Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


FILTRASI

Oleh
Kelompok 1 / 2D – D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
1. Ahmad Firdaus A. (1841420090)
2. Dian Islamiati A. (1841420107)
3. Fanisia Salsyabila F. (184142003)
4. Hanifah Rifki S.T (1841420088)
5. Lutfiah Khasanah (1841420003)
6. Richy Ahmad M. (184140069)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mencari koefisien tahanan cake (α) dan koefisien
medium filter (Rm).

II. Dasar Teori


Filtrasi adalah pemisahan campuran fluida padat yang melibatkan sebagian besar fluida
melalui penghalang berpori yang mempertahankan sebagian besar partikel padat yang
terkandung dalam campuran (Perry, 1997). Filter cake sebagai proses digunakan untuk
memisahkan dua fase (solid dan cair) dari suspensi satu sama lain. Tujuan khusus pemisahan
bervariasi dari kasus ke kasus, termasuk pemulihan padatan (membuang cairan yang
menangguhkan), mengklarifikasi cairan (membuang padatan) atau memulihkan keduanya
(Tien, 2006).
Dalam penyaringan padatan, partikel padat dipertahankan pada media berpori dan secara
bertahap yang digunakan untuk membentuk tahanan yang pada gilirannya bertindak sebagai
media filter (Gambar 1). Tahanan ini menjadi media filter yang benar dan memainkan peran
yang sangat penting dalam penyaringan. Mekanisme aliran dalam media tahanan dan filter,
dan kondisi eksternal yang dikenakan padanya adalah dasar untuk pemodelan proses
penyaringan.

Gambar 1. Prinsip Filtrasi


Filtrasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan atau gas
dengan menggunakan media saring yang memungkinkan cairan tersebut lewat, tapi bukan
padatan. Istilah “filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis, biologis, atau fisik. Cairan yang
melewati filter disebut filtrat. Media saringannya bisa berupa filter permukaan, yang
merupakan padatan yang menjebak partikel padat, atau saringan dalam, yang merupakan
bahan dasar yang menjebak padatan.
Prinsip dasar filtrasi ini yang paling sederhana adalah menyaring sejumlah molekul
padatan yang mencampur didalam lauratan, sehingga tingkat kemurnian filtrat yang
didapatkan dari filtrasi ini tergantung pada ukuran pori dan kualitas dari filter atau penyaring
yang dipakai. Untuk metode dari filtrasi ini, yang diinginkan adalah residu (ampasnya)
terkadang dibutuhkan langkah pengeringan supaya semua cairan yang masih menyisa dalam
padatan menguap. Terdapat beberapa jenis filtrasi, yaitu:
1. Proses filtrasi tanpa tekanan atau sederhana – ialah proses penyaringan menggunakan
media filter kertas saring. Cara melakukannya yakni dengan memotong kertas saring
melingkar, lalu dilipat dua, sampai tiga atau empat kali banyaknya. Berikutnya buka
dan letakkan ke dalam corong pisah agar melekat pada corong pisah. Tuangkan
campuran dari heterogen yang akan dipisahakan dengan sedikit demio. Hasil filtrasi
ialah zat padat yang bernama residen dan zat cairnya bernama filtrat.
2. Proses filtrasi menggunakan tekanan – Umumnya dilakukan dengan divakumkan
(disedot menggunakan pompa vakum). Proses pemisahan menggunakan teknik ini
paling tepat dilakukan, bila jumlah partikel padatnya jauh lebih besar daripada dengan
cairannya.
3. Proses filtrasi menggunakan membran – adalah proses saparasi yang menggunakan
membran berukuran pori (£ 0,1 mikron). Prinsip teknik dari filtrasi membran ini ialah
dengan menyaring cairan berupa sampel melalui saringan yang paling tipis dan yang
dibuat dari bahan sejenis selulosa.
Adapun tipe- tipe peralatan filtrasi, yaitu:
a. Bed Filter
Bed filter biasanya digunakan untuk menyaring partikel- partikel padat yang tersuspensi
dalam udara atau gas. Berupa tas atau karung dari kain, dimana udara yang disaring
dihembuskan ke dalam tas/ karung tertutup tersebut sehingga partikel padatnya tersaring/
tertahan di dalam tas.
b. Bag Filter
Bag filter biasanya digunakan untuk menyaring partikel berukuran kecil yang tersuspensi
dalam cairan dengan konsentrasi relative kecil.
c. Filter Press
Prinsip kerja penyaring ini adalah suspense dimasukkan atau dialirkan melalui saluran
masuk, lalu didistribusikan ke ruang- ruang pada bagian fram, dan tersaring oleh filter
pada bagian plate lumpur yang tersaring akan menempel pada filter. Sedangkan filtratnya
keluar dari bagian bawah plate.
d. Leaf Filter
Merupakan alat yang terbuatdari kolom- kolom berlubang atau kasa baja berbentuk
silinder tegak yang berlapis dengan kain filter yang disusun berderet cukup banyak.
Persamaan Kecepatan Filtrasi
Proses filtrasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor/ variabel penting, antara lain:
a. Beda tekanan antara bagian masuk atau suspensi terhadap bagian pengeluaran filtrate.
b. Luas penampang permukaan filter.
c. Viskositas filtrate
d. Tahanan dari lumpur yang menempel
e. Tahanan medium filtrate dan lapisan awal.

Gambar 2. Peralatan Filtrasi


III. Prosedur
a. Penyiapan Bahan
Mencampurkan 125 dan 250 gram bubuk CaCO3 dalam 5 L air dan dihomogenisasi
selama setidaknya tiga sampai lima menit dalam mixer.
b. Penyiapan alat :
1. Timbang kertas saring kering sebanyak 2 buah, masing-masing beri tanda.
2. Pasang kertas saring tersebut pada alat secara benar dan kencangkan dengan pemutar
manual.
3. Sambungan pipa- pipa dari tangkai umpan, pompa dan pipa pembuangan, pastikan
tidak ada yang bocor.
c. Pembuatan suspensi:
1. Buatlah suspense yang terdiri atas campuran kapur dan air 5 liter air dalam tangki
umpan, aduk secara merata.
2. Ukur diameter pertikel rata-rata dan densitas dari partikel kapur yang dipakai.
d. Pelaksanaan percobaan:
1. Tutup rapat semua katup (valve)
2. Menghidupkan pompa.
3. Membiarkan proses berjalan dan ambil data kecepatan feed, filtat, dan tekanan masuk
serta keluartiap interval waktu tertentu.
4. Setelah proses penyaringan berlangsung sempurna, hentikan pompa.
5. Membuka alat secara hati- hat, dan mengambil kertas saring pelan- pelan agar cake
tidak terkelupas atau jatuh.
6. Mengukur ketebalan cake masing-masing, kemudian dikeringkan.
7. Setelah kering, timbang jumlah cake msing- masing.

Gambar 3. Sketsa Tekanan Filtrasi


IV. Data Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Slurry 50 gram
50 gram P= -0.1 Bar
Waktu(s) Volume(ml) Volume(m^3) t/V
214 500 0.0005 428000
388 1000 0.001 388000
572 1500 0.0015 381333.3333
708 2000 0.002 354000
842 2500 0.0025 336800
1007 3000 0.003 335666.6667
1147 3500 0.0035 327714.2857
1344 4000 0.004 336000
1446 4500 0.0045 321333.3333
1597 5000 0.005 319400

Tabel 2. Pengamatan Slurry 100 gram


100 gram P= -0.1 Bar
Waktu(s) Volume(ml) Volume(m^3) t/V
520 500 0.0005 1040000
1140 1000 0.001 1140000
1482 1500 0.0015 988000
1842 2000 0.002 921000
2213 2500 0.0025 885200
2730 3000 0.003 910000
3233 3500 0.0035 923714.2857
4110 4000 0.004 1027500
4465 4500 0.0045 992222.2222
4953 5000 0.005 990600

Tabel 4. Pengamatan Densitas Awal dan Akhir


Densitas Kapur Awal = 2,711 g/cm^3
Densitas Bahan Setelah Filtrasi
Vol
Bahan Pikno kosong(gr) Pikno+Bahan(gr) Pikno(ml) Densitas
Air Akhir 14.32 25.75 11.4 1.25614
Air Murni 14.32 25.72 11.4 1
Grafik 2.1. Hubungan antara t/V dan Volume pada Massa Kapur 50 gram

50 gram
450000

t/V (sekon/meter3)
400000

350000
y = -2E+07x + 411182
300000 R² = 0.8237

250000
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Volume (meter3)

Grafik 2.2. Hubungan antara t/V dan Volume pada Massa Kapur 100 gram

100 gram
1200000
1150000
1100000
t/V (sekon/meter3)

1050000
1000000
950000 y = -2E+07x + 1E+06
R² = 0.0904
900000
850000
800000
750000
700000
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Volume (meter3)
V. Pembahasan
Nama : Richy Ahmad Muzakky
Nim : 1841420069

Pada praktikum Filtrasi mempunyai tujuan untuk mencari besar/jumlah koefisien tahanan
cake (α) dan koefisien medium filter (Rm). Pada praktikum ini slurry yang digunakan adalah
slurry kapur, dengan variabel massa kapur 50 gram pada percobaan 1 dan 100 gram pada
percobaan 2. Pelarut yang digunakan adalah air dengan volume 5000 mL atau 5 Liter
Hasil percobaan pada grafik menunjukan bahwa hubungan v dan t/v mempunyai variabel
yang berbanding lurus. Hal tersebut membuktikan bahwa jika semakin lama waktu
penyaringan maka nilai t/V juga akan ikut naik, disebabkan karena resistensi cake diatas
filter media juga akan bertambah seiring bertambahnya waktu filtrasi.
Pada data pengamatan dapat dilihat bahwa ini menunjukkan bahwa proses filtrasi yang
dilakukan dengan menggunakan 2 kertas saring ini masih memiliki celah untuk bahan lolos
dari filter media tersebut. Dilakukan perhitungan % error didapat sekitar 20%. Hal ini terjadi
karena adanya partikel dari kapur yang lolos filter media dan tercampur ke dalam filtrat
sehingga nilai densitas dari filtrat bertambah.
Nama : Fanisia Salsyabila F
Nim : 18414200623

Dalam praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mencari koefisien tahanan cake
(α) dan koefisien medium filter (Rm). Pada saat mencari retensi cake (α) dan retensi filter
media (Rm) yang perlu didaptkan adalah data luas filter (A), viskositas air(μ), konsentrasi
slurry (CaCO3) (Cs), tekanan yang dilakukan untuk penghisapan (-∆P), dan volume air filtrate
(V) yang telah melewati filter dengan waktu tertentu (t).
Pada praktikum ini slurry yang digunakan adalah slurry kapur, dengan variabel massa
kapur 50 gram (Percobaan 1), dan 100 gram (Percobaan 2) . Pelarut yang digunakan adalah
air dengan volume 5000 mL.
Dapat dilihat pada grafik 2.1 , 2.2 yang menunjukkan hubungan antara v dan t/v. Pada
grafik 2.1 terlihat bahwa bentuk grafik linear yang menunjukkan bahwa variabel yang
dimasukkan berbanding lurus. Pada grafik 2.2 yang juga menunjukkan hubungan antara v dan
t/v terlihat bahwa hubungan kedua variabel berbanding lurus. Hal tersebut menunjukkan jika
semakin lama waktu penyaringan maka nilai t/V juga akan ikut naik, karena resistensi cake
diatas filter media juga bertambah seiring bertambahnya waktu filtrasi. Jika resistensi semakin
banyak maka waktu yang diperlukan dalam proses filtrasi akan semakin lama. Nilai
penyimpangan dari kedua grafik dapat diterima karena masih memiliki nilai R diatas 0,95.
Penyimpangan yang terjadi dikarenakan pembacaan variabel saat praktikum yang kurang
tepat.
Pada data pengamatan dapat dilihat bahwa ini menunjukkan bahwa proses filtrasi yang
dilakukan dengan menggunakan 2 kertas saring ini masih memiliki celah untuk bahan lolos
dari filter media tersebut. Dilakukan perhitungan % error didapat sekitar 20%. Hal ini terjadi
karena adanya partikel dari kapur yang lolos filter media dan tercampur ke dalam filtrat
sehingga nilai densitas dari filtrat bertambah.

Anda mungkin juga menyukai