Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II


“SEDIMENTASI”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ASLAM NUR


18TKM291
IIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA MINERAL


POLITEKNIK ATI MAKASSAR

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara
mekanik menjadi dua bagian, yaitu slurry  dan supernatant. Slurry
adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan
supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini
memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi
hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan.
Sedimentasi (pengendapan) merupakan salah satu cara pemisahan
padatan yang tersuspensi dalam suatu cairan dimana akan terjadi
peristiwa turunya partikel – partikel padat yang semula tersebar
atau tersuspensi dalam cairan karena adanya gaya berat atau gaya
grafitasi, tetapi selama proses sedimentasi ini berlangsung,
terdapat tiga gaya yang berpengaruh yaitu gaya grafitasi, gaya
apung dan gaya dorong.

Proses sedimentasi dalam industri kimia banyak


digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry
berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air,
proses penjernihan air (water treatment),dan proses pemisahan
buangan nira yang akan diolah menjadi gula.untuk mengetahui
prinsip kerja dari sedimentasi ,serta factor-faktor yang
mempengaruhinya dan menentukan laju pengendapan maka
dilakukan praktikum sedimentasi ini.
B. Tujuan percobaan
1. Mengetahui prinsip kerja sedimentasi

2. Mengetahui faktor – faktor yang memengeruhi laju


pengendapan

3. Menentukan laju pengendapan pada larutan suspense


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan


dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih
pekat konsentrasinya) (rahadi,2010).

Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang


terjadi pada butiran tersebut. Proses sedimentasi dalam industry kimia
banyak digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry
berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses
penjernihan air (water treatment),dan proeses pemisahan buangan nira
yang akan diolah menjadi gula (rahadi,2010).

Proses sedimentasi dalam dunia industry dilakukan secara sinambung


dengan menggunakan alat yang dikenal dengan nama thickener,
sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara batch. Data-data
yang diperoleh dari prinsip sedimentasi secara batch dapat digunakan
untuk proses yang sinambung (rahadi,2010).

Proses pengendapan partikel suspensi di dalam air dimulai dari


masuknya air ke kolam pengendapan melalui bagian inlet dan disebarkan
menuju ruang pengendapan. Penempatan baffle atau adukan di belakang
inlet diperlukan untuk meredam enerji aliran dan menyebarkan aliran
serta memperkecil ruang tak berguna dalam kolam (dahuri,2008).
Selanjutnya di ruang pengendapan terjadi pemisahan partikel
suspensi yang terdapat di dalam air. Partikel-partikel suspensi akan
mengendap dan terkumpul di daerah kantong lumpur, sedang airnya
mengalir menuju ke bagian outlet melalui suatu sistem peluapan,
sehingga hanya air lapis atas saja yang masuk ke dalam saluran outlet
untuk dibawa ke proses selanjutnya. Endapan/lumpur yang terkumpul di
dalam kantong lumpur ditarik menuju ke bagian pengeluaran lumpur
dengan menggunakan sebuah scrapper/garuk dan selanjutnya dikeluarkan
dengan pompa lumpur dibawa menuju ke tempat pemrosesan lumpur.
Scrapper digerakkan dengan sangat perlahan untuk menjaga agar lumpur
yang sudah mengendap tidak terusik dan melayang lagi. Scrapper
biasanya berupa sebuah plat atau rangka gerak yang dilengkapi dengan
sudu-sudu penggaruk dan digerakkan dengan motor listrik atau dapat pula
digerakkan secara manual dengan menggunakan kayuh (Kamulyan,
1997).

Menurut (rahadi,2010) Di industry aplikasi sedimentasi banyak digunakan,


antara lain :

1. Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambil senyawa


magnesium dari air laut
2. Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan
diolah, misalnya pada pabrik gula
3. Pengolahan air sungai menjadi boiler feed water.
4. Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam
clarifier dengan prinsip perbedaan terminal velocity.

Chester (1993) membagi sedimen laut menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Nearshore sediment, sebagian besar endapan sedimennya


dipengaruhi kuat oleh kedekatannya dengan daratan sehingga
mengakibatkan kondisi fisika kimia dan biologi sedimen ini lebih
bervariasi dibandingkan dengan deep-sea sediment.
2. Deep-sea sediment, sebagian besar mengendap di perairan dalam
di atas 500 m dan banyak faktor seperti jauhnya dari daratan,
reaksi antara komponen terlarut dalam kolom perairan serta
hadirnya biomassa khusus yang mendominasi lingkungan laut
dalam yang menyebabkan sedimen ini merupakan habitat yang
unik di planet dan memiliki karateristik yang sangat berbeda
dengan daerah continental / near shore.

Berdasarkan hasil observasi Dahuri (2008) komposisi material sedimen


yang terklasifikasi pada pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir
sedang, pasir sangat halus, pasir kasar dan kerikil, selain itu didapati juga
debu dan batu. Rataan empirik dari distribusi granulometri sedimen yang
terbanyak diperoleh yaitu: pasir halus dengan penyortiran tersortir buruk,
nilai kemencengan asimetris ke ukuran kecil dan simetris granulometri
yang peruncingannya mesokurtik. Faktor hidrodinamika yang berperan
dalam transport sedimen pada daerah pantai Sindulang Satu adalah arus
pasut.
B. MSDS
1. CaCO3
Berat molekul : 100,09 g/mol
Bau : tdak berbau
Densitas : 2,711 g/cm3
Titik lebur : 825 °c
Kelarutan : larut
Titik nyala : 1098 K
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

B. Alat dan bahan


1. Alat
1. Tabung sedimentasi (digunakan gelas ukur 1000ml)
2. Gelas kimia
3. Stopwatch
4. Batang pengaduk
5. Spatula
6. Neraca analitik
7. Label kertas

2. Bahan
a. CaCO3 padatan

b. Al2(SO4)3.18H2O padatan

c. Aquadest

C. Prosedur percobaan
1.Sedimentasi larutan CaCO3 + H2O
a. Disiapkan alat dan bahan. Tabung
sedimentasi diberi label kertas disepanjang skala
volume.

b. Ditimbang CaCO3 sebanyak 30 gram.

c. Diukur volume aquadest sebanyak 800ml.

d. Dimasukkan CaCO3 dan aquadest ke dalam


gelas kimia lalu diaduk

e. Dimasukkan larutan (CaCO3 dan aquadest) ke


dalam tabung sedimentasi sambil diaduk.

f. Dinyalakan stopwatch ketika larutan telah habis


dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi dan
diberi garis pada label untuk menunjukkan volume
mula-mula larutan.

g. Diamati suspensi larutan. Dengan interval waktu 3


menit, diberi garis pada label untuk menunjukkan
ketinggian volume endapan yang terbentuk pada
larutan.

h. Dihentikan waktu pada stopwatch ketika ketinggian


volume endapan telah konstan.

i. Dicatat data pengamatan.


2. Sedimentasi larutan CaCO3 + H2O dengan
penambahan Al2(SO4)3.18H2O

a. Disiapkan alat dan bahan. Tabung sedimentasi


diberi label kertas disepanjang skala volume.

b. Ditimbang CaCO3 sebanyak 30 gram.

c. Diukur volume aquadest sebanyak 800ml.

d. Ditimbang Al2(SO4)3.18H2O sebanyak 2 gram.

e. Dimasukkan CaCO3 + Al2(SO4)3.18H2O dan


aquadest ke dalam gelas kimia lalu diaduk.

f. Dimasukkan larutan ke dalam tabung sedimentasi


sambil diaduk.

g. Dinyalakan stopwatch ketika larutan telah habis


dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi dan
diberi garis pada label untuk menunjukkan volume
mula-mula larutan.

h. Diamati suspensi larutan. Dengan interval waktu 3


menit, diberi garis pada label untuk menunjukkan
ketinggian volume endapan yang terbentuk pada
larutan.

i. Dihentikan waktu pada stopwatch ketika ketinggian


volume endapan telah konstan.
j. Dicatat data pengamatan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data pengamatan
1. Data sampel larutan CaCO3 + H2O

Massa CaCO3 = 30,023 gr

No Waktu (menit) Volume suspensi (ml)

1 0 820

2 3 170

3 6 130

4 9 120

5 12 110

6 15 105

7 18 105

8 21 100

9 24 100

10 27 100

11 30 100

2. Data sampel larutan CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3.18H2O

Massa CaCO3 = 30,001 gr

Massa Al2(SO4)3.18H2O = 2,047 gr


No Waktu (menit) Volume suspensi (ml)

1 0 810

2 3 370
3 6 260

4 9 220

5 12 190

6 15 180

7 18 170

8 21 160

9 24 160

10 27 160

11 30 150

12 33 150

13 36 150

14 39 140

15 42 140

16 45 140

B. Perhitungan
1. Grafik laju pengendapan
a. sampel larutan CaCO3 + H2O
900

800

700

600

500
VOLUME
f(x) = − 13.88 x + 465.45
400 Linear (VOLUME)
300

200

100

0
0 5 10 15 20 25 30 35

b. sampel larutan CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3.18H2O


900

800

700

600

500
VOLUME
400 Linear (VOLUME)
300

200

100

0
0 10 20 30 40 50

2. Menghitung laju pengendapan


a. sampel larutan CaCO3 + H2O

na−nb
V=
ta−0
400−100
=
28−0
= 10,71 ml/menit
b. sampel larutan CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3.18H2O

na−nb
V=
ta−0
300−100
=
39−0
= 5,13 ml/menit
3. menghitung konsentrasi suspense
 sampel larutan CaCO3 + H2O

a. konsentrasi suspensi awal (CO)


massa sampel CaCO 3
CO =
volume total
30,023 gr
=
820 ml
= 0,0366 gr/ml
b. konsentrasi suspensi
ho
 C1 = ×CO
h1
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
170 ml
= 0,1765 gr/ml
ho
 C2 = ×CO
h2
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
130 ml
= 0,2308 gr/ml
ho
 C3 = ×CO
h3
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
120 ml
= 0,2501 gr/ml
ho
 C4 = ×CO
h4
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
110ml
= 0,2728 gr/ml
ho
 C5 = ×CO
h5
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
105 ml
= 0,2858 gr/ml
ho
 C6 = ×CO
h6
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
105 ml
= 0,2858 gr/ml
ho
 C7 = ×CO
h7
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
100 ml
= 0,30012 gr/ml
ho
 C8 = ×CO
h8
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
100 ml
= 0,30012 gr/ml
ho
 C9 = ×CO
h9
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
100 ml
= 0,30012 gr/ml
ho
 C10 = ×CO
h 10
820 ml
= ×0,0366 gr/ml
100 ml
= 0,30012 gr/ml

 sampel larutan CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3.18H2O

a. konsentrasi suspensi awal (CO)


massa sampel CaCO 3
CO =
volume total
30,001 gr
=
820 ml
= 0,0358 gr/ml
b. konsentrasi suspensi
ho
 C1 = ×CO
h1
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
370 ml
= 0,0783 gr/ml
ho
 C2 = ×CO
h2
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
260 ml
= 0,1115 gr/ml
ho
 C3 = ×CO
h3
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
220 ml
= 0,1318 gr/ml
ho
 C4 = ×CO
h4
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
190 ml
= 0,1526 gr/ml
ho
 C5 = ×CO
h5
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
180 ml
= 0,1611 gr/ml
ho
 C6 = ×CO
h6
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
170 ml
= 0,1705 gr/ml
ho
 C7 = ×CO
h7
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
160 ml
= 0,1812 gr/ml
ho
 C8 = ×CO
h8
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
160 ml
= 0,1812 gr/ml
ho
 C9 = ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
160 ml
= 0,1812 gr/ml
ho
 C10 = ×CO
h 10
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
150 ml
= 0,19332 gr/ml
ho
 C11 = ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
150 ml
= 0,19332 gr/ml
ho
 C12= ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
150 ml
= 0,19332 gr/ml
ho
 C13= ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
140 ml
= 0,2071 gr/ml
ho
 C14= ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
140 ml
= 0,2071 gr/ml
ho
 C15= ×CO
h9
810 ml
= ×0,0358 gr/ml
140 ml
= 0,2071 gr/ml
C. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan


sedimentasi , sedimentasi adalah pengendapan partikel-partikel dari
suspense, pada proses sedimentasi partikel-partikel dipisahkan dari
fluida akibat gaya gravitasi yang bekerja pada partikel-partikel
tersebut.adapun tujuan dari proses sedimentasi yaitu :
1. Untuk memisahkan partikel-partikel dari alaur fluida sehingga
fluida tersebut bebas dari kontaminan partikel.
2. Untuk memulihkan partikel-partikel sebagai produk.
3. Untuk memisahkan partikel-partikel menjadi fraksi-fraksi dengan
ukuran atau densitas yang berbeda dengan cara
menyuspensikan partikel-partikel tersebut kedalam suatu fluida.

Prinsip kerja dari sedimentasi adalah adalah proses pengendapan


suatu partikel yang disebabkan oleh adanya bantuan gaya gravitasi
dan gaya gesek yang bekerja pada alat sedimentasi.

Dari data yang didapatkan zona waktu pengendapan


pada sampel larutan CaCO3 + H2O berkisar di angka 28 menit
dengan ketinggian 100 ml,kemudian pada sampel larutan CaCO3 +
H2O + Al2(SO4)3.18H2O berkisar diangka 39 menit dengan
ketinggian 100 ml.ada beberapa factor yang mempengaruhi proses
dari sedimentasi yaitu banyaknya partikel yang akan diendapkan
hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan dimana percobaan
dengan menggunakan sampel yang lebih sedikit akan lebih cepat
tersuspensi karena gaya gesek antara partikel juga semakin kecil,
kemudian factor selanjutnya adalah lamanya waktu pengendapan
semakin lama waktu yang digunakan untuk proses sedimentasi
maka jumlah partikel yang tersuspensi juga semakin banyak hal ini
dikarenakan adanya pengaruh dari gaya gravitasi sehingga semakin
lama waktu yang digunakan maka partikel akan terus bergerak
kebawah atau kedasar alat sedimentasi sehingga banyak partikel
yang tersuspensi.
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapan disimpulkan :

1. Prinsip kerja dari sedimentasi adalah adalah proses pengendapan


suatu partikel yang disebabkan oleh adanya bantuan gaya gravitasi
dan gaya gesek yang bekerja pada alat sedimentasi.
2. Factor yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah, banyaknya
partikel, waktu pengendapan,densitas dan gaya (gravitasi dan
gesek).
3. Laju sedimendasi pada sampel larutan CaCO3+H2O adalah 10,71
ml/menit. Sedangkan pada sampel larutan CaCO 3 + H2O +
Al2(SO4)3.18H2O adalah 5,13 ml/menit.
DAFTAR PUSTAKA
Chester, R. 1993. Marine Geochemistry. Unwin Hyman Ltd. London. Dale,
E. I. dan William J..
Dahuri. R. J . Rais, S.P Ginting. dan M. J. Sitepu., 2008. Pengelolaan
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Kamulyan, Budi. 1997. Teknik Penyehatan (Bagian A1:Teknik Pengolahan


Air). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Rahadi, Aprian Eka. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum
di Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang.

Anda mungkin juga menyukai