Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KOROSI
‘’SEL GALVANI KOROSI‘’

DISUSUN OLEH :
NAMA : FANISIA SALSYABILA FANANI
NIM : 1841420023
KELOMPOK / KELAS : 1 /2D DIV TKI

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
I. JUDUL
Sel Galvani Korosi

II. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa didapat memahami adanya Proses reaksi
redoks didalam elektokimia yang tersusun atas dua jenis logam berbeda.

III. DASAR TEORI


Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi
listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi kimia
menjadi energi listrik atau energi listrik menjadi energi kimia. Semua proses elektrokimia
adalah reaksi redoks. Dalam reaksi redoks, elektron-elektron dipindahkan dari zat yang
dioksidasi ke zat yang direduksi. Proses elektrokimia terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel
elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari :
1. Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan sebuah
bagian non logam contohnya elektrolit, dalam suatu sirkuit. Elektroda tempat
terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda dan elektroda tempat terjadinya reduksi
disebut katoda.
2. Elektrolit
Elektrolit adalah zat dalam sel yang dapat menghantarkan listrik. Dalam elektrolit
muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak.
Reaksi pada elektroda berlangsung pada permukaan elektroda. Reaksi ini terjadi pada
daerah antar muka antara elektroda dan elektrolit. Rangkaian listrik dalam sel elektrokimia
terdiri atas dua bagian yaitu rangkaian luar dan rangkaian dalam. Pada rangkaian luar,
elektron mengalir melalui penghantar logam dan pada rangkaian dalam muatan listrik
diangkut oleh ion yang bergerak dalam larutan elektrolit. Sel elektrokimia ada dua macam
yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. (Sopiah, 2008)
Sel Galvani yaitu sel yang menghasilkan arus litrik. Pada sel galvani, anoda yang
berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik
mengalir dari katoda menuju anoda. Reaksi kimia yang terjadi pada sel galvani
berlangsung secara spontan.
Syarat – syarat sel galvani yaitu :
a. Reaksi redoks terjadi secara spontan.
b. Hasil reaksi menghasilkan energi.
c. Go < 0 dan Eosel adalah positif. (Yulianti, 2016)
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk dapat berlangsung
reaksi kimia. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak terjadi secara spontan tetapi melalui
perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. Anoda berfungsi sebagai elektroda
bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif, sehingga arus listrik mengalir dari anoda
ke katoda. Sel ini terdiri dari sumber arus searah yang dihubungkan dengan kawat
penghantar pada dua buah elektroda (katoda dan anoda), kedua ujung elektroda dicelupkan
dalam bejana berisi cairan elektrolit. Elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif
berfungsi sebagai anoda, sedangkan katoda adalah elektroda yang dihubungkan dengan
kutub negatif. Elektroda yang digunakan dalam sel elektrolisis terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Elektroda inert adalah elektroda yang tidak ikut bereaksi baik sebagai katoda maupun
anoda, sehingga dalam sel elektrolisis yang mengalami reaksi redoks adalah elektrolit
sebagai zat terlarut dan atau air sebagai pelarut. Contohnya adalah karbon (C) dan platina
(Pt).
b. Elektroda tidak inert atau elektroda aktif adalah elektroda yang ikut bereaksi, terutama
jika digunakan sebagai anoda, dapat mengalami reduksi. Contohnya adalah Fe, Al, Cu, Zn,
Ag dan Au. (Yulianti, 2016)

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Gelas kimia 250ml
2. Kabel dengan penjepit buaya
3. pH meter
4. beberapa batang logam
5. pipa U
6. selotip
Bahan :
1. Air
2. NaCl
3. Indikator pp
V. Cara kerja
Prosedur percobaan praktikum Sel Galvanis Korosi adalah sebagai berikut :
1. Cara Kerja A
Menyiapkan larutan garam dapur, NaCl 0,5
gram dalam 100 ml air

Menambahkan beberapa tetes indikator pp


dalam larutan tersebut

Memasukkan larutan tersebut ke dalam pipa


U, kira-kira 1 cm dari ujung pipa

Memasang pipa U tersebut dengan


menggunakan selotip di papan tulis putih

Memasukkan batang seng di ujung pipa U,


batang tembaga di ujung yang lain

Mengamati, mencatat waktu yang diperlukan mulai


timbul warna merah di permukaan elektroda

Gambar I.1 Diagram alir praktikum Sel Galvanis Korosi Cara Kerja A
2. Cara Kerja B

