Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOTOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Uji LC50 pada Ikan Poecilia sphenops

Disusun Oleh:
Rizki Amelia
21080118140054
Kelas B

TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Ikan Molly
1.1.1 Klasifikasi
Secara umum ikan molly ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu Sailfin
molly (sirip panjang), Short-fin molly (sirip pendek) atau disebut molly saja, dan
Lyretail molly (ekor cagak). Menurut Saanin (1995) klasifikasi ikan molly secara
umum adalah sebagai berikut:
 Phyllum : Chordata
 Class : Ostheichthyes
 Ordo : Cyprinodontoidei
 Family : Poecilidae
 Genus : Poecilia
 Species : Poecilia sphenops
1.1.2 Morfologi Ikan Molly
Ikan molly (Poecilia Sp) memiliki ciri-ciri yaitu bentuk badan ada yang seperti
balon dan ada juga yang memanjang, panjang tubuhnya 5-7 cm, badan ada langsing
dan juga gemuk, panjang kepala lebih tinggi dari tinggi kepala. Mulut terletak
dibagian ujung kepala (terminal), Sirip ekor berbentuk sabit dan sirip punggung
menjuntai ke belakang hingga mencapai pangkal ekor (Saanin, 1995). Berbagai
varietas warna pada tubuh diantaranya adalah kuning, putih bintik-bintik kuning/
hitam dan putih polos.
1.1.3 Habitat dan Daur Hidup Ikan Molly
Ikan molly hidup di daerah beriklim sedang dan tropis, dapat menoleransi
kisaran salinitas yang luas atau eurihalin, tetapi habitat alaminya di perairan payau.
Ikan molly juga sangat toleran terhadap perairan yang kekurangan oksigen dan
bahkan pada perairan tercemar. Ikan ini bersifat omnivora, pemakan alga, avertebrata
kecil termasuk larva nyamuk, dan telah dijadikan sebagai bio kontrol populasi
nyamuk (STRI, 2015).
1.2. Bahan Kimia (Antiseptik Cair)
Dalam percobaan ini bahan kimia yang digunakan adalah antiseptik dengan
bahan aktif chloroxylenol. Antiseptik dapati digunakan untuk membunuh kuman
penyebab penyakit, untuk pertolongan pertama, medis, dan kebersihan pribadi.
Chloroxylenol (C8H9ClO), atau para-chloro-meta-xylenol (PCMX), adalah
agen antiseptik dan desinfektan yang digunakan untuk desinfeksi kulit dan instrumen
bedah. Ini ditemukan dalam sabun antibakteri, aplikasi pembersihan luka, dan
antiseptik rumah tangga. Halophenol terbukti paling efektif melawan bakteri Gram
positif di mana ia mengganggu dinding sel karena sifat fenoliknya (PubChem release
2019.06.18).

