DISUSUN OLEH :
NAMA : Pradika Nur Samiaji
NIM : B0A022014
KELAS : D3
KELOMPOK :4
ASISTEN : Muhammad Zikri Hazmi
A. Latar Belakang
Komponen utama penyusun tubuh hewan adalah air, yang
jumlahnya mencapai 60-95% dari berat tubuh hewan. Air tersebar pada
berbagai bagian tubuh, baik didalam sel (cairan intra sel) maupun diluar
sel (cairan ekstra sel). Konsentrasi setiap jenis zat dalam cairan tubuh
dapat berubah setiap waktu, karena berbagai faktor. Sekalipun
demikian, hewan harus mampu mempertahankan keseimbangan antara
jumlah air dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat. Mekanisme untuk
mengatur jumlah air dan konsentrasi zat terlarut disebut osmoregulasi.
Jadi, osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara
jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mempelajari osmoregulasi
pada hewan eurihalin (hewan yang mampu hidup dalam perairan
dengan salinitas yang cukup luas), ikan nila (Oreochromis sp.) serta
hewan stenohalin, ikan nilem (Osteochilus hasselti).
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
B. Cara Kerja
1.1. Pengamatan Toleransi Salinitas
1. Dibuat medium air dengan salinitas 0 ppt, 10 ppt, 20 ppt, dan 30 ppt
masing masing sebanyak 4 liter.
2. Dibagi meduim ke dalam 10 wadah percobaan dan masing masing
terdiri atas 4 gelas percobaan dan 2 baskom diberi label dengan
salinitasnya.
3. Dimasukan ke dalam 4 gelas dan 2 baskom dengan salinitas berbeda
masing-masing 5 ekor benih ikan nila direct transfer.
4. Dimaasukan 5 benih ikan nila di dalam baskom pertama dengan
salinitas berbeda secara gradual transfer.
5. Dimasukan pula 5 benih ikan nilem di dalam 4 gelas percobaan lain
dengan salinitas berbeda direct transfer.
6. Lalu dimasukan 5 benih ikan nilem di dalam baskom kedua
percobaan lain dengan salinitas berbeda secara gradual transfer.
7. Dilakukan pengamatan dan catat kematian tiap ekor ikan pada
masing-masing wadah percobaan setelah 0, 10, 20, dan 30.
8. Dilakukan pengamatan dan catat waktu kematian tiap ekor ikan pada
masin-masing wadah percobaan setelah 24, 48, dan 72 jam.
A. Hasil
Tabel 3.1 Pengamatan jumlah nilai ikan nila pada perlakuan direct
tramsfer
Tabel 3.2 Pengamatan jumlah nilai ikan nila pada perlakuan gradual
transfer
Tabel 3.3 Pengamatan jumlah nilai ikan nilem pada perlakuan direct
tramsfer
𝑆𝑅𝑁𝑜= 𝑁𝑡 𝑥 100%
- Salinitas 0 :
𝑆𝑅𝑁𝑜= 𝑁𝑡 𝑥 100%
5
= 5 𝑥100% = 100%
- Salinitas 10 :
𝑆𝑅𝑁𝑜= 𝑁𝑡 𝑥 100%
5
= 5 𝑥100% = 100%
- Salinitas 20 :
𝑆𝑅𝑁𝑜= 𝑁𝑡 𝑥 100%
5
= 1 𝑥100% = 20%
Grafik Hasil Kelompok 4
0 10 20 30
Grafik 3.1. Hubungan Presentase Sintasan dan Salinitas Ikan Nila pada
Perlakuan Direct Transfer
Grafik 3.2. Hubungan Presentase Sintasan dan Salinitas Ikan Nila pada
perlakuan Gradual Transfer
Presentase Sintasan (%)
Waku Pengamatan
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
10 20 30 40
0 10 20 30
Grafik 3.3 Hubungan Presentase Sintasan dan Salinitas Ikan Nilem Pada
Perlakuan Direct Transfer
Menurut Chotiba (2013) kematian ikan yang terjadi pada tiap perlakuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah salinitas. Semakin tinggi
salinitas maka semakin tinggi pula tingkat kematian benih ikan nila, karena
jika tingkat osmoregulasi tinggi sedangkan kemampuan ikan nila rendah maka
akan berakibat pada kematian ikan nila. Kelangsungan hidup benih ikan Nila
dipengaruhi oleh kemampuan osmoregulasi Ikan nila bersifat euryhaline
walaupun habitat aslinya adalah hidup di lingkungan air tawar. Benih ikan Nila
dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam yang tinggi. Ikan Nila mampu
mempertahankan hidupnya sampai salinitas 20 ‰ (Lim, 1989 dalam, Chotiba,
2013).