Menyiapkan larutan garam dalam gelas


kimia

Memasukkan dua logam yang berbeda


pada sisi-sisi yang berbeda

Menghubungkan kedua logam dengan


kabel penjepit buaya
Memasukkan “probe” pH meter ke dalam
larutan hampir nempel dengan katoda

Mencatat perubahan pH setiap menit,


mulai dari menit pertama selama 30 menit

Gambar I.2 Diagram alir praktikum Sel Galvanis Korosi Cara Kerja B

VI. HASIL PENGAMATAN


1. m.NaCl = 0,504 g
2. v.Aquadest = 100 ml
3. jumlah indicator pp = 3 tetes
4. waktu (t) perubahan warna merah dari tembaga (A) = 50 detik
5. waktu (t) perubahan warna merah dari tembaga (B) = 1 menit 30 detik

VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan Sel Galvanis Korosi yang dilakukan bertujuan untuk memahami
adanya proses reaksi redoks di dalam sistem elektrokimia yang tersusun atas dua jenis logam
yang berbeda. Pada percobaan ini, larutan air garam yang telah ditetesi oleh indikator PP
dimasukkan ke dalam pipa U hingga mencapai kurang lebih 1 cm dari ujung pipa. Kemudian
pada salah satu ujung pipa dicelupkan batang seng, sedangkan ujung yang lain dicelupkan batang
tembaga. Selanjutnya ujung pipa yang dicelupkan batang seng dihubungkan dengan kutub
negatif pada sumber arus dan ujung pipa yang dicelupkan batang tembaga dihubungkan dengan
kutub positif pada sumber arus. Setelah itu, pada ujung pipa yang dicelupkan batang tembaga
terjadi perubahan warna menjadi warna merah pada hasil dari tabung pipa U yang pertama (A)
didapatkan waktu perubahan menjadi merah yaitu 50 detik , lalu perubahan wakran merah pada
pipa U yang kedua (B) yaitu selama 1 menit 50 detik.
Sel Galvani terjadi berdasarkan asas bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+
menjadi Cu. Dalam sel Galvani, anoda merupakan tempat terjadinya oksidasi dan katoda
merupakan tempat terjadinya reduksi. Pada sel Galvani, katoda memiliki potensial lebih tinggi
daripada anoda. Hal ini disebabkan spesi yang mengalami reduksi menarik elektron dari
elektrodanya sehingga meninggalkan muatan relatif positif pada elektroda itu (sesuai dengan
potensial tinggi). Pada anoda, oksidasi menghasilkan transfer elektron pada elektroda sehingga
memberikan muatan relatif negatif pada elektroda tersebut (sesuai dengan potensial rendah).
Jika elektron bergerak dari elektroda kiri ke elektroda kanan saat sel bereaksi secara
spontan maka potensial sel sebelah kanan akan lebih tinggi dari potensial sel sebelah kiri, dengan
demikian harga potensial keseluruhan akan bernilai positif.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Sel Galvanis Korosi, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Reaksi redoks menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi atom-atom dalam reaksi
kimia. Reaksi disproporsional adalah reaksi dimana suatu zat mengalami reaksi reduksi
dan oksidasi.
2. Logam Cu lebih mudah korosif dibanding dengan logan Zn
3. Indicator pp digunakan untuk mengetahui asam atau basa suatu larutan
4. NaCl merupakan larutan elektrolit dan penghantar listrik yang baik
5. Pada percobaan didapat waktu perubahan tabung U pada (A) sebesar 50 detik,dan pada
tabung U pada (B) sebesar 1 menit 50 detik.

DAFTAR PUSTAKA
Sopiah, Siti. (2008): Tinjauan Pustaka Elektrokimia dan Sel Galvani. Institut Teknologi
Bandung. Bandung

Yulianti, Devi. (2016): Skripsi Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas.
Universitas Lampung. Bandar Lampung

Fitria, Wily. (2008): Tinjauan Pustaka Sel Galvani dan Elektrolisis. Institut Teknologi Bandung.
Bandung

Anda mungkin juga menyukai