1.3. Analisis Probit


Analisis probit adalah jenis regresi digunakan untuk menganalisis variabel
respon binomial. Analisa probit dapat dilakukan dengan menggunakan tabel,
perhitungan manual, maupun dengan menggunakan software EPA Probit Analysis.
Pengukuran toksisitas (daya racun) dari suatu jenis bahan pencemar dapat
dilakukan dengan menetapkan nilai LC50 dari bahan pencemar tersebut terhadap
hewan percobaan dengan melakukan analisa probit. Analisa probit adalah suatu
metode pengujian yang umum dipergunakan untuk menilai toksisitas dari suatu bahan
pencemar, yang diukur dari lethal concentration, yang diartikan sebagai berapa
miligram bahan pencemar untuk setiap kilogram hewan uji yang dapat mengakibatkan
kematian sebanyak 50 % dari populasinya. Meskipun analisa probit merupakan teknik
parametrik yang biasa dipakai untuk menangani data toksisitas, simpangan nyata dari
model log probit dapat terjadi, sebagai contoh, pada saat data tidak tersebar normal
(Buikema et al, 1982)
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Materi
a) Alat
1. 6 wadah besar
2. 5 wadah kecil
3. 1 buah botol Aqua
4. Alat tulis
5. Sedotan sebagai pengganti pipet
b) Bahan
1. 85 ekor ikan molly (25 ekor untuk uji pendahuluan, 60 ekor untuk uji
sesungguhnya)
2. Antiseptik cair dengan bahan aktif chloroxylenol 4,8% w/v
3. Air
2.2. Metode Praktikum
2.2.1. Uji Pendahuluan
Dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi batas ambang atas dan ambang
bawah. Langkah-langkahnya :
1. Memasukkan air sebanyak 500 ml pada masing-masing wadah besar yang sudah
dibersihkan sebelumnya;
2. Memasukkan ikan uji sejumlah 5 ekor ikan tiap wadah ;
3. Mencampurkan antiseptik cair dengan konsentrasi berturut-turut ,
, , , dan sebanyak 10 ml tiap wadah; dan
4. Melakukan pengamatan mortalitas ikan.
2.2.2. Uji Sesungguhnya
Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dimana ikan uji mati 50%
selama jangka waktu 48 jam. Langkah-langkahnya:
1) Memasukkan air sebanyak 500 ml pada masing-masing wadah besar yang sudah
dibersihkan sebelumnya;
2) Memasukkan ikan uji sejumlah 10 ekor ikan tiap wadah ;
3) Mencampurkan antiseptik cair dengan konsentrasi berturut-turut yaitu ,
, , , dan sebanyak 10 ml tiap wadah; dan
4) Melakukan pengamatan mortalitas ikan.
2.2.3. Analisa data
Untuk mengolah data hasil praktikum Ekotoksikologi ini dilakukan analisis
data berupa analisis probit manual dengan software Ms. Excel dan analisis otomatis
dengan software SPSS untuk menentukan nilai LC50-48 jam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
3.1.1 Uji Pendahuluan
Tabel 3.1
Hasil Uji Pendahuluan
Konsentrasi Jam Ke- Persentase ikan
0 12 24 36 48 yang mati (%)
5 0 0 0 0 100% (all die)
5 0 0 0 0 100% (all die)
0 0 1 1 1 60%
0 0 0 0 0 0%
0 0 0 0 0 0%
Sumber : Analisa Praktikan, 2020

3.1.2 Uji Sesungguhnya


Tabel 3.2
Hasil Uji Sesungguhnya
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Bhn Jam Ke- Persentase ikan
Riil (%w/v) Aktif (%w/v) 0 12 24 36 48 yang mati (%)
1 0,048 10 0 0 0 0 100% (all die)
0,32 0,0154 0 10 0 0 0 100% (all die)
0,1 0,0048 0 0 1 1 2 40%
0,032 0,00154 0 0 0 0 0 0%
0,001 0,00048 0 0 0 0 0 0%
Kontrol 0 0 0 0 0 0 0 0%
Sumber : Analisa Praktikan, 2020

3.1.3 Analisa Probit (SPSS)


Konsentrasi Bahan Aktif (%w/v) Konsentrasi (mg/L) Total ikan ikan yang mati
0,048 480 10 10
0,0154 154 10 10
0,0048 48 10 4
0,00154 15,4 10 0
0,00048 4,8 10 0
0 0 10 0
Hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Cell Counts and Residuals

Number konsentrasi Number of Observed Expected Residual Probability


Subjects Responses Responses

1 2,681 10 10 10,000 ,000 1,000

2 2,188 10 10 9,982 ,018 ,998

PROBIT 3 1,681 10 4 3,909 ,091 ,391

4 1,188 10 0 ,004 -,004 ,000

5 ,681 10 0 ,000 ,000 ,000

Confidence Limits
a
Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

,010 22,680 . . 1,356 . .

,020 25,058 . . 1,399 . .

,030 26,695 . . 1,426 . .

,040 27,996 . . 1,447 . .

,050 29,101 . . 1,464 . .

,060 30,076 . . 1,478 . .

,070 30,958 . . 1,491 . .

,080 31,770 . . 1,502 . .

,090 32,526 . . 1,512 . .

,100 33,238 . . 1,522 . .

,150 36,356 . . 1,561 . .

,200 39,042 . . 1,592 . .

PROBIT ,250 41,504 . . 1,618 . .

,300 43,847 . . 1,642 . .

,350 46,135 . . 1,664 . .


,400 48,417 . . 1,685 . .

,450 50,733 . . 1,705 . .

,500 53,119 . . 1,725 . .

,550 55,619 . . 1,745 . .

,600 58,278 . . 1,766 . .

,650 61,161 . . 1,786 . .

,700 64,354 . . 1,809 . .

,750 67,986 . . 1,832 . .


,800 72,273 . . 1,859 . .

,850 77,611 . . 1,890 . .


,900 84,893 . . 1,929 . .

,910 86,752 . . 1,938 . .

,920 88,817 . . 1,948 . .

,930 91,145 . . 1,960 . .

,940 93,817 . . 1,972 . .

,950 96,960 . . 1,987 . .

,960 100,788 . . 2,003 . .

,970 105,701 . . 2,024 . .

,980 112,606 . . 2,052 . .

,990 124,415 . . 2,095 . .

a. Logarithm base = 10.

Sumber : Analisis praktikan, 2020

3.2.Pembahasan
3.2.1 Uji Pendahuluan
Dalam uji pendahuluan praktikum uji toksisitas ini digunakan 5 wadah yang
berisi air sebanyak 500 ml dan ikan sejumlah 5 ekor tiap wadah. Selanjutnya pada tiap
wadah diberikan bahan kimia berupa antiseptik cair dengan konsentrasi yang berbeda-
beda, antara lain , , , , dan sebanyak 10 ml tiap wadah. Lalu
pergerakan ikan diperhatikan untuk mengetahui pengaruh bahan kimia yang sudah
diberikan selama 48 jam dan dilakukan peengecekan setiap 8 jam sekali.
Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa ikan molly mengalami
kematian total pada konsentrasi dan tepat setelah bahan kimia dituang,
kematian sebesar 60% (3 ikan mati) pada konsentrasi dalam 2 hari, dan seluruh
ikan tetap hidup pada konsentrasi dan lain . Dari hasil tersebut dapat
ditentukan batas konsentrasi yang akan digunakan untuk melaksanakan uji berikutnya,
yaitu uji sebenarnya. Konsentrasi yang digunakan berkisar antara sampai .
Dari range konsentrasi terssebut dibagi menjadi 5 sektor konsentrasi untuk digunakan
dalam uji sesungguhnya dan didapatkan konsentrasi : , , , , dan
.
3.2.2 Uji Sesungguhnya
Pada uji sesungguhnya, ikan diberi perlakuan yang sama seperti pada uji
pendahuluan. Yang membedakan adalah jumlah ikan yang bertambah 2 kali lipat
menjadi 10 ekor agar hasil yang didapat lebih akurat. Selain itu, konsentrasi yang
dugunakan juga memiliki interval yang lebih dekat agar dapat diketahui lebih tepat
dan rinci konsentrasi antiseptik yang dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Digunakan pula sampel kontrol sebagai tolok ukur dalam uji ini.
Dari uji sesungguhnya didapatkan hasil bahwa ikan mengalami kematian total
tepat setelah bahan kimia dimasukkan pada konsentrasi dan 12 jam setelah uji
pada konsentrasi . Ikan yang diberi bahan kimia dengan konsentrasi
mengalami kematian sebesar 40% atau sebanyak 4 ekor ikan dengan rincian 1 ekor
ikan mati setelah 24 jam uji, 1 ekor ikan mati setelah 36 jam uji, dan 2 ekor mati
setelah 48 jam uji. Namun begitu, seluruh ikan yang diberi bahan kimia dengan
konsentrasi dan masih tetap hidup.
Apabila dibandingkan dengan sampel kontrol, dapat diketahui bahwa ikan
bereaksi saat pertama kali bahan kimia ditambahkan. Ikan berenang tak tentu arah
dengan cepat. Setelah 12-24 jam, terlihat bahwa ikan yang diberi bahan kimia
mengalami stres, ditunjukkan dengan banyaknya kotoran yang dikeluarkan. Selain itu,
ikan juga menjadi pasif dan sensitif dibandingkan dengan ikan yang tidak diberi
bahan kimia apapun (kontrol).
Kematian ikan uji disebabkan karena rusaknya jaringan insang dan proses
metabolisme tubuh akibat kontak langsung dengan toksik. Hal itu dibuktikan tingkah
laku ikan yang tidak seimbang dan warna ikan menjadi pucat. Kematian ikan-ikan
tersebut disebabkan oleh absorbsi racun dalam tubuh ikan terjadi sangat cepat
sehingga akumulasi racun pada organ tubuh ikan berlangsung cepat (Sastrawijaya,
1991).
3.2.3 Analisis Probit
Analisa probit merupakan suatu metode pengujian yang umum digunakan
untuk mengukur nilai toksisitas suatu bahan pencemar yang diukur dari lethal
concentration yang diartikan sebagai milligram bahan pencemar untuk setiap
kilogram hewan uji yang mengakibatkan kematian 50% dari populasinya.
Grafik Probit
11 10 10
10
Jumlak Kematian Ikan

9
8
7
6
5 4
4
3
2
1 0 0
0
0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7
Log Konsentrasi

Ikan yang mati

Gambar 3.1. Grafik Probit

Dari analisis probit yang telah dilakukan dengan menggunakan software


SPSS, diketahui bahwa log konsentrasi bahan kimia (antiseptik) untuk dapat
mematikan 50% populasi ikan molly dalam 48 jam adalah 1,755. Besar LC50-48 jam =
inversi log konsentrasi, yang berarti :
LC50-48 jam =
LC50-48 jam = 56,88 mg/ kg berat ikan
LC50-48 jam konsentrasi 95% = 95% x 56,88 = 54,04 mg/ kg berat ikan

Sedangkan analisis otomatis dengan software SPSS menunjukkan bahwa besar LC50-
48 jam dengan estimasi konsentrasi bahan kimia (antiseptik cair) 95% adalah 53,119
mg/ kg berat ikan. Terdapat sedikit perbedaan antara hasil perhitungan manual dan
perhitungan software yang mungkin terjadi karena ketidaktepatan dalam analisis
manual. Namun hal tersebut tidak terlalu bermasalah karena selisihnya tidak jauh.
Menurut Mangkoedihardjo (1999), suatu zat toksikan efeknya terhadap
organisme bersifat akut apabila zat tesebut mampu mematikan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 14 hari. Hal ini berarti menunjukkan bahwa antiseptik cair dapat
membahayakan suatu biota perairan karena dengan konsentrasi tertentu, dalam 48 jam
sudah dapat mematikan ikan molly.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari Praktikum Ekotoksikologi ini adalah :
1. Antiseptik memengaruhi perilaku ikan bergantung pada konsentrasi antiseptik
yang diberikan.
2. Nilai LC50-48 jam dari antiseptik cair yang digunakan pada ikan molly sebesar
54,04 mg/ kg berat ikan dengan analisis manual dan 53,119 mg/ kg berat ikan
dengan analisis otomatis.
4.2 Saran
Saran yang diberikan untuk Praktikum Ekotoksikologi ini adalah:
1. Praktikan diharapkan menggunakan alat dan bahan yang representatif
2. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan pengukuran
3. Praktikan diharapkan lebih rajin melakukan pengecekan pada sampel uji
4. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menganalisis
DAFTAR PUSTAKA

Buikema, Jr., A.L., Niederlehner, B.R., dan Cairns, Jr., J. 1982. Biological Monitoring. Bagian IV-
Toxicity Testing. Water Res.
Mangkoedihardjo S. 1999. Ekotoksikologi Keteknikan. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya
Saanin, H,. 1995. Taksonomi dan Kuci Identifikasi Ikan 1 & 2. Cetakan ke-3, Penerbit Binacipta,
Bandung.
Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Bandung : Rineka Cipta
https://biogeodb.stri.si.edu/caribbean/en/thefishes/species/3293 diakses pada 28 Mei 2020 pukul 18.49
WIB
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloroxylenol diakses pada 28 Mei pukul 19.18 WIB
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Persiapan alat dan bahan untuk praktikum Uji
Pendahuluan

Pengenceran bahan kimia (antiseptik) yang akan


diujikan

Sesaat setelah pemberian bahan kimia,ikan yang


diberi bahan kimia dengan konsentrasi paling tinggi
meninggal seketika.

Bahan kimia (antiseptik) yang digunakan


mengandung 4,8%w/v

Persiapan alat dan bahan untuk praktikum Uji


Sesungguhnya

Pengenceran bahan kimia (antiseptik) yang akan


diujikan
Sesaat setelah diberi bahan kimia, ikan meninggal
semuanya

Ikan meninggal setelah 12 jam

Sampel dengan ikan yang masih hidup (kiri ke


nanan) :
- Sampel diberi bahan kimia 10-1 40% ikan
mati
- Sampel diberi bahan kimia 10-1,5 0% ikan
mati
- Sampel diberi bahan kimia 10-20% ikan
mati
- Sampel kontrol 0% ikan mati

Anda mungkin juga menyukai