gr Vol Densita
Bahan kosong(gr) ) Pikno(ml) s
Air Akhir 14,32 25,75 11,4 1,25614
Air Murni 14,32 25,72 11,4 1
500000
450000
400000 f(x) = 83882597.4 x + 12120
R² = 0.98
350000
t/V (sekon/meter3)

300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
0 0 0 0 0 0.01 0.01

Volume (meter3)

Grafik 2.1. Hubungan antara t/V dan Volume pada Massa Kapur 250 gram

250000

f(x) = 36582712.84 x + 38687.78


200000 R² = 0.99
t/V (sekon/meter3)

150000

100000

50000

0
0 0 0 0 0 0.01 0.01

Volume (meter3)

Grafik 2.2. Hubungan antara t/V dan Volume pada Massa Kapur 125 gram

V. Pembahasan
Arya Rizqy Irangga (1831410137)
Dapat dilihat pada grafik 2.1 dan 2.2 yang menunjukkan hubungan antara v dan t/v. Pada
grafik 2.1 terlihat bahwa bentuk grafik linear yang menunjukkan bahwa variabel yang
dimasukkan berbanding lurus. Pada grafik 2.2 yang juga menunjukkan hubungan antara v dan
t/v terlihat bahwa hubungan kedua variabel berbanding lurus. Kedua hal tersebut
menunjukkan jika semakin lama waktu penyaringan maka nilai t/V juga akan ikut naik,
karena resistensi cake diatas filter media juga bertambah seiring bertambahnya waktu filtrasi.
Jika resistensi semakin banyak maka waktu yang diperlukan dalam proses filtrasi akan
semakin lama. Nilai penyimpangan dari kedua grafik dapat diterima karena masih memiliki
nilai R diatas 0,95. Penyimpangan yang terjadi dikarenakan pembacaan variabel saat
praktikum yang kurang tepat.
Pada data pengamatan dapat dilihat bahwa densitas awal kapur adalah 2,711 gram/ml
yang dilarutkan kedalam air menjadi memiliki densitas sekitar 1,7 gram/ml. Setelah dilakukan
proses filtrasi densitas nya menjadi 1,256 gram/ml, Hal ini menunjukkan bahwa proses filtrasi
yang dilakukan dengan menggunakan 2 kertas saring ini masih memiliki celah untuk bahan
lolos dari filter media tersebut. Dilakukan perhitungan % error didapat sekitar 20%. Hal ini
terjadi karena adanya partikel dari kapur yang lolos filter media dan tercampur ke dalam filtrat
sehingga nilai densitas dari filtrat bertambah.

Ednin Syarul Ramadhan (1831410162)


Pada praktikum filtrasi membahas tentang mencari harga retensi cake (α) dan retensi
filter media (Rm). Pada saat mencari retensi cake (α) dan retensi filter media (Rm) yang perlu
didaptkan adalah data luas filter (A), viskositas air(μ), konsentrasi slurry (CaCO3) (Cs),
tekanan yang dilakukan untuk penghisapan (-∆P), dan volume air filtrate (V) yang telah
melewati filter dengan waktu tertentu (t).
Pada grafik 2.1 dengan serbuk CaCO 3 125 gram dilarutkan air 5 litter dengan tekanan
penghisapan 16000 pascal yang menghasikan CaCO3 tidak lolos filter sebesar 124,12 gram
dan didapatkan gambaran grafik antara volume filtrat (sumbu X) dengan waktu/volume filtrat
(sumbu Y ) dengan garis yang semakin besar volume maka semakin besar pula waktu/volume
filtrat dan didapatkan persamaan y = 8E+07x + 12120 sehingga bias didapatkan harga retensi

Kp.(−∆ P). A 2
cake (α ) dengan rumus α = . dan retensi fiter media ( Rm) dengan rumus
Cs . μ

B . A .(−∆ P)
Rm= . Sehingga pada proses filtrasi ini didapatkan harga retensi cake (α)
μ
sebesar 455.186.975,6 Kg/m dan retensi filter media (Rm) sebesar 431.005.167,5 m -1.
Pada grafik 2.2 dengan serbuk CaCO 3 250 gram dilarutkan air 5 litter dengan tekanan
penghisapan 16000 pascal yang menghasikan CaCO3 tidak lolos filter sebesar 243,09 gram
dan didapatkan gambaran grafik antara volume (sumbu X) dengan waktu/volume (sumbu Y )
dengan garis yang semakin besar volume maka semakin besar pula waktu/volume dan
didapatkan persamaan y = 4E+07x + 38688 sehingga bias didapatkan harga retensi cake (α )

Kp.(−∆ P). A 2
dengan rumus α = . dan retensi fiter media ( Rm) dengan rumus
Cs . μ

B . A .(−∆ P)
Rm= . Sehingga pada proses filtrasi ini didapatkan harga retensi cake (α)
μ
sebesar 85.347.557,93 Kg/m dan retensi filter media (Rm) sebesar 1.375.802.634 m -1.
Pada proses filtrasi terjadi berkurangnya massa serbuk CaCO3 dikarenakan larut dalam air
dan lolos melewati filter sehingga saat densitas dari air murni sebanyak 1000 Kg/m 3 setelah
proses filtrasi densitas airnya sebanyak 1.256,14 m-1. Pada praktikum ini diamati bahwa
semakin banyak filtrate yang dihasilkan maka semakin besar tekanan yang dihasilkan. Pada
waktu juga dapat dilihat bahwa dengan konsentrasi CaCO3 yang lebih banyak maka waktu
untuk proses filtrasi juga semakin lama.

Gracela Ratu Salsabillah Erwanto (1831410029)


Dalam praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mencari koefisien tahanan cake
(α) dan koefisien medium filter (Rm). Pada praktikum ini slurry yang digunakan adalah slurry
kapur, dengan variabel massa kapur 250 gram (Percobaan 1) dan 250 gram (Percobaan 2).
Pelarut yang digunakan adalah air dengan volume 5000 mL. Pada grafik 2.1 dan 2.2 dapat
diketahui perbandingan antara waktu yang dibutuhkan pada proses filtrasi kapur secara
teoritis dan eksperimen. Waktu secara teoritis cenderung naik secara stabil, sedangkan waktu
eksperimen cenderung naik tetapi tidak stabil. Hal tersebut dikarenakan pada percobaan
terjadi kebocoran sistem yang ditandai dengan adanya gelembung udara pada filtrat. Semakin
besar laju alir filtrat maka semakin sedikit cake yang terbentuk namun semakin tebal cake
maka akan semakin jernih filtrat yang dihasilkan serta laju alirnya semakin kecil. Untuk
mencapai filtrat dengan volume 1000 mL, waktu yang diperlukan masih sedikit. Semakin
menuju filtrat dengan volume 5000 mL akan semakin lama waktu yang dibutuhkan dan ini
juga karena pengaruh tebalnya cake yang terbentuk. Dari cake yang terbentuk dapat dihitung
tahanan cake dan tahanan medium filter. Pada percobaan 1 dengan tahanan cake sebesar
85347557,93 m/kg dan tahanan medium filter, Rm = 137580634 m -1 . Pada percobaan 2
dengan tahanan cake sebesar 455186975,6 m/kg dan tahanan medium filter, Rm =
431005167,5 m-1.

Anda mungkin juga menyukai