Anda di halaman 1dari 18

Modul VII

Plankton dan Bentos


Tujuan :
Agar praktikan mengetahui :
1. Mengenal ekositem perairan secara umum
2. Mengenal kedudukan dan peran plankton dan bentos dalam ekosistem perairan tawar
3. Mengenal klarifikasi plankton dan bentos
4. Mengetahui cara penentun stasiun pengamatan
5. Mengetahui teknik pengambian sampel plankton dan bentos di lapangan
6. Mengetahui teknik pengawetan plankton dan bentos
7. Mengetahui cara mengidentifikasi plankton dan bentos di laboratorium
8. Dapat menghitung berbagai indeks diversitas plankton dan bentos

PENDAHULUAN
Ekosistem adalah sistem lingkungan yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik saling
berkaitan dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan. Ekosistem terdiri dari, Ekosistem darat
dan air. Ekosistem perairan terdiri dari Air tawar dan Air asin (laut). Ekosistem air tawar
terbagi atas, ekosistem air tenang/tergenang (lentik) terdiri dari danau, rawa, dan kolam serta
ekosistem air mengalir (lotik) terdiri dari sungai, selokan, dan irigasi. Ciri-ciri ekosistem air
tawar terdiri dari : Kadar garam/alkalinitas sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kadar
garam protoplasma organisme akuatik, variasi suhu sangat rendah, dan dipengaruhi oleh iklim
dan cuaca.
Biota perairan dibagi ke dalam 2 kelompok besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Berdasarkan
kebiasaan hidupnya organisme perairan dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok Neuston
merupakan biota yang berenang dan beristirahat pada permukaan air (serangga air). Kelompok
Plankton merupakan biota mengapung berupa organisme mikroskopis yang pergerakannya
tergantung pada arus (fitoplankton dan zooplankton). Kelompok Nekton merupakan biota yang
dapat bergerak atas kemauan sendiri contoh ikan dan amfibi. Kelompok bentos merupakan
biota yang melekat dasar perairan (kerang, siput, cacing).
Plankton adalah kumpulan organisme mikro hidup terapung dan hanyut pada permukaan
ekosistem akuatik. Populasi plankton terdiri dari, Fitoplankton (mikroalga) dan Zooplankton
(protozoa).
Mikroalga merupakan Protista mirip tumbuhan, berukuran mikro dan bersel tunggal. Sel-sel
mikroalga tubuhnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus dan hidup baik secara
soliter maupun dalam koloni. Selain itu berfungsi sebagai penghasil oksigen dalam air dan
merupakan produsen primer di perairan. Dapat digunakan sebagai indikator terhadap kategori
kesuburan perairan maupun sebagai indikator perairan yang tercemar atau tidak tercemar,
terdapat kurang lebih 500 jenis mikroalga yang dapat digunakan sebagai indicator pencemaran
air. Klarifikasi Mikroalga berdasarkan pigmen yang dominan, alga dibedakan atas 7 divisi,
tetapi hanya 5 divisi yang hidup sebagai plankton (dan merupakan mikrolga) yaitu,
Chlorophyte (alga hijau), Cyanophyta (alga biru hijau), Euglenophyta, Chrysophyta (alga
coklat keemasan), dan Pyrhophyta (Dinoflagellata), Sedangkan Phaeophyta (alga coklat) dan
Rhodophyta (alga merah). Sebagian besar anggotannya adalah makroalga yang hidupnya
menempel pada substrat.
1. PENGUKURAN PARAMETER FISIK KIMIA AIR DARI VARIABEL LINGKUNGAN
Pengukuran parameter fisik dan kimia air dari variabel lingkungan. Pengukuran parameter
fisik dan kimia air biasanya bertujuan untuk melihat kontribusi dari parameter tersebut dalam
mengatur struktur komunitas bentos. Parameter dasar yang biasa diukur langsung di lapangan
antara lain: DO, pH, konduktivitas, suhu, dan kecepatan arus dan sebagainya. Parameter
pendukung lainnya yang dilakukan analisis di laboratorium misalnya : nitrat, ortofosfat, logam
berat, dan sebagainya kadangkala membutuhkan larutan pengawet sampel yang mengikuti
metode standar yang telah baku. Tahap ini biasanya juga mengisi lembar pengukuran data
lapangan (field data sheet).

2. ANALISIS SAMPEL PLANKTON


Alat dan Bahan terdiri dari :
1. Di lapangan berupa plankton net, secchi disk, botol sampel yang sudah diberi kertas
label, botol semprot, gayung, ember ukuran 10 l, akuades untuk membilas dan
pengenceran, formalin 37%, lugol, alcohol 70%, pipet tetes, gelas ukuran 10 ml dan
alat tulis.

2. Di laboratorium berupa mikroskop cahaya, counting chamber (sedgewick rafter,


hemacytometer), counter, buku identifikasi dan kamera (hp).
ALUR KERJA

Stasiun

Parameter Fisikokimia Parameter biologi

Vertikal/Horizontal
Suhu pH Kecerahan DO
Pengawetan

Konsentrasi

Konsentrasi Perhitungan
Indeks-indeks Diversitas
Korelasi (Shannon-Wiener, Simpson,
Kemerataan, Kesamaan)

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PLANKTON


Secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan jala plankton dan analisis isi lambung ikan
planktivory, secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan jala plankton atau tabung Van
Dorn dan umumnya untuk mengetahui kepadatan plankton pe satuan volume dengan pasti.
Gambar peralatan pengambilan sampel secara,

PENGAWETAN SAMPEL PLANKTON


Formalin sebagai berikut :

 Mengandung gas berbahaya (membuat pedih mata, jangan di hirup), bersifat


karsinogenik
 Dapat mengubah warna (bleaching) dan menyusutkan bentuk sel
 Tambahkan formalin (40% formaldehyde) hingga menjadi 4%
 Tambahkan 5 tetes terusi (CuSO4) agar mikroalga tetap berwarna hijau
 Umum digunakan sebagi pengawet mikroalga hingga tahunan (di tempat gelap)

Lugol sebagai berikut :


 Tidak toksik
 20 g potassium iodide (Kl) dilarutkan dalam 200 ml akuades + 10 g l2 (crystalline
iodine)
 Tambahkan 2-3 tetes lugol iodin pda 100 ml sampel
 Asam asetat dapat ditambahkan untuk mengawetkan flagel pada sampel
 Dapat mewarnai sampel sehingga menyulitkan identifikasi sampel transparan
 Tidak dapat mengawetkan sampel dalam waktu yang lama (kurang dari 6 bulan)

Alcohol 70% sebagai berikut :

 Umum digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis sampel


IDENTIFIKASI DAN PENCACAHAN PLANKTON

Tabel . Identifikasi dan pencacahan plankton

Jenis Talam Pencacah Volume Kedalaman Pembesaran Jumlah sel


(ml) (mm) objective
Sedwick-rafter cell 1,0 1,0 2,5-10 30 – 104
Palmer Malony 0,1 0,4 10-45 103 – 105
Haemocytometer 4 x 10-3 0,2 10-20 104 – 107
-4
Improve Naeubouer 2 x 10 0,1 20-40(fase) 105 – 107
Petroff Houser 2 x 10-5 0,02 20-100(fase) 105 - 108
Cara Identifiksi dan Pencacahan Mikroalga dengan Sedgewick Rafter
Identifikasi dan Pencacahan Plankton dengan Hemocytometer

Konsistensi dalam Pencacahan Plankton

PRINSIP TEKNIK ANALISIS PENCACAHAN PLANKTON


Mengambil sebagian sampel (subsample) dan dicacah di bawah mikroskop, besar kecilnya
volume subsample sangat bergantung pada alat yang tersedia serta kepekaan sampel.
CONTOH PERHITUNGAN PLANKTON DENGAN SEDGEWICK RAFTER
Sedgewick rafter terdiri dari :
Panjang : 50 kotak (50 mm)
Lebar : 20 kotak (20 mm)
Tinggi : 1 mm
Volume air yang tertampung = 1 ml

Rumus :
D = q (I/p) (1/v)

D = ∑ plankton per satuan volume


q = ∑ plankton dalam subsample
I = volume sampel
v = volume air tersaring
Misal :
Volume air tersaring = 5 L
Volume sampel tertampung = 100 ml
Volume subsample = 1 ml
Jumlah Niscia sp = 50 sel
Maka jumlah Niscia sp, per liter :
D = q (I/p) (1N)
= 50 (100/1) (1/5)
= 1000
 Kelimpahan Niscia sp. Ialah 1.000 sel/l.

CONTOH PERHITUNGAN PLANKTON DENGAN HEMACYTOMETER


Hemacytometer terdiri dari beberapa blok dengan
sisi :
Panjang = 1 mm
Lebar = 1 mm
Tinggi = 0,1 mm
Volume air yang tertampung setiap blok = 10-4 ml
Blok A, B, C dan D untuk pengamatan dengan ukuran sel lebih dari 8 cm dan tidak terlalu
padat untuk dihitung
Jika hasil rata-rata 4 kotak = N sal
Maka, kelimpahan pel ml = N x 10-4 x FP sel/ml
Blok 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk pengamatan dengan ukuran sel yang kecil dan padat.
Jika hasil rata-rata 5 kotak = Y sel
Maka, kelimpahan per ml = Y x 25x 19-4 x FP sel/ml
ANALISIS DATA
Data hasil pencacahan dan identifikasi mikroalga disajikan dalam bentuk tabel. Tabel ini
memuat : jenis, jumlah individu masing-masing jenis, total individu dan hasil perhitungan
model matematikanya (indeks diversitas; indeks saprobic; indeks kesamaan).
PENGUKURAN KERAGAMAN
Secara kuantitatif, kondisi lingkungan secara biologi ditentukan dengan nilai indeks diversitas
(keanekaragaman). Penggunaan indeks diversitas ini didasarkan pada konsep bahwa struktur
komunitas yang normal diperkirakan akan berubah dengan adanya gangguan (perturbasi)
lingkungan. Derajat perubahan dari struktur komunitas ini dapat digunakan untuk
memperkirakan intesitas stress di lingkungan yang terjadi.
Beberapa konsep keragaman yaitu :
1. Indeks Keanekaragaman (Diverity Index),
2. Indeks Dominansi (Dominance Index),
3. Indeks kemerataan (Evennes Index), dan
4. Indeks Kesamaan (similarity index)
1. Indeks Keanekaragaman (Diverity Index), Magurran (1988) memberikan istilah lain
terhadap konsep ini, yaitu dengan sebutan “spesies abundance” atau “kelimpahan jenis”.
Indesk Diversitas Shannon – Wiener, Indeks ini merupakan indeks keanekaragaman yang
relatif paling dikenal dan paling banyak digunakan. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung indeks ini adalah persamaan Shannon-Wiener :
H’ = -∑ (n1/N log n1/N)
Dimana :
H’ = indeks diversitas Shannon – Wiener
Ni = jumlah individu jenis ke-1
N = jumlah total data individu
Umumnya, diversitas spesies yang tinggi dengan dominasi yang rendah akan memiliki
produktivitas yang rendah namun stabil.
Suatu sistem dikatakan stabil secara ekologis bila struktur dan fungsiya kurang lebih sama
dari tahun ke tahun.
Tabel . Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Indeks Diversitas Shannon-Wiener
No Indeks Diversitas Kualitas Pustaka
1 >3 Air bersih
1–3 Setengah tercemar Wilha (1975)
<1 Tercemar berat
2 3,0 – 4,0 Tercemar sangat ringan
2,0 – 3,0 Tercemar ringan Wilha (1975)
1,0 – 2,0 Setengah tercemar
3 2,0 Tidak tercemar
2,0 – 1,0 Tercemar ringan Lee, dkk (1975)
1,5 -1,0 Tercemar sedang
<1,0 Tercemar berat

2. Indeks Dominansi (Dominance Index),


Indeks Simpson merupakan indeks dominansi yang memiliki nilai tinggi maksimum 1,
yang didapat jika hanya terdapat spesies tunggal. Indeks ini digunakan untuk mengetahui
kompleksitas suatu komunitas. Indeks ini berkisar antara 0 – 1.
Rumus indeks Dominansi Simpson :
D = ∑ (n1/N)2 I=1–D

D = Indeks Dominasi Simpson


(resiprok Indeks Diversitas simpson)
I = Indeks Diversitas Simpson
N1 = Jumlah individu jenis ke – 1
N = Jumlah total individu

Hubungan Indeks Diversias Simpson (I) dengan Tingkat Pencemaran Perairan (Odum, 1971)
Indeks diversitas simpson Tingkat pencemaran perairan

>0,8 Tercemar ringan


0,6 – 0,8 Tercemar sedang
<0,6 Tercemar berat

3. Indeks Kemerataan (Evenness Index)


Kemerataan menunjukkan kelimpahan relative dari suatu species dalam sebuah komunitas.
Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut
mempunyai nilai “EVENNESS” maksimum. Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil,
maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominan, sub-dominan dan jenis yang
terdominasi, maka komunitas tsb memiliki “EVENNES” minimum.
3. ANALISIS SAMPEL BENTOS
Alat dan Bahan terdiri dari :
3. Di lapangan koleksi sampel bentos dengan menggunakan alat jala surber. Lamanya
waktu sampling berkisar dari tiga hingga lima menit yang tergantung pada ukuran/lebar
sungai dengan jarak sepuluh hingga 20 meter (De Pauw N. dkk., 2006). Penggunaan
jala surber digunakan dalam penggambilan sampel bentos secara kuantitatif.
Pengambilan sampel tiga hingga empat kali dilakukan transek secara diagonal. Serasah
pohon berupa potongan/batang kayu dan daun dapat dihilangkan dari jaring, dan
pengambilannya harus dilakukan ekstra hati-hati, kemungkinan beberapa bentos kecil
masih menempel pada substrat tersebut. Beberapa jenis siput dan larva serangga yang
masih menempel pada batu dapat dilakukan pengambilan secara langsung dengan
menggunakan pinset, pengusapan dengan tangan, atau disikat dengan menggunakan
sikat gigi atau kuas yang dimasukkan ke dalam jaring. Ukuran jala sarber biasanya
menggunakan luas empat x 0,25 m2 atau 1 m2 dan mempunyai ukuran pori-pori 0,5 mm
atau lebih kecil.
Sampel basah (serasah) dapat ditaruh dalam baki plastik yang berwarna putih guna
memudahkan penyortiran secara langsung maupun diawetkan dengan menggunakan
larutan alcohol atau formaldehida dalam keler/toples palstik. Beberapa peneliti
biasanya menyortir secara langsung dan memasukkan dalam ice tray. Jika pengambilan
atau penyortiran makrozoobentos dilakukan secara langsung, maka diusahakan jumlah
spesimennya >150-200 individu. Hewan yang telah tersortir disimpan pada tempat
terpisah dalam botol dan kemudian dapat diberi larutan pengawet alcohol 70%
(Chessman B, 2003).
Labelling sampel basah adalah penting dalam tahap ini yang berisi
keterangan/informasi mengenai lokasi habitat yang disampling. Pemberian keterangan
pada kertas label dapat dilakukan diatas kertas kalkir/khusus yang ditulis dengan
menggunakan pensil atau tinta india agar keterangan tersebut tidak luntur karena
larutan pengawet alcohol. Isi/keterangan dari labelling itu dapat dilihat pada gambar…
Tanggal pengambilan sampel:
Tipe badan,riffleI atau lubuk:
Nama sungai, kota:
Bagian hulu/hilir sungai:
Ulangan ke :

Gambar 1.1 Contoh isi dari kertas label yang dilekatkan atau dimasukkan dalam
keller/toples plastik.
Bentos disortir/dipisahkan dari cuplikan sampel dengan menggunakan pinset yang
berujung runcing. Pengamatan sampel dilakukan dengan menggunakan mikroskop
stereo dengan pembesaran 6X-10X124. Seluruh sampel yang ada diletakkan pada sebuah
nampan plastik yang berwarna putih atau cawan pertri.
Bentos yang nampak di mikroskop dengan pinset untuk selanjutnya dimasukkan dalam
botol flakon yang telah berisi larutan alkohol 70%. Pengambilan cuplikan sampel baru
hanya boleh dilakukan sampai dapat dipastikan bahwa bentos tersebut telah tersortir
semuanya. Beberapa serangga air dan cacing Oligochaeta mungkin berukuran sangat
kecil dan harus turut diambil.

Gambar 1.2 lokasi pengambilan sampling dengan metoda transek

Gambar 1.3 jala surber


ANALISIS DATA
Data hasil pencacahan dan identifikasi mikroalga disajikan dalam bentuk tabel. Tabel ini
memuat : jenis, jumlah individu masing-masing jenis, total individu dan hasil perhitungan
model matematikanya (indeks diversitas; indeks saprobic; indeks kesamaan).
PENGUKURAN KERAGAMAN
Secara kuantitatif, kondisi lingkungan secara biologi ditentukan dengan nilai indeks diversitas
(keanekaragaman). Penggunaan indeks diversitas ini didasarkan pada konsep bahwa struktur
komunitas yang normal diperkirakan akan berubah dengan adanya gangguan (perturbasi)
lingkungan. Derajat perubahan dari struktur komunitas ini dapat digunakan untuk
memperkirakan intesitas stress di lingkungan yang terjadi.
Beberapa konsep keragaman yaitu :
5. Indeks Keanekaragaman (Diverity Index),
6. Indeks Dominansi (Dominance Index),
7. Indeks kemerataan (Evennes Index), dan
8. Indeks Kesamaan (similarity index)
4. Indeks Keanekaragaman (Diverity Index), Magurran (1988) memberikan istilah lain
terhadap konsep ini, yaitu dengan sebutan “spesies abundance” atau “kelimpahan jenis”.
Indesk Diversitas Shannon – Wiener, Indeks ini merupakan indeks keanekaragaman yang
relatif paling dikenal dan paling banyak digunakan. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung indeks ini adalah persamaan Shannon-Wiener :
H’ = -∑ (n1/N log n1/N)
Dimana :
H’ = indeks diversitas Shannon – Wiener
Ni = jumlah individu jenis ke-1
N = jumlah total data individu
Umumnya, diversitas spesies yang tinggi dengan dominasi yang rendah akan memiliki
produktivitas yang rendah namun stabil.
Suatu sistem dikatakan stabil secara ekologis bila struktur dan fungsiya kurang lebih sama
dari tahun ke tahun.

Tabel . Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Indeks Diversitas Shannon-Wiener


No Indeks Diversitas Kualitas Pustaka
1 >3 Air bersih
1–3 Setengah tercemar Wilha (1975)
<1 Tercemar berat
2 3,0 – 4,0 Tercemar sangat ringan
2,0 – 3,0 Tercemar ringan Wilha (1975)
1,0 – 2,0 Setengah tercemar
3 2,0 Tidak tercemar
2,0 – 1,0 Tercemar ringan Lee, dkk (1975)
1,5 -1,0 Tercemar sedang
<1,0 Tercemar berat

5. Indeks Dominansi (Dominance Index),


Indeks Simpson merupakan indeks dominansi yang memiliki nilai tinggi maksimum 1,
yang didapat jika hanya terdapat spesies tunggal. Indeks ini digunakan untuk mengetahui
kompleksitas suatu komunitas. Indeks ini berkisar antara 0 – 1.
Rumus indeks Dominansi Simpson :
D = ∑ (n1/N)2 I=1–D
D = Indeks Dominasi Simpson
(resiprok Indeks Diversitas simpson)
I = Indeks Diversitas Simpson
N1 = Jumlah individu jenis ke – 1
N = Jumlah total individu

Hubungan Indeks Diversias Simpson (I) dengan Tingkat Pencemaran Perairan (Odum, 1971)
Indeks diversitas simpson Tingkat pencemaran perairan

>0,8 Tercemar ringan


0,6 – 0,8 Tercemar sedang
<0,6 Tercemar berat

6. Indeks Kemerataan (Evenness Index)


Kemerataan menunjukkan kelimpahan relative dari suatu species dalam sebuah komunitas.
Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut
mempunyai nilai “EVENNESS” maksimum. Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil,
maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominan, sub-dominan dan jenis yang
terdominasi, maka komunitas tsb memiliki “EVENNES” minimum.

LAMPIRAN
Lembar Pengambilan dan Identifikasi Plankton dan Bentos
Modul VII

Nama/ Kelompok : .................................

Tanggal : ................................
1. PENGUKURAN DATA KUALITAS LINGKUNGAN

Nama Titik Koordinat Tanggal Sampling: Jam:………………..


Lokasi ………………………
Hari:…………… WIB/WITA/WIT
Nama Nama Pengambil Cuaca saat pengambilan Kode Sampel :
titik Sampel : sampel
sampel
1. 1. Hujan lebat 1. AIR
……………………………………
2. 2. Hujan Sedang …………………………………………
……………………………………
3. 3. Gerimis …………………………………………
……………………………………
4. 4. Mendung 2. Biota Perairan
……………………………………
5. 5. Cerah …………………………………………
……………………………………
6. …………………………………………
……………………………………
…………………………………………
3. Lain-lain
…………………………………………
…………………………………………

- Parameter Kualitas Air


Kond Suhu Turbiditas ORP TDS
No Kode pH uS/em 0C NTU Volt Mg/l Keterangan

Suhu Udara:…………………..0C
Pengukur :……………………

- Asal sungai
a). Sumber mata air b). Danau/Bendung/Waduk c). Sungai d). Campuran
f). lainnya ……………………………………………………

- Kondisi Habitat sungai/danau/waduk dan sebagainya Tingkat kekeruhan

[ ] Jernih [ ] Agak Keruh [ ] Keruh [ ] Gelap

- Tipe Habitat

[ … %] Pasir-lumpur-kotoran [ ….%] gravel-cobble


[ …%] Bedrock
[ …%] Serasah kayu kecil [ …%] serasah kayu besar
[ …%] tanaman air
[ ] jeram [ ] lubuk

- Cara memperoleh sampel ;


[ ] Berendam [ ] Dari pinggir [ ] Dari perahu

- Kondisi Karakteristik Biota Dominan Terlihat


1. Lama nya waktu sampling :

- Bentos ……………. menit/jam


2. Alat yang digunakan selama sampel :
Bentos

2. LEMBAR PENGAMATAN PLANKTON


3. BENTOS

Lama Luas area


No Kode Lokasi waktu Habitat yang di yang di Alat Kedalaman
Sampling sampling sampling sampling sampling air (cm/m)
(mnt) (m) atau m2

LEMBAR REKAMAN DATA IDENTIFIKASI BENTOS

Tracking No : Transect : Ukuran saringan :


Stream ID No : Tipe sampler :
Tanggal Koleksi : Tipe habitat :
Collector :

NO Taxa Family Jumlah Stadium


Trichoptera

Plecoptera

Ephemeroptera

Coleoptera
NO Taxa Family Jumlah Stadium
Hemiptera

Megaloptera-
Neuroptera
NO Taxa Family Jumlah Stadium
Diptera-
Chironomida
e

Odonata

Diptera lainya

Hirudinea

Oligochaeta

Molusca

Taxa lainya

Crustacea

Jumlah total

18

Anda mungkin juga menyukai