Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1


FILTRASI

Nama Anggota:

1. Amelia Putri Ramadhani (2241420111)


2. Anggiek Setiawan (2241420063)
3. Cahaya Dho’a Damai (2241420041)
4. Nabilah Aanissaadah (2241420019)

Dosen Pengampu:
Dr. Sandra Santosa, B.Tech., M.Pd

Jurusan Teknik Kimia


D4 Teknologi Kimia Industri
Politeknik Negeri Malang
2023
Jum’at, 10 November 2023
I. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti dan memahami proses filtrasi dengan
menggunakan Vacuum Filter.

2. Mahasiswa dapat melakukan percobaan filtrasi menggunakan Vacuum


Filter dengan benar dan aman.

3. Mahasiswa dapat menghitung kecepatan filtrasi, waktu proses dan


volume filtrate yang didapatkan pada filtrasi dengan Vacuum Filter.

II. Dasar Teori


Filtrasi merupakan suatu proses perpindahan zat padat dari fluida (gas
maupun cair) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan
berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi
dan koloid. disamping mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi
bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. selama proses filtrasi
terjadi beberapa proses antara lain penyaringan mekanis, pengendapan dan biological
action.
Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang
melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:
1. Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring,
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring,
3. Vakum pada bagian bawah.
Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam
suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya sentrifugal.
Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada
saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir. Penyaring
gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. (Sutherland, Ken. 2008)

Jenis media filter


a. pasir silika
b. antarsit/batubara
c. magnetite
d. activate carbon
e. bahan sintesis untuk tujuan khusus

Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu)
dipengaruhi oleh :
1. Luas permukaan filter : dimana semakin besar luas media tersebut, semakin
besar pula daya filtrasinya.
2. beda tekanan antara kedua sisi media filter : secara teoritis, daya filtrasi
sebanding dengan beda tekanan
3. tahanan media filter : semakin tipis dan kasar media filter itu, semakin besar
daya filtrasinya
4. viskositas cairan : semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya
filtrasinya

Faktor-Faktor yang mempengaruhi filtrasi antara lain :


1. Debit filtrasi
debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat
adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran
pasir.
2. konsentrasi kekeruhan
konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. jika
konsentrasi kekeruhan terlalu tinggi harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu, seperti koagulasi, flokulasi dan sedimentasi

3. kedalaman media, ukuran, material


tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring
yang berpengaruh pada porositas, laju filtrasi dan kemampuan daya saring.

Tipe filtrasi
1. Cake filtration

ketika cairan mengandung padatan yang tinggi, penyaringan cake


(kue) sering digunakan sebagai penyaringan fisik. cairan melewati media
filter sementara padatan membentuk lapisan di permukaannya. selama siklus
filtrasi, lapisan ini menahan partikel lain dan menjadi lebih tebal sehingga
menciptakan ‘kue filter’. setelah partikel mulai menjembatani dan
membangun media filter, mereka menjadi penghalang untuk retensi partikel
lebih lanjut.

2. deep bed filtration


dapat didefinisikan sebagai filter granular untuk menghilangkan TSS
dari limbah pengolahan sekunder menggunakan kedalaman media setidaknya
empat kaki pada laju filtrasi lebih dari 2 gpm/ft2, media kasar biasanya
digunakan untuk mendorong penetrasi yang dalam dari padatan ke dalam
lapisan media. hal ini memungkinkan runtime filtrasi lebih lama. pencucian
balik udara dan air secara bersamaan digunakan untuk memastikan
pembersihan filter sesuai kebutuhan.

III. Alat Dan Bahan


1. Alat :

a. Vacuum Filter

b. Kertas Saring

c. Stopwatch

2. Bahan :

a. Kapur

b. Air

IV. Langkah Kerja


1. Timbang kertas saring sebanyak 2 lembar sebanyak 2 kali.

2. Bilas bejana mixer dengan air bersih hingga alat benar benar bersih.

3. Pasang kertas saring 2 lembar tersebut pada alat secara benar dan kunci
sambungan penutup alat filtrasi.

4. Buatlah larutan kapur dengan konsentrasi 2% dan 4% dari 5 liter air, aduk
secara merata.
5. Ukur densitas dari larutan partikel kapur yang digunakan.

6. Tutup rapat semua katup (valve)

7. Masukkan larutan kapur konsentrasi 2% ke alat mixer agar larutan tetap


tercampur dengan dinyalakan alat mixernya.

8. Buka valve dari alat mixer sedikit demi sedikit, aliran larutan kapur akan
menuju ke alat filtrasi, tombol on pompa dinyalakan, hal ini dikarenakan
vacuum filter.

9. Biarkan proses berjalan, catat waktu dan tekanan untuk jumlah filtrat 0,5 liter,
1 liter, 1,5 liter hingga 5 liter.

10. Hitung densitas larutan setelah difilter (filtrat).

11. Ambil kertas saring yang berisi cake dengan membuka alat dengan hati-hati.

12. Keringkan cake, setelah kering timbang jumlah cake.

13. Gunakan langkah yang sama untuk larutan kapur konsentrasi 4%.

V. Tabel Data Pengamatan

- Percobaan 1 (larutan kapur 2%)

- Berat kertas saring = 4,86 g

- Diameter kertas saring = 23 cm = 0,23 m

- Massa kapur (CaCO3) = 100,05 g

- Massa cake = 83,95 g

- Tebal cake = 0,2 cm

- Volume air = 5000 ml

- Berat pikno kosong = 16,12 g

- Berat bahan + Pikno = 41,88 g

- Volume pikno = 10 ml

- Densitas = 2,576 g/ml


Volume (m3) Tact (s) t/v (s/m3) P vacuum (bar)
0,0005 58 116.000 0,07
0,001 111 111.000 0,08
0,0015 180 120.000 0,08
0,002 242 121.000 0,08
0,0025 296 118.400 0,1
0,003 365 121.666 0,11
0,0035 424 121.142 0,12
0,004 546 136.500 0,12
0,0045 610 135.555 0,13
0,005 721 144.200 0,14

Tabel 1.1

grafik 1.1

- Perhitungan percobaan 1
𝜇 = 0,00899 kg/ms
𝜋 𝐷2 (3,14)(0,23)2
A= 4
= 4
= 0,0415265 m2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑘𝑒 83,95
Cs = = = 0,01679
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 5000

Berdasarkan Grafik Percobaan 1 Diperoleh Persamaan


Y = 6 x 106x + 107484

𝐾𝑝
= 6 ×106
2

Kp = 12 x 106
(0,07+0,08+0,08+0,08+0,1+0,11+0,12+0,12+0,13+0,14)
−∆𝑃 = = = 0,103 = 0,0103
10

𝐾𝑝 𝐴2 (−∆𝑃) (12×106 ) (0,0415265)2(0,0103)


α= = = 1,41207817433 × 106 m/Kg
𝜇 𝐶𝑠 0,00899×0,01679

B = 107484

𝐵 𝐴 (−∆𝑃) 107484 × 0,0415265 ×0,0103


Rm = = = 5.113,83465604 m-1
𝜇 0,00899

- Percobaan 2 (larutan kapur 4%)

- Berat kertas saring = 5,66 g

- Diameter kertas saring = 23 cm = 0,23 m

- Massa kapur (CaCO3) = 200 g

- Massa cake = 170,58 g

- Tebal cake = 0,3 cm

- Volume air = 5000 ml

- Berat pikno kosong = 16,12 g

- Berat bahan + Pikno = 41,60 g

- Volume pikno = 10 ml

- Densitas = 2,548 g/ml


Volume (m3) Tact (s) t/v (s/m3) P vacuum (bar)
0,0005 61 122.000 0,12
0,001 80 80.000 0,13
0,0015 166 110.667 0,14
0,002 205 102.500 0,15
0,0025 244 97.600 0,16
0,003 307 102.333 0,17
0,0035 353 100.857 0,18
0,004 424 106.000 0,18
0,0045 475 105.556 0,18
0,005 543 108.600 0,18

Tabel 2.1

Grafik 2.1

- Perhitungan percobaan 2
𝜇 = 0,00899 kg/ms
𝜋 𝐷2 (3,14)(0,23)2
A= 4
= 4
= 0,0415265 m2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑘𝑒 170,58
Cs = = = 0,034116
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 5000
Berdasarkan Grafik Percobaan 2 Diperoleh Persamaan

Y = 4 x 105x + 102453

𝐾𝑝
= 4 ×105
2

Kp = 8 x 105
(0,12+0,13+0,14+0,15+0,16+0,17+0,18+0,18+0,18+0,18)
−∆𝑃 = = = 0,159 = 0,0159
10

𝐾𝑝 𝐴2 (−∆𝑃) (8×105) (0,0415265)2 (0,0159)


α= = = 7,151875924 × 104 m/Kg
𝜇 𝐶𝑠 0,00899×0,034116

B = 102453

𝐵 𝐴 (−∆𝑃) 102453 × 0,0415265 ×0,0159


Rm = = = 7524,669702 m-1
𝜇 0,00899

VI. Pembahasan

(Cahaya Dho’a Damai/ 2241420041)


Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan filtrasi yang bertujuan untuk
mencari koefisien tahanan cake dan koefisien medium filter (Rm). Slurry yang
digunakan adalah larutan kapur (CaCO3) dengan variabel konsentrasi, yakni
konsentrasi 2% dan konsentrasi 4%. Massa yang digunakan 100,05 gram dan 200 gram
kapur yang dilarutkan dalam 5000 mL air.
Pada percobaan pertama dengan massa kapur dengan konsentrasi 2%, sesuai
grafik 1.1 didapatkan nilai Kp dan B sebesar 12 x 106 dan 107484. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai tahanan cake sebesar 1,41207817433 × 106 m/Kg
dan tahanan filtrate sebesar 5.113,83465604 m-1. Sedangkan pada percobaan kedua
dengan massa kapur dengan konsentrasi 4%, sesuai grafik 2.1 didapatkan nilai Kp dan
B sebesar 8 x 105 dan 102453. Dari hasil perhitungan percobaan kedua didapatkan nilai
tahanan cake sebesar 7,151875924 × 104 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar
7524,669702 m-1. Berdasarkan percobaan filtrasi ini, didapatkan bahwa semakin lama
waktu penyaringan maka nilai t/v juga akan ikut naik dikarenakan resistensi cake diatas
filter media juga bertambah seiring bertambahnya waktu filtrasi. Jika resistensi semakin
banyak maka waktu yang diperlukan dalam proses filtrasi akan semakin lama. Semakin
besar laju alir filtrat maka cake yang terbentuk akan semakin sedikit namun semakin
tebal cake maka laju alirnya akan semakin kecil dan filtrat yang dihasilkan akan
semakin jernih.

(Nabilah Aanissaadah/2241420019)
Pada percobaan filtrasi dengan tujuan mnegetahui koefisien tahanan cake (a) dan
medium filter (Rm). Digunakan Slurry berupa larutan kapur CaCO3 dimana slurry ini
memiliki konsentrasi yang berbeda yaitu sebesar 2% dan 4%. Pada Slurry dengan
konsentrasi 2% digunakan kapur sebesar 100,05 gram, sedangkan pada slurry dengan
konsentrasi sebesar 4% digunakan kapur sebesar 200 gram. Larutan tersebut dalam
5000 mL air.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan data berupa waktu,
tekanan, serta volume tiap rentang waktu. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada
grafik 1.1 dan grafik 2.1 yang menunjukkan hubungan antara v dan t/v. Pada grafik
percobaan 2 dengan konsentrasi 4% terlihat bahwa bentuk grafik turun kemudian
mengalami kenaikan yang menunjukkan hubungan antara volume filtrasi dan kecepatan
filtrasi berbanding terbalik. Pada percobaan pertama dengan massa kapur dengan
konsentrasi 2%, sesuai grafik 1.1 didapatkan nilai Kp dan B sebesar 12 x 106 dan
107484. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tahanan cake sebesar 1,41207817433
× 106 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar 5.113,83465604 m-1. Sedangkan pada
percobaan kedua dengan massa kapur dengan konsentrasi 4%, sesuai grafik 2.1
didapatkan nilai Kp dan B sebesar 8 x 105 dan 102453. Dari hasil perhitungan percobaan
kedua didapatkan nilai tahanan cake sebesar 7,151875924 × 104 m/Kg dan tahanan
filtrate sebesar 7524,669702 m-1.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui semakin besar laju
filtrat maka cake yang terbentuk akan semakin seddikit namun semakin tebal cake maka
laju alirnya akan semakin kecil dan filtrat yang dihasilkan akan semakiin jernih.
Semakin banyak filtrat yang didapat juga akan mempengaruhi lamanya waktu yang
dibutuhkan, hal ini juga dipengaruhi oleh cake yang terbentuk selama proses.

Anggiek Setiawan/2241420063
pada kali ini dilakukan percobaan filtrasi yang bertujuan utuk mengetahui
koefisien tahanan cake dan juga medium filter. slurry yang digunakan yaitu larutan
kapur(CaCO3) dengan menggunakan dua fariabel yaitu 2% dan 4% dari 5000ml air
yang dipakai sehingga pada 2% kapur yang digunakan sebanyak 100 gram dan pada
4% kapur yang digunakan sebanyak 200 gram.
Pada percobaan pertama dengan massa kapur dengan konsentrasi 2%, sesuai
grafik 1.1 didapatkan nilai Kp dan B sebesar 12 x 106 dan 107484. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai tahanan cake sebesar 1,41207817433 × 106 m/Kg dan
tahanan filtrate sebesar 5.113,83465604 m-1. Sedangkan pada percobaan kedua
dengan massa kapur dengan konsentrasi 4%, sesuai grafik 2.1 didapatkan nilai Kp dan
B sebesar 8 x 105 dan 102453. Dari hasil perhitungan percobaan kedua didapatkan nilai
tahanan cake sebesar 7,151875924 × 104 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar
7524,669702 m-1
berdasarkan percobaan dan data yang sudah diperpleh dapat dikatakan
bahwasanya semakin lama waktu filtrasi maka t/v juga akan semakin besar hal ini
disebabkan karena resistensi cake di atas filter juga akan manaik karena akan semakin
banyak kapur yang menyangkut di filter semakin cepat laju filtrat makan cake yang
terbentuk akan semakin dikit namun akan semakin tebal hal ini didga karena kapur akan
menumpuk di tengah filter saja tidak merata sehingga cake akan leboh tebal dan
sebaliknya semakin lambat lju alir maka cake yang dihasiolkan akan semakin banyak
namun semakin tipis karena kampur akan meyebar merata di permukaan filter. dan
semakin jernih maka menandakan penyarnganya bagus dan cake yang didapat lebih
banyak.
Amelia Putri Ramadhani / 2241420111
pada praktikum kali ini dilakukan percobaan filtrasi dengan menggunakan
slurry berupa larutan kapur (CaCO3) dengan tujuan untuk mengetahui koefisien
tahanan cake (a) dan medium filter (Rm) dengan menggunakan 2 variabel percobaan
yakni pada konsentrasi slurry 2% sebanyak 100 gram kapur dan 4% yaitu sebanyak 200
gram kapur dimana masing-masing variabel dilarutkan dengan 5000 ml air.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan data berupa waktu,
tekanan, serta volume tiap rentang waktu. Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada
grafik 1.1 dan grafik 2.1 yang menunjukkan hubungan antara v dan t/v dimana semakin
lama waktu filtrasi maka t/v juga akan semakin besar hal ini disebabkan karena
resistensi cake di atas filter juga akan naik disebabkan akan semakin banyak kapur yang
menyangkut di filter semakin cepat laju filtrat. sehingga berpengaruh pada ketebalan
cake yang didapatkan.
berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan data Pada percobaan
pertama dengan massa kapur dengan konsentrasi 2%, sesuai grafik 1.1 didapatkan nilai
Kp dan B sebesar 12 x 106 dan 107484. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tahanan
cake sebesar 1,41207817433 × 106 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar
5.113,83465604 m-1. Sedangkan pada percobaan kedua dengan massa kapur dengan
konsentrasi 4%, sesuai grafik 2.1 didapatkan nilai Kp dan B sebesar 8 x 105 dan 102453.
Dari hasil perhitungan percobaan kedua didapatkan nilai tahanan cake sebesar
7,151875924 × 104 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar 7524,669702 m-1

VII. KESIMPULAN
Dalam praktikum ini, dilakukan filtrasi jenis bed filter dengan bahan yaitu
larutan kapur 2% dan larutan kapur 4%. Dari hasil percobaan pada variabel konsentrasi
kapur 2% didapatkan nilai tahanan cake sebesar 1,41207817433 × 106 m/Kg dan
tahanan filtrate sebesar 5.113,83465604 m-1. Sedangkan pada percobaan dengan
variabel konsentrasi 4%, sesuai grafik 2.1 didapatkan nilai tahanan cake sebesar
7,151875924 × 104 m/Kg dan tahanan filtrate sebesar 7524,669702 m-1.
Berdasarkan percobaan filtrasi ini, didapatkan bahwa semakin lama waktu penyaringan
maka nilai t/v juga akan ikut naik dikarenakan resistensi cake diatas filter media juga
bertambah seiring bertambahnya waktu filtrasi. Jika resistensi semakin banyak maka
waktu yang diperlukan dalam proses filtrasi akan semakin lama. Semakin besar laju alir
filtrat maka cake yang terbentuk akan semakin sedikit namun semakin tebal cake maka
laju alirnya akan semakin kecil dan filtrat yang dihasilkan akan semakin jernih.
DAFTAR PUSTAKA

Sahruramdhon Muhammad dkk (2016). Filtrasi CaCO3 menggunakan filter


plate & frame dengan variasi konsentrasi dan variasi jumlah plate & frame.Jurusan
Teknik Kimia Universitas Sultan Agung Tirtayasa. Kampus Cilegon Banten.
Ma’ruf dkk (2021).Studi simulasi filtrasi pada formasi tiga jenis ukuran
membran berbeda dengan variasi kecepatan dan tekanan.Jurusan Teknik Mesin.
Citra Kusuma Parahita (2018).Pengaruh waktu pengadukan dan pengambilan
sampel larutan CaCO3 4% terhadap jumlah endapan pada alat filterpress. Jurusan
Teknik Kimia Institur SAINS dